Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PELAKSANAAN HARGA DIRI RENDAH DAN PERILAKU

KEKERASAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa


Dosen Pembimbing : Ns. Engla Ratih Pratam, M. Kep

DI SUSUN OLEH:

SETIAWAN
1811142010243

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


( STIKes ) YARSI SUMBAR
BUKITTINGGI
2019
STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)


A. Kondisi Klien
DO :
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ mengahiri kehidupan, poduktifitas
menurun, ceBapak dan takut
DS :
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-
apa, mengkritik diri sendiri., klien mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri, klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap
sesuatu/ seseorang
B. Diagnosa Keperawatan: harga diri rendah
C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang
dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih
D. Tindakan Keperawatan
1. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang Masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan
dilatih
4. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum. Boleh Saya kenalan dengan
Bapak? Nama Saya Setiawan boleh panggil Saya Ayang Saya
Mahasiswa Stikes Yarsi, Bukittinggi, Saya sedang praktik di sini
dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau
boleh Saya tahu nama Bapak siapa dan senang dipanggil dengan
sebutan apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana tidurnya tadi
malam? Ada keluhan tidak?”
c. Kontrak
“Bagaimana , kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai
kegiatan mana yang masih dapat bapak lakukan di rumah sakit.
Setelah kita nilai ,kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih “
“Dimana kita duduk untuk bincang-bincang? bagaimana kalau di
ruang tamu Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit saja?
2. Kerja
“ Bapak ,apa saja kemampuan yang bapak miliki ? Bagus ,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa
Bapak lakukan ? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa?
Mencuci piring ……….dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Bapak
miliki”.
“ Bapak dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang Masih
dapat dikerjakan di rumah sakit ?
Coba kita lihat, yang pertama bisakah ,yang kedua………sampai 5
(misalnya ada 3 yang Masih bisa dilakukan).Bagus sekali ada 3
kegiatan yang Masih bisa kerjakan di rumah sakit ini.
“Sekarang ,coba Bapak pilih satu kegiatan yang Masih bisa dikerjakan
di rumah sakit ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur?
Kalau begitu,bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat
tidur Bapak”. Mari kita lihat tempat tidur Bapak ya.
Coba lihat ,sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan
dulu bantal dan n selimutnya.bagus!Sekarang kita angkat spreinya dan
kasurnya kita balik.”Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya ,kita mulai
dari atas ya bagus! Sekarang sebelah kaki ,tarik dan Bapakukkan ,lalu
sebelah pinggir Bapakukkan .Sekarang ambil bantal,rapikan dan
letakkan di sebelah atas kepala. Mari kita lipat selimut ,nah letakkan
sebelah bawah kaki ,bagus!”
“Bapak sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan ?Bagus”
“ Coba Bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri)
kalau Bapak lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan
bisa melakukan ,dan T ( tidak) melakukan .
3. Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapikan tempat tidur ? yach?, Bapak ternyata banyak memiliki
kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya , merapikan tempat tidur , yang sudah Bapak
praktekkan dengan baik sekali
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus
sekali..
“Sekarang ,mari kita Bapakukkan pada jadual harian . Bapak,Mau
berapa kali sehari merapikan tempat tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-
pagi jam berapa? Lalu sehabis istirahat ,jam 16.00”
“ Coba Bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri)
kalau Bapak lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan
bisa melakukan ,dan T ( tidak) melakukan .
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak Masih
ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain
merapikan tempat tidur? Ya bagus,cuci piring …. Kalau begitu kita
akan latihan mencuci piring besok ya jam 08.00 pagi di dapur sehabis
makan pagi
Sampai jumpa ya…Assalamu’alaikum
STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2)
A. Kondisi
DO : Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
DS : Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah
C. Tujuan
Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki yang lain (yang belum dilakukan)
D. Tindakan Keperawatan.
Klien dapat merencanakan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan.
2. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
3. Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan dirumah
sakit
4. Bantu klien melakukannya, kalau perlu beri contoh
5. Beri pujian atas kegiatan dan keberhasilan klien
6. Diskusikan jadwal kegiatan harian atau kegiatan yang telah dilatih
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi :
“assalammua ‘laikum, Bapak… Masih ingat saya??? baguss
Bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah tampak gembira”
“ Bagaimana Bapak, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore
kemarin tadi pagi ? Bagus ( kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu
lagi ),
Sekarang kita akan latihan kemampuan kedua, Masih ingat apa
kegiatan itu Bapak “Ya benar kita akan latihan memcuci piring
didapur ruangan ini”
“Waktunya 10 menit, mari kita ke dapur”

2. Kerja :
“Bapak, sebelum kita memcuci piring kita perlu siapkan dulu
perlengkapanya, yaitu serabut tepes untuk membersikan piring, sabun
khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas, Bapak bisa
mneggunakan air yang mengalir dari kran ini, oh ya jangan lupa
sediakan tempat sampah untuk membuang sisa – makanan.
“sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring
koto, lalu buang dulu sisa makanan yang ada dipiring tersebut
ketemapat sampah, kemudian Bapak bersikan piring tersebut dengan
menggunakan sabut tepes yang sudah diberikan sabun pencuci piring,
setelah selesai disabuni bilas dengan menggunakan air bersih sampai
tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut, setelah itu Bapak
bisa mengkeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah
tersedia didapur, nah selesai
“sekarang coba Bapak yang melakukan”
“Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik,
sekarang dilap tanganya

3. Terminasi :
“bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring”
Coba ulangi cara mencuci piring…baguss
“ bagaimana kalau kegiatan cuci piring ini diBapakukan menjadi
kegiatan sehari – hari Bapak. mau berapa kali Bapak mencuci piring ?
bagus sekali Bapak mencuci piring tiga kali setelah makan”
“besok kita akan latihan untuk kemampuan ke tiga, setelah merapikan
tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu ? ya
benar kita akan latihan mengepel”
“mau jam berapa? Sama dengan sekarang ?
sampai jumpa…Assalamu’alaikum

STRATEGI PELAKSANAAN
PERILAKU KEKERASAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Saat pengkajian dilakukan, diperoleh data bahwa klien mengatakan
bahwa klien pernah melakukan tindak kekerasan. Klien mengatakan
sering merasa marah tanpa sebab. Saat menceritakan kondisinya, klien
tamBu tegang. Pada saat berbicara dengan perawat klien menggunakan
bahasa dan kata-kata kasar saat klien mengungkapkan kemarahannya.
Mata klien terlihat melotot dan pandangannya terlihat tajam. Klien
berbicara dengan nada tinggi, tangan mengepal dan setengah berteriak.
2. Diagnosa Keperawatan :
Perilaku kekerasan
3. Tujuan Tindakan Keperawatan :
a. Tujuan Umum
Klien dapatmengontrol atau mencegah perilaku kekerasan secara
fisik
b. Tujuan Khusus
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
 Klien dapat mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan
 Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan
yang dilakukan
 Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
 Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
 Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku
kekerasan fisik 1: teknik nafas dalam
 Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan
harian.
4. Tindakan Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan marahnya
c. Bantu klien mengungkapkan penyebab perilaku kekerasan
d. Bantu klien mengungkapkan tanda gejala perilaku kekerasan yang
dialaminya
e. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan selama
ini
f. Diskusikan dengan klien akibat negative (kerugian) cara yang
dilakukan pada diri sendiri, orang lain/keluarga, dan lingkungan
g. Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan secara
fisik : teknik napas dalam
h. Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan didalam jadwal kegiatan
harian
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
P :Selamatpagi .Perkenalkan nama saya Setiawan, panggil saja saya
Ayang. Saya adalah mahasiswa dari Stikes Yarsi Bukittinggi. Nama
Ibu siapa ?
S : Nia Handayani
P :Ibu sukanya dipanggil siapa?
S : Nia
P :Baiklah mulai sekarang saya akan panggil Ibu Nia saja ya.
S : Ya
2. Fase Kerja
P : “Nah, sekarang coba Ibu ceritakan, Apa yang membuat Ibu Nia
merasa marah? ”
S : “Saya marah karena ketika saya mengamuk, tetangga saya
menghajar saya dan membawa kesini.
P : “Apakah sebelumnya Ibu pernah marah? Terus, penyebabnya
apa? Samakah dengan yang sekarang?”
S : “sering saya dengan keluarga saya, karena sampai sekarang saya
tidak boleh menikah dengan orang saya cintai, oleh karena itu saya tidak
menikah sampai sekarang kalau tidak dengan dia, saya dengar dari
tetangga bahwa si dia sudah menikah dengan yang lain.”
P : “Lalu saat Ibu sedang marah apa yang Ibu rasakan? Apakah Ibu
merasa sangat kesal, dada berdebar-debar lebih kencang, mata melotot,
rahang terkatup rapat dan ingin mengamuk? ”
S : “iya seperti itu, dan badan saya merasa panas ingin menghajar
orang”
P : “Setelah itu apa yang Ibu lakukan? ”
S : “ Saya mengamuk di kampung, dan memecahkan jendela rumah
saya dan tetangga-tetangga saya”
P : “Apakah dengan cara itu marah atau kesal masalah Ibu dapat
terselesaikan?”
S : “tidak, tapi saya merasa lega”.
P : “Menurut Ibu adakah cara lain yang lebihbaik?
S : “menurut saya tidak ada”.
P:“Maukah Ibu belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik
tanpa menimbulkan kerugian?”
S : “ Kalau saya tau caranya saya akan lakukan itu”.
P : “Ibu Nia, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Ibu.
Salah satunya adalah dengan cara fisik. Ibu Nia melalui kegiatan fisik,
rasa marah Ibu dapat tersalurkan, ada beberapa cara, bagaimana kalau
kita belajar 1 caradulu? Namanya teknik napas dalam, begini Bu, kalau
tanda-tanda marah Ibu Nia sudah Ibu rasakan, maka Ibu berdiri atau
duduk dengan rileks, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu
keluarkan atau tiup perlahan –lahan melalui mulut”
“Ayo Bu coba lakukan apa yang saya praktikan Ibu Nia, Ibu berdiri atau
duduk dengan rileks tarik nafas dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali.”
S : “Seperti itukah ?”
P : “ iya Bu,bagus sekali, Ibu sudah bisa melakukannya”
Nah.. Ibutelahmelakukanlatihanteknikrelaksasi nafas dalam, sebaiknya
latihan ini Ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa
marah itu muncul Ibu sudah terbiasa melakukannya.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
a) Subyektif
P : “Bagaimanaperasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang
dan melakukan latihan teknik relaksasi napas dalam Ibu Nia?
S : “Saya lebih enakan”.
P : “Ya...betul, dan kelihatannya Ibu terlihat sudah lebih
rileks”.
b) Obyektif
P : “Coba Ibu sebutkan lagi apa yang membuat Ibu marah?”
S : “ saya marah karena sampai sekarang saya tidak boleh
menikah dengan orang saya cintai, oleh karena itu saya tidak
menikah sampai sekarang kalau tidak dengan dia, saya dengar
dari tetangga bahwa si dia sudah menikah dengan yang lain dan
itu membuat saya tambah marah.”
P : “lalu apa yang Ibu rasakan ? dan apa yang akan Ibu
lakukan untuk meredakan rasa marah?”.
S : “ badan saya merasa panas, dan merasa sangat kesal, dada
berdebar-debar lebihkencang, matamelotot, rahang terkatup
rapat dan ingin mengamuk. Saya akan melakukan nafas dalam
jika saya mengingat masalh tersebut”.
P : “Coba tunjukan pada saya cara teknik nafas dalam yang
benar.”
S : melakukan nafas dalam
P : “Wah...bagus, Ibu masih ingat semua...”

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


P :“Bagaimanakalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam
1 hari dan di tulis dalam jadwal kegiatan harian Ibu ?”
S : “Baik saya setuju kalau begitu”.
c. Kontrak yang akan datang
a) Topik :
P : “ Nah, Bu. Cara yang kita praktikkan Ibu Nia baru salah 1
nya saja. Masih ada cara yang bisa digunakan untuk
mengatasi marah Ibu. Cara yang ke-2 yaitu dengan teknik
memukul bantal .
b) Waktu :
P : “Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke-2 ini besok jam
10 pagi ya, dan bagaimana kalau 15 menit ?
S : “Baik saya setuju”.
c) Tempat :
P : “Kita latihannya dimana, Bu? Di teras ruangan ini saja lagi ,
Bu”. “ok, Bu.
S : “Oke disini lagi saja”.
P : “Sampai ketemu besok ya Bu”

Sebelum kita bercerita saya akan melatih Ibu latihan fisik.


S : Kita mau ngapain?
P : Latihan nafas dalam agar Ibu dapat mengontrol marah dengan
kegiatan yang positif. Teknik nafas dalam tidak akan menimbulkan
kerugian untuk diri sendiri maupun orang lain.
S : Caranya gimana ?
P : Gini Bu caranya, pertama tarik nafas dalam, tahan hingga 3-7
detik lalu keluarkan melalui mulut. Seperti ini Bu...... skrng coba Ibu
lakukan seperti yang saya lakukan.
S : (Ibu Sutris melakukan seperti yang saya lakukan)
P : Bagaimana Bu, merasa lebih enak atau tidak ?
S : Sedikit lebih enak, tapi saya masih masih benci dan marah dengan
orang-orang yang membawa saya kesini.

Anda mungkin juga menyukai