Anda di halaman 1dari 1

II.3.

3 Perencanaan Expansion Joint

Expansion joint direncanakan supaya mampu mengakomodasikan pergerakan yang

diakibatkan oleh creep, shrinkage, perubahan temperature, perpendekan elastic dan

displacement akibat beban gempa. Dengan mengakomodasi konsep balanced stiffness dimana

pergerakan pier diharapkan mengalami pergerakan yang seragam sehingga terjadinya

displacement yang besar akibat perbedaan arah pergerakan antara pier dapat dihindari maka

displacement akibat gempa dapat tereduksi.

Perpindahan akibat shrinkage yang terjadi setelah instalasi expansion joint yang dapat

dihitung dengan persamaan berikut: shrink (mm) = . . Ltrib (1000mm/m)

Dimana :

Ltrib : panjang tributary struktur (m) : regangan shrinkage ultimit setelah instalasi diambil 0.0003

: faktor yang memperhitungkan efek kekangan oleh struktur yang dipasang

sebelum pelat dicor. 0.0 (steel girder), 0.5 (precast prestressed concrete girder),

0.8 (concrete box girder dan T beams), 1.0 untuk flat slab.

Perpindahan akibat temperatur dihitung dengan menggunakan nilai maksimum dan

minimum temperatur yang mungkin terjadi pada deck jembatan. temp (mm) = . Ltrib . T
(1000mm/m)

Dimana :

Ltrib : panjang tributary struktur (m) : koefesien thermal 0.000011 m/m/oC T : perbedaan
temperature oC, diambil sebesar 25oC (15 – 40)oC

Dalam hal ini expansion joint direncanakan akan menggunakan compression seal joint,

kemampuan expansion joint jenis ini tergantung korelasi antara lebar joint saat konstruksi

dan lebar desain joint. Maksimum dan minimum lebar seal tertekan adalah 85% dan 40%

dari lebar seal tidak tertekan.

Beberapa ketentuan dalam perencanaan expansion joint dengan menggunakan

compression seal joint, yaitu:

Anda mungkin juga menyukai