Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTARISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Tujuan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Leopold I…………………………………………………………………………….3
2.2 Leopold II……………………………………………………………………………5
2.3 Leopold III…………………………………………………………………………..7
2.4 Leopold IV…………………………………………………………………………..8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................10
3.2 Saran ………………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan Leopold adalah pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada ibu


hamil untuk mengetahui posisi janin dalam uterus. Pemeriksaan obstetric secara palpasi
pada abdomen dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan janin dengan menilai letak dan
persentasi janin dalam kandungan. Dalam kebidanan perasat ini dikenal “Palpasi
Leopold”. Palpasi Leopold ini dilakukan dengan 4 langkah yaitu: Leopold I, Leopold II,
Leopold III, Leopold IV. Masing-masing langkah mempunyai tujuan tersendiri. ( Istri
Bartini, 2012: 102)
Palpasi juga disebut periksa raba. Periksa raba abdomen pada wanita hamil
dilakukan mulai pada umur kehamilan 36 minggu untuk kehamilan normal, dan umur
kehamilan 28 minggu bila pada pemerikasaan Mc Donald ditemukan tinggi fundus uteri
lebih tinggi dari seharusnya. (Mandriwati, 2008: 89)
Pemeriksaan palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang gemuk
(dinding perut tebal) dan yang mengalami polihidramnion. Pemeriksaan ini juga kadang-
kadang dapat menjadi tidak nyaman bagi ibu hamil jika tidak dipastikan dalam keadaan
santai dan diposisikan secara memadai. (http://oshigita.wordpress.com)
Oleh sebab itu dibutuhkan keterampilan khusus dalam melakukan tindakan ini,
agar bisa memperoleh data yang efektif. Maka dari itu penulis mau membahas lebih lanjut
lagi tentang makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah cara pemeriksaan Leopold I beserta tujuannya?


1.2.2 Bagaimanakah cara pemeriksaan Leopold II beserta tujuannya?
1.2.3 Bagaimanakah cara pemeriksaan Leopold III beserta tujuannya?
1.2.4 Bagaimanakah cara pemeriksaan Leopold IV beserta tujuannya?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui cara pemeriksaan Leopold I beserta tujuannya.


1.3.2 Untuk mengetahui cara pemeriksaan Leopold II beserta tujuannya.
1.3.3 Untuk mengetahui cara pemeriksaan Leopold III beserta tujuannya.
1.3.4 Untuk mengetahui cara pemeriksaan Leopold IV beserta tujuannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Leopold I
2.1.1 Cara pemeriksaan:
Sebelum diperiksa, ibu hamil dipersiapkan antara lain diberitahu maksud dan
tujuan pemeriksaan. Pakaian dalam yang menghalangi pemeriksaan dibuka, pakaian
dilonggarkan, dan bila ketat diganti dengan pakaian longgar untuk memudahkan
pemeriksaan.Ibu hamil diperiksa dalam keadaan tidur telentang, kedua lutut bagak
ditekuk. Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu dan menghadap kewajah ibu.
Suhu tangan pemeriksa disesuaikan dengan suhu ibu supaya uterus tidak
berkontraksi saat dilakukan palpasi dengan jalan: Bila cuaca dingin pemeriksa mencuci
tangan dengan air hangat, atau setelah mencuci tangan kedua telapak tangan digosok-
gosokkan sampai terasa hangat.
Mulai pemeriksaaan dengan mendorong fundus uteri kebagian bawah tengah
menggunakan tangan kiri, kemudian ditahan dengan tangan kanan, dengan
menggunkan jari-jari tangan kiri, tinggi fundus uteri diukur dari prosesusxifoideus
sampai pusat. Akan diperoleh tinggi fundus uteri berapa jari berada dibawah
prosesusxifoideus. Bila fundus uteri mendekati pusat, tangan kiri pemeriksa menahan
fundus uteri, tangan kanan mengukur tinggi fundus uteri mulai dari pusat. Berdasarkan
hasil pengukuran dari pemeriksaan palpasi diperkirakan umur kehamilan disesuaikan
pula dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir.
Setelah tinggi fundus uteri diukur, dilanjutkan meraba bagian-bagian janin yang
berada pada fundus uteri menggunakan tangan kanan dan tangan kiri secara bergantian.
Bila meraba dengan tangan kanan, tangan kiri menahan demikian sebaliknya. Bila
teraba bagian bulat, keras,dan bila ditekan terasa lentingan, merupakan pertanda dari
kepala janin. Bila kepala janin berada pada fundus uteri, janin adalah presentasi
bokong.
Bila teraba bagian besar lunak dan bila ditekan tidak terasa lentingan,
merupakan pertanda dari bokong janin. Bila bokong janin berada pada fundus uteri
berarti janin presentasi kepala. Bila teraba bagian yang datar melebar adalah pertanda
dari punggung janin. Punggung berada pada fundus uteri, berarti posisi janin melintang.
Bila yang teraba bagian yang berbenjol-benjol kecil-kecil merupakan pertanda dari
bagian-bagian kecil janin seperti tangan dan kaki. Bila bagian – bagian kecil janin
berada pada fundus uteri, berarti janin juga posisinya melintang.
Bila pada pemeriksaan palpasi dengan teknik leopold I kita menemukan dua
bagian besar janin, di fundus uteri itu merupakan pertanda dari kehamilan
ganda/kembar. Misalnya dua bagian yang bulat dan keras, satu bagian yang bulat dan
keras, dan satu bagian yang besar dan lunak, dan biasanya disertai dengan tinggi fundus
uteri lebih tinggi dari umur kehamilan apabila diperhitungkan berdasarkan hari pertama
haid terakhir.

2.1.2 Tujuan pemeriksaan:


a. Untuk mengetahui umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri.
b. Menentukan bagian-bagian janin yang berada pada fundus uteri

2.2 Leopold II
2.2.1 Cara pemeriksaan:
Setelah meraba bagian-bagian janin pada fundus uteri pada pemeriksaan Leopold
I, tangan kiri dipindahkan kebagian kanan uterus ibu, dan tangan kanan dipindahkan
kebagian kiri uterus ibu. Tangan kanan meraba bagian janin yang ada dibagian samping
kiri uterus, dan tangan kiri menahan uterus pada bagian samping kanan. Selanjutnya,
tangan kiri meraba bagian janin yang berada dibagian samping kanan uterus ibu, dan
tangan kanan menahan bagian samping kiri uterus ibu. Bila yang dirasakan bagian
yang datar dan melebar adalah pertanda dari punggung janin, dan bila dirasakan di
bagian samping kiri uterus berarti posisi janin punggung kiri, sedangkan apabila
dirasakan sebelah kanan berarti posisi janin punggung kanan. Sebaliknya, bila
ditemukan disamping kiri uterus bagian yang keras bulat, mudah digerakkan dan ada
lentingan, sebagai pertanda kepala janin, dan disebelah kanan ditemukan bagian yang
besar, lunak dan sulit digerakkan sebagai pertanda bokong janin, berarti posisi janin
melintang dengan kepala dikiri. Demikian sebaliknya.

2.2.2 Tujuan pemeriksaan


Untuk mengetahui bagian-bagian janin yang berada pada bagian samping kanan dan
samping kiri uterus.
2.3 Leopold III
2.3.1 Cara Pemeriksaan :
Setelah meraba bagian samping kanan dan samping kiri uterus, tangan kiri
dipindahkan ke fundus uteri, tangan kanan kebagian bawah uterus. Tangan kiri
menahan fundus uteri, tangan kanan meraba dan menggoyangkan bagian janin yang
berada dibagian bawah uterus. Apabila teraba keras dan bila digoyangkan ada
lentingan pertanda kepala janin, apabila teraba lunak, dan bila digoyangkan tidak ada
lentingan pertanda bokong janin. Pada saat bagian terendah janin
digoyangkan, apabila masih bisa digoyangkan berarti bagian terendah janin belum
masuk pintu atas panggul ibu. Sebaliknya, apabila pada saat digoyangkan dibagian
terendah janin tidak bisa bergoyang berarti bagian terendah janin sudah masuk kepintu
atas panggul ibu.

2.3.2 Tujuan Pemeriksaan


a. Untuk menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus.
b. Untuk mengetahui apakah tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus
sudah atau belum masuk kepintu atas panggul ibu.
2.4 Leopold IV
2.4.1 Cara Pemeriksaan :
Pemeriksaan palpasi dengan teknik leopold IV dilaksanakan apabila pada
pemeriksaan palpasi dengan teknik leopold III di dapatkan bagian terendah janin sudah
masuk kepintu atas panggul ibu.
Setelah melakukan pemeriksaan palpasi dengan teknik leopold III, pemeriksaan
mengubah posisi menghadap bagian kaki ibu. Ibu diminta untuk meluruskan kakinya
atau tidak menekuk lutut. Tangan kiri pemeriksaan dipindahkan kesebelah lateral kiri
uterus ibu, dan tangan kanan dipindahkan kesebelah lateral kanan uterus ibu, ujung jari
tangan kanan dan tangan kiri berada pada tepi atas tulang simfisis pubis. Pertemuan
kedua ibu jari dan ujung-ujung jari tangan kanan tangan kiri. Apabila ibu jari dan
ujung-ujung jari tangan kanan dan kiri bisa bertemu satu sama lain disebut konvergen,
berarti bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul ibu. Apa bila ibu jari
dan ujung-ujung jari tangan kanan dan kiri sejajar, berarti sebagian kecil bagian
terendah janin sudah masuk kepintu atas panggul ibu. Sedangkan apabila kedua ibu
jari dan ujung-ujung jari tangan kanan dan tangan kiri tidak bisa dipertemukan disebut
Divergen, berarti sebagian besar bagian terendah janin sudah masuk kepintu rongga
panggul ibu.

2.4.2 Tujuan Pemeriksaan


a. Untuk memastikan apakah bagian terndah janin benar-benar sudah masuk
kepintu atas panggul atau belum
b. Untuk menentukan seberapa banyak bagian terendah janin sudah masuk kepintu
atas panggul ibu.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah di atas yaitu Pemeriksaan
Leopold merupakan pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada ibu hamil untuk
mengetahui posisi janin dalam uterus. Pemeriksaan Leopold terbagi menjadi 4 yaitu,
Leopold I, Leopold II, Leopold III, dan Leopold IV.
Leopold I bertujuan untuk menentukan tinggi fundus uteri, mengetahui bagian apa
yng teratas pada perut ibu, dan menentukan usia kehamilan. Leopold II bertujuan untuk
mengetahui apa yang terdapat pada perut kanan dan kiri ibu. Leopold III untuk mengetahui
apa yang terdapat pada bagian bawah perut ibu dan masih bisa digoyangkan atau tidak.
Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh masuknya bagian terendah janin kedalam
PAP.

3.2. Saran
Kepada mahasiswa keperawatan agar dapat lebih bisa memahami pemeriksaan yang
terutama pemeriksaan leopold dan mengetahui tujuan dari pemeriksaan leopold tersebut.
Daftar Pustaka
Asrinah,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Romauli, Suryati. 2011. Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan


Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.

Varney, dkk. 2011. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.


(http://oshigita.wordpress.com)

Anda mungkin juga menyukai