Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FAHMIL ULUM

NIM : 201810110311116
KELAS : HUKUM KETATANEGARAAN (C)

BAB 23. KEDUDUKAN BANK SENTRAL DALAM SISTEM


KETATANEGARAAN INDONESIA

A. KEDUDUKAN BANK SENTRAL


Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga
stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang
dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam
arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi
terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi
yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol
keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu
banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang
dimilikinya. Bank Sentral biasanya berkedudukan di pusat suatu negara/ Ibu kota
negara dan menjadi instansi perbankan tertinggi didalam suatu negara yang dimana
bank sentral bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara
tersebut.1

B. TUGAS DAN WEWENANG BANK SENTRAL

 Tugas Bank Sentral

Dalam upaya untuk mencapai tujuannya, Bank Indonesia memiliki tugas dan
tanggungjawab yang harus dilaksanakan. Adapun tugas Bank Sentral adalah
sebagai berikut:

1. Membuat dan Melaksanakan Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter ditetapkan dan dilaksanakan untuk mengendalikan jumlah uang


yang beredar di masyarakat sehingga harga-harga barang dan jasa di masyarakat
tetap terkendali.

Kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia juga dapat mendorong
pertumbuhan perekonomian nasional. Dalam hal ini, BI perlu bekerjasama dengan
pemerintah sehingga kebijakan yang diambil sejalan dengan kebijakan fiskal dan
kebijakan ekonomi lainnya.

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_sentral, Diakses Pada tanggal 17 Oktober 2019.
2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran yang dimaksud adalah sistem pembayaran tunai maupun non
tunai. Dalam hal ini, Bank Indonesia bertanggungjawab untuk menciptakan suatu
kesepakatan, aturan, standar dan prosedur yang dipakai dalam mengatur peredaran
uang di masyarakat.

3. Mengatur dan Mengawasi Perbankan

Pengaturan dan pengawasan perbankan yang dimaksud di sini adalah pengawasan


makroprudensial, dimana tujuannya untuk menjaga kestabilan sistem keuangan di
Indonesia. Secara umum, kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang dibuat
untuk membatasi risiko dan biaya krisis sistemik agar keseimbangan sistem
keuangan tetap terjaga.

 Wewenang Bank Sentral

Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, Bank Sentral memiliki


kewenangan khusus yang telah diatur di dalam Undang-Undang Republik
Indonesia, yaitu:

1. Kewenangan Membuat Kebijakan Moneter

 Menentukan dan menetapkan tingkat diskonto, cadangan minimum bank


umum, serta mengatur pembiayaan atau kredit.
 Menentukan dan menetapkan target moneter dengan memperhitungkan
tingkat inflasi di Indonesia.
 Mengendalikan moneter dengan tidak terbatas pada operasi pasar terbuka
di pasar uang, baik mata uang Rupiah maupun valuta asing.

2. Kewenangan Mengatur Sistem Pembayaran

 Menentukan dan menetapkan pemakaian instrumen pembayaran.


 Membuat dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan
suatu sistem pembayaran.
 Melakukan pengawasan terhadap penyelenggara jasa sistem pembayaran.

3. Kewenangan Mengatur dan Mengawasi Perbankan

 Membuat dan menetapkan peraturan mengenai tata laksana Perbankan di


Indonesia.
 Memberikan sanksi kepada Bank yang melanggar peraturan yang telah
ditetapkan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
 Dapat memberikan atau mencabut izin terhadap kelembagaan dan
aktivitas usaha dari Bank tertentu.
 Melakukan pengawasan terhadap Bank, baik sebagai sistem perbankan
maupun secara individual.2

C. HUBUNGAN BANK SENTRAL DENGAN PEMERINTAH


Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah seperti yang dituangkan
dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 1999 adalah sebagai berikut:

1. Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah.

2. Untuk dan atas nama Pemerintah Bank Indonesia dapat menerima pinjaman
luar negeri, menatausahakan serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan
pemerintah terhadap pihak luar negeri.

3. Pemerintah wajib meminta pendapat Bank Indonesia dan atau mengandung


Bank Indonesia dalam sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi,
perbankan dan keuangan yang berkaitan dengan tugas Bank Indonesia atau
kewenangan Bank Indonesia.

4. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai


Rancangan Anggaran Pendapan dan Belanja Negara serta kebijakan lain yang
berkaitan dengan tugas dan wewenang Bank Indonesia.

5. Dalam hal Pemerintah menerbitkan surat-surat hutang Negara, Pemerintah


wajib terlebih dahulu berkonsultasi denga Bank Indonesia dan Pemerintah juga
wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

6. Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat-surat hutang negara yang


diterbitkan Pemerintah.

7. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada Pemerintah.

D. KEDUDUKAN BI SEBAGAI BANK SENTRAL


Terkait kedudukan bank indonesia sebagai bank sentral di negara indonesia,
telah diatur dalam Pasal 5 UU Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia
yang berbunyi : “Pasal 5 (1) Bank Indonesia berkedudukan di Ibukota negara
Republik Indonesia. (2) Bank Indonesia dapat mempunyai kantor-kantor di dalam
dan di luar wilayah negara Republik Indonesia.”3 Sedangkan terkait status nya
juga sudah diatur dalam Pasal 4 UU Nomor 03 Tahun 2004 Tentang Perubahan

2
https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/bank-sentral.html,Diakses pada tanggal 17 Oktober
2019.
3
Pasal 5 UU Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia.
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Yang berbunyi : “Pasal 4” (1)
Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. (2) Bank Indonesia
adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-undang ini. (3)
Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan undang-undang ini.”4

4
Pasal 4 UU Nomor 03 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1999

Anda mungkin juga menyukai