Bab 9 Tehnik - Tehnik Pelatihan Dan Fasilitasi
Bab 9 Tehnik - Tehnik Pelatihan Dan Fasilitasi
9
Teknik-teknik Pelatihan
dan Fasilitasi
Perkenalan Fasilitasi
Mempraktekkan Menyimak, Mengamati, Bertanya
Mempraktekkan Parafrase, Menguji, Dialog
Mempraktekkan Umpan Balik, Dinamika Kelompok
Mempraktekkan Fasilitasi
Menilai Ketrampilan Fasilitasi
9.1
Bahan-bahan: 1. Flip chart atau transparansi dengan rumah pelatihan (lihat sesi peran pelatih hala-
man @)
2. Foto kopi hand-out
Waktu: 1 jam
Komentar:
Bagaimana fasilitasi membantu terjadinya proses sharing yang efektif dan proses
pemahaman bersama ?
Dalam suatu pelatihan, biasanya banyak ide dan pengalaman yang dilontarkan
atau diceritakan. Namun, seringkali hanya beberapa yang mendapat perhatian semen-
tara yang lainnya hilang seolah-olah tidak pernah dikatakan. Kenapa hal ini terjadi?
Diagram berikut mengilustrasikan masalah tersebut;
Prinsipnya adalah: satu ide yang diekspresikan dengan gaya komunikasi yang bisa
diterima akan ditanggapi secara lebih serius oleh lebih banyak orang. Ide-ide yang dieks-
presikan secara buruk atau mengancam akan lebih sulit didengar peserta. Sebagai con-
toh, banyak peserta tidak sabar dengan peserta yang sangat pemalu atau gugup dan
bicara dalam kalimat terpatah-patah, atau yang tidak menguasai bahasa dengan baik.
Tidak jarang dijumpai, ada kelompok pelatihan yang pesertanya benar-benar ingin
menyuarakan opini, berbagi pandangannya, saling mendengarkan pengalaman dan
memunculkan ide-ide baru yang menarik. Namun, hal itu dibatasi oleh kemampuan
menerima gaya komunikasi yang berbeda, sehingga ruang lingkup dan kekayaan infor-
masi, pengetahuan dan pengalaman hasil sharingnya menjadi terbatas.
Dalam contoh dan ilustrasi berikut digambarkan bahwa walaupun ada ide-ide yang
hilang, akan lebih banyak ide-ide yang dibagi (di-share) apabila kita memperluas batas
gaya komunikasi yang bisa diterima. Dengan menggunakan teknik fasilitasi yang baik,
seorang fasilitator bisa menjadi pendukung untuk kelompok seperti itu.
Sebagai contoh:
● Ketika seseorang mengulang-ulang perkataanya sepanjang waktu, seorang fasilita-
tor bisa meringkaskan perkataannya untuk membantunya berpikir.
● Seorang fasilitator bisa membantu mereka yang bicara dalam kalimat terpatah-
patah dengan memperlambatnya dan menggali gagasan yang ingin disampaikan.
● Seorang fasilitator bisa mengulang satu ide dari seorang peserta yang malu agar
menjadi perhatian semua orang.
● Seorang fasilitator bisa melakukan interupsi dengan tegas dan baik apabila ada
topik yang berbeda dengan topik yang sedang didiskusikan. Namun fasilitator men-
janjikan kepada pembicara bahwa pada akhir diskusi, fasilitator akan meminta
kelompok memutuskan apa yang harus dilakukan dengan topik baru tersebut.
Kergaman dalam komunikasi
Proses untuk menemukan apa yang terjadi dalam satu kelompok disebut mendiag-
nosis. Itu adalah suatu ketrampilan penting bagi seorang fasilitator. Seorang fasilitator
hanya bisa menghindari atau menghilangkan masalah jika dia bisa mendiagnosis apa
yang terjadi. Dalam diagnosis terkandung pemahaman tentang penyebab masalah
yang diperoleh setelah mencari petunjuk:
● dari dalam kelompok, misalnya pola komunikasi, bahasa tubuh
● di luar kelompok, misalnya sejarah, hubungan masa lalu antara anggota, hierarki.
Setiap orang tidak berpartisipasi Tugas tidak jelas untuk setiap orang
atau menunjukkan ketertarikan
dan sebagian diam Beberapa peserta merasa tidak aman
Peserta tetap pada pandangan Adanya nilai-nilai yang berbeda jauh lebih penting
yang saling bertentangan, meng- ketimbang tugas kelompok
hambat proses atau pengambilan Adanya perbedaan/konflik antara individual yang ada
keputusan sebelum keberadaan kelompok
Kelompok tidak bisa mengambil Peserta tidak memiliki cukup informasi atau ketrampil-
keputusan, atau tidak ingin an untuk memecahkan masalah
melaksanakan keputusan Keputusan mengancam peserta
Takut salah
Dampingi
Mengawasi kemajuan
Beberapa sikap dan ketrampilan yang diperlukan untuk menjadi fasilitator yang
efektif
● Keterbukaan: kemampuan untuk mengundang dialog, menerima umpan balik, dan
siap untuk menguji nilai-nilai Anda termasuk opini, serta kesiapan untuk merubah-
nya, jika perlu.
● Sensitif/empati: kemampuan mengambil pesan implisit; untuk melihat masalah
melalui mata peserta; untuk memahami perasaan, ide-ide dan nilai-nilai mereka;
untuk fokus pada peran daripada sekedar hanya pada kepribadian atau kompeten-
si.
● Ketrampilan komunikasi dasar: kemampuan menyimak dan mengamati secara aktif,
bertanya, menguji, menciptakan dialog, mengungkapkan dengan cara lain, memberi
umpan balik,
● Mendiagnosis: kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan memilih cara dan
waktu intervensi yang tepat
● Mendukung dan mendorong peserta: kemampuan untuk memberikan dukungan,
apreasiasi dan kepedulian baik secara verbal maupun non-verbal.
● Menantang: kemampuan untuk berlawanan, untuk tidak setuju, untuk menghen-
tikan satu proses tanpa bersikap kasar.
seorang pelatih
1 jam Waktu:
Anda seorang sopir bis. Pada pemberhentian berikutnya 12 orang naik. Pada pember-
hentian berikutnya 3 orang turun dan 5 naik Pada pemberhentian ketiga 1 turun dan
6 naik. Pada pemberhentian ketiga 1 turun dan 6 naik. Pada pemberhentian keempat
5 naik 8 turun. Pada pemberhentian kelima 9 turun dan 3 naik. Pada pemberhentian
keenam 3 turun dan 7 naik. Siapa kah nama sopir bisnya?
1
Diadaptasi dari Games Teams Play
5. Minta peserta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang dan tuliskan
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menyimak sebagai pelatih pada
flipchart seperti berikut ini;
Seorang pelatih yang baik akan…. Seorang pelatih yang baik tidak akan …
6. Tempel flipcharts dan minta semua orang berkeliling dan membaca.
7. Bagikan handout dan jelaskan bahwa mereka bisa mempraktekkan ketrampilan
menyimak mereka selama pelatihan ini.
Komentar: Aktifitas ini bisa digunakan sebagai ilustrasi pendek yang menyegarkan mengenai fakta
bahwa menyimak secara aktif tidak segampang seperti yang dibayangkan. Hal ini
menunjukkan betapa gampangnya untuk tenggelam dalam detail dan melewatkan
poin-poin kritis. Mereka akan benar-benar mempraktekkan ketrampilan menyimak mere-
ka selama melakukan latihan fasilitasi yang lain.
Menyimak secara baik adalah lebih sulit daripada yang kita pikir
Menyimak sepertinya mudah dilakukan. Tetapi dalam realitas, kita pikir kita menyi-
mak, tetapi kita ternyata hanya mendengar apa yang mau kita dengar! Hal ini bukan
proses sadar: hal ini hampir alamiah. Untuk menyimak dengan hati-hati dan secara
kreatif, kita harus dapat memilih aspek-aspek positif, masalah-masalah, kesulitan-kesuli-
tan dan menangkap ketegangan-ketegangan yang terjadi. Ini adalah ketrampilan paling
mendasar untuk fasilitasi. Karenanya kita selayaknya mencoba untuk memahami apa
yang bisa menghambat tindakan menyimak. Daftar di bawah ini disebut hambatan
untuk menyimak yang mungkin mengganggu tindakan menyimak yang sesuai dan
suportif. Memahaminya akan membantu untuk mengatasinya.
Hambatan menyimak
Menyimak hidup-mati
Kebiasaan menyimak yang tidak baik ini muncul dari fakta
bahwa kebanyakan orang berpikir sekitar 4 kali lebih cepat
dibanding rata-rata orang bisa bicara. Jadi pendengar memi-
liki kira-kira 3\4 menit ‘waktu berpikir tersisa’ untuk tiap
menit kegiatan menyimak. Kadang mereka menggunakan
waktu ekstra ini untuk berpikir tentang hal-hal pribadinya
daripada untuk menyimak dan merumuskan apa yang
harus pembicara katakan. Hal ini bisa diatasi dengan
memperhatikan ucapan, bahasa tubuh seperti gestur, ker-
aguan dll.
atau beberapa orang yang tidak memahami, maka kelompok lain bisa diminta untuk
menjelaskan atau jika mungkin, dengan memberi contoh.
Memraktekkan Pengamatan3
1 jam Waktu:
1. Mulai lah dengan latihan pemanasan berikut ini: Yang mana?* Langkah-langkah
● Minta seseorang dalam kelompok yang mengenakan jam non-digital
● Minta orang tersebut untuk melepas jamnya dan masukkan ke dalam kantong
Anda
● Katakan kepada orang tersebut bahwa Anda akan menguji kemampuan penga-
matannya, dan minta seluruh kelompok untuk ikut bermain dengan orang yang
jamnya Anda gunakan, dengan cara menutup jam mereka sendiri.
● Katakan kepada peserta seolah bahwa jama mereka hilang dan Anda telah
menemukannya. Tetapi, sebelum Anda mengembalikannya, Anda ingin memas-
tikan bahwa jam tersebut memang miliknya. Beberapa pertanyaan disertakan:
“Apakah mereknya? Apa warna permukaannya? Apakah ada sesuatu yang ter-
cetak di permukaannya? Apakah hurufnya Roman atau Arabi? Berapa angka
yang ditunjukkan? “Apakah itu jam bekas?” Ingatkan kelompok untuk menja-
wab pertanyaan yang sama untuk jam mereka, yang sudah mereka tutup.
● Dengan mudah disimpulkan bahwa kebanyakan orang tidak gampang menje-
laskan tentang jam mereka sendiri bahkan meskipun mereka melihatnya berkali-
kali sehari.
2. Ucapkan terima kasih kepada sukarelawan dan tanyakan kepada kelompok: “kena-
pa kita kurang mengamati (Tekanan waktu? Kurangnya kepedulian? Menerima se-
suatu apa adanya?). Apakah mereka mengenal orang yang mengamati dengan
sangat baik (fotografer,seniman, pelukis dan dll. orang yang memerlukan ketram-
pilan mengamati dengan baik untuk profesi mereka)? Apakah nilai pengamatan
bagi seorang pelatih? Apa hal yang penting untuk diamati sebagai seorang
pelatih?
3. Memraktekkan mengamati. Jelaskan bahwa mengamati bahasa tubuh bisa men-
jelaskan banyak hal tentang apa yang terjadi. Kadang-kadang bahasa tubuh lebih
baik dari bahasa percakapan. Jelaskan bahwa kita akan mempraktekkan penga-
matan bahasa tubuh masing-masing. Bagikan kartu kepada kelompok kecil (3-4
orang) dan katakan kepada mereka satu dari anggota kelompok memainkan peran
(non-verbal) yang ada di kartu dan anggota kelompok lain harus menggunakan ke-
trampilan pengamatan mereka untuk menebak apakah perasaan atau perilakunya.
4. Rumuskan beberapa point belajar dan jelaskan bahwa mereka bisa mempraktekkan
ketrampilan pengamatan mereka hampir secara terus menerus selama pelatihan ini.
Komentar: *Pilih satu objek yang tidak terlalu diamati dalam kebudayaan Anda (di Indonesia pem-
anasan ini tidak berjalan dengan baik karena hampir semua orang mengamati jam
mereka dengan sangat baik)
Perbesar halaman pada kertas tebal A5 dan potong gambar wajah menjadi kartu-
kartu yang terpisah ------ ✃
Memraktekkan Bertanya
Langkah-langkah: 1. Perkenalkan sesi dengan mengatakan bahwa mengajukan pertanyaan adalah alat
fasilitasi yang sangat berguna dalam lingkungan pelatihan partisipatif. Jelaskan
bahwa jika kita ingin peserta menggunakan istilah mereka sendiri atau untuk belajar
melalui penemuan, kita sebagai pelatih harus bisa mengajukan pertanyaan yang
tepat dengan cara yang tepat.
2. Undang mereka untuk mendiskusikan mengapa kita sebagai pelatih perlu menga-
jukan pertanyaan. Diskusi dilakukan dalam kelompok kecil selama sekitar 5 menit.
Mendaftar jawaban dalam pleno dan menambahkan jawaban Anda jika perlu (lihat
hand out).
3. Tanyakan apa perbedaan antara pertanyaan tertutup dan terbuka, dan undang
mereka untuk memberikan contoh untuk keduanya.
4. Jelaskan mekanisme dan prosedur dalam menggunakan Triads atau Dyads untuk
mempraktekkan
● Triads: setiap tiga orang memilih seorang pembicara, seorang pendengar dan
seorang pengamat; setelah pertama mempraktekkan, perannya digilir sehingga
setiap orang dapat melakukan ketiga peran tersebut.
● Dyads: Prinsipnya sama tetapi berpasangan tanpa pengamat.
5. Bagikan lembaran Exercise dan undang peserta untuk mulai memraktekkan dalam
triads atau dyads. Monitor waktunya sementara peserta mengajukan pertanyaan
satu dengan yang lain. Pastikan mereka bertukar peran dalam waktu tersebut.
6. Undang mereka untuk mengulang setelah kurang lebih 15 menit dan refleksikan lati-
han dengan menjawab pertanyaan refleksi.
7. Jelaskan bahwa ada beberapa tipe pertanyaan selain dari pertanyaan terbuka dan
tertutup. Tanyakan jika mereka bisa memikirkan tipe pertanyaan lain untuk digu-
nakan bagi kepentingan pelatihan. Diskusikan beberapa keuntungan dan kerugian
pertanyaan tipe lain dan berikan contoh (lihat handout).
8. Rumuskan poin-poin pelajaran utama dan bagikan handout.
Komentar: Jika peserta terbiasa dengan pertanyaan terbuka dan tertutup dari RRA/PRA Anda
hanya mengingatkan mereka tentang perbedaannya dan mereka berpikir tentang per-
tanyaan yang lebih tepat dalam satu lingkungan pelatihan. Pilihan yang lain adalah sesi
Pertanyaan tentang pertanyaan (halaman @).
Ada ketrampilan yang bisa diuji yang bisa membantu seorang pelatih untuk
melakukan sesi pelatihan yang lebih efektif. Pertama, jadi lah seorang pendengar yang
baik. Kemudian menjadi ahli dalam seni menggunakan pertanyaan yang tepat dengan
cara yang tepat pada waktu yang tepat.
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan. Anda bisa langsung memberikan jawa-
bannya, jika Anda merasa Anda memiliki semua jawaban dan ingin mengesankan seti-
ap orang dengan pengetahuan Anda. Atau, Anda bisa mendorong partisipasi peserta
dan memberi mereka kesempatan untuk merefleksikan, berpikir, menemukan dan belajar
sendiri.
Alasan Contoh
2. Rasakan pikiran, ide-ide atau opini Apa ide Anda tentang…? Bagaimana menurut
peserta. Anda?
4. Kenali kontributor penting. Thuba, itu ide yang menarik. Jelaskan lebih
lanjut kepada kita.
6. Meraih pemahaman dengan menggali Itu salah satu cara pandang. Mari kita lihat
pertanyaan dari kedua belah pihak ten- cara pandang dari sisi lain. Apa yang terjadi
tang suatu hal. jika Anda…?
Tipe-tipe pertanyaan
Ada beberapa tipe-tipe pertanyaan bisa kita gunakan untuk keperluan yang berbeda:
Pertanyaan Langsung: Cara yang baik untuk dijawab. Bisa membuat malu peserta
Ditujukan kepada sese- Berguna untuk melibatkan yang tidak siap. Lebih efektif
orang dengan menyebut peserta yang pendiam dan jika diikuti dengan satu per-
nama, atau sebuah sub- pemalu. tanyaan umum untuk mengem-
kelompok. Bisa mengurangi monopoli balikan fokus kepada kelompok
diskusi oleh peserta yang lebih sebagai kesatuan.
dominan.
Bisa menyerap kemampuan
khusus seseorang dalam kelom-
pok, contohnya. rimbawan, spe-
sialis jender.
Bisa digunakan untuk men-
gaitkan pada satu poin yang
hilang karena ada komentar
orang lain yang tidak relevan.
Memraktekkan Parafrase
Waktu: 45 menit
Langkah-langkah: 1. Minta peserta, jika mereka bisa mendefinisikan apa parafrase itu. Tuliskan istilah
dan definisinya (lihat handout).
2. Gali ide-ide saat mereka berpikir bahwa hal ini bisa berguna untuk teknik fasilitasi.
3. Jelaskan kepada mereka bagaimana pengungkapan dengan cara lain dan
berikan beberapa contoh.
4. Jelaskan mekanisme dan prosedur menggunakan triads atau dyads untuk mem-
praktekkan
● Triads: setiap tiga orang memilih seorang pembicara, seorang pendengar dan
seorang penyimak; setelah mempraktekkan pertama kali, perannya digilir yang
memungkinkan setiap orang untuk bertindak dalam tiga peran tersebut.
● Dyads: prinsip yang sama tetapi dalam pasangan tanpa pengamat
5. Memraktekkan. Biarkan peserta untuk mengalami kegunaan parafrase dengan
memraktekkan parafrase dalam triads atau dyads masing-masing selama 5 menit
(untuk contoh mengenai mengapa mereka berpikir Komuniti forestri itu penting di
negara mereka masing-masing). Monitor waktunya sementara peserta masing-mas-
ing melakukan parafrase, pastikan mereka bertukar peran dalam waktu tersebut.
6. Refleksi. Undang mereka mengulang setelah kurang lebih 20 menit dan refleksikan
pada latihan dengan menanya dan menjawab pertanyaan berikut;
● Bagaimana tanggapan Anda sebagai seorang peserta ketika mendengar kem-
bali kata-kata Anda sendiri?
● Bagaimana cara Anda sebagai pelatih mengungkapkan dengan kata lain?
● Apa yang menyulitkan? Apa yang bisa membantu?
● Apa keuntungan dari parafrase untuk pembicara, penyimak dan pelatih
secara bersama-sama (lihat handout)
7. Bagikan hand out.
Komentar: Variasi: fasilitator memberikan sebuah contoh saat dimana mereka tidak menyimak
dengan baik. Orang selanjutnya mengungkapkan dengan kata lain apa yang dikatakan
fasilitator. Orang tersebut kemudian memberikan sebuah contoh untuk setiap orang
untuk mengungkapkan dengan cara benar, dan begitu selanjutnya.
Catatan : Jika pernyataan pembicara dalam satu atau dua kalimat, pergunakan
kira-kira jumlah kata-kata yang sama ketika Anda mem-parafrase-kannya.
Jika pernyataan pembicara dalam kalimat yang sangat panjang, ringkaskan.
Memraktekkan menguji4
Waktu: 45 menit
Langkah-langkah: 1. Jalankan satu curah pendapat mengenai apakah menguji itu. Jelaskan bahwa kita
akan mempraktekkan menguji dengan melakukan aktifitas yang menyenangkan.
2. Minta peserta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 6 orang untuk
melakukan kegiatan yang merangsang pemikiran.
Teka-teki: 3. Jelaskan bahwa Anda akan memberikan kepada kelompok satu masalah untuk
Seseorang dikete- dipecahkan – satu teka-teki. Penyelesainnya akan diberikan kepada satu orang
mukan tewas di untuk tiap kelompok dan kelompok harus menemukan jawaban dengan bertanya
padang pasir. Di
kepada orang tersebut dengan pertanyaan yang hanya bisa dijawab dengan “ya”
sampingnya ter-
letak sebuah atau “tidak”.*
bungkusan. Jika 4. Bahwa orang yang terpilih ke pinggir dan berikan mereka teka-teki dan jawabannya.
dia membuka Jelaskan bahwa mereka tidak perlu mengingat teka-tekinya karena Anda akan
bungkusan terse- meberikannya kepada seluruh kelompok.
but dia tidak akan 5. Pajang teka-tekinya di tempat yang bisa dilihat setiap orang selama permainan ini.
mati. Apakah isi Minta seseorang yang pernah memainkan permainan ini sebelumnya sebagai seo-
bungkusan itu?
rang pengamat dalam kelompoknya.
Jawaban: 6. Minta kepada tiap kelompok saat mendapatkan jawaban agar menyimpannya
sebuah parasit! untuk kelompok sendiri, tetapi minta untuk melambaikan tangan (Anda mungkin
juga menghentikan permainan begitu satu kelompok mendapatkan jawaban,
menyediakan waktu yang cukup untuk setiap orang dalam berusaha memecahkan
teka-teki dengan baik, sekitar 10 menit).
7. Begitu teka-teki telah dipecahkan refleksikan apa yang terjadi dengan bertanya :
● Apa yang membantu Anda untuk menguji dengan baik (menyimak dengan aktif,
mengembangkan ide-ide, berpikir kreatif , memperjelas informasi, menganalisis
masalah dengan hati-hati)
● Apa yang menghindarkan Anda untuk menguji dengan baik? (tidak menyimak
dengan baik, meloncat dari satu pertanyaan ke pertanyaan lain, kurang berpikir
kreatif, berasumsi)
● Bagaimana hal ini berkaitan dengan pelatihan? Kenapa menguji adalah satu
ketrampilan penting untuk seorang pelatih (untuk menggali peserta, untuk
memecahkan masalah-masalah, untuk menjernihkan pertanyaan, masukan dan
opini peserta, untuk memfasilitasi dialog)
8. Ringkaskan pelajaran pentingnya dan bagikan handout.
*Umumnya seseorang menggunakan pertanyaan terbuka ketika menguji, tetapi ini Komentar:
adalah latihan yang baik karena pertanyaan tertutup mendorong Anda untuk menguji
dengan baik dengan tujuan untuk memecahkan masalah.
Satu lanjutan yang baik sesi ini adalah memraktekkan sesi dialog.
Lakukan Jangan
❏
✘ Menilai selama menyimak
❏
✔ Aktif menyimak ❏
✘ Melompat dari satu pertanyaan
❏
✔ Kembangkan pertanyaan selanjut- ke pertanyaan lain
nya dari jawaban sebelum ❏
✘ Membuat asumsi
❏
✔ Perjelas informasi ❏
✘ Kehilangan arah karena terham-
❏
✔ Pisahkan masalah atau poin utama bat detail atau menyimpang
Mempraktekkan dialog5
Langkah-langkah: 1. Jelaskan bahwa peserta akan mempraktekkan dialog. Jalankan curah pendapat
dengan cepat mengenai perbedaan antara diskusi dan dialog.
2. Diskusikan bagaimana kita bisa memfasilitasi dialog.
3. Jelaskan mekanisme dan prosedur menggunakan triads untuk mempraktekkan.
4. Triads: setiap tiga orang memilih seorang pembicara, seorang pendengar dan seo-
rang penyimak; setelah mempraktekkan pertama kali, perannya digilir yang memu-
ngkinkan setiap orang untuk bertindak dalam tiga peran tersebut.
5. Bagi kelompok dalam triads dan bagikan foto kopi lembar pengamatan.
6. Biarkan peserta untuk mempraktekkan dialog dalam triads masing-masing selama
5 menit agar mencapai satu konsensus mengenai satu masalah penting (pilih
sesuatu yang sesuai). Monitor waktunya sementara peserta mempraktekkan dia-
log, pastikan mereka menggilir peran dalam waktu tersebut.
7. Undang mereka untuk mengulang setelah kurang lebih 20 menit dan refleksikan lati-
han dengan mengajukan pertanyaan berikut;
● Kapan Anda melewatkan kesempatan dan mengapa?
● Mengapa membuatnya sulit? Apa yang bisa membantu?
● Apa manfaat menciptakan dialog dalam suatu pelatihan?
8. Bagikan hand out.
Pengantar
Menguji pemahaman adalah hal penting dalam dialog. Ambil lah peran pengamat
dan perkirakan apakah kelompok Anda menguji dengan efektif. Jangan abaikan contoh
penguji yang menuju pemahaman yang baik. Juga carilah kesempatan yang terlewat
untuk menguji. Sebagai contoh cara pandang seseorang tidak benar-benar dipahami
dan pertanyaan yang mungkin membantu menjernihkan situasi justru tidak ditanyakan.
Contoh Menguji
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Diskusi Dialog
1 jam Waktu:
1. Mulai sesi dengan menanyakan kepada peserta bagaimana mereka menggambar- Langkah-langkah:
kan umpan balik dan apa tujuan umpan balik itu. Jelaskan dengan singkat apa um-
pan balik itu. Gunakan jawaban peserta untuk menjelaskan mengapa teknik ini
berguna dalam konteks pelatihan (lihat juga hand out).
2. Katakan kepada peserta bahwa ada satu trick untuk menjelaskan kegunaan
umpan balik. Perkenalkan prinsip Johari’s window tahap demi tahap*;
● Pertama gambarkan empat kuadran dan jelaskan masing-masingnya dengan
menyebutkan satu contoh yang mengandung beberapa contoh yang baik dan
buruk dan jelaskan mengapa contoh tersebut baik atau buruk, jelaskan bahwa
kita bisa mengembangkan lebih jauh jika kita bisa membuat ‘kotak bebas’ lebih
besar.
● Tanyakan bagaimana kita bisa membuat kotak tertutup lebih kecil dengan mem-
perbesar kotak bebas (sharing), berikan satu contoh
● Tanyakan bagaimana kita bisa membuat kotak buta lebih besar dengan mem-
perbesar kotak bebas (umpan balik), berikan satu contoh
3. diskusikan tujuan umpan balik dalam lingkup pelatihan. Jalankan curah pendapat
mengenai apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam umpan balik yang
konstruktif dan tuliskan.
4. Bagikan hand out** dan sosio-drama, dan biarkan mereka bekerja dalam kelompok
bertiga untuk memerankan sosio-drama yang menampilkan masalah umpan balik.
5. Undang kelompok yang besar untuk menggunakan saran-saran yang ada dalam
handout untuk menunjukkan alternatif dari cara memberikan umpan balik.
6. Kelompok kecil, setelah diskusi, mungkin bisa juga memerankan cara alternatif
untuk memberikan umpan balik, yang bertujuan untuk menunjukkan kepada mereka
sendiri perbedaan-perbedaan dalam memberikan umpan balik.
7. Renungkan prinsip-prinsipnya sekali lagi, dan ringkaskan bahwa dalam TOT kita bisa
belajar banyak satu sama lain jika kita tahu bagaimana memberi dan menerima
umpan balik.
*Lengkapi penjelasan Anda dengan gambar Johari windows tahap-demi tahap selama Komentar:
cerita Anda berkembang.
**Tergantung pada lama pelatihan sesi ini bisa diperpendek, dengan hanya mendiskusi-
kan tujuan & prinsip-prinsip umpan balik termasuk memberikan beberapa contoh.
Diketahui Umpan
BEBAS BUTA
orang lain balik
berbagi
pengungkapan
Tidak
diketahui
TERSEMBUNYI MISTERI
orang lain
Jendela mewakili individu pribadi secara keseluruhan. Keempat daun jendela bisa digam-
barkan sebagai berikut:
Bebas Bagian diri Anda yang diketahui oleh Anda dan orang lain. Ini adalah
wilayah berbagi bersama (mutual sharing).
Tersembunyi Bagian diri Anda yang diketahui oleh Anda, tetapi tidak diketahui orang
lain. Kadangkala dengan lebih banyak berbagi akan bisa menjernihkan
suasana, membangun kepercayaan dan membuat kelompok bekerja
lebih mudah.
Buta Bagian diri Anda yang diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui
oleh Anda. Nada suara Anda, satu bakat yang tidak Anda perhatikan
mungkin berada dalam area ini.
Misteri Bagian diri Anda yang tidak diketahui oleh Anda sendiri dan orang lain. Di
sini terletak bakat dan kemampuan yang belum Anda ketahui dan
orang lain ketahui. Tetapi mereka bagian diri Anda dan mungkin satu hari
akan terungkap.
Umpan balik Adalah cara dimana orang lain membukakan wilayah buta Anda, den-
gan membiarkan orang lain menyampaikan apa yang Anda tidak
ketahui dan lihat tapi diketahui dan dilihat oleh orang lain.
Sharing Adalah cara membuka diri Anda lebih banyak kepada orang lain.
Pengung- Adalah sebuah pengalaman ketika bagian wilayah misterius diri Anda
kapan sendiri tiba-tiba terungkap. Pengungkapan muncul secara spontan; tidak
bisa direncanakan.
Dalam kata lain, cara kita melihat diri sendiri, adalah sebagian dari hasil yang orang
lain telah sampaikan kepada kita; bagaimana mereka melihat kita. Kadang-kadang
bahkan bisa dilihat sebaliknya: cara kita merasakan atau berperilaku, bisa tergantung
pada apa yang kita pikir orang lain lihat dalam diri kita. Contohnya:
“Saya tidak memahami apa yang guru katakan, tetapi jika saya minta kepadanya
untuk menjelaskan kepada saya lagi, dia akan berpikir bahwa saya sangat bodoh.
Maka lebih baik saya diam.”
Dalam banyak kasus akan sangat membantu untuk mendengar dari orang lain
bagaimana mereka sebenarnya melihat saya, dan hal ini bisa dilakukan melalui umpan
balik.
Spesifik , tidak umum. Anda selalu terlalu Ketika kita sedang memutuskan suatu hal,
cerewet! Anda terlalu banyak berbicara sehingga
saya berhenti menyimak.
Deskriptif, tidak Anda hanya mau meng- Saya merasa terganggu, karena Anda
menilai ganggu saya! menyela saya sepanjang waktu!
Penerima, Saya katakan kepada Jika Anda siap saya akan memberi Anda
bukan pemberi Anda… beberapa umpan balik mengenai…
Fokus pada Perilaku Anda sombong! Anda sering mengangkat alis, ketika saya
Bukan pada orang berbicara. Ini menyulitkan bagi saya
untuk terus berbicara.
Fokus pada hal Anda tidak cukup Anda memiliki senyuman yang hangat,
positif, tersenyum.. Anda bisa melalukannya lebih sering, hal
Bukan negatif itu membuat saya senang untuk bekerja
dengan Anda.
Minta jangan paksa Pasti Anda ingin Tolong, katakan apa yang telah Anda lihat
mengetahui… dari pekerjaan saya ….Apakah semua
orang paham apa yang saya jelaskan ?
Waktu yang baik Minggu lalu…. Secara umum jangan menunda umpan ba-
lik. Hal itu akan lebih berguna jika dilaku-
kan setelah pengamatan. Orang bisa ke-
mudian bisa menghubungkannya dengan
situasi spesifik.
Kartu umpan balik: foto kopi bolak-balik pada kertas tebal (berwarna) dan gunting
menjadi empat bagian
Untuk : Untuk :
Dari : Dari :
Latihan : Latihan :
As follows : As follows :
Untuk : Untuk :
Dari : Dari :
Latihan : Latihan :
As follows : As follows :
Langkah-langkah 1. Perkenalkan sesi, dengan menjelaskan bahwa kita akan mempraktekkan bagaimana
cara menghadapi perilaku peserta yang sulit. Jelaskan bahwa kita akan melakukan-
nya dengan mempraktekkan situasi yang berbeda melalui permainan-peran.
2. Jelaskan bahwa peserta akan dibagi ke dalam 3 kelompok berbeda, masing-masing
memainkan situasi kelas yang berbeda. Tiap anggota kelompok akan menerima
lembaran perintah, yang tidak boleh diberitahukan kepada anggota lain kelompok.
Dalam tiap kelompok akan ada satu pelatih dan 5 peserta.
3. Bagi peserta ke dalm 3 kelompok dan bagikan lembaran (pastikan bahwa peran
dominan dilakukan oleh orang yang dominan). Biarkan mereka mempersiapkan diri
selama 5 menit untuk permainan peran. Sejumlah peserta tambahan bisa menjadi
pengamat atau bisa ditambahkan sebagai peserta dengan menjadi diri sendiri.
4. Mulai permainan peran pertama dan refleksikan setelahnya dengan cara berikut:
● Undang pelatih untuk menjelaskan apa yang dipikirkan tentang permainan peran
yang baru saja dilakukan, dan tanyakan juga apa yang akan dilakukan lain kali
apabila menjumpai masalah yang sama. Tanyakan pula kepada pengamat, ba-
gaimana pendapatnya terhadap hal-hal yang disampaikan oleh pelatih barusan.
● Mintalah pendapat peserta, pertama minta masukan positif, lalu hal-hal lain
yang penting dan perlu dipertimbangkan, setelah itu minta saran atau tips untuk
perbaikan.
● Tambahkan dengan umpan balik dan tips Anda sendiri jika perlu.
5. Lanjutkan dengan permainan peran yang lain dengan cara yang sama dan dorong
pelatih untuk menggunakan poin belajar dari permainan peran sebelumnya.
6. Tutup dengan merumuskan pengalaman utama yang telah dipelajari,
7. Bagikan handout.
Komentar: Ini adalah latihan yang baik untuk menggabungkan antara semua ketrampilan fasilitasi
praktis yang telah dilatihkan sebelumnya dengan cara menangani dinamika kelompok
yang sulit.
Mempraktekkan Fasilitasi
Langkah-langkah 1. Perkenalkan dengan mengatakan bahwa ini adalah kesempatan bagi peserta
untuk mempraktekkan semua ketrampilan pelatihan dan fasilitasi mereka dalam
satu lingkungan yang aman.
2. Bagikan latihan dan berikan orang kesempatan untuk membaca isinya. Dorong
orang agar mencoba sesuatu yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya
(menggunakan media atau metode pelatihan baru).
3. Buatlah jadwal tentang siapa, kapan akan memfasilitasi, sehingga peserta tahu
kapan mereka harus bersiap.
4. Berikan waktu paling kurang satu jam untuk persiapan. Hal ini bisa dijadwalkan di
waktu malam hari juga.
5. Sebelum peserta pertama mulai, ingatkan mereka tentang semua tujuan latihan
ini. Jelaskan bahwa peserta akan juga menjadi pengamat. Bagikan lembar penga-
matan dan perjelas setiap pertanyaan.
6. Undang peserta pertama ke depan dan ‘serahkan tongkat komando’.
7. Setelah mempraktekkan, minta peserta untuk mengingat dan menulis pengala-
man dan pengamatan mereka.
8. Mulai refleksikan dengan mengundang ‘pelatih’ untuk memberikan umpan balik
tentang bagaimana pikirannya saat berlangsung latihan. Cocokkan perasaan
tersebut dengan pengamatan peserta lain. Tanyakan kepada ‘pelatih’ apa yang
akan dia rubah di lain waktu.
9. Lanjutkan dengan peserta lain dengan cara yang sama dan dorong mereka untuk
menggunakan poin belajar dari praktek seblumnya.
10. Minta mereka masing-masing untuk mencatat poin belajar utama mereka dan hal-
hal yang akan mereka kerjakan lebih lanjut**.
11. Ringkaskan poin belajar utamanya.
Komentar: *Waktu tergantung pada jumlah peserta yang akan mempraktekkan fasilitasi. Kalau
ada lebih dari satu pelatih dan terlalu banyak peserta, sedangkan waktunya terbatas,
maka sesi ini bisa juga dilakukan secara paralel.
**Satu tindak lanjut yang baik adalah sesi Menilai ketrampilan fasilitasi.
Pendahuluan
Tujuan mempraktekkan atau latihan fasilitasi adalah untuk membantu Anda agar
lebih efektif menjalan peran Anda sebagai seorang pelatih. Latihan ini akan memberi
Anda kesempatan mempraktekkan berbagai hal yang disebut di bawah ini, sambil
mencoba keluar dari situasi lingkungan yang aman:
● mempraktekkan ketrampilan fasilitasi baru (seperti menyimak, mengamati,
bertanya, parafrase)
● membuat ketrampilan yang sudah ada menjadi lebih baik
● mempelajari diri Anda sendiri sebagai seorang pelatih
● melihat pengaruh ketrampilan Anda terhadap orang lain
● menerima umpan balik dari kelompok inti dan pelatih Anda
● belajar dari mengamati praktek yang dilakukan orang lain.
Persiapan
Semakin baik Anda menyiapkannya dan menganggapnya sebagai sesi pelatihan
yang sebenarnya, maka akan semakin banyak yang Anda pelajari. Saatnya bagi Anda,
menjadi seorang pelatih; Anda akan menjalankan pelatihan. Anda akan memiliki 15
sampai 20 menit untuk mempraktekkannya.
Siapkan aktifitas Anda sebagai berikut:
1. Pilih topik Anda
Subyeknya bisa apa pun Anda yang Anda inginkan, tetapi ingat, Anda hanya memili-
ki waktu 15 menit.
2. Identifikasikan peserta Anda
Anda bisa memutuskan peserta Anda hanyalah peserta lokakarya, tetapi Anda bisa
juga memutuskan bahwa mereka adalah petani, pekerja penyuluhan atau apa pun.
Pastikan untuk menjelaskan kepada peserta, siapakah peserta sesi Anda, apapun
yang Anda inginkan.
3. Kembangkan tujuan belajar
Tulis tujuan belajar SMART dan jelaskan kepada peserta sejak
awal.
Pilih satu metode
4. Pilih satu metode partisipatif yang ingin coba untuk pertama kali
atau satu metode yang ingin Anda alami lebih jauh. Metodenya
harus sesuai dengan topik, tujuan, waktu dan pesertanya.
5. Sumber daya/Media
Persiapkan untuk menggunakan paling kurang satu media pelati-
han (flipchart, overhead projector, whiteboard), lebih baik satu yang
tidak biasa Anda gunakan.
6. Tulis rencana sesi Anda.
7. Kalau perlu lakukan uji coba dulu dengan beberapa kawan, dan
lakukan penyesuian yang diperlukan.
8. Lakukan!
45 menit Waktu:
1. Perkenalkan atau segarkan ide bahwa kita akan bisa belajar banyak apablia kita Langkah-langkah
menyadari kelemahan dan kekuatan kita. Jelaskan bahwa pada sesi ini kita akan
menilai keterampilan fasilitasi kita. Tekankan bahwa ini bukan ujian tetapi alat agar
peserta bisa lebih fokus dalam belajar dan bertindak.
2. Bagikan lembar penilaian dan minta tiap peserta untuk melengkapinya sendiri.
3. Pada waktu peserta mengisi lembaran, bagikan daftar tindakan. Jelaskan bahwa
lembaran ini akan membantu mereka untuk berpikir dan menyiapkan cara
meningkatkan keterampilan fasilitasi mereka di masa depan. Lakukan curah penda-
pat secara cepat tentang situasi dan peristiwa yang memungkinkan untuk mem-
praktekkan fasilitasi (tidak hanya selama pelatihan tetapi juga dalam pertemuan,
loka karya, kelompok kerja kecil, bekerja dengan sejawat dll.)
4. Minta peserta untuk memamerkan rencana tindakan mereka, dan lihat milik orang
lain’.
5. Dorong peserta untuk mengambil ide-ide baik dari orang lain. Selain itu, ingatkan
peserta agar melaksanakan rencana tindak lanjutnya, misalnya dengan mengirim
kartu pos atau email yang berisi catatan rencana tindak lanjut yang telah disusun
ketika pelatihan berlangsung.
Penilaian ini bisa dilakukan pada waktu yang berbeda tergantung pada tujuannya dan Komentar:
tingkat pengalaman serta keterbukaan peserta:
● Penilaian bisa dilakukan sebelum mempraktekkan keterampilan fasilitasi. Ini
dilakukan agar peserta bisa lebih memusatkan perhatiannya pada materi pelatihan.
● Penilaian bisa dilakukan setelah mempraktekkan keterampilan fasilitasi agar bisa
segera disusun rencana tindak lanjut pelatihan. Hal ini biasanya dilakukan pada
kelompok yang kurang berpengalaman
● Penilaian bisa dilakukan baik sebelum maupun setelah praktek fasilitasi, yang bertu-
juan untuk menilai kemajuan belajar.
Penjelasan:
Dalam tabel di bawah ini terdapat berbagai keterampilan fasilitasi yang telah dise-
butkan di bagian sebelumnya. Bacalah tiap keterampilan dan refleksikan seberapa
banyak Anda menguasai keterampilan fasilitasi tersebut. Urutkan sendiri dari 1 (=jelek)
sampai 5 (=sangat trampil). Kemudian urutkan sendiri bagaimana yang Anda harapkan,
dengan tetap mengingat tipe aktifitas yang akan Anda miliki untuk memfasilitasi.
Penilaian:
1 = jelek
2= begitulah
3= lumayan
4= trampil
5= sangat trampil
4. Parafrase
6. Merumuskan diskusi
Penjelasan:
Lengkapi daftar tindakan ini, dengan menggunakan hasil dari lembar penilaian diri.
Coba tuliskan paling kurang 3 aktifitas yang akan Anda lakukan dan Anda ingin ketahui
ketika melakukannya. Cobalah se-spesifik mungkin. Semakin spesifik Anda tuliskan
aktifitas Anda, semakin besar peluang Anda akan benar-benar mengingatnya ketika
diperlukan.
Anda bisa meminta bantuan orang lain dalam kelompok, atau manajer Anda, atau
sejawat Anda, atau teman Anda untuk mengingatkan Anda. Jika orang tersebut ada
dalam sesi pelatihan ini, dapatkan janji mereka sekarang.
Ketrampilan fasilitasi yang Anda ingin Kapan hal ini Siapa yang bisa Sudah
kerjakan? mungkin? membantu Anda? dilakukan✔
1.
2.
3.