Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Dasar Teknologi Produksi Tanaman


Pengaruh Pemulsaan Terhadap Pertumbuhan Gulma

Pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.) var. Gema

Kelompok 3

Kelas : C

Dosen Pengampu :

1. Dr. Mira Ariyanti S.P., M.P.


2. Dr. sc.agr. Ir. RrRr. Nenny Nurlaeny,MS.
3. Dr. Ir. Ruminta M.Si.

Anggota :

1. Nida Najahlia R (150510180005)


2. Diya Septiani L (150510180019)
3. Amallia Sujana (150510180056)
4. Ummu ‘Aziizah H (150510180057)
5. Zidan R Rasyid (150510180182)
6. Putri Jasmine S (150510180075)

Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian

Universitas Padjadjaran
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan
hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah tentang Pengaruh Pemulsaan
Terhadap Pertumbuhan Gulma pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.) var. Gema ini. Maksud
dan tujuan dari penulisan Tugas Makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan tugas
kelompok pada mata kuliah Dasar Teknologi Produksi Tanaman. Selain itu kami juga dapat
membandingkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh saat di kelas dan ketika berdikusi
kelompok di luar kelas.

Kami merasa bahwa dalam menyusun makalah ini masih menemukan beberapa kesulitan
dan hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.

Menyadari penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terutama Dosen Pengampu Kelas C Mata Kuliah Dasar Teknologi Produksi Tanaman:

1. Dr. Mira Ariyanti S.P., M.P.


2. Dr. sc.agr. Ir. RrRr. Nenny Nurlaeny,MS.
3. Dr. Ir. Ruminta M.Si.

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas
segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.

Jatinangor, 31 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………............... i

Daftar Isi …………………………………………………………… ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………. 1


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan Makalah ……………………………………………………………. 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manfaat Penggunaan Mulsa …………………………………………………….. 3

2.2 Dampak Penggunaan Mulsa …………………………………………………….. 3

2.3 Jenis Mulsa …………………………………………………………….. 4

2.4 Pengaruh Pemulsaan Terhadap Gulma pada Kedelai ………………………………… 6

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 8

Daftar Pustaka ………………………………………………………… 9


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kedelai ialah komoditas pangan terpenting setelah padi dan jagung. Pada tahun 2005
produksi kedelai nasional dalam kisaran 0,7-0,8 juta ton. Kedelai varietas Gema mempunyai
masa panen yang lebih pendek dibandingkan dengan kedelai pada umumnya, varietas Gema
dapat dipanen pada umur 73 hari setelah tanam. Selain itu kedelai varietas Gema ini juga
mempunyai daya hasil yang tinggi yaitu 3,06 ton per hektar dan produksi rata-rata mencapai 2,47
ton per hektar jauh lebih tinggi dari varietas Burangrang yang mencapai 2,2 ton per hektar dan
varietas Wilis 2,30 ton per hektar. Potensi hasil yang tinggi dari varietas Gema ini didukung oleh
berat 100 biji yang mencapai 11,90 gram, warna biji kuning muda dan tinggi tanaman rata-rata
hanya 55 cm. Pada umumnya tanaman kedelai ditanam saat musim kemarau. Tanaman kedelai
akan tumbuh dengan normal apabila kebutuhannya terpenuhi. Oleh karena itu, mulsa ialah salah
satu dari teknik budidaya yang tepat diterapkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman kedelai
tersebut. Mulsa organik ialah mulsa yang bahannya berasal dari tanaman atau sisa pertanian.
Mulsa yang berasal dari sisa tanaman memiliki banyak keuntungan diantaranya dapat
memperbaiki kesuburan, struktur, cadangan air tanah dan tersedia cukup banyak. Selain itu, sisa
tanaman dapat menarik binatang tanah karena kelembaban tanah yang stabil dan tersedianya
bahan organik sebagai makanannya. Hal tersebut berpengaruh pada aerasi dan kemampuan tanah
dalam menyerap air akan lebih baik. Besar kecilnya pengaruh yang ditimbulkan akibat
pemulsaan tersebut akan bergantung juga pada tingkat ketebalan dan bahan dari mulsa itu
sendiri. Untuk itu diperlukan pengaturan pemberian mulsa seperti jenis bahan dan ketebalan
mulsa (dosis mulsa) agar pemberian mulsa tersebut tepat. Bahan mulsa organik yang
dimanfaatkan ialah jerami padi, sekam padi dan paitan (Tithonia diversifolia). Karena bahan-
bahan tersebut tersedia banyak pada saat musim tanam kedelai sehingga dapat diperoleh dengan
mudah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pemulsaan dan apa tujuannya?
2. Apa saja jenis-jenis mulsa dan apa peranannya?

i
3. Bagaimana pengaruh pemulsaan terhadap penekanan pertumbuhan gulma pada kacang
kedelai?
1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui pemahaman tentang pemulsaan dan peranannya bagi pertanian.
2. Mengetahui jenis-jenis pemulsaan dan peranan masing-masing jenis.
3. Mengetahui pengaruh pemulsaan terhadap penekanan pertumbuhan gulma pada kacang
kedelai.
BAB II

PEMBAHASAN

Kedelai ialah komoditas pangan terpenting setelah padi dan jagung. Pada tahun 2005
produksi kedelai nasional dalam kisaran 0,7-0,8 juta ton. Kedelai varietas Gema mempunyai
masa panen yang lebih pendek dibandingkan dengan kedelai pada umumnya, varietas Gema
dapat dipanen pada umur 73 hari setelah tanam. Tanaman kedelai akan tumbuh dengan normal
apabila kebutuhannya terpenuhi. Oleh karena itu, mulsa ialah salah satu dari teknik budidaya
yang tepat diterapkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman kedelai tersebut. Mulsa adalah
material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta
menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan
baik. Bahan-bahan dari mulsa dapat berupa sisa-sisa tanaman atau bagian tanaman yang
dikelompokkan sebagai mulsa organik dan bahan-bahan sintesis berupa plastik yang
dikelompokkan sebagai mulsa anorganik. Pada umumnya mulsa ialah sisa tanaman, lembaran
plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi
permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban, struktur, kesuburan tanah,
serta menghambat pertumbuhan gulma.

2.1 Manfaat Penggunaan Mulsa

1. Meningkatkan aktivitas jasad renik (mikroorganisme tanah), sehingga memperbaiki


sifat fisika dan kimia tanah.
2. Membantu menjaga suhu tanah serta mengurangi penguapan sehingga mempertahankan
kelembaban tanah dan pemanfaatan kelembaban tanah menjadi lebih efisien.
3. Menekan pertumbuhan gulma sehingga mengurangi biaya tenaga kerja untuk penyiangan.
4. Melindungi permukaan tanah dari guyuran air hujan, mengurangi aliran
permukaan, erosi dan kehilangan tanah.
5. Mulsa yang berupa sisa-sisa tanaman menjadi sumber bahan organic tanah.

2.2 Dampak Penggunaan Mulsa

Di sisi lain, penggunaan mulsa juga mengakibatkan dampak secara umum, yaitu:

1. Tidak dapat digunakan dalam keadaan iklim yang terlampau basah.

i
2. Bahan-bahan untuk mulsa tidak selalu tersedia.
3. Beberapa jenis rumput jika digunakan sebagai mulsa dapat tumbuh dan berakar sehingga
dapat menjadi tanaman pengganggu.
4. Bahan-bahan mulsa terutama jenis mulsa organik mungkin menjadi sarang
berkembangbiaknya penyakit-penyakit tanaman. (Tergantung bahan mulsa yang
digunakan)
5. Mulsa sukar ditebarkan secara merata pada lahan-lahan yang sangat miring.

Berdasarkan keunggulan dan dampak dari pemakaian mulsa tersebut maka perlu
diidentifikasi terlebih dahulu mengenai kecocokan antara tanaman dengan dampak pemakaian
mulsa.

2.3 Jenis Mulsa

Mulsa dibedakan menjadi dua macam dilihat dari bahan asalnya, yaitu:

A. Mulsa Organik

Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman
seperti jerami dan alang-alang. Mulsa organik diberikan setelah tanaman atau bibit ditanam.
Keuntungan mulsa ini adalah lebih ekonomis, mudah diperoleh, dan dapat terurai sehingga
menambah kandungan bahan organik pada tanah.

B. Mulsa Anorganik

Mulsa anorganik terbuat dari bahan-bahan sintetis yang sukar/tidak dapat terurai. Contoh
mulsa anorganik adalah mulsa plastik, mulsa plastik hitam perak atau karung. Warna mulsa akan
menentukan energi radiasi matahari yang diterima dan berdampak pada suhu lapisan olah tanah,
selain itu cahaya yang dipantulkan permukaan mulsa berpengaruh kepada kondisi lingkungan
sekitar tanaman. Dari sekian jenis plastik mulsa yang paling banyak digunakan adalah jenis
mulsa plastik hitam perak (MPHP). Warna hitam untuk menjaga kelembaban tanah, menghalangi
pertumbuhan gulma/rumput liar, sedangkan warna perak untuk memantulkan sinar matahari
untuk mengurangi penguapan air tanah. Mulsa ini dipasang sebelum tanaman/bibit ditanam, lalu
dilubangi sesuai dengan jarak tanam
2.4 Pengaruh Pemulsaan Terhadap Gulma pada Kedelai (Berdasarkan Jurnal)

Pemulsaan pada kedelai dilakukan setelah melakukan olah tanah, melakukan plot dan
menanam, kira-kira sekitar 10 hari setelah tanam (HST). Gulma yang biasanya tumbuh sebelum
olah tanah pada kedelai terdiri dari gulma berdaun lebar, gulma berdaun sempit, gulma golongan
rumput-rumputan dan gulma golongan teki. Spesies gulma yang mendominasi (SDR > 8%) pada
vegetasi awal adalah Agerathum conyzoides (20,40%), Altenanthera sessilis (9,39%), Cyperus
rotundus. Namun pada fase vegetasi maksimal gulma yang mendominasi adalah Agerathum
conyzoides. Pemulsaan pada Kedelai dilakukan dengan Mulsa Organik yaitu dengan mulsa
jerami, mulsa paitan, dan juga mulsa sekam.

Ketika diamati pada 28 HST (fase vegetasi maksimal), didapati gulma jenis Agerathum
conyzoides telah tumbuh pada beberapa sample tanaman dengan perlakuan mulsa dan ketebalan mulsa
berbeda-beda. Berikut hasil bobot kering gulma (gr) Agerathum conyzoides pada sample tanaman
kedelai dan perlakuan pemberian mulsa pada masing-masing tanaman:

Rerata bobot kering gulma (gr) pada pengamatan 28 HST


Perlakuan 28 HST
Tanpa pemulsaan 93,83
Mulsa jerami 2,5 cm 51,07
Mulsa jerami 5 cm 24,00
Mulsa sekam 2,5 cm 47,17
Mulsa sekam 5 cm 17,80
Mulsa paitan 2,5 cm 46,53
Mulsa paitan 5 cm 45,33

i
Hasil analisis ragam (tabel di atas) menunjukkan bahwa perlakuan macam dan ketebalan
mulsa memberikan hasil bobot kering gulma yang berbeda. Pada pengamatan gulma saat umur
28 hst menunjukkan bahwa perlakuan tanpa mulsa menghasilkan bobot kering gulma tertinggi
dibandingkan dengan perlakuan mulsa jerami dengan ketebalan 2,5 cm, mulsa jerami dengan
ketebalan 5 cm, mulsa sekam dengan ketebalan 2,5 cm, mulsa sekam dengan ketebalan 5 cm,
mulsa paitan dengan ketebalan 2,5 cm dan mulsa paitan dengan ketebalan 5 cm. Sedangkan
mulsa sekam dengan ketebalan 5 cm menghasilkan bobot kering gulma lebih rendah
dibandingkan dengan perlakuan tanpa mulsa, mulsa jerami dengan ketebalan 2,5 cm, mulsa
sekam dengan ketebalan 2,5 cm, mulsa paitan dengan ketebalan 2,5 cm dan mulsa paitan dengan
ketebalan 5 cm, akan tetapi memiliki bobot kering gulma yang tidak berbeda nyata dengan
perlakuan mulsa jerami dengan ketebalan 5 cm. Maka dari itu, hasil juga menunjukkan bahwa
perlakuan yang tanpa diberi mulsa memperlihatkan persaingan yang tinggi dengan gulma
dibandingkan dengan perlakuan yang diberi mulsa. Karena persaingan gulma dengan kedelai
pada masing-masing perlakuan berbeda, maka hasil yang diperoleh juga menunjukkan
perbedaan. Hal tersebut menunjukkan adanya persaingan yang cukup tinggi pada perlakuan
tanpa mulsa dan sebaliknya pada perlakuan mulsa kompetisi lebih rendah.

Mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma karena mulsa memberikan kesan gelap pada
lingkungan sekitar kedelai sehingga gulma tidak mendapatkan cahaya utuk berfotosintesis.
Mulsa yang tebal akan lebih menekan pertumbuhan gulma karena cahaya matahari sangat
terhalang. Dan juga mulsa berbahan sekam akan lebih menghambat pertumbuhan gulma karena
selain memberi kesan gelap, mulsa sekam juga dapat meningkatkan kadar air tanah sehingga
tanaman akan terus tumbuh dan dapat berkompetisi dengan gulma walaupun pertumbuhan gulma
sangat sedikit.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kedelai ialah komoditas pangan terpenting setelah padi dan jagung. Pada tahun 2005
produksi kedelai nasional dalam kisaran 0,7-0,8 juta ton. Oleh karena itu, penanaman kedelai
harus sangat diperhatikan yaitu salah satunya adalah dengan cara pemberian mulsa agar
kedelai tidak berkompetisi dalam hal nutrisi dengan gulma. Gulma yang mendominasi
kedelai adalah Agerathum conyzoides. Pemulsaan dapat menekan pertumbuhan gulma
karena memberikan kesan gelap pada lingkungan sekitar kedelai. Mulsa terdapat beberapa
jenis dan peranannya berbeda-beda, namun mulsa yang efektif untuk kacang kedelai adalah
mulsa sekam dengan ketebalan 5 cm karena selain memberikan kesan gelap, mulsa sekam
juga dapat meningkatkan kadar air tanah sehingga tanaman akan terus tumbuh dan gulma
tidak dapat berkompetisi dalam hal nutrisi dengan tanaman.

i
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, R. A., dkk. 2014. Pengaruh Mulsa Organik Pada Gulma dan Tanaman Kedelai (Glycine
max L.) va. Gema. Jurnal Produksi Tanaman. Malang: Universitas Brawijaya.

Badan Litbang Pertanian. 2013. Mulsa Organik Meningkatkan Hasil dan Mengatasi Kekeringan.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai