Anda di halaman 1dari 7

detikNews / Berita-jawa-timur / Detail Berita

Follow detikcom
2019/10/08 18:18:26 WIB

Ini Motif Bapak di Surabaya Aborsi-Buang


Janin yang Dikandung Anaknya
Konferensi pers Polsek Bubutan (Amir Baihaqi/detikcom

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4738414/ini-motif-bapak-di-surabaya-aborsi-buang-janin-

yang-dikandung-anaknya/3

Surabaya - Muslich (58) tega melakukan aborsi dan membuang janin yang dikandung
anaknya karena malu terhadap tetangga. Janin yang dikandung sang anak, Eva (22),
merupakan buah dari hubungan gelap dengan laki-laki tak bertanggung jawab.

"Masalahnya kan ini (anaknya) belum nikah. Dia punya pacar. Kalau dibawa ke dokter,
dia nggak mau. Alasan takut kekasihnya," kata Muslich kepada wartawan saat jumpa
pers di Mapolsek Bubutan, Selasa (8/10/2019).

Muslich mengaku, meskipun tinggal serumah, awalnya ia tidak mengetahui anak


tunggalnya itu tengah mengandung. Ia baru tahu setelah Lebaran idul Adha lalu. Ia
melihat perubahan fisik pada anaknya.

Baca juga: Kasus Aborsi Hingga Buang Janin di Surabaya, Bapak dan Anak Ditangkap

Mengetahui anaknya hamil, ia bersama anaknya kemudian memutuskan


menggugurkan kandungan. Namun upaya itu gagal.

"Saya suruh minum Sprite. Kalau minum itu kan katanya biasa langsung gugur. Nanas
dua hari sekali, jeruk nipis. Ternyata masih tetap. Terus Hari Raya Idul Adha agak
besar," beber pria yang mengaku sebagai pengangguran itu

"Kemudian tanggal 15 September sakit-sakit, bilang mau keluar. Tak kira mau keluar
apa, terus keluar dari anunya, keluar kepala. Ya saya nggak tega kemudian tak bantu,
tak dorong keluar," beber Muslich.

Muslich mengaku hampir 1,5 jam berusaha membantu mengeluarkan janin dari dalam
perut anaknya itu. Setelah keluar, janin tersebut diketahui sudah meninggal. Karena
panik, ia kemudian memutuskan menghilangkan jejak dengan membuang janin ke
sungai.

Baca juga: Dua Pemuda Diamankan Setelah Ajak Pacarnya Berhubungan Badan

"(Janin) sudah meninggal. Sampai 1,5 jam menolong itu. Nah, ini (anaknya) kan nggak
sadar. Waktu itu saya panik karena khawatir tetangga tahu. Kan tetangga belum tahu
dan saya malu sama tetangga," tutur Muslich.

"Ya itu caranya, tak (saya) bungkus dan tak buang. Ya saya nggak tahu berapa bulan.
Karena nggak pernah cerita. Saya buang di Kali Genteng depan Cak Durasim itu,"
tambahnya

Sementara itu, Eva mengaku setuju menggugurkan janinnya lantaran pacarnya yang
bernama Affandi lari dan tak mau tanggung jawab. Sebab, saat melakukan hubungan
seksual, pacarnya berdalih tidak mengeluarkan sperma di dalam.

"Dia (pacarnya) nggak mau ngakuin. Karena alasannya nggak pernah buang sperma di
dalam. Kami sudah 2 tahun pacaran," ungkap Eva dengan lirih karena masih menahan
sakit.

Kapolsek Bubutan Kompol Priyanto mengatakan, setelah mengungkap kasus


pembuangan janin bayi, pihaknya sempat mendatangi rumah pria yang diduga
menghamili Eva. Namun pihaknya tidak menemukan yang bersangkutan.

"Sudah kami datangi ke rumahnya. Karena memang dia tinggal tak jauh dari rumah
kedua pelaku ini. Tapi sudah kabur," pungkas Priyanto.
(sun/bdh)

detikNews / Berita-jawa-timur / Detail Berita

Follow detikcom
2019/10/14 16:51:44 WIB

Sindikat Aborsi Libatkan Mahasiswa di Kota


Malang Dibongkar Polisi
Muhammad Aminudin - detikNew
Malang - Sindikat aborsi di Kota Malang dibongkar. Lima pelaku yang terlibat
ditangkap bersama barang bukti obat-obatan. Dua di antara pelaku berstatus
mahasiswi.

Kelima pelaku adalah Bellay (20) dan Adis (20), keduanya berstatus mahasiswi
perguruan tinggi di Kota Malang.

Sementara tiga pelaku lain adalah Tirta (22), Indah (32), dan Tri (48). Nama terakhir
merupakan suplier obat-obatan untuk wilayah Malang, dan pemasok obat aborsi bagi
Indah dan Tri.

Baca juga: Kasus Aborsi Hingga Buang Janin di Surabaya, Bapak dan Anak Ditangkap

Sindikat ini terungkap, setelah Polres Malang Kota menerima informasi dari laporan
masyarakat adanya dugaan aborsi di rumah kos di kawasan Blimbing, Kota Malang.

"Dari sana kita lakukan penyelidikan dan olah TKP, yang kemudian berhasil
mengidentifikasi pelaku berinisial Adis dan Bellay, keduanya telah mengonsumsi jenis
obat Gastrul yang dibeli dari Indah dan Tirta. Obat dibeli dengan harga Rp 100 ribu per
butir, dari penjualan itu Indah dan Tirta mendapatkan untung Rp 50 ribu per butirnya,"
terang Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander saat press rilis di Mapolres Jalan
Jaksa Agung Suprapto, Senin (14/10/2019).

Tersangka Adis dan Bellay membeli 12 butir, itu dilakukan setelah menerima saran dari
tersangka Indah, yang mengaku memiliki teman yang menjual obat
untuk menggugurkan kandungan

"Teman yang dimaksud Indah adalah Tirta. Kemudian dibelilah obat itu, termasuk
bagaimana cara mengonsumsinya. Bellay mengaku telat datang bulan, sementara Adis
sedang mengandung 7 bulan," beber Dony seraya menyebut kasus terjadi pada Maret
2019 lalu.

Dua hari setelah mengonsumsi obat, lanjut Dony, bayi yang dikandung Adis gugur di
tempat kosnya. Ketika bayi keluar, kondisinya masih hidup yang kemudian dengan
selembar kain dibekaplah bayi itu hingga meninggal dunia.

"Kembali atas saran Tirta dan Indah, bayi itu diminta untuk dikubur. Mereka komunikasi
melalui telpon seluler. Adis diantar pacarnya kemudian mengubur bayi tersebut di
sebuah perkebunan wilayah Pasuruan," terang Dony.

Baca juga: Ini Motif Bapak di Surabaya Aborsi-Buang Janin yang Dikandung Anaknya
Kepada polisi, Tirta menyebut obat-obatan diperoleh dari Tri yang merupakan suplier
obat di wilayah Kota Malang. "Tri sebagai pemasok obat dan suplier di Kota Malang,
turut kita amankan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka," tegas Dony.

Para tersangka dijerat Pasal 77A Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
jounto Pasal 56 KUHP dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara

Abortus atau yang dikenal dengan aborsi dikalangan masyarakat merupakan sebuah masalah yang akhir-
akhir ini semakin ramai dibicarakan di Indonesia. Aborsi saat ini, bukan lagi sebuah rahasia untuk
dibicarakan. Menurut World Health Organization (WHO), Aborsi itu sendiri merupakan penghentian
kehamilan, lebih tepatnya penghentian kehamilan dimana janin belum dapat hidup diluar rahim atau
usia kehamilan kurang dari 20 minggu.(WHO,2018) Saat ini dapat kita lihat dari data Kementrian
Kesehatasn bahwa terjadi ribuan kehamilan yang tidak diinginkan terjadi di Indonesia setiap tahunnya,
baik itu yang diakibatkan oleh kegagalan alat kontrasepsi, pergaulan yang salah sehingga hamil tanpa
ikatan pernikahan, hingga karena kasus kriminal perkosaan. Aborsi mendapat stigma negatif dari
kalangan masyarakat umumnya, aborsi dianggap sebagai aib yang harus dirahasiakan, karena
kebanyakan kasus aborsi dilakukan oleh pasangan yang hamil diluar nikah. Saat ini, kehamilan yang tidak
dikehendaki merupakan faktor utama dilakukannya aborsi.(Infodatin,2015)

Abortus memiliki perhatian khusus dari tenaga -- tenaga kesehatan, selain karna ini merupakan kegiatan
yang berhubungan dengan medis, aborsi juga merupakan tindakan berbahaya yang menjadi sebab
dilema etik suatu profesi, contohnya profesi keperawatan. Perawat yang merupakan bagian dari tenaga
kesehatan professional harus menjunjung tinggi keselamatan klien atau pasiennya. Hal ini yang akan
menyebabkan dilema etik suatu profesi. Perawat memandang tindakan Abortus sebagai suatu tindakan
yang melanggar etika dan moral yang ada. Menurut Penelitian Paulinus Soge yang berjudul Pengaruh
Kehidupan Masyarakat Terhadap Pengaturan Hukum Tentang Aborsi di Indonesia tahun 2008,
membahas adanya RUU Amandemen UUK yang bertujuan melegalkan aborsi aman, menunjukan adanya
perkembangan dalam pengaturan hukum. Undang-undang Pengguguran Kandungan tanggal 1 Mei 1981
Stb. 1981, 257 dan kemudian dengan Undang-undang tanggal 6 November 1976, Stb. 1997, 510 yang
prinsipnya melegalkan aborsi berdasarkan prinsip Fetal Viablity (kemampuan hidup janin di luar rahim).
Abortus memiliki beberapa macam jenis, berikut adalah macam -- macam abortus;

Abortus Komplet : seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari rahim pada minggu kurang dari 20

Abortus Inkomplet : kondisi dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang
tertinggal

Aborutus Insipiens : kondisi dimana hasil konsepsi masih lengkap di dalam rahim yang ditandai dengan
serviks yang mendatar.

Abortus Habitualis : kondisi ini (keguguran) terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut atau lebih akibat
gangguan pada sistem reproduksi,

Aborsi dapat dilakukan atas anjuran medis, pada kasus tertentu dikarenakan kehamilan tersebut
membahayakan nyawa ibu atau janin. Contonya pemberlakuan Aborsi pada pengidap Human
Immunodeficiency Virus (HIV) mendapatkan perhatian khusus di mata medis dan hukum. Keselamatan
dan pencegahan penularan menjadi alasan dilakukannya tindakan aborsi melalui anjuran medis. HIV
(Human Immunodeficiency Virus) adalah penyakit yang menyerang ketahanan sistem imun pada tubuh
atau biasa disebut yang kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh seks bebas atau bergonta ganti
pasangan. Penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus) ini masih dianggap aib dan sulit untuk
disembuhkan di Indonesia. Kondisi stres psikosial-spiritual yang berkepanjangan pada pasien terinfeksi
HIV (Human Immunodeficiency Virus), akan mempercepat terjadinya AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome), bahkan meningkatkan angka kematian. (Charisdiono,2007)

Mengenai alasan aborsi memang banyak mengundang kontroversi, banyak yang berpendapat bahwa
aborsi perlu dilegalkan dan ada yang berpendapat tidak perlu dilegalkan. Pelegalan aborsi ditujukan
untuk mengurangi tindakan abortus yang dilakukan oleh orang -- orang yang merasa bawa dirinya
kompeten padahal tidak. misalnya dukun beranak. Namun, jika aborsi tidak dilegalkan maka angka
kematian ibu akibat aborsi akan terus meningkat. Karena ibu yang menginginkan tindakan abortus
biasanya memilih dukun beranak untuk melakukan tindakan aborsi dengan alasan kerahasian dan tidak
menjadi perhatian masyarakat. karena tidak Ada yang mengkatagorikan Aborsi itu pembunuhan. Agama
juga sudah melarang tindakan hal tersebut, hal ini dikarenakan bayi didalam kandungan tersebut juga
memiliki hak untuk tetap hidup dan dipertahankan.

Sebagai tenaga kesehatan yang professional, dalam menghadapi hal ini kita harus merujuk pada data --
data atau aturan yang mengatur tentang aborsi. Pemerintah indonesia telah mengambil langkah tegas
mengenai kasus ini. Di Indonesia, tindakan abortus sudah dilarang sejak tahun 1918. Hal ini dikarenakan
secara tidak langsung, abortus merupakan tindak pembunuhan dan berdampak sangat berbahaya bagi
ibu yang melakukan tindak abortus tersebut. Larangan ini, dituliskan atau di deklarasikan dalam pasal
229, 346 sampai dengan pasal 349 Kitab undang -- undang hukum pidana atau yang sering kita kenal
dengan singkatan KUHP dan UU HAM Pasal 53 ayat 1. (Suhaemi,2004)

Di Indonesia adapun ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan soal aborsi & penyebabnya dapat
dilihat pada KUHP Bab XIX Pasal 229,346 s/d 349:

Pasal 229: Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang perempuan atau menyuruhnya supaya
diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga
ribu rupiah.

Pasal 346: Seorang perempuan yang dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Pasal 347: (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
perempuan tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama duabelas tahun.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut, diancam dengan pidana penjara
paling lama limabelas tahun.

Pasal 348: (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
perempuan dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya perempuan tersebut, diancam dengan pidana
penjara tujuh tahun.

Pasal 349: Jika seorang dokter, bidang atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan
pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 & 348, maka pidana
yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga & dapat dicabut hak untuk
menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.

UU HAM, pasal 53 ayat 1(1): Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk hidup, mempertahankan
hidup & meningkatkan taraf kehidupannya.

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan professional yang diharapkan dapat membantu
pengurangan timbulnya kasus -- kasus aborsi yang sekarang ini menjadi perhatian seluruh dunia. Berikut
ini adalah peran perawat dalam mengurangi tingkat aborsi menurut Danilo dalam Jurnalnya yang
berjudul "Nursing Perceptions about Abortion Managenent and Care". Perawat yang setiap hari
berinteraksi dengan klien atau pasien diharapkan dapat mengedukasi perihal aborsi dan dapat
menjelaskan bahaya yang ditimbulkan dari Aborsi. Selain mengedukasi mengenai aborsi perawat juga
dapat memberikan edukasi mengenai Sex yang aman.(Danilo,2009)

Sebagai Perawat yang professional kita dituntuk untuk selalu beretika dan bermoral dalam menjalankan
segala hal. Abortus sudah sangat menyalahi etika karna Abortus sama saja dengan membunuh manusia
secara terencana. Dari segi Abortus juga sudah tidak sesuai dengan moral -- moral ataupun peraturan --
peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang professional
dalam menghadapi isu -- isu tersebut harus dapat mengambil tindakan -- tindakan agar kematian ibu
dan anak karena Abortus dapat berkurang. Salah satu tindakan yang harus kita ambil berupa
pengedukasian kepada wanita bahaya mengenai Aborsi.

Daftar Pustaka

Charisdiono.M. Achadiat, 2007, Dinamika Etika Dan Hukum Kedokteran,Buku Kedokteran,Jakarta: Buku
kedokteran

Anda mungkin juga menyukai