NIM : P00220217024
TAHUN 2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Jadi bisa disimpulkan bahwa gastroenteritis akut (GEA) adalah suatu penyakit
yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar (tinja) lebih dari
biasanya (>3kali dalam sehari) dengan frekuensi sering dan konsistensi encer terjadi
secara tiba - tiba dalam waktu yang singkat dan kalau tidak mendapat penanganan
serius dapat menimbulkan gangguan yang serius pada penderitanya.
B. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
a. Infeksi bakteri :Vibrio, E Coli, Salmonella, Shigelia
Compylobacter,Aeromonas, dan sebagainya.
b. Infeksi virus : Eterovirus (virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis), Rotavirus,
Astrovirus, dan lain-lain.
c. Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Triguris,Oxyyuris, Strongyloides),
Protozoa (Entamoeba Hstolitica, Glardialambia, Trichomonas Hominis),
2. Faktor malabsorbsi : malabsorbsi karbohidrat, lemak, atau protein.
3. Faktor makanan, makanan besi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
4. Faktor pisikologis, rasa takut dan cemas.
5. Imunodefisiensi, dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.
6. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang
tenggorokan
C. MANIFESTASI KLINIK
Perubahan tanda-tanda vital seperti nadi dan respirasi cepat, tekanan darah
turun, serta denyut jantung cepat. Pada kondisi lanjut akan didapatkan tanda dan
gejala dehidrasi, meliputi : turgor kulit menurun <3 detik, pada anak-anak ubun-ubun
dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan akut,
keluar keringat dingin.(Muttaqin : 2011).
D. PATHOFISIOLOGI
E. PATHWAY
Masukan makanan yang terkontaminasi.
Fesesmengandung
asam laktat
Kemeraha
ndisekitar anus
Timbulnya
Perlukaan
Kulit
Resiko
kerusakan
Integritas
kulit.
H. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan klien
a. riwayat kesehatan
b. riwayat kesehatan sekarang : meliputi alasan masuk rumah sakit.
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar, selaput lendir, muluit dan bibir
kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
b. Perkusi : adanya distensia abdomen
c. Palpasi : turgor kulit kurang elastis
d. Askultasi : terdengarnya bising usus
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake
makanan
3. Resiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering
4. Cemas b/d perubahan status kesehatan
J. PERENCANAAN
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
a. Kaji status nutrisi pasien
b. Kaji frekuensi mual, durasi, tingkat keparahan, faktor frekuensi, presipitasi
yang menyebabkan mual.
c. Timbang BB
d. Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit tapi sering.
e. Jaga kebersihan mulut, anjurkan untuk selalu melalukan oral hygiene.
f. Berikan informasi yang tepat terhadap pasien tentang kebutuhan nutrisi yang
tepat dan sesuai.
g. Kolaborasi pemberian diet TKRPRG
2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan seringnya BAB
a. Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap BAB
b. Ajarkan selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pakaian
c. Hindari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab
d. Observasi keadaan kulit
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
DAFTAR PUSTAKA
Preceptor Institusi