Oleh
ABSTRAK
Telah dilakukan aplikasi metode geolistrik resistivitas konfigurasi wenner untuk memetakan pola
perubahan tanah di desa Jombok, kecamatan Ngantang, kabupaten Malang (49 M 652221 9136440
UTM; 700 mdpl). Fokus penelitian ditekankan pada analisis pola sebaran permukaan tanah daerah
tersebut dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner. Tahap pertama dimulai dengan
pembuatan desain survei daerah penelitian untuk mencari resistivitas batuan dan dilakukan
interpretasi data untuk mendapatkan litologi batuan. Selanjutnya membandingkan data yang diperoleh
dengan penelitian sebelumnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa batuan di lokasi longsoran dan sekitarnya didominasi oleh
tuf, tuf pasir, lempung, dan lempung-pasiran. Perbedaan kedalaman longsoran sebelum (2010) dan
sesudah penelitian (2014) berkisar di angka setengah meter. Material longsor dapat terlongsorkan
karena bidang gelincirnya memiliki sifat bantalan yang mudah bergeser dan jumlahnya diperkirakan
sebanyak 90.292 meter3. Bidang gelincir diperkirakan sebanyak 168.148 meter 3 yang terdiri atas
lempung, lempung-pasiran, dan batuan lain yang tidak dominan. Longsoran tersebut diperkirakan
akan terus bergerak dari timur menuju barat.
Kata Kunci: metode geolistrik, konfigurasi Wenner, desa Jombok, bidang gelincir, material longsor
1
berfungsi sebagai kekuatan penahan (Bowles, dalam dan elektroda arus pada bagian luar
2001). dengan jarak antar elektroda sebesar a.
Menurut Rakhmansyah, dkk (2010) Pengukuran dilakukan dengan memindahkan
dikatakan faktor penyebab longsoran dapat semua elektroda secara bersamaan ke arah luar
dibedakan menjadi dua kelompok, fakor dengan jarak a selalu sama (AM=MN=AB).
internal dan faktor eksternal (pemicu). Faktor Konfigurasi digunakan dalam pengambilan
internal adalah karakteristik topografi, dan data secara lateral atau mapping. (Parasnis,
masa atau material, antara lain: D.S, 1972)
1. jenis dan sifat batuan Daerah penelitian geolistrik resistivitas
2. struktur geologi terletak di Desa Jombok Kecamatan Ngantang
3. stratigrafi (susunan perlapisan batuan Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur.
dan tanah) Secara geografis desa Ngantang terletak pada
4. jenis dan tekstur tanah 112°22'50.48" Bujur Timur dan 7°48'36.34"
5. keberadaan vegetasi penutup Lintang Selatan dengan ketinggian 700 m dpl.
6. tinggi dan sudut lereng Batuan di desa jombok didomisili oleh
Faktor pemicu longsoran antara lain: batuan produk vulkanik tua yang terdiri dari
1. hujan atau penambahan air, sehingga tuf, lempung, lempung pasiran, dan tufa
terjadi penurunan kuat geser (kohesi dan pasiran.
sudut geser) material
2. gempa atau pergerakan lalu lintas, METODE PENELITIAN
sehingga terjadi penambahan beban
Pada daerah penelitian ini digunakan
dinamis
untuk mencari resistivitas batuan dan
3. gempa yang dapat memicu perubahan
dibandingkan data yang diperoleh dengan
muka iar tanah secara tiba-tiba,
penelitian sebelumnya. Oleh sebab itu, lintasan
sehingga tegangan air pori meningkat
yang dipakai merupakan gabungan lintasan
4. bangunan, sehingga terjadi penambahan
dari penelitian sebelumnya. Pada daerah ini
beban statis pada material yang akan
lintasan yang digunakan hanya dua. Lintasan
bergerak
satu (Line 1) memiliki panjang bentangan 120
5. aktivitas manusia, sehingga terjadi
meter, yang searah dengan penelitian yang
penambahan tinggi dan sudut lereng
dilakukan oleh Rakhmansyah pada tahun
6. penebangan pohon atau kegiatan lain
2010. Sedangkan lintasan dua (Line 2)
yang merubah sifat mekanis material
memiliki panjang lintasan 100 meter, yang
menjadi lebih rendah
searah dan setempat dengan penelitian yang
Metode geolistrik resistivitas atau tahanan
dilakukan oleh Atmoko pada tahun 2012. Pola
jenis adalah salah satu dari kelompok metode
survey saling berpotongan untuk mengetahui
geolistrik yang digunakan untuk mempelajari
bentuk litologi batuannya dan arah longsor
keadaan bawah permukaan dengan cara
daerah ini.
mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan
Langkah awal yang dilakukan salah
di bawah permukaan bumi. Metode resistivitas
satunya adalah orientasi lapangan dan
umumnya digunakan untuk eksplorasi
pengamatan kondisi geologi. Penentuan titik
dangkal, sekitar 300 – 500 m. Prinsip dalam
lokasi berdasarkan pada peta geologi. Panduan
metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke
ini dijadikan sebagai informasi dan bahan
dalam bumi melalui dua elektroda arus,
pertimbangan dalam penentuan langkah
sedangkan beda potensial yang terjadi diukur
selanjutnya, yaitu perencanaan lokasi lintasan
melalui dua elektroda potensial. Dari hasil
dan pengambilan data yang meliputi
pengukuran arus dan beda potensial listrik
perancanaan lokasi penelitian, posisi titik
dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik
(mapping), jarak spasi titik, dan panjang
pada lapisan di bawah titik ukur (Santoso,
lintasan. Proses pengambilan data (akuisisi)
2002).
dilakukan dengan konfigurasi Wenner dengan
Konfigurasi Wenner merupakan
panjang bentangan 120 meter dan 100 meter
konfigurasi yang membutuhkan tempat yang
yang saling berpotongan.
sangat luas dan dapat digunakan untuk
Data yang diperoleh dari akuisisi daerah
metode mapping. Konfigurasi ini tersusun atas
penelitian diolah menjadi penampang dua
2 elektroda arus dan 2 elektroda potensial.
Elektroda potensial ditempatkan pada bagian
2
dimensi, kemudian di bandingkan dengan Gambar 2. Penggambaran zona kritis desa
penelitian yang dilakukan sebelumnya. Jombok 2014
Pada Gambar 2, parameter resistivitas
HASIL DAN PEMBAHASAN lebih dari 64 Ohm dinterpretasikan sebagai
material longsor, sedangkan resistivitas kurang
Interpretasi data dilakukan berdasarkan
dari 30 Ohm diinterpretasikan sebagai bidang
data yang didapat dan pengolahan data dari
gelincir. Hal ini diinterpretasikan demikian
titik pengukuran yang telah dilakukan.
karena geologi regional daerah merupakan tuf,
Interpretasi dilakukan dengan melihat nilai
tuf pasir, dan lempung (tuf yang melapuk).
resistivitas sebenarnya yang didapat dari
Posisi bidang gelincir di bawah permukaan
pengolahan data dan dibandingkan dengan
mengalami longsor karena lapisan tanah atas
nilai resistivitas pada tiap batuan.
cenderung keras, namun dapat pula mengalami
Dari hasil yang didapatkan pada akuisisi
longsor atau amblesan karena lapisan tanah
data lapangan setelah diolah, diperoleh hasil
bagian bawah yang disebut bidang gelincir ini
gambar Line 1 dan Line 2 berupa gambar 1.
melongsorkan material yang terdapat di
Pada gambar di atas ditemukan sebaran
atasnya. Oleh sebab itu, material keras yang
resistivitas yang dapat digunakan untuk
ikut terlongsorkan disebut material longsor.
mengetahui zona kritis, material longsor, dan
Penelitian yang dilakukan oleh
bidang gelincir dari daerah penelitian.
Rachmansyah, dkk (2010) tentang longsoran
di daerah Jombok, Kecamatan Ngantang,
Kabupaten Malang, mengatakan bahwa pada
bagian atas zona longsoran, bidang longsoran
terletak pada kedalaman sekitar 8 meter dari
permukaan tanah setempat. Bidang longsoran
tersebut menunjukkan bahwa longsoran
mempunyai jenis sliding dan bertangga. Pada
profil geolistrik (Gambar 3) terdapat zona
longsoran, ditunjukkan oleh harga tahanan
jenis 40 sampai 100 ohm meter. Hal ini
menunjukan bahwa bagian longsor merupakan
bagian yang jenuh air.
3
permukaan tanah setempat. Bidang longsoran
menunjukkan bahwa longsoran mempunyai PERSANTUNAN
tipe sliding dan bertangga, dan bagian longsor
Ucapan terima kasih ditujukan kepada
merupakan bagian yang jenuh air.
Laboratorium Geofisika UB atas support
Sedangkan dari hasil Atmoko (2012)
dalam alat akuisisi data, Lantip, Bagus, Ayu
diperoleh hasil dari penampang lapisan seperti
Wenda, dan Pak Pitoyo, yang telah membantu
pada gambar 4, daerah penelitian merupakan
terlaksananya penelitian dan penulisan.
daerah yang rawan longsor. Karena terdapat
kontras antara lapisan atas, tengah dan bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Lapisan atas yang berupa batuan dasar tak
lapuk mempunyai beban yang lebih berat Atmoko, Pitoyo Widi, 2012. Penyelidikan
dibandingkan dengan lapisan yang tengah, Zona Longsor dengan Metode resistivity
yang sebagian besar berupa lempung. 2D, GPR, dan Pemboran untuk Mitigasi
Sedangkan lapisan yang paling bawah adalah Bencana Tanah Longsor (Studi Kasus di
juga batuan dasar tak lapuk, sehingga apabila desa Jombok, kecamatan Ngantang,
ada air yang masuk pada daerah ini, air kabupaten Malang, Indonesia),
tersebut akan tertahan di lapisan tengah, Universitas Brawijaya
sehingga lapisan tersebut akan menjadi licin Bowles, J. E., 2001. Sifat-sifat Geoteknis
dan mudah tergelincir. Akibat licinnya lapisan Tanah. Terjemahan. cetakan ke X.
tersebut, maka sangat memungkinkan Jakarta: Penerbit Erlangga.
terjadinya longsor. Parasnis, D.S. 1972. Principles of Applied
Geophysics. London: Chapman and Hall
KESIMPULAN Ltd.
Rachmansyah, Arief, Adi Susilo dan Suroso.
Dari hasil penelitian lapangan, pemodelan
2010. Penyelidikan Geoteknik dan
mapping 2D dan 3D, serta interpretasi data di
Geofisika terhadap Longsoran di Batuan
Desa Jombok, Kecamatan Ngantang,
Gunungapi Muda. PERTEMUAN
Kabupaten Malang, dapat ditarik kesimpulan
ILMIAH TAHUNAN XIV HATTI,
yaitu perbedaan kedalaman longsoran sebelum
Yogyakarta.
dan sesudah penelitian (2014) berkisar di
Santoso, Djoko. 2002. Pengantar Teknik
angka setengah meter karena daerah ini sudah
Geofisika. Bandung: ITB.
terlongsor di daerah atas sebesar setengah
Srijatno.1980. Geofisika Terapan. Bandung:
meter sebelum dilakukan survei. Dari
Departemen Fisika ITB.
interpretasi data geolistrik resistivitas,
Sufa, Ira Guslina. 2014. Banjir dan Longsor di
longsoran yang dijumpai di desa Jombok,
Jayapura, 11 Orang Tewas. Harian
Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang,
Tempo, 24 Februari.
diperkirakan akan terus bergerak dari timur
Telford, Geldart dan Sheriff. 1976. Applied
menuju barat. Dari perbandingan penelitian
Geophysics, 2nd edition. New York:
Arif Rakhmansyah pada tahun 2010, Pitoyo
Cambridge University Press.
Widhi Atmoko tahun 2012 dan penelitian ini
disimpulkan tipe longsoran merupakan tipe
multipel rotasi dan sliding.