Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PELAYANAN PASIEN

DENGAN IMUNOSUPRESI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


dr. SOESELO SLAWI KABUPATEN
TEGAL
TAHUN 2015

1
PANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN
(IMMUNOSUPRESI)
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.SOESELO SLAWI KABUPATEN
TEGAL

BAB I
DEFINISI

Imunokompromais ialah fungsi sistim imun yang menurun.Sistim imun terdiri atas
komponen nonspesifik dan spesifik. Fungsi masing-masing komponen atau keduanya
dapat terganggu baik oleh sebab congenital maupun sebab yang didapat. Pasien
imunokompromais adalah pasien yang respons imunnya menurun (lemah) karena
banyak faktor. Berbagai mikroorganisme (kuman, virus, parasit, jamur) yang ada di
lingkungan maupun yang sudah ada dalam badan penderita, yang dalam keadaan
normal tidak patogenik atau memiliki patogenesitas rendah, dalam keadaan
imunokompromais dapat menjadi invasive dan menimbulkan berbagai penyakit. Oleh
karena itu penderita yang imunokompromais mempunyai risiko yang lebih tinggi
terhadap infeksi yang berasal dari badan sendiri maupun yang nosokomial dibanding
dengan yang tidak imunokompromais.
Oleh karena status imunologinya yang berbeda dengan pasien lain, maka diperlukan
suatu kebijakan khusus dalam penanganan pasien dengan immunocompremised.
Imunosupresi adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan
penurunan kemampuan untuk melawan infeksi dan penyakit. Seseorang yang sedang
mengalami imunosupresi, atau system kekebalan tubuh yang lemah karena alasan lain
disebut imunokompromais(immunocompromised).

2
BAB II
RUANG LINGKUP
TUJUAN
1. Memastikan pasien mendapat perawatan dan penanganan sesuai
kebutuhan penyakitnya dan sesuai dengan prinsip keselamatan pasien
2. Melindungi pasien dari kemungkinan terkena infeksi karena menurunnya
daya tahan tubuh
3. Memastikan keselamatan keluarga pasien, pengunjung dan petugas
kesehatan
4. Agar staf mampu menerapkan upaya pencegahan infeksi sesuai dengan
prinsip-prinsip pengendalian infeksi

3
BAB III
TATA LAKSANA
1. Semua pemberi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah
dr.Soeselo Slawi Kabupaten Tegal harus memastikan pasien dengan
immunosupresi mendapat perawatan dan penanganan sesuai kebutuhan
penyakitnya dan sesuai dengan prinsip keselamatan pasien serta melindungi
pasien dari kemungkinan terkena infeksi karena menurunnya daya tahan
tubuh
2. Kriteria pasien dengan gangguan kekebalan tubuh (Immunoseppresi)adalah
sebagai berikut :
a. Penyakit infeksi (AIDS, virus mononukleosis, rubella dan campak)
b. Pasien dengan tindakan atau pengobatan (imunosupresan, steroid,
penyinaran, kemoterapi, imunosupresi, serum anti-limfosit)
c. Pasien dengan neoplasma dan penyakit hematologik (limfoma/
Hodgkin, leukemi, mieloma, neutropenia, anemiaplastik, anemia
selsabit)
d. Pasien dengan luka bakar luas > 60% .
e. Pasien lainnya, seperti : lupus eritematosus sistemik stadium
akhir,pasien gizi buruk.
3. Ketentuan kebutuhan pasien dalam perawatan ditentukan oleh Dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP), meliputi :jenis ruang perawatan yang
dibutuhkan pasien, rencana pelayanan, pengobatan dan tindakan yang
dibutuhkan pasien.
4. Pasien dengan gangguan kekebalan tubuh (Immune Suppresed) dirawat di
ruang isolasi dengan tekanan positif. Bilamana ruang isolasi tidak tersedia,
pasien dapat ditempatkan di ruang perawatan biasa, dengan ketentuan tidak
digabung dengan pasien lainnya yang tidak mengalami gangguan kekebalan
tubuh dan pasien tetap diperlakukan sebagai pasien isolasi. Pasien dengan
pemberian imunosupresan dan Acute Limfoblastik Leukimia (ALL) harus
tetap ditempatkan di ruang isolasi tekanan positif.
5. Pengkajian awal pasien dibuat oleh tenaga kesehatan yang berkompeten,
dalam hal ini adalah dokter DPJP, dokter jaga ruangan dan perawat senior
atau perawat yang didelegasikan. Prosedur pengkajian pasien sesuai dengan
kebijakan pelayanan rawat inap, termasuk pengkajian nyeri dan pengkajian
pasien jatuh.

4
6. Agar staf mampu menerapkan upaya pencegahan infeksi baik infeksi
nosokomial maupun infeksi sekunder sesuai dengan prinsip-prinsip
pengendalian infeksi
7. Dalam merawat pasien dengan gangguan kekebalan tubuh
(immunesuppressed) mengutamakan prinsip higienitas (prosedur cuci
tangan).
8. Petugas kesehatan senantiasa menggunakan alat pelindung diri (APD) dalam
memberikan dan melakukan pelayanan dan tindakan pada pasien.
9. Penunggu pasien harus dibatasi, penunggu pasien dan pengunjung pasien
harus diberi edukasi mengenai penyakit pasien serta menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang dibutuhkan.

5
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Rekam medik pasien


2. Asesmen nyeri
3. Asesmen risiko jatuh

DIREKTUR RSUD dr. SOESELO


SLAWI KABUPATEN TEGAL

WIDODO JOKO MULYONO

Anda mungkin juga menyukai