Disusun Oleh:
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
4. Bagaimana tahap pengkajian perkembangan dari masing-masing fase dewasa itu?
3
BAB II
PEMBAHASAN
B. Dewasa
1. Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa
Karakteristik perkembangan orang dewasa adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan sesuai dengan
jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi aktivitas fisik. Usia dewasa
merupakan usia yang secara fisik sangat sehat, kuat, dan cekatan dengan tenaga
yang cukup besar. Kekuatan dan kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan
ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan makan, dan pemeliharaan kesehatan.
b. Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus berkembang lebih
meluas atau komprehensif dan mendalam. Perkembangan ini tergantung pada
pengetahuan dan informasi yang dikuasai. Semakin tinggi dan luas ilmu
pengetahuan, dan informasi yang dimiliki, semakin tinggi kualitas kemampuan
berpikir.
4
c. Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral. Melalui pengalaman moral,
orang dewasa mengubah pemikiran-pemikiran moral menjadi perbuatan moral.
d. Bekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan dan karakteristik utama
dari masa dewasa.
6
C. Dewasa Muda (20-40 tahun)
1. Tugas Perkembangan
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah sebagai berikut:
a. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukakn hubungan seksual denga lawan jenisnya,
asalkan memnuhi persyaratan yang sah (perkawinan yang resmi). Untuk
sementara waktu, dorongan biolohid tersebut mungkin akan ditahan terlebih
dahulu.
Mereka akan beruapaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk
dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan
rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan,
pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai persyaratan pasangan hidupnya.
Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
7
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin
hidup tenang, damai, dan bahagia ditengah-tengah masyarakat. Syarat-syarat
untuk menjadi warga negara yang baik harus dipenuhi oleh seseorang, sesuai
dengan norma sosial budaya yang berlaku di masyarakat.
2. Tahap Perkembangan
Dewasa muda disebut sebagai individu yang matur. Mereka sudah dapat memikul
tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan mengharapkan hal uang sama dari
orang lain. Mereka menghadapi berbagai tugas dalam hidup dengan sikap realistis dan
dewasa, membuat keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
a. Perkembangan Fisik
Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-an. Semua sistem
pada tubuh(seperi kardio vaskuler, pengelihatan, pendengaran dan reproduktif) juga
berfungsi pada efesiensi puncak. Perubahan fisik pada tahap ini minimal, berat
badan dan massa otot dapat berubah akikab diet dan olah raga.
b. Perkembangan Psikososial
Individu dewasa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta perubahan
gaya hidup yang baru saat beranjak dewasa, mereka harus membuat pilihan
mengenai pendidikan, pekerjaan, perkawinan, memulai rumah tangga, dan untuk
membesarkan anak. Tanggungjawab sosial meliputi membentuk hubungan
pertemanan yang baru dan menjelani beberapa kegiatan di masyarakat.
Tahap pertama dalam perkembangan kedewasaan ini biasanya terjadi pada
masa dewasa muda, yaitu merupakan tahap ketika seseorang merasa siap
membangun hubungan yang dekat dan intim dengan orang lain.
Jika sukses membangun hubungan yang erat, seseorang akan mampu
merasakan cinta serta kasih sayang. Pribadi yang memiliki identitas personal kuat
sangat penting untuk dapat menembangkan hubungan yang sehat. Sementara
kegagalan menjalin hubungan bisa membuat seseorang merasakan jarak dan
terasing dari orang lain.
Beberapa perkembangan psikososial pada dewasa muda, yaitu:
8
Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan unutk mencapai
hubungan seksual yang matur (mengacu pada teori Freud)
Memiliki tugas perkembangan berikut, mengacu pada pemikiran Havighurst:
Memilih pasangan, belajar untuk hidup bersama pasangan, membentuk sebuah
keluarga, membesarkan anak, mengatur rumah tangga, memulai suatu
pekerjaan, memikul tanggung jawab sebagai warga negara, menemukan
kelompok sosial yang cocok
c. Perkembangan Kognitif
Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi kurang lebih
sejak usia 11-15 tahun. Sejak periode tersebut, operasi formal(contoh: membuat
hipotesis) menandakan pemikiran selama massa dewasa, egosentrismenya terus
berkurang. Mereka mampu memahami dan menyeimbangkan argumen yang
diciptakan oleh logika dan emosi.
d. Perkembangan Moral
Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari pengharapan dan
aturan-aturan orang lain, dan mendefinisikan moralitas terkait prinsip moral. Saat
mempersepsikan konflik dengan norma dan hukum masyarakat, mereka membuat
penilaian berdasarkan prinsip pribadi mereka.
e. Perkembangan Spiritual
Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu dewasa yang
berusia 27 tahun dapat mengemukakan pertanyaan yang bersifat filosofi mengenai
spiritualitas dan menyadari akan hal spiritual tersebut. Ajaran-ajaran agama yang
diperoleh semasa kecil, sekarang dapat diterima/didefenisikan kembali
9
b) Membangun dan mempertahankan standar ekonomi hidup;
c) Membantu anak yang beranjakremaja untuk menjadi individu dewasa yang
bahagia dan bertanggung jawab;
d) Mengembangkan berbagai aktivitas untuk mengisi waktu luang;
e) Berinteraksi dengan pasangan sebagai seorang individu; Menerima dan
menyesuaikan perubahan fisk di masa paruh baya;
f) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang mulai lansia.
2. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Fisik
Pada perkambangan ini, banyak berubahan fisik yang terjadi, antara lain
sebagai berikut:
Penampilan
Rambut mulai tipis dan beruban, kelembapan kulit berkurang, muncul
kerutan pada kulit, jaringan lemak diretribusikan kembali sehingga
menyebabkan deposit lemak di area abdomen.
Sistem muskuloskeletal
Massa otot skeletal berkurang sekitar usia 60-an. Penipisan diskus
interverbal menyebabkan penurunan tinggi badan sekitar 1 inci. Kehilangan
kalsium dari jaringan tulang lebih sering terjadi pada wanita pasca menstruasi.
Otot tetap tetap bertumbuh sesuai penggunaan.
Sistem kardiovaskular
Pembuluh darah kehilangan elastisitasnya dan menjadi lebi tebal
Presepsi sensori
Ketajaman visual menurun, seringkali terjadi diakhir usia 40-an, khususnya
untuk pengelihatan dekat(presbiopia). Ketajaman pendengaran untuk suara
frekuansi tinggijuga menurun(presbikusis), khususnya pada pria. Sensasi
perasa juga berkurang.
Metabolisme
Metabolisme lambat, menyebabkan kenaikan berat badan
Sistem pencernaan
10
Penurunan tonus usus besar secara bertahap dapat menyebabkan
kecendrungan terjadinya konstipasi pada individu.
Sistem perkemihan
Unit nefron berkurang selama periode ini, dan laju filtrasi glomelurus
menurun.
Seksualitas
Perubahan hormonal terjadi pada pria maupun wanita.
a. Perkembangan Psikososial
Ini adalah tahap kedua perkembangan kedewasaan. Normalnya seseorang
sudah mapan dalam kehidupannya. Kemajuan karir atau rumah tangga yang telah
dicapai memberikan seseorang perasaan untuk memiliki suatu tujuan.
Namun jika seseorang merasa tidak nyaman dengan alur kehidupannya,
maka biasanya akan muncul penyesalan akan apa yang telah dilakukan di masa
lalu dan merasa hidupnya mengalami stagnasi.
b. Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif dan intelektual di masa paruh baya tidak banyak
mengalami perubahan. Proses kognitif meliputi waktu rekreasi, memori, persepsi,
pembelajaran, pemecahan masalah, dan kreativitas.
c. Perkembangan Moral
Pada tahap ini, individu perlu memiliki pengalaman yang luas tentang
pilihan moral personal serta tanggung jawab.
d. Perkembangan Spiritual
Pada tahap ini, individu dapat memandang “kebenaran” dari sejumlah sudut
pandang. Mereka cenderung tidak terlalu fanatik terhadap keyakinan agam, dan
agama seringkali membrikan lebih banyak kenyamanan pada diri individu di masa
ini dibandingkan sebelumnya. Individu kerap kali bergantung pad akeyakinan
spiritual untuk membantu mereka menghadapi penyakit, kematian, dan tragedi.
E. Lansia
1. Pengertian
11
Lanjut usia (lansia) merupakan periode penutup dalam rentang kehidupan seseorang,
yaitu suatu periode diman seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu (Papilia
dkk,2004). Lanjut usai merupakan tahap perkembangan terakhir (kedelapan) dalam
teori Erikson (yaitu tahap integritas ego vs keputusasaan).
Usia lanjut adalah seseorang yang usianya sudah tua yang merupakan tahap lanjut
dari suatu proses kehidupan. World Health Organization (WHO) memberikan
klasifikasi usia lanjut sebagai berikut.
Usia pertengahan (middle age) : 45–59 tahun
Lanjut usia (elderly) : 60–74 tahun
Lanjut usia tua (old) : 75–90 tahun
Usia sangat tua (very old) : di atas 90 tahun
2. Tugas Perkembangan
a. Tugas perkembangan lansia menurut Peck tahun 1968, antara lain:
Usia 65-75 tahun
- Menyesuaikan diri dengan kesehatan dan kekuatan fisik yang menurun
- Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan penghasilan yang menurun
- Menyesuaikan diri dengan kematian orang tua, pasangan, dan teman
- Menyesuaikan diri dengan hubungan yang baru bersama anak-anak yang
sudah dewasa
- Menyesuaikan diri dengan waktu luang
- Menyesuaikan diri dengan respons fisik dan kognitif yang melambat
12
Tetap aktif dan terlibat dalam aktivitas
Membuat perencanaan hidup yang memuaskan seiring penuaan
3. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Psikososial
Menurut Erikson, tugas perkembangan di masa ini adalah integritas ego
versus putus asa. Seseorang yang mencapai integritas ego memandang
kehidupan dengan perasaan utuh dan meraih kepuasan dari keberhasilan yang
dicapai di masa lalu. Mereka memandang kematian sebagai akhir kehidupan
yang dapat diterima. Sebaliknya, orang yang putus asa sering kali merasa
pilihannya salah dan berharap dapat mengulang kembali waktu.
Erikson (Integritas ego vs keputusasaan) menjadi 3 tahapan yaitu :
Perbedaan ego versus preokupasi peran kerja
Tugas lansia pada tahap ini adalah mencapai identitas dan perasaan
berharga dari sumber lain selain dari peran kerjanya akibat pensiun
dan penghentian berkeja telah menurunkan perasaan nilai (harga) diri
lansia. Sebaliknya lansia dengan perbedaan ego yang baik dapat
menggantikan perananan kerjanya dengan aktivitas dan peran baru
sebagai sumber utama untuk harga dirinya.
Transcendence tubuh versus preokupasi tubuh
13
Tahap ini lebih mengarah pada pandangan bahwa kesenangan dan
kenyamanan berarti kesejahteraan fisik. Tugas lansia pada tahap ini
yaitu melalui interaksi interpersonal dan aktivitas psikososial dan
lansia dapat mencapai kesejahteraan meskipun mengalami
kemunduran fisik.
Transcendence ego versus preokupasi ego
Melibatkan penerimaan tentang kematian individu.
b. Perkembangan Kognitif
Perubahan pada struktur kognitif berlangsung seiring bertambahnya usia.
Diyakini bahwa terjadi penurunan jumlah neuron yang progresif. Selain itu,
aliran darah ke otak menurun, dan metabolisme otak melambat. Penurunan
intelektual umumnya mnecerminkan proses penyakit, seperti arterosklerosis.
14
Pada lansia, proses penarikan informasi dari memori jangka panjang dapat
menjadi lebih lambat. Lansia cenderung melupakan kejadian yang baru saja
berlalu. Dan mereka memerlukan waktu yang lebih banyak dalam belajar.
c. Perkembangan Moral
Kebanyakan lansia berada pada tingkat prakonvensional perkembangan
moral, mereka mematuhi setiap aturan agar tidak menyakiti atau menyusahkan
orang lain. Sedangkan pada tingkat konvensional, mereka mengikuti kaidah
sosial yang berlaku sebagai respons terhadap harapan orang lain.
d. Perkembangan Spiritual
Carson (1989) mengemukakan bahwa agama “memberi makna baru bagi
lansia, yang dapat memberikan kenyamanan, penghiburan, dan penguatan
dalam kegiatan keagamaan”. Banyak lansia memiliki keyakinan agama yang
kuat dan terus menghadiri pertemuan atau ibadah keagamaan. Keterkaitan
lansia dalam hal keagamaan kerap membantu mereka dalam mengatasi berbagai
masalah yang nerkaitan dengan makna hidup, kesengsaran, atau nasib baik.
15
masalah penampilan pada lansia, dan akan mempengaruhi gambaran
diri seseorang.
Upaya yang dapat dilakukan dalam membantu lansia mempertankan
perasaan berharga dirinya adlah mempertahankan kesehatan pada kulit
lansia mennghindari pemajanan berlebihan terhadap matahari dan udara
dingin, diberikan kosmetik yang sesuai untuk kulit lansia.
16
manis dan sin (Ebersol, 2010 ; Stuart, 2009). Hal ini akan menyebabkan
gangguan selera makan pada lansia.
- Sistem Kardiovaskuler
Perubahan pada jantung seperti bertambahnya jaringan kolagen,
bertambahnya ukuran dan berkurangnya jumlah miokard, ukuran rongga
jantung yang membesar, penurunan sel-sel pacu jantung serta serabut
purkinje. Keadaan diatas menyebabkan menurunnya kekuatan dan
kecepatan kontraksi miokard sehingga menimbulkan aritmia jantung,
pembuluh darah akan kaky dan kehilangan kelenturan, endapan lemak
akan menimbulkan aterosklerosis dan dapat memicu berbagai penyakit
seperti jantung koroner.
Aktivitas fisik seperti, jalan pagi, tenis dan golf dapat membantu dan
mempertahankan kondisi kesehatan jantung pada lanisa.
- Sistem Pernapasan
Seiring perubahan usia kekuatan otot pernapasan akan menurun,
yang akan mengakibatkan penurunan kapasitas vital, ekspirasi paksa
satu detik.
- Sistem gastrointestinal
Jumlah gigi yang berangsur-angsur berkurang akibat copot atau
ekstraksi, produksi air liur dengan enzimnya juga akan menurun. Hal ini
dapat mengurai kenyamanan lansia saat makan dan menelan sehingga
lansia sering membatasi jenis makanan yang dimakannya.
Perubahan pada esophagus menyebabkan terjadinya perlambatan
ritmis pengaliaran makanan ke lambung, pada lambung terjadi penurun,
pada lambung terjadi penurunan produksi asam lambung yang
memengaruhi penyerapan vitamin B12, serta terjadi penurunan enzim
lactase pada usus dan penurunan kontraktilitas yang dapat menimbulkan
17
diare dan sembelit. Perubahan pada system pencernaan ini sering
membuat lansia mengalami gangguan dalam pemenuhan nutrisinya.
- Sistem musculoskeletal
` Kekuatan motorik megalami penurunan terutam padakelenturan
otot-otot tangan bagian depan dan yang menopang tubuh. Akibatnya
lansia sering merasa cepat lelah dan memerlukan waktu yang lama
untuk memulihkan diri dai keletihan. Penurunan ini juga menyebabkan
lansia saat bergerak membutuhkan waktu yang lebih lambat dalam
melakukan aktivitas. Penurunan kekuatan motorik lansia cenderung
kaku sehingga menyebabkan sesuatu yang dibawa dan dipegangnya
akan menjadi tumpah dan jatuh.penurunan ini juga rentan membuat
lansia rentan dengan kecelakaan atau injuri.
- Sistem endokrin
Produksi testosterone dan sperma menurun pada laki-laki, dan
jumlah ovum dan foliker yang rendah maka kadar estrogen juga akan
menurun pada wanita setelah menopause. Fungsi imun tubuh juga akan
menurun dan membuat lansia rentan terkena penyakit.
18
Perubahan pada aspek psikologi berkaitan dengan perubahan pada
kognitif dan emosional. Perubahan yang terjadi pada aspek kognitif yaitu
perubahan pada memori yang dikaitkan dengan penurunan fisiologis otak
contohnya seperti penurunan daya ingat baik jangka panjang atau pendek.
Perubahan lain yang terjadi yaitu perubahan pada aspek emosional yaitu
repon lanisa terhadap perubahan-perubahan yang terjadi atau yang
berkaitan dengan suasana alam perasaan, sehingga lansia merasa tidak
dihargai dan tidak diperhatikan, mudah tersinggung dan selalu ingin
didengarkan hal ini dapat mengakibatkan lansia menjadi putus asa, tidak
berdaya bahkan depresi.
19
- Orang-orang yang lebih muda di sekitarnya cenderung menjauh
darinya
- Pada saat kematian semakin mendekat , orang ingin seperti ingin
membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.
Aspek perubahan sosial ini juga didukung oleh teori : teori sosiologi
teori pemutusan hubungan (disengagement theory).
21
Agama adalah sarana yang ampuh dan obat yang manjur untuk
menyembuhakn manusia dari penyakit neurosis, dan penyakit neurosis
yang di derita oleh orang yang berusia sudah 45 tahun keatas adalah
berkaitan dengan soal kematian , menyangkut arti dan makna kehidupan.
Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya
terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Kemampuan
lansia untuk menyesuaikan dengan perubahan tersebut yang dapat di
pengaruhi oleh faktor dari dalam diri maupun dari luar diri lansia tersebut.
22
Faktor Motivasi
Adanya motivasi akan sangat membantu individu dalam menghadapi
dan menyelesaikan masalah. Individu yang tidak mempunyai motivasi
untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah akan membentuk koping
yang destruktif . menurut maslow (1968, dalam Tamher 2008), jika tiap-tiap
kebutuhan pada tahap yang lebih tinggi berikutnya, sehingga individu akan
mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan masalah.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah factor sekunder dari luar diri lansia, seperti :
Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik sikap dan
perilakunya dalam menghadapi perubahan hidupnya. Semakin banyak
pengalaman hidup yang dilaluinya ,sehingga akan lebih siap dalam
menghadapi perubahan. Umumnya lansia yang mempunyai tingkat
pendidikan yang tinggi masih dapat produktif, mereka memberikan
kontribusinya sebagai pengisi waktu luang dengan menulis buku-buku
ilmiah dan biografinya sendiri.
Dukungan keluarga
Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatannya baik fisik maupun mental. Peranan keluarga
dalam perawatan lansia antara lain menjaga dan merawat lansia,
mempertahankan dan meningkatkan status menal, memberikan motivasi
serta memfasilitasi kebutuhan spiritiual bagi lansia,
Dukungan social
Lansia sering kali dianggap lamban dalam berpikir maupun bertindak.
Bentuk dukungan social seperti pendidikan dapat meningkatkan integelasi
dan wawasan lansia serta tersedianya sarana dan prasarana kesehatan
khusus lansia dapat menunjang untuk memelihara kesehatan lansia baik
fisik maupun mental.
Penghasilan
23
Lansia yang mempunyai penghasilan sendiri lebih mandiri dan dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan perannya dalam keluarga.
Penghasilan yang dimaksud adalah pendapatan lansia dari pekerjaan,
pensiunan atau bantuan dari keluarga.
Pengalaman Kerja
Pekerjaan dapat menjadi pemicu stress bagi lansia. Pensiun yang tujuan
idealnya adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua dengan baik,
namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya. Lansia sering
menganggap pensiun sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan,
peran , kegiatan, status dan harga diri.
Lansia yang pada masa mudanya telah mempersiapkan cukup “bekal”
untuk masa pensiunnya, maka ia dapat menikmati masa pensiunnya. Tetapi
jika lansia merasa belum cukup mempersiapkan “bekal” nya untuk masa
pensiun, maka akan memicu stress pada lansia.
6. Lansia Sehat
Lansia dikatakan sehat apabila mampu untuk hidup dan berfungsi secara
efektif dalam masyarakat dan untuk melatih rasa percaya diri dan otonomi sampai
tingkat maksimum yang dapat dilakukannya, tetapi tidak perlu bebas dari penyakit
secara total (Stanley, 2007)
Menurut Depkes RI, lansia sehat adalah lansia yang masih mampu
melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilan barang dan jasa
(Depkes RI, 2003). Menurut Depsos yang dikatakan lansia sehat adalah lansia yang
memiliki potensi membantu dirinya sendiri bahkan membantu semuany (Depsos
RI, 1997). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dikatakan lansia
adalah lansia yang masih produktif, mampu melakukan kegiatan tetapi tidak perlu
bebas dari penyakit fisik secara total.
24
a) Memulai Identitas orang dewasa
Perilaku masa dewasa awal :
- Menyatakan bahwa ia bertanggung jawab untuk tindakannya
- Mengatur dengan bebas sumber seperti waktu dan uang
- Membuat keputusan sendiri tentang rumah, gaya hidup, dll
Intervensi Keperawatan
- Hargai tindakan bebas
- Perkuat keputusan yang sesuai
25
kepuasan terhadap tingkat pencapaian
- Mengetahui batasan tingkat waktu dan energi
Intervensi Keperawatan
- Perkuat penerimaan diri
- Perkuat pencapaian
- Sarankan aktivitas yang masuk akal, berikan batasan tingkat waktu dan
energinya.
26
- Sarankan akomodasi yang memaksimalkan kemampuan dan adaptasi
- Sediakan daftar sumber yang dapat memberi informasi yang diperlukan
27