Nama Dosen:
Mawar Inviolata Rohana Napitupulu, S.E., MBA.
Dudi Hadi Santoso, S.E., M.Ak.
Nama Anggota:
Alyssa Fakhirra 11706972530
Christy 11706059145
Objectives of Accountancy
Berdasarkan kode etik International Federation of Accountants (IFAC), tujuan profesi akuntansi adalah
bekerja dengan standar profesionalisme tertinggi, untuk mencapai tingkat kinerja tertinggi dan
umumnya untuk memenuhi kepentingan publik.
110 Integritas
Berisi prinsip yang harus dipegang oleh akuntan publik, seperti tegas, jujur, adil dalam
hubungan profesional, tidak boleh menutupi informasi dalam berbagai bentuk, dan tidak
melanggar kode etik yang dijelaskan lebih lanjut pada paragraph 110.2
120 Objektivitas
Prinsip yang mengharuskan akuntan publik agar bertindak secara objektif dan tidak
terpengaruh oleh kepentingan dan situasi tertentu, yang mungkin menimbulkan sikap
subyektif. Oleh karena itu setiap praktisi baiknya menghindari hubungan yang bersifat
subyektif dengan pihak yang mungkin mengurangi keobjektivitasannya.
130 Kompetensi Profesional & Sikap Cermat Kehati-hatian
Prinsip ini mewajibkan praktisi untuk memelihara pengetahuan dan keahlian professional
untuk menjamin pemberian jasa yang professional, serte menggunakan keahliannya sesuai
standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku. Untuk sikap cermat dan hati-hati,
praktisi diharuskan untuk bersikap dan bertindak secara hati-hato, menyeluruh, tepat waktu,
sesuai dengan persyaratan penugasan.
140 Kerahasiaan
Prinsip yang mewajibkan praktisi untuk menjaga informasi rahasia yang diperoleh dari
hubungan professional dan hubungan bisnis kepada pihak diluar KAP atau jaringan KAP
tempatnya bekerja. Menjaga disini meliputi membatasi pengungkapan dan penggunaan
informasi untuk kepentingan diluar pekerjaan. Adapun informasi yang bersifat rahasia
dapat diungkapkan atas persetujuan klien atau pihak terkait, dan selama tidak dilarang oleh
hukum.
200 Pendahuluan
Akuntan Publik dilarang terlibat dalam setiap bisnis, pekerjaan, atau aktivitas yang
mengurangi integritas, objektivitas, atau reputasi yang baik dari profesi dan menyebabkan
ketidaksesuaian dengan prinsip dasar etika profesi. Ancaman bagi Akuntan Publik dapat
dikelompokkan menjadi: ancaman kepentingan pribadi; ancaman telaah pribadi; ancaman
advokasi; ancaman kedekatan; dan ancaman intimidasi. Pengamanan dapat diberikan untuk
menghilangkan atau mengurangi ancaman terhadap profesi Akuntan Publik.
300 Pendahuluan
CPA menghasilkan pekerjaan yang diandalkan oleh banyak pihak, CPA yang bekerja di
sebuah entitas bisnis juga memiliki tanggung jawab untuk mencapai tujuan entitas yang
mempekerjakannya. CPA diharapkan tetap patuh terhadap prinsip dasar etika profesi dalam
melaksanakan tanggung jawabnya. Namun, kepatuhan terhadap prinsip dasar etika profesi
berpotensi terancam oleh:
a. Kepentingan pribadi
Contoh: CPA memiliki kepentingan keuangan dari entitas yang
mempekerjakannya; CPA menggunakan aset perusahaan untuk kepentingan
pribadi yang tidak jelas
b. Telaah pribadi
Contoh: penentuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk suatu kombinasi bisnis
setelah melakukan studi kelayakan yang mendukung keputusan akuisisi.
c. Advokasi
Ancaman advokasi timbul ketika seorang CPA mempromosikan sebuah
posisi/entitas secara berlebihan hingga objektivitasnya dipertanyakan.
Contoh: mempromosikan saham perusahaan yang merupakan klien audit.
d. Kedekatan
Contoh: hubungan lama dengan kolega bisnis yang dapat mempengaruhi keputusan
bisnis; CPA bertanggung jawab untuk pelaporan keuangan suatu perusahaan yang
keputusannya diambil oleh seorang anggota keluarga.
e. Intimidasi
Contoh: ancaman pemecatan akibat ketidaksetujuan dalam penerapan prinsip
akuntansi dalam pelaporan keuangan.
Adanya keadaan yang dapat mengancam kepatuhan terhadap prinsip etika profesi ini
membuat entitas melakukan pengamanan seperti pengawasan perusahaan, proses disiplin
yang tepat, pengendalian internal, dan lain-lain. Ketika CPA merasa usaha pengamanan
tidak lagi efektif dalam mengatasi tindakan tidak etis, maka CPA dapat meminta nasihat
hukum.
340 Kepentingan Keuangan, Kompensasi, dan Insentif Terkait dengan Pelaporan Keuangan
dan Pengambilan Keputusan
CPA memiliki berbagai kepentingan keuangan yang dapat timbul dari program kompensasi
atau dari keberadaan anggota keluarga dekat, hal ini dapat mengancam objektivitas CPA.
Contoh: penentuan bonus anggota keluarga dipengaruhi oleh keputusan CPA. Kepentingan-
kepentingan ini harus dinilai signifikansinya dan kemudian menentukan tindakan
pengamanan yang sesuai.
350 Bujukan
Bujukan berupa penawaran, pemberian hadiah dapat mengancam independensi seorang
CPA. Bujukan tersebut dapat dilaporkan ke pihak manajemen dan diinformasikan ke pihak
ketiga agar independensi CPA dapat dijamin. CPA juga tidak boleh memberi bujukan untuk
mempengaruhi keputusan profesional.
● Threats to the Fundamental Ethical Principle & The Safeguards
Dalam menjalankan profesinya, seorang Akuntan Publik harus mentaati prinsip-prinsip dasar yang
terdapat di dalam etik Akuntan Publik agar ia dapat melaksanakan kewajibannya dalam memberikan
reasonable assurance dengan baik. Akan tetapi, pada kenyataannya Akuntan Publik sering dihadapkan
pada situasi yang memungkinkan ia untuk melanggar prinsip-prinsip dasar tersebut. Hal ini dinamakan
dengan threats atau ancaman yang terbagi dalam lima kategori besar, yaitu:
1. Self-interest threat: ancaman yang muncul ketika keputusan seorang auditor dapat mempengaruhi
kepentingan pribadi auditor ataupun kerabat dekatnya yang terlibat didalam perusahaan klien.
Contohnya ketika seorang auditor diharuskan untuk memberikan opini terhadap laporan keuangan
perusahaan dimana auditor memiliki beberapa persen kepemilikan saham disana. Maka auditor
memiliki kemungkinan untuk memberikan opini yang akan mendatangkan keuntungan bagi dirinya
sendiri dan tidak bersikap objektif.
2. Self-review threat: ancaman yang muncul ketika seorang auditor ditugaskan/bertanggung jawab
untuk memberikan opini/menilai ulang pekerjaan yang ia kerjakan sebelumnya.
Contohnya adalah seorang auditor yang membuatkan laporan keuangan untuk kliennya namun ia
juga yang ditugaskan untuk memberikan opini terhadap laporan keuangan tersebut.
3. Advocacy threat: ancaman yang dapat muncul ketika seorang akuntan mendukung
pendapat/pandangan klien tanpa bukti yang relevan dan cukup.
Contohnya adalah ketika auditor menyebutkan hasil audit dari laporan posisi keuangan entitas yang
sehat tanpa bukti yang memadai untuk kepentingan tertentu, misalnya meminjam uang pada bank.
Auditor menyatakan dalam laporannya bahwa entitas itu sehat secara finansial padahal sebenarnya
tidak ada bukti yang relevan dan cukup.
4. Familiarity threat: ancaman yang muncul apabila auditor telah mengenal kliennya cukup lama dan
memiliki hubungan tertentu di dalam bisnis sehingga auditor terlalu bersimpati dan langsung
menerima sudut pandang klien yang akan mengurangi objektivitas dari auditor itu sendiri.
Contohnya adalah ketika auditor bertanggung jawab dalam memberikan opini terhadap laporan
keuangan perusahaan yang dimiliki oleh teman baiknya dan merasa kasihan apabila melihat
perusahaan tersebut mendapatkan dampak buruk dari hasil opininya sehingga auditor mengurangi
sikap objektifnya.
5. Intimidation threat: ancaman yang terjadi apabila seorang auditor dihalangi untuk bersikap
objektif, baik secara fisik maupun psikologis/mental dan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Contohnya adalah ketika auditor diancam tidak dibayar atas jasa audit yang ia lakukan apabila hasil
opininya tidak sesuai/tidak menguntungkan perusahaan klien.
Apabila auditor mengalami kemungkinan dari kelima ancaman tersebut, maka ia harus melakukan
sebuah perlindungan untuk mengurangi resiko ancaman tersebut terjadi atau menurunkan resikonya
hingga batas tertentu yang masih dapat diterima auditor tersebut. Hal ini disebut dengan
safeguards/perlindungan yang terbagi dalam tiga kategori:
1. Safeguards created by the profession, legislation or regulation
Perlindungan yang dibentuk oleh regulasi atau peraturan yang berlaku dapat berupa persyaratan
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk menjadi anggota profesi, standar akuntansi audit dan
etika profesi serta undang-undang yang mengatur persyaratan independensi perusahaan.
2. Safeguards within the assurance client
Perlindungan ini meliputi ratifikasi oleh komite audit atas penunjukkan manajemen assurance
client, memiliki karyawan yang kompeten, dan memiliki kontrol internal yang mengawasi
kesesuaian terhadap layanan perusahaan assurance.
3. Safeguards within the audit firm’s own systems and procedures
Perlindungan dalam sistem dan prosedur perusahaan audit itu sendiri yang mencakup perlindungan
keseluruhan perusahaan seperti kepemimpinan yang mengedepankan independensi, kebijakan dan
prosedur terkait kontrol kualitas keterlibatan assurance, kebijakan internal untuk memantau
kepatuhan dengan etika independensi dan prosedur yang mengidentifikasi hubungan antara
perusahaan, anggota tim, dan klien assurance.
Perlindungan yang tepat harus diterapkan untuk mengurangi atau menghapus ancaman yang mungkin
terjadi. Sebagai contoh, apabila terjadi adanya self-interest threat seperti contoh di atas, perlindungan
yang tepat adalah dengan meminta individu untuk menjual saham kepemilikan atau tidak
mengikutsertakan individu dari proses audit perusahaan. Berbeda halnya jika ancaman yang terjadi
merupakan intimidation threat, maka perlindungan yang dapat dilakukan adalah dengan menolak atau
mengundurkan diri dari proses audit. Apabila ancaman yang diberikan menyebabkan auditor
melanggar standar etik dalam pelaksanaan tugasnya, auditor akan dikenakan sanksi disiplin oleh
hukum atau organisasi profesional. Sanksi dapat berupa teguran, denda, pembayaran biaya, penarikan
hak berpartisipasi atau dikeluarkan dari keanggotaan.