Anda di halaman 1dari 9

Ethics for Professional Accountant

Nama Dosen:
Mawar Inviolata Rohana Napitupulu, S.E., MBA.
Dudi Hadi Santoso, S.E., M.Ak.

Nama Anggota:
Alyssa Fakhirra 11706972530

Athiyya Nabila A. 11606911414

Christy 11706059145

Falanisa Zahra K. 11706972745

Nurul Nurjannah 11706972966

Nur Thoyyibah 11606910802

Tasya Maharani F. 11706059290

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
2019

● Ethics: General Overview


Etika merupakan seperangkat prinsip, moral, aturan perilaku, atau nilai-nila. Etika juga merupakan hal
yang sudah disepakati oleh masyarakat mengenai sesuatu yang benar dan salah. Tidak semua nilai-nilai
etika dapat dimasukkan ke dalam hukum.

Ethics in the Accounting Profession


Akuntan harus memberikan layanan kepada publik pada tingkat yang menunjukkan bahwa kepercayaan
publik cukup beralasan karena berdasarkan bukti yang baik. Hal yang membedakan dari profesi adalah
penerimaan tanggung jawabnya kepada publik. Oleh karena itu standar profesi akuntansi sangat
ditentukan oleh kepentingan publik.

Objectives of Accountancy
Berdasarkan kode etik International Federation of Accountants (IFAC), tujuan profesi akuntansi adalah
bekerja dengan standar profesionalisme tertinggi, untuk mencapai tingkat kinerja tertinggi dan
umumnya untuk memenuhi kepentingan publik.

● Code of Ethics for Professional Accountants


Dalam memberikan jasanya, akuntan publik di Indonesia, baik yang merupakan anggota IAPI maupun
yang bukan anggota, wajib mematuhi Kode Etik Profesi Akuntan Publik (KEPAP) yang diatur oleh
Komite Etika Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia. Kode etik ini bertujuan untuk mencegah
akuntan publik melanggar prinsip dasar etika profesi, yaitu prinsip integritas, prinsip objektivitas,
prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional, prinsip kerahasiaan, dan
prinsip perilaku profesional. Secara umum, gambaran kode etik tersebut adalah sebagai berikut:
Seksi Isi

Bagian A - Penerapan Umum Kode Etik

100 Pendahuluan & Prinsip Dasar Etika Profesi


Bagian ini menjelaskan prinsip dasar etika profesi akuntan public yang mana memiliki
tanggung jawab yang besar selain kepada klien dan pemberi kerja yaitu juga kepada publik.
Bagian pertama terdiri dari kerangka konseptual, yang berisi etika dasar apa yang harus
dilakukan oleh akuntan publik, untuk mengidentifikasi ancaman. Bagian kedua berisi
contoh atau penerapan kerangka konseptual pada berbagai situasi dan contoh pencegahan
untuk mengatasi ancaman.

110 Integritas
Berisi prinsip yang harus dipegang oleh akuntan publik, seperti tegas, jujur, adil dalam
hubungan profesional, tidak boleh menutupi informasi dalam berbagai bentuk, dan tidak
melanggar kode etik yang dijelaskan lebih lanjut pada paragraph 110.2

120 Objektivitas
Prinsip yang mengharuskan akuntan publik agar bertindak secara objektif dan tidak
terpengaruh oleh kepentingan dan situasi tertentu, yang mungkin menimbulkan sikap
subyektif. Oleh karena itu setiap praktisi baiknya menghindari hubungan yang bersifat
subyektif dengan pihak yang mungkin mengurangi keobjektivitasannya.
130 Kompetensi Profesional & Sikap Cermat Kehati-hatian
Prinsip ini mewajibkan praktisi untuk memelihara pengetahuan dan keahlian professional
untuk menjamin pemberian jasa yang professional, serte menggunakan keahliannya sesuai
standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku. Untuk sikap cermat dan hati-hati,
praktisi diharuskan untuk bersikap dan bertindak secara hati-hato, menyeluruh, tepat waktu,
sesuai dengan persyaratan penugasan.

140 Kerahasiaan
Prinsip yang mewajibkan praktisi untuk menjaga informasi rahasia yang diperoleh dari
hubungan professional dan hubungan bisnis kepada pihak diluar KAP atau jaringan KAP
tempatnya bekerja. Menjaga disini meliputi membatasi pengungkapan dan penggunaan
informasi untuk kepentingan diluar pekerjaan. Adapun informasi yang bersifat rahasia
dapat diungkapkan atas persetujuan klien atau pihak terkait, dan selama tidak dilarang oleh
hukum.

150 Perilaku Profesional


Prinsip ini mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi ketentuan hukum dan peraturan
yang berlaku, serta menghindari segala tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Selain itu pada seksi ini diungkapkan dalam mempromosikan diri dan pekerjaannya, setiap
praktisi tidak merendahkan martabat profesi maupun merendahkan praktisi lain tanpa
adanya bukti yang valid.

Bagian B - Akuntan Publik atau CPA yang Berpraktik Melayani Publik

200 Pendahuluan
Akuntan Publik dilarang terlibat dalam setiap bisnis, pekerjaan, atau aktivitas yang
mengurangi integritas, objektivitas, atau reputasi yang baik dari profesi dan menyebabkan
ketidaksesuaian dengan prinsip dasar etika profesi. Ancaman bagi Akuntan Publik dapat
dikelompokkan menjadi: ancaman kepentingan pribadi; ancaman telaah pribadi; ancaman
advokasi; ancaman kedekatan; dan ancaman intimidasi. Pengamanan dapat diberikan untuk
menghilangkan atau mengurangi ancaman terhadap profesi Akuntan Publik.

210 Penunjukan Profesional


Penerimaan klien harus ditentukan berdasarkan kepatuhan dan kemungkinan ancaman
terhadap prinsip dasar etika profesi dan kompetensi dari Akuntan Publik. Dalam kasus
perubahan penunjukan profesional, Akuntan Publik harus menentukan secara profesional
dalam penerimaan penunjukan dengan melakukan penilaian atas signifikansi ancaman dan
langkah pengamanan. Audit berulang tidak diperkenankan kecuali diatur secara hukum.

220 Benturan Kepentingan


Benturan kepentingan dapat terjadi ketika jasa profesional yang diberikan berkaitan dengan
hasil pemeriksaan Akuntan Publik. Setiap Akuntan Publik tidak boleh membiarkan
benturan kepentingan menurunkan kualitas atau pertimbandgan profesionalnya (prinsip
objektivitas). Akuntan Publik harus dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan melakukan
pengungkapan atas signifikansi benturan kepentingan dengan prinsip dasar kerahasiaan.

230 Pendapat Kedua


Dalam situasi ketika Akuntan Publik diminta untuk memberikan pendapat kedua mengenai
penerapan akuntansi, auditing, pelaporan atau standar lainnya, kepada klien baru, perlu
dilakukan evaluasi signifikansi ancaman dan pengamanan untuk menentukan ketepatan
langkah yang perlu diambil.

240 Imbalan & Bentuk Remunerasi Lain


Akuntan Publik berhak untuk mengajukan penawaran imbalan yang dianggap sesuai.
Keberadaan dan ukuran setiap ancaman dapat terkait dengan imbalan. Imbalan dapat
bersifat kontinjen dalam perikatan non-asurans tertentu. Dalam situasi tertentu, Akuntan
Publik dapat menerima imbalan jasa rujukan / komisi dan sebaliknya.

250 Pemasaran Jasa Profesional


Akuntan Publik yang melakukan iklan dan bentuk pemasaran lain harus menyesuaikan jasa,
prestasi, atau produk yang ditawarkan dengan prinsip etika profesi Akuntan Publik. Praktik
pelayanan publik harus dilakukan secara jujur dan dapat dipercaya dengan membuat
pernyataan yang sesuai atas jasa, kualifikasi, dan pengalaman sendiri serta tidak
merendahkan pihak lain.

260 Hadiah & Keramahtamahan


Akuntan publik mungkin ditawari hadiah atau bentuk keramahtamahan yang dapat
menimbulkan ancaman kepatuhan terhadap prinsip dasar etika profesi jika hadiah diterima.
Signifikansi terhadap ancaman tersebut bergantung pada sifat, nilai, dan maksud dari
pemberian. Oleh karena itu, setiap akuntan publik wajib mengevaluasi signifikansi
ancaman dan menerapkan pengamanan untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai
ancaman sampai suatu tingkat yang dapat diterima. Jika tidak bisa, hadiah tersebut tidak
boleh diterima.

270 Penyimpanan Aset Klien


Akuntan publik tidak boleh bertanggung jawab atas penyimpanan uang atau aset-aset
lain milik klien, kecuali diizinkan secara hukum karena dapat menimbulkan ancaman
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Jika seorang akuntan publik dipercaya untuk
menyimpan aset-aset klien, maka ia harus:
a) Menyimpan aset tersebut terpisah dari aset pribadi atau kantor;
b) Menggunakan aset tersebut hanya untuk suatu tujuan yang telah ditetapkan;
c) Setiap saat siap untuk mempertanggungjawabkan aset tersebut;
d) Mematuhi semua peraturan perundang-undangan yang berlaku yang relevan dengan
penyimpanan & pertanggungjawaban aset tersebut.
Setiap akuntan publik yang terlibat dalam penanganan aset klien wajib melakukan
penyelidikan yang cukup mengenai sumber aset tersebut. Jika aset tersebut didapatkan dari
kegiatan ilegal, maka akuntan publik perlu mempertimbangkan dan meminta nasihat
hukum.
280 Objektivitas - Semua Jasa Profesional
Ketika akuntan publik akan memberikan jasa profesional, ia harus mempertimbangkan
berbagai ancaman kepatuhan terhadap prinsip objektivitas yang dapat diakibatkan karena
adanya kepentingan dalam, hubungan darah, kedekatan pribadi, atau hubungan bisnis.
Setiap akuntan publik harus mengevaluasi signifikansi ancaman & menerapkan
berbagai pengamanan, seperti:
a) Mengundurkan diri dari tim perikatan;
b) Menerapkan prosedur supervisi;
c) Menghentikan hubungan keuangan atau hubungan bisnis yang menimbulkan suatu
ancaman;
d) Membahas permasalahan dengan tingkatan manajemen yang lebih tinggi dalam kantor;
e) Membahas permasalahan dengan pihak klien yang bertanggung jawab atas tata kelola
perusahaan.
Jika pengamanan yang dilakukan tidak dapat menghilangkan atau mengurangi ancaman
sampai tingkat yang dapat diterima, akuntan publik harus menolak atau menghentikan
perikatan tersebut.

290 Independensi - Perikatan Audit & Perikatan Reviu


Independensi mencakup:
- Independensi dalam pemikiran; pernyataan pemikiran tidak dipengaruhi oleh hal-hal
yang dapat mengganggu pertimbangan profesional, menjaga integritas, objektivitas,
dan skeptisisme profesional.
- Independensi dalam penampilan; pandangan pihak lain terhadap diri auditor
sehubungan dengan pelaksanaan audit bahwa skeptisisme profesional, objektivitas, dan
integritas anggota firma atau tim asurans tidak dikompromikan.
Akuntan publik harus mengidentifikasi ancaman terhadap independensi,
mengevaluasi signifikansi dari ancaman teridentifikasi, dan menerapkan pengamanan untuk
menghindari ancaman tersebut. Jika ancaman tersebut tidak dapat dihindari, maka akuntan
publik harus menolak atau menghentikan perikatan audit.
Jika akuntan publik melanggar seksi ini, maka kantor dapat mengeluarkan personel
terkait dari tim audit, melakukan penelaahan tambahan terhadap pekerjaan yang terdampak,
merekomendasikan kepada klien untuk melakukan perikatan dengan kantor lain, dan jika
hal ini terjadi dalam jasa non-asurans, kantor dapat merekomendasikan kepada klien untuk
melakukan perikatan dengan kantor lain untuk mengevaluasi pekerjaan jasa tersebut.
Ancaman independensi juga dapat timbul ketika terdapat anggota keluarga dekat yang
memiliki kepentingan keuangan yang material pada klien. Signifikansi ancaman tersebut
bergantung dari sifat hubungan antara personel dengan anggota keluarga tersebut dan
materialitas dari kepentingan keuangannya. Jika hal ini terjadi, dapat dilakukan tindakan
pengamanan, seperti anggota keluarga sesegera mungkin melepaskan kepentingan
keuangan seluruhnya atau sampai batas tidak material, menugaskan akuntan publik untuk
menelaah pekerjaan personel tersebut, atau mengeluarkan personel tersebut dari tim audit.

291 Independensi - Perikatan Asurans Lainnya


Untuk ketentuan mengenai independensi, seksi ini cukup mirip dengan seksi
sebelumnya. Namun, di seksi ini dijelaskan pula tentang ketentuan pemberian jasa non
asurans kepada suatu klien asurans. Hal ini karena pemberian jasa non asurans seringkali
menyebabkan mengancam independensi akuntan publik, seperti ancaman telaah pribadi,
ancaman kepentingan pribadi, dan ancaman advokasi. Oleh karena itu, sebelum kantor
menerima suatu keterikatan terkait pemberian jasa non asurans, kantor harus menentukan
apakah terdapat ancaman independensi yang timbul. Jika ancaman tidak dapat dihindari,
maka kantor tidak boleh memberikan jasa non asurans tersebut.

Bagian C - CPA yang Bekerja pada Entitas Bisnis

300 Pendahuluan
CPA menghasilkan pekerjaan yang diandalkan oleh banyak pihak, CPA yang bekerja di
sebuah entitas bisnis juga memiliki tanggung jawab untuk mencapai tujuan entitas yang
mempekerjakannya. CPA diharapkan tetap patuh terhadap prinsip dasar etika profesi dalam
melaksanakan tanggung jawabnya. Namun, kepatuhan terhadap prinsip dasar etika profesi
berpotensi terancam oleh:
a. Kepentingan pribadi
Contoh: CPA memiliki kepentingan keuangan dari entitas yang
mempekerjakannya; CPA menggunakan aset perusahaan untuk kepentingan
pribadi yang tidak jelas
b. Telaah pribadi
Contoh: penentuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk suatu kombinasi bisnis
setelah melakukan studi kelayakan yang mendukung keputusan akuisisi.
c. Advokasi
Ancaman advokasi timbul ketika seorang CPA mempromosikan sebuah
posisi/entitas secara berlebihan hingga objektivitasnya dipertanyakan.
Contoh: mempromosikan saham perusahaan yang merupakan klien audit.
d. Kedekatan
Contoh: hubungan lama dengan kolega bisnis yang dapat mempengaruhi keputusan
bisnis; CPA bertanggung jawab untuk pelaporan keuangan suatu perusahaan yang
keputusannya diambil oleh seorang anggota keluarga.
e. Intimidasi
Contoh: ancaman pemecatan akibat ketidaksetujuan dalam penerapan prinsip
akuntansi dalam pelaporan keuangan.
Adanya keadaan yang dapat mengancam kepatuhan terhadap prinsip etika profesi ini
membuat entitas melakukan pengamanan seperti pengawasan perusahaan, proses disiplin
yang tepat, pengendalian internal, dan lain-lain. Ketika CPA merasa usaha pengamanan
tidak lagi efektif dalam mengatasi tindakan tidak etis, maka CPA dapat meminta nasihat
hukum.

310 Benturan Kepentingan


Benturan kepentingan dalam kegiatan profesional dapat mengancam objektivitas CPA dan
menimbulkan ancaman terhadap kode etik profesi. Benturan kepentingan dapat menjadi
ancaman ketika CPA melakukan kegiatan profesional yang berhubungan dengan suatu
permasalahan bagi dua pihak atau lebih yang saling terkait. Contoh situasi yang
menimbulkan benturan kepentingan: CPA menjabat pada posisi manajemen untuk dua
entitas, informasi rahasia entitas A dapat digunakan CPA untuk menguntungkan entitas B.
Dalam mengidentifikasi apakah ada benturan kepentingan, seorang CPA dapat
mempertimbangkan relevansi hubungan dan sifat kepentingan antara para pihak terkait,
serta menentukan sifat kegiatan dan dampak (ancaman) bagi pihak terkait.
Sejumlah bentuk pengamanan juga dapat dilakukan untuk meminimalisir ancaman yang
timbul akibat benturan kepentingan, seperti pemisahan tanggung jawab dan tugas tertentu,
ada pengawasan yang tepat, dan konsultasi dengan pihak ketiga (IAPI, penasihat hukum).

320 Penyusunan & Pelaporan Informasi


CPA yang bekerja untuk sebuah entitas bisnis biasanya terlibat dalam penyusunan dan
pelaporan informasi yang digunakan oleh pihak-pihak baik dari dalam entitas maupun luar
entitas. Dalam proses penyusunan dan pelaporan informasi tersebut, CPA harus
menjelaskan secara gamblang mengenai sifat sebenarnya dari informasi seperti aset dan
liabilitas, mengklasifikasikan secara tepat, dan menyajikan fakta yang akurat. Integritas,
objektivitas, dan berbagai kode etik lainnya dalam proses tersebut dapat terancam oleh
berbagai kepentingan yang dapat diatasi dengan menerapkan sejumlah pengamanan.

330 Bertindak dengan Keahlian yang Memadai


CPA dalam melaksanakan tugasnya menggunakan prinsip kompetensi profesional dan
sikap cermat kehati-hatian, berikut adalah beberapa ancaman dalam pelaksanaan tugas:
a. Waktu yang tidak mencukupi untuk menyelesaikan tugas
b. Informasi yang tidak lengkap, terbatas, atau tidak cukup.
c. Pengalaman, pelatihan, dan/atau pendidikan tidak memadai.
d. Sumber daya tidak cukup untuk melaksanakan tugas
Untuk meminimalisasi ancaman, dilakukan tindakan pengamanan seperti memperoleh
nasihat atau pelatihan, melakukan konsultasi, dan lain-lain. Jika CPA merasa ancaman tidak
dapat dikurangi oleh tindakan-tindakan tersebut, CPA berhak menolak untuk melaksanakan
tugas selama ada alasan yang dikomunikasikan dengan jelas.

340 Kepentingan Keuangan, Kompensasi, dan Insentif Terkait dengan Pelaporan Keuangan
dan Pengambilan Keputusan
CPA memiliki berbagai kepentingan keuangan yang dapat timbul dari program kompensasi
atau dari keberadaan anggota keluarga dekat, hal ini dapat mengancam objektivitas CPA.
Contoh: penentuan bonus anggota keluarga dipengaruhi oleh keputusan CPA. Kepentingan-
kepentingan ini harus dinilai signifikansinya dan kemudian menentukan tindakan
pengamanan yang sesuai.

350 Bujukan
Bujukan berupa penawaran, pemberian hadiah dapat mengancam independensi seorang
CPA. Bujukan tersebut dapat dilaporkan ke pihak manajemen dan diinformasikan ke pihak
ketiga agar independensi CPA dapat dijamin. CPA juga tidak boleh memberi bujukan untuk
mempengaruhi keputusan profesional.
● Threats to the Fundamental Ethical Principle & The Safeguards
Dalam menjalankan profesinya, seorang Akuntan Publik harus mentaati prinsip-prinsip dasar yang
terdapat di dalam etik Akuntan Publik agar ia dapat melaksanakan kewajibannya dalam memberikan
reasonable assurance dengan baik. Akan tetapi, pada kenyataannya Akuntan Publik sering dihadapkan
pada situasi yang memungkinkan ia untuk melanggar prinsip-prinsip dasar tersebut. Hal ini dinamakan
dengan threats atau ancaman yang terbagi dalam lima kategori besar, yaitu:
1. Self-interest threat: ancaman yang muncul ketika keputusan seorang auditor dapat mempengaruhi
kepentingan pribadi auditor ataupun kerabat dekatnya yang terlibat didalam perusahaan klien.
Contohnya ketika seorang auditor diharuskan untuk memberikan opini terhadap laporan keuangan
perusahaan dimana auditor memiliki beberapa persen kepemilikan saham disana. Maka auditor
memiliki kemungkinan untuk memberikan opini yang akan mendatangkan keuntungan bagi dirinya
sendiri dan tidak bersikap objektif.
2. Self-review threat: ancaman yang muncul ketika seorang auditor ditugaskan/bertanggung jawab
untuk memberikan opini/menilai ulang pekerjaan yang ia kerjakan sebelumnya.
Contohnya adalah seorang auditor yang membuatkan laporan keuangan untuk kliennya namun ia
juga yang ditugaskan untuk memberikan opini terhadap laporan keuangan tersebut.
3. Advocacy threat: ancaman yang dapat muncul ketika seorang akuntan mendukung
pendapat/pandangan klien tanpa bukti yang relevan dan cukup.
Contohnya adalah ketika auditor menyebutkan hasil audit dari laporan posisi keuangan entitas yang
sehat tanpa bukti yang memadai untuk kepentingan tertentu, misalnya meminjam uang pada bank.
Auditor menyatakan dalam laporannya bahwa entitas itu sehat secara finansial padahal sebenarnya
tidak ada bukti yang relevan dan cukup.
4. Familiarity threat: ancaman yang muncul apabila auditor telah mengenal kliennya cukup lama dan
memiliki hubungan tertentu di dalam bisnis sehingga auditor terlalu bersimpati dan langsung
menerima sudut pandang klien yang akan mengurangi objektivitas dari auditor itu sendiri.
Contohnya adalah ketika auditor bertanggung jawab dalam memberikan opini terhadap laporan
keuangan perusahaan yang dimiliki oleh teman baiknya dan merasa kasihan apabila melihat
perusahaan tersebut mendapatkan dampak buruk dari hasil opininya sehingga auditor mengurangi
sikap objektifnya.
5. Intimidation threat: ancaman yang terjadi apabila seorang auditor dihalangi untuk bersikap
objektif, baik secara fisik maupun psikologis/mental dan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Contohnya adalah ketika auditor diancam tidak dibayar atas jasa audit yang ia lakukan apabila hasil
opininya tidak sesuai/tidak menguntungkan perusahaan klien.
Apabila auditor mengalami kemungkinan dari kelima ancaman tersebut, maka ia harus melakukan
sebuah perlindungan untuk mengurangi resiko ancaman tersebut terjadi atau menurunkan resikonya
hingga batas tertentu yang masih dapat diterima auditor tersebut. Hal ini disebut dengan
safeguards/perlindungan yang terbagi dalam tiga kategori:
1. Safeguards created by the profession, legislation or regulation
Perlindungan yang dibentuk oleh regulasi atau peraturan yang berlaku dapat berupa persyaratan
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk menjadi anggota profesi, standar akuntansi audit dan
etika profesi serta undang-undang yang mengatur persyaratan independensi perusahaan.
2. Safeguards within the assurance client
Perlindungan ini meliputi ratifikasi oleh komite audit atas penunjukkan manajemen assurance
client, memiliki karyawan yang kompeten, dan memiliki kontrol internal yang mengawasi
kesesuaian terhadap layanan perusahaan assurance.
3. Safeguards within the audit firm’s own systems and procedures
Perlindungan dalam sistem dan prosedur perusahaan audit itu sendiri yang mencakup perlindungan
keseluruhan perusahaan seperti kepemimpinan yang mengedepankan independensi, kebijakan dan
prosedur terkait kontrol kualitas keterlibatan assurance, kebijakan internal untuk memantau
kepatuhan dengan etika independensi dan prosedur yang mengidentifikasi hubungan antara
perusahaan, anggota tim, dan klien assurance.
Perlindungan yang tepat harus diterapkan untuk mengurangi atau menghapus ancaman yang mungkin
terjadi. Sebagai contoh, apabila terjadi adanya self-interest threat seperti contoh di atas, perlindungan
yang tepat adalah dengan meminta individu untuk menjual saham kepemilikan atau tidak
mengikutsertakan individu dari proses audit perusahaan. Berbeda halnya jika ancaman yang terjadi
merupakan intimidation threat, maka perlindungan yang dapat dilakukan adalah dengan menolak atau
mengundurkan diri dari proses audit. Apabila ancaman yang diberikan menyebabkan auditor
melanggar standar etik dalam pelaksanaan tugasnya, auditor akan dikenakan sanksi disiplin oleh
hukum atau organisasi profesional. Sanksi dapat berupa teguran, denda, pembayaran biaya, penarikan
hak berpartisipasi atau dikeluarkan dari keanggotaan.

Anda mungkin juga menyukai