Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kemajuan sebuah negara bisa dilihat dari maraknya pembangunan di negara tersebut,
pembangunan ini berkaitan dengan berbagai aspek seperti aspek sember daya manusia (yakni
orang-orang yang terlibat didalamnya mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan) dan
pembiayaan, dimana kedua aspek ini menjadi syarat pembangunan menuju suatu proses
perubahan. Namun jika perhatikan pembangunan di Indonesia kini kian melambat salah satu
faktornya adalah korupsi.

Korupsi kini menjadi salah satu masalah utama dalam dunia birokrasi di Indonesia dan Dunia,
kasus-kasus korupsi telah banyak menyeret aktor-aktor politik yang berperan didalamnya, dan
para koruptor ini bukan lain adalah mereka yang berkedudukan sebagai Pejabat Daerah/Negara,
Para Wakil Rakyat, dan Para Menteri Negara yang harusnya mereka inilah yang menjadi
pembuat dan pelaksana kebijakan untuk kemajuan daerah atau negaranya, namun disia-siakan
dengan perbuatan tidak terpuji tersebut sehingga mengurangi bahkan menghilangkan
kepercayaan publik kepada pemimpinnya sendiri.

Dengan seseorang melakukan korupsi berarti ia mencoba untuk mengotori nama baiknya,
keluarganya, asalnya, dan mungkin juga negaranya, korupsi ini adalah suatu tindakan yang
menunjukan sisi keserakahan seorang manusia, korupsi menunjukan betapa manusia itu tidak
pernah puas akan apa yang sudah dimilikinya, dan korupsi menunjukan sifat egois dari manusia
itu sendiri, karena ia tidak mau berbagi dan terus mengumpulkan hartanya dengan cara-cara yang
tidak mulia.

1.2.Tujuan
1.Mengetahui pengertian korupsi
2.Mengetahui ciri-ciri orang korupsi
3.Mengetahui factor-faktor korupsi
4.Mengetahui contoh korupsi

1.3.Rumusan Masalah
1.Apa itu korupsi?
2.Apa saja faktor-faktor korupsi?
3.Apa saja ciri-ciri korupsi?
4.Apa saja contoh korupsi?
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Korupsi

Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok.Korupsi adalah suatu kejahatan yang luar biasa,
maka metode pemecahannya tidak bisa dipakai dengan cara-cara konvensional.Banyak para ahli
yang mencoba merumuskan korupsi, yang jika dilihat dari struktrur bahasa dan cara
penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya mempunyai makna yang sama. Kartono
(1983) memberi batasan korupsi sebagi tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan
jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara. Jadi
korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi,
salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan
kekuatan kekuatan formal (misalnya denagan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk
memperkaya diri sendiri.

2.2.Faktor Terjadinya Korupsi

1.Sifat tamak/rakus manusia

2.Gaya hidup konsumtif

3.Moral yang kurang kuat

2.3.Ciri-ciri Korupsi

-Ciri korupsi selalu melibatkan lebih dari dari satu orang. Inilah yang membedakan antara
korupsi dengan pencurian atau penggelapan.

-Ciri korupsi pada umumnya bersifat rahasia, tertutup terutama motif yang melatarbelakangi
perbuan korupsi tersebut.

-Ciri korupsi yaitu melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik. Kewajiban dan
keuntungan tersebut tidaklah selalu berbentuk uang.

-Ciri korupsi yaitu berusaha untuk berlindung dibalik pembenaran hukum.

-Ciri korupsi yaitu mereka yang terlibat korupsi ialah mereka yang memilikikekuasaan atau
wewenang serta mempengaruhi keputusan-keputusan itu.
2.4.Contoh korupsi

-Mengambil uang rakyat untuk kepentingan sendiri

-Membuat hasil laporan keuangan palsu

-Berkata bohong

-Menitip absen

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1.Gambaran umum korupsi di Indonesia

Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-an bahkan sangat mungkin
pada tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 24 Prp 1960 yang
diikuti dengan dilaksanakannya “Operasi Budhi” dan Pembentukan Tim Pemberantasan Korupsi
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 228 Tahun 1967 yang dipimpin langsung oleh Jaksa
Agung, belum membuahkan hasil nyata.Pada era Orde Baru, muncul Undang-Undang Nomor3
Tahun 1971 dengan “Operasi Tertib”yang dilakukan Komando Operasi Pemulihan Keamanan
dan Ketertiban (Kopkamtib), namun dengan kemajuan iptek, modus operandi korupsi semakin
canggih dan rumit sehingga Undang-Undang tersebut gagal dilaksanakan. Selanjutnya
dikeluarkan kembali Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999.Upaya-upaya hukum yang telah
dilakukan pemerintah sebenarnya sudah cukup banyak dan sistematis. Namun korupsi di
Indonesia semakin banyak sejak akhir 1997 saat negara mengalami krisis politik, sosial,
kepemimpinan, dan kepercayaan yang pada akhirnya menjadi krisis multidimensi. Gerakan
reformasi yang menumbangkan rezim Orde Baru menuntut antara lain ditegakkannya supremasi
hukum dan pemberantasan Korupsi, Kolusi & Nepotisme (KKN). Tuntutan tersebut akhirnya
dituangkan di dalam Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 & Undang-Undang Nomor 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih & Bebas dari KKN.

3.2.Contoh kasus korupsi di Indonesia

Artikel yang telah berusia lebih dari 20 tahun ini bercerita tentang bagaimana keluarga Soeharto
membangun kekayaannya berbasis kolusi dan nepotisme, membuat keluarga ini diduga sebagai
keluarga terkaya di seluruh Asia.Saat Richard menulis artikelnya, harta kekayaan Soeharto
berdasarkan taksiran CIA pada 1989 sebesar USD 30 miliar. Jika gunakan kurs Rp 13.000, nilai
saat ini mencapai Rp 390 triliun. Kekayaan ini berpusat di 4 anak Soeharto, Tutut, Bambang,
Tommy and Sigit, membuat mereka masuk dalam daftar 13 orang Indonesia non-peranakan
terkaya saat itu.Kasus penggelembungan kontrak pengadaan alat telepon menjadi dua kali lipat
demi mencegah perseteruan antara Tutut Soeharto yang bermain untuk AT&T dengan Tommy
Soeharto yang berkongsi dengan perusahaan Jepang Nec dan Sumitomo hanyalah satu contoh
dari sekian banyak fakta bagaimana proyek pemerintah dan perekonomian dikelola dengan
semangat nepotisme di lingkaran keluarga Cendana.Hingga saat ini, 20 tahun setelah Soeharto
tumbang, meski jumlah kekayaannya sudah berkurang jauh, 3 anak Soeharto masih termasuk
dalam jajaran orang terkaya Indonesia walau posisi mereka bukan lagi pamuncak.Dalam
peringkat orang terkaya Indonesia 2018, Tommy Soeharto, yang kini paling kaya di antara putra-
putri Soeharto berada di peringkat ke-60 dengan taksiran kekayaan mencapai USD 670 juta atau
sekitar Rp 9,7 triliun. Sebagian besar kekayaan itu ditenggarai terkumpul berkat kontrak bisnis di
masa lalu yang ia peroleh berkat statusnya sebagai anak penguasa.Berikut kita akan melihat
beberapa contoh kasus bagaimana kekayaan Tommy Soeharto itu terkumpul.

#1 Monopoli perdagangan cengkih

Di masa lampau, salah satu sumber kekayaan Tommy Soeharto berasal dari monopoli cengkih
yang diberikan ayahnya melalui Keputusan Presiden Nomor 20 tahun 1992 dan Instruksi
Presiden Nomor 1 Tahun 1992. Kepres dan Inpres cengkih ini menetapkan Badan Penyangga
dan Pemasaran Cengkih (BPPC) sebagai lembaga pemegang monopoli perniagaan cengkih.
Petani wajib menjual cengkih ke BPPC dan perusahaan di Indonesia hanya boleh membeli
cengkih via BPPC.Lucunya BPPC didirikan oleh 3 lembaga, salah satunya adalah perusahaan
milik Tommy Soeharto, PT Kembang Cengkih Nasional.Bukan saja dihadiahi monopoli, BPPC
juga mendapatkan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) melalui Bank Bumi Daya senilai Rp
759 miliar.Monopoli perdagangan cengkeh oleh Tommy Soeharto melalui BPCP dinilai
merugikan petani sebab uang hasil penjualan yang seharusnya dinikmati petani diduga disunat
BPCP. Menurut dugaan, Tommy Soeharto mendapat untung hingga Rp 1,4-Rp 1,7 triliun dari
skema ini.Monopoli cengkeh yang merugikan petani ini sempat diproses hukum pada 10 tahun
lampau namun kandas oleh surat disposisi perintah penghentian penyidikan dari Jaksa Agung
Muda Pidana Khusus Kejaksaan Agung Marwan Effendy tanpa alasan yang jelas.

#2 Meraup untung rente Ekspor-Impor minyak

Pada masa kekuasaan Soeharto, Pertamina mengimpor BBM dan mengekspor minyak
mentahnya melalui Perta Oil Marketing dan Permindo Oil Trading. Tommy Soeharto dan
Bambang menguasai porsi saham yang besar di dua perusahan ini sejak pertengahan
1980an.Menurut mantan Menteri Pertambangan dan Energi Subroto, Pertamina seharusnya bisa
melakukan ekspor-impor minyak secara langsung tanpa melalui perantara.Pada 1997-1998, dua
perusahan ini menangani 500 ribu barel per hari ekspor-impor minyak Pertamina dan meraup
untung dari komisi tahunan hingga 50 juta dollar. Ini belum termasuk keuntungan hasil mark-
up. Diberitakan Times, rekan bisnis Tommy dan Bambang di industri migas mengaku dari bisnis
ekspor-impor minyak itu Tommy dan Bambang mendapat tambahan pendapatan dari mark up
harga sekitar 200 juta dolar per tahun pada era booming minyak 1980an, dan sekitar 100 juta
dolar per tahun pada era 1990an.
#3 Mobil Timor

Juli 1996, Tommy Soeharto meluncurkan Sedan Timor, merek proyek mobil nasional meski
seutuhnya merupakan sedan build-up dari KIA Motors Korea. Nama aslinya KIA Sephia.
Peluncuran Timor ini terjadi hanya 2 bulan setelah wafatnya Ibu Tien Soeharto, 28 April
1996.Ironi, beredar rumor kematian Ibu Tien itu akibat diterjang peluru dalam pertikaian Tommy
Soeharto dan Bambang Trihatmodjo berebut proyek mobil nasional.Mantan Kapolri Jenderal
Sutanto sudah membantah rumor itu dan mengaku Ibu Tien meninggal karena serangan jantung.
Namun publik tak mudah percaya kepada kisah yang keluar dari mulut Jenderal Orde
Baru.Terlepas dari benar atau tidaknya kematian Ibu Tien karena diterjang peluru salah satu
putranya, Tommy dan Bambang memang berseteru dalam proyek mobil nasional.Peluncuran
Timor alias KIA Sephia 2 bulan lebih awal kabarnya untuk mencegah didahului Bambang
Trihatmodjo dengan Bimantara Nanggala dan Cakra yang juga diklaim sebagai mobil nasional.
Jika Timor aslinya KIA Sepphia, "mobil nasional" Bambang juga sebenarnya Hyundai Accent.
Ini pertarungan sesama Korea di belakang anak-anak Soeharto. Seperti pertarungan AT & T
Amerika Serikat dan Sumitomo Jepang dalam pengadaan alat telekomunikasi di belakang Tutut
dan Bambang.Seperti dalam tata niaga Cengkeh, Tommy Soeharto melalui PT Timor Putra
Nasional, anak perusahaan Humpuss mendapat proyek mobil nasional melalui penunjukan
langsung. Soeharto terlebih dahulu mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1996
tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional. Ternyata yang dimaksudkan sebagai
pembangunan industri mobil nasional adalah kerjasama dagang antara putra bungsunya dengan
perusahaan Korea Selatan.Untuk membantu PT Timor Putra Nasional memenangkan persaingan
dagang di pasar mobil tanah air, Soeharto menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun
1996 tentang Pembebasan Bea Masuk Komponen Impor.Berbekal Kepres 42/1996 ini, Tommy
Soeharto bisa menjual Timor separuh harga dibandingkan mobil sejenis. Timor bisa diperoleh
dengan harga Rp 37 juta, sementara harga Corolla, salah satu pesaingnya Rp 76 juta. Saat itu
yang bisa menyaingi harga Sedan Timor hanya mobil Korea yang diimpor kakak sekaligus
saingan Tommy, Bambang, yaitu sedan Cakra yang dijual dengan harga sekitar Rp 40 juta.Pada
22 April 1998, oleh pengaduan Jepang, Dispute Settlement Body WTO memutuskan bahwa
program mobnas Indonesia melanggar asas perdagangan bebas sebab menciptakan monopoli
bagi perusahaan mobil Korea Selatan. Seiring tumbangnya Soeharto, sedang Timor pun tak lagi
berstatus mobil nasional dan kehilangan hak istimewanya.

#4 Tukar Guling PT Goro Batara Sakti dan Bulog

Skandal Tommy Soeharto bersama PT Goro Batara Sakti mungkin salah satu skandal Tommy
Soeharto yang paling terkenal. Selain karena kasus ini berujung pada penembakan Hakim Agung
Syaifuddin Kartasasmita; juga karena peradilan terhadap PT Goro Batara Sakti adalah rangkaian
panjang beberapa peradilan berbeda. Ada peradilan pidana korupsi yang terjadi pada 1999-2000,
yang berlanjut di tingkatan kasasi hingga 2011. Ada peradilan perdata yang hingga tingkat kasasi
MA baru berakhir pada 2015; ada pula gugatan pailit pada 2004.Kasus tukar guling yang
merugikan negara 96 miliar (nilai 20 tahun lalu) bahkan berekor panjang hingga 2018 ini sebab
salah satu terpidananya, Hokiarto yang melarikan diri sejak 2011 baru berhasil ditangkap pada
2017 dan kini dieksekusi penjara di Cipinang. Baru pada Mei 2018 lalu, Seksi Tindak Pidana
Khusus Kejaksaan Negeri Jakarta Utara berhasil melakukan penagihan dan eksekusi pidana uang
pengganti sebesar Rp. 32,5 miliar atas Hokiarto.
Dalam Keputusan Mahkamah Agung Nomor 886 K/Pdt/2015 dijelaskan bahwa kasus ini
bermula ketika Kabulog Beddu Amang pada 17 Februari 1995 membuat Memorandum of
Understanding (MoU) dengan Tommy Soeharto selaku Komisaris Utama PT. Goro Batara Sakti.
MoU itu terkait ruislag (tukar guling) Kompleks Pergudangan Bulog (sebidang tanah, gedung
kantor, dan gudang seluas + 50 Ha) di Kelapa Gading Jakarta Utara dengan tanah seluas + 125
Ha di kawasan dengan peruntukan pergudangan yang ketika itu diklaim milik PT. Goro Batara
Sakti.MoU Beddu Amang dan Tommy dilanjutkan dengan surat Beddu Amang kepada Menkeu
Marie Muhamad disertai MoU Kabulog dan Menkeu yang salah satu poinnya menyatakan
menurut Presiden Soeharto ruislag tersebut dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan PT.
Goro Batara Sakti.Menkeu pun mengirim surat kepada Presiden Soeharto pada 31 Juli 1995 yang
kemudian mendapat balasan dari Presiden melalui Mensesneg pada 11 Oktober 1995 yang
menjelaskan bahwa Presiden Soeharto menunjuk PT. Goro Batara Sakti sebagai pelaksana
ruislag dengan Bulog.Oleh adanya dugaan korupsi ruislag Bulog-PT Goro, pada 19/2/1999,
Beddu Amang, Tommy Soeharto, dan Richardo Gelael (Dirut Goro) jadi terdakwa. Namun PN
Jaksel pada 14 Oktober 1999 membebaskan Tommy dan Richardo dengan alasan tidak
ditemukan bukti-bukti kuat. Atas putusan ini, Jaksa Penuntut Umum mengajukan kasasi.Di
tingkat kasasi, pada 22 September 2000, Majelis Agung Mahkamah Agung, yang diketuai M
Syafiuddin Kartasasmita memutuskan menghukum Tommy dan Gelael masing-masing 18 bulan
penjara dan denda Rp30,6 miliar.Tommy Soeharto melawan keputusan ini, mengajukan PK pada
30 Oktober 2002 dan mengajukan grasi kepada Presiden Abdurrahman Wahid pada 3 Oktober
2000.Gus Dur menolak grasi Tommy Soeharto pada 2 November 2000, 2 hari kemudian JPU
hendak mengeksekusi penahanan Tommy. Gaga! Tommy telah melarikan diri. Ia menjadi
buronan.Untuk kasus korupsi tukar guling Bulog-Goro, Tommy kemudian dinyatakan tak
bersalah oleh putusan Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung pada 1 Oktober 2001. Banyak
orang menilai keputusan ini merupakan bentuk 'tukar guling' agar Tommy mau menyerahkan
diri.

#5 Pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita

Pada 26 Juli 2001, Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita tewas tertembak.Pada 6 Agustus
2001, dalam pengejaran terhadap Tommy Soeharto (terkait status DPO atas kasus korupsi tukar
guling Bulog-PT Goro) polisi berhasil menemukan rumah yang disewa Tommy selama masa
pelariannya. Rumah itu terletak di Jalan Alam Segar III No. 23, Pondok Indah, Jakarta
Selatan.Ketika digeledah, polisi menemukan 13 telepon genggam yang dirangkai dengan bom;
74 batang dinamit yang juga sudah dirangkai puluhan bom; satu pucuk pistol kaliber 32; dua
senapan jenis M-16; tiga kotak peluru kaliber 22; beberapa granat jenis manggis; sejumlah rompi
dan jaket anti peluru; serta 10 sarung tangan dan satu borgol. Polisi juga menemukan sejumlah
dokumen yang mengaitkan hubungan Tommy Soeharto dengan Gerakan Aceh Merdeka.Hasil
penggeledahan ini membuat polisi menduga Tommy Soeharto terlibat pembunuhan Hakim
Agung Syafiuddin dan sejumlah aksi peledakan bom di Jakarta.Pada 7 Agustus 2001, polisi
tangkap Mulawarman dan Noval Hadad, dua tersangka penembak Hakim Agung Syafiuddin
Kartasasmita yang mengaku membunuh atas perintah Tommy Soeharto. Dua hari kemudian
Polda Metro Jaya mengumumkan perintah tembak di tempat atas Tommy Soeharto.Tommy
berhasil ditangkap pada 28 November 2001 di Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Pada 26 Juli 2002, PPN Jakpus memvonisnya 15 tahun penjara sebab terbukti memerintahkan
pembunuhan Hakim Agung Syafiudddin Kartasasmita.Pada 6 Juni 2005, MA menolak
permohonan PK Tommy Soeharto namun juga memutuskan mengurangi masa hukuman penjara
Tommy Soeharto jadi 10 tahun penjara. Setelah mendekam di penjara selama 6 tahun, Tommy
bebas bersyarat pada 30 Oktober 2006.Masih banyak catatan kelam Tommy Soeharto yang akan
terlampau panjang jika dijabarkan semuanya.Kini Tommy Soeharto Ketua Partai Berkarya, salah
satu peserta pemilu 2019. Dalam pilpres 2019, Partai yang kepengurusannya berisi anak-cucu
dan loyalis Soeharto ini berbaris di kubu Prabowo Subianto.Sepertinya keluarga Cendana
memiliki posisi tawar yang besar di kubu Prabowo-Sandiaga, tampak dengan munculnya narasi
kembali ke masa Orde Baru yang kian santer disuarakan tokoh-tokoh koalisi, termasuk oleh elit-
elit Partai Gerindra.Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mungkin saja diuntungkan oleh
dukungan Tommy Soeharto dan para loyalis Cendana melalui Partai Berkarya. Selain kanalisasi
suara pemilu Partai Berkarya ke Prabowo-Sandiaga dalam pilpres dan dukungan sumber daya
manusia, mungkin saja Tommy dan Partai Berkarya membawa pula bala bantuan logistik ke
dalam koalisi.Namun di sisi lain, kehadiran Partai Berkarya membantah sendiri narasi yang
kerab Prabowo Subianto teriakkan dengan lantang, yaitu perlawanan terhadap oligarki bisnis
yang memanfaatkan kekuasaan sebagai sumber rente ekonomi. Bagaimana bisa Prabowo
menjanjikan kebebasan Indonesia dari oligarki bisnis perampok rente ekonomi sememtara kereta
yang ia tumpangi menuju kekuasaan digerakkan oleh para oligarki itu?Adalah kecemasan yang
masuk akal bahwa jangan-jangan jika berkuasa nanti, Prabowo mengambil alih peran Soeharto,
menjadikan kekuasaannya sebagai alat bagi-bagi proyek dan hak istimewa dalam bisnis bagi
keluarga Cendana dan orang-orang dekatnya. Mungkin bukan oleh kemauan Prabowo sendiri
melainkan sebagai konsesi, balas jasa atas dukungan politik yang ia peroleh menuju kekuasaan.
Bagaimana pun, politik borjuis adalah take and give. Ketika aktor-aktor kunci politik adalah para
pengusaha kakap, apalagi yang mereka harapkan selain rente dari kekuasaan itu?

3.3.Kebijakan pemerintahan dalam pemberantasan korupsi

Mewujudkan keseriusan pemerintah dalam upaya memberantas korupsi, Telah di keluarkan


berbagai kebijakan. Di awali dengan penetapan anti korupsi sedunia oleh PBB pada tanggal 9
Desember 2004, Presiden SBY telah mengeluarkan instruksi Presiden Nomor 5tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, yang menginstruksikan secara khusus Kepada Jaksa
Agung Dan Kapolri:

-Mengoptimalkan upaya – upaya penyidikan/Penuntutan terhadap tindak pidana korupsi untuk


menghukum pelaku dan menelamatkan uang negara.

-Mencegah & memberikan sanksi tegas terhadap penyalah gunaan wewenang yg di lakukan oleh
jaksa (Penuntut Umum)/ Anggota polri dalam rangka penegakan hukum.

-Meningkatkan Kerjasama antara kejaksaan dgn kepolisian Negara RI, selain denagan
BPKP,PPATK,dan intitusi Negara yang terkait denagn upaya penegakan hukum dan
pengembalian kerugian keuangan negara akibat tindak pidana korupsi

Kebijakan selanjutnya adalah menetapkan Rencana aksi nasional Pemberantasan Korupsi


(RAN-PK) 2004-2009. Langkah – langkah pencegahan dalam RAN PK di prioritaskan pada:
-Mendesain ulang layanan publik .

-Memperkuat transparasi, pengawasan, dan sanksi pada kegiatan pemerintah yg


berhubungan Ekonomi dan sumber daya manusia.

-Meningkatkan pemberdayaan pangkat – pangkat pendukung dalam pencegahan korupsi.

BAB 4

PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Dari kasus diatas yang telah kami sajikan,dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaaan) dan
sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain serta selalu mengandung unsur
“penyelewengan” atau dishonest (ketidakjujuran).Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde
Lama sekitar tahun 1960-an bahkan sangat mungkin pada tahun-tahun sebelumnya.Korupsi di
Indonesia semakin banyak sejak akhir 1997 saat negara mengalami krisis politik, sosial,
kepemim-pinan dan kepercayaan yang pada akhirnya menjadi krisis multidimensi.Rakyat kecil
umumnya bersikap apatis dan acuh tak acuh. Kelompok mahasiswa sering menanggapi
permasalahan korupsi dengan emosi dan demonstrasi.

4.2.Saran

1.Perlu dikaji lebih dalam lagi tentang teori upaya pemberantasan korupsi di Indonesia agar
mendapat informasi yang lebih akurat.

2.Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya di dalam
kehidupan sehari-hari.

3.Perlu diadakannya pendidikan anti korupsi sejak kecil agar bisa ditanamkan sifat antikorupsi
sejak kecil.

4.3.Rekomendasi untuk mengatasi masalah tersebut

1.Menanamkan pendidikan antikorupsi sejak dini

2.Hukuman mati bagi pelaku korupsi

3.Tidak memberikan keringanan pada pelaku agar si pelaku mendapat efek jera

Anda mungkin juga menyukai