KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTARISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Tujuan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Leopold I…………………………………………………………………………….3
2.2 Leopold II……………………………………………………………………………5
2.3 Leopold III…………………………………………………………………………..7
2.4 Leopold IV…………………………………………………………………………..8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................10
3.2 Saran ………………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2.1 Leopold I
2.1.1 Cara pemeriksaan:
Sebelum diperiksa, ibu hamil dipersiapkan antara lain diberitahu maksud dan
tujuan pemeriksaan. Pakaian dalam yang menghalangi pemeriksaan dibuka, pakaian
dilonggarkan, dan bila ketat diganti dengan pakaian longgar untuk memudahkan
pemeriksaan.Ibu hamil diperiksa dalam keadaan tidur telentang, kedua lutut bagak
ditekuk. Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu dan menghadap kewajah ibu.
Suhu tangan pemeriksa disesuaikan dengan suhu ibu supaya uterus tidak
berkontraksi saat dilakukan palpasi dengan jalan: Bila cuaca dingin pemeriksa mencuci
tangan dengan air hangat, atau setelah mencuci tangan kedua telapak tangan digosok-
gosokkan sampai terasa hangat.
Mulai pemeriksaaan dengan mendorong fundus uteri kebagian bawah tengah
menggunakan tangan kiri, kemudian ditahan dengan tangan kanan, dengan
menggunkan jari-jari tangan kiri, tinggi fundus uteri diukur dari prosesusxifoideus
sampai pusat. Akan diperoleh tinggi fundus uteri berapa jari berada dibawah
prosesusxifoideus. Bila fundus uteri mendekati pusat, tangan kiri pemeriksa menahan
fundus uteri, tangan kanan mengukur tinggi fundus uteri mulai dari pusat. Berdasarkan
hasil pengukuran dari pemeriksaan palpasi diperkirakan umur kehamilan disesuaikan
pula dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir.
Setelah tinggi fundus uteri diukur, dilanjutkan meraba bagian-bagian janin yang
berada pada fundus uteri menggunakan tangan kanan dan tangan kiri secara bergantian.
Bila meraba dengan tangan kanan, tangan kiri menahan demikian sebaliknya. Bila
teraba bagian bulat, keras,dan bila ditekan terasa lentingan, merupakan pertanda dari
kepala janin. Bila kepala janin berada pada fundus uteri, janin adalah presentasi
bokong.
Bila teraba bagian besar lunak dan bila ditekan tidak terasa lentingan,
merupakan pertanda dari bokong janin. Bila bokong janin berada pada fundus uteri
berarti janin presentasi kepala. Bila teraba bagian yang datar melebar adalah pertanda
dari punggung janin. Punggung berada pada fundus uteri, berarti posisi janin melintang.
Bila yang teraba bagian yang berbenjol-benjol kecil-kecil merupakan pertanda dari
bagian-bagian kecil janin seperti tangan dan kaki. Bila bagian – bagian kecil janin
berada pada fundus uteri, berarti janin juga posisinya melintang.
Bila pada pemeriksaan palpasi dengan teknik leopold I kita menemukan dua
bagian besar janin, di fundus uteri itu merupakan pertanda dari kehamilan
ganda/kembar. Misalnya dua bagian yang bulat dan keras, satu bagian yang bulat dan
keras, dan satu bagian yang besar dan lunak, dan biasanya disertai dengan tinggi fundus
uteri lebih tinggi dari umur kehamilan apabila diperhitungkan berdasarkan hari pertama
haid terakhir.
2.2 Leopold II
2.2.1 Cara pemeriksaan:
Setelah meraba bagian-bagian janin pada fundus uteri pada pemeriksaan Leopold
I, tangan kiri dipindahkan kebagian kanan uterus ibu, dan tangan kanan dipindahkan
kebagian kiri uterus ibu. Tangan kanan meraba bagian janin yang ada dibagian samping
kiri uterus, dan tangan kiri menahan uterus pada bagian samping kanan. Selanjutnya,
tangan kiri meraba bagian janin yang berada dibagian samping kanan uterus ibu, dan
tangan kanan menahan bagian samping kiri uterus ibu. Bila yang dirasakan bagian
yang datar dan melebar adalah pertanda dari punggung janin, dan bila dirasakan di
bagian samping kiri uterus berarti posisi janin punggung kiri, sedangkan apabila
dirasakan sebelah kanan berarti posisi janin punggung kanan. Sebaliknya, bila
ditemukan disamping kiri uterus bagian yang keras bulat, mudah digerakkan dan ada
lentingan, sebagai pertanda kepala janin, dan disebelah kanan ditemukan bagian yang
besar, lunak dan sulit digerakkan sebagai pertanda bokong janin, berarti posisi janin
melintang dengan kepala dikiri. Demikian sebaliknya.
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah di atas yaitu Pemeriksaan
Leopold merupakan pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada ibu hamil untuk
mengetahui posisi janin dalam uterus. Pemeriksaan Leopold terbagi menjadi 4 yaitu,
Leopold I, Leopold II, Leopold III, dan Leopold IV.
Leopold I bertujuan untuk menentukan tinggi fundus uteri, mengetahui bagian apa
yng teratas pada perut ibu, dan menentukan usia kehamilan. Leopold II bertujuan untuk
mengetahui apa yang terdapat pada perut kanan dan kiri ibu. Leopold III untuk mengetahui
apa yang terdapat pada bagian bawah perut ibu dan masih bisa digoyangkan atau tidak.
Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh masuknya bagian terendah janin kedalam
PAP.
3.2. Saran
Kepada mahasiswa keperawatan agar dapat lebih bisa memahami pemeriksaan yang
terutama pemeriksaan leopold dan mengetahui tujuan dari pemeriksaan leopold tersebut.
Daftar Pustaka
Asrinah,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.