Daftar Isi
Pendahuluan ............................................................................................................................................ 2
Alasan Pemilihan Lokasi Pengamatan .................................................................................................... 2
Denah Lokasi Pengamatan ...................................................................................................................... 5
Latar Belakang Pemilik dan usaha terdahulu .......................................................................................... 6
Asal nama S Laundry ........................................................................................................................... 7
Analisis Kompetitor ................................................................................................................................ 8
Laundry Cepat..................................................................................................................................... 8
Laundry Harum ................................................................................................................................... 9
Sistem Operasi Laundry ........................................................................................................................ 10
Proses operasional S Laundry : ......................................................................................................... 10
Jasa Laundry yang Ditawarkan ......................................................................................................... 12
Merekrut Pegawai : perlu atau tidak? ................................................................................................... 12
Tingginya Order Cucian ................................................................................................................... 15
Warung Susu dan Jus di Seberang S Laundry .................................................................................. 15
Implikasi dari adanya Pegawai ............................................................................................................. 16
Kesimpulan ........................................................................................................................................... 17
Pendahuluan
Analisis Perilaku Ekonomi Bisnis, atau biasa disingkat APEB, merupakan salah satu
matakuliah yang saya ambil semester ini. APEB merupakan lanjutan dari matakuliah
Manusia Masyarakat Indonesia yang saya ambil tahun lalu. Pada matakuliah ini, tugas
kami sebagai mahasiswa adalah mengamati dan menganalisis perilaku dari subyek
yang kami pilih, namun dalam konteks ekonomi dan bisnis. Misalkan, bapak A
ekonomi dan bisnis, untuk itu tugas kami adalah mengamati : melakukan wawancara
dari narasumber tanpa ia sadari (berbeda dengan penelitian) yang dibatasi konteks
ekonomi dan bisnis. Sebagai mahasiswa, kami dituntut untuk peka dan kritis terhadap
lingkungan sekitar. Melalui matakuliah ini, kami belajar untuk memperdalam softskill
dan kepekaan kami terhadap keadaan, kepekaan dalam memancing pertanyaan, dan
kepekaan dalam melihat acuan perilaku dalam kehidupan sosial disekitar kami.
Subyek yang saya pilih untuk pengamatan ini yang awalnya adalah Warkop Puma
diganti menjadi laundry dimana saya berlangganan. Pemindahan lokasi observasi ini
dikarenakan sampai beberapa kali observasi, saya tidak juga bertemu dengan
pemiliknya sehingga akhirnya saya memutuskan untuk pindah. Untuk observasi pada
laundry, saya sudah memastikan bahwa yang saya selalu temui adalah pemiliknya.
Disamping tempat tinggal saya, juga terdapat laundry bernama laundry Azkaa.
Awalnya saya sering laundry di landry azkaa karena dekat dengan kos saya sehingga
tidak perlu membawa berat kemana-mana, tetapi saya kurang puas dengan hasilnya
karena parfumnya yang begitu menyengat dan setrika pakaian yang sangat tidak rapi.
Semenjak itu, saya pindah ke S laundry, tempat yang saat ini saya jadikan observasi.
pada umumnya, saya meyakini bahwa saya dapat menggali informasi yang cukup
banyak karena walaupun laundry hanya take and go, saya sering duduk-duduk dulu dan
mengobrol menikmati susu murni atau jus (usaha lain selain laundry, lebih sering dijaga
Pertama, dekat dengan lokasi kos saya. Sehingga mudah mencari waktu untuk
membuat saya yakin untuk memilih area yang dekat dengan kos saya. Selain karena
mudah akses menuju ke tempat observasi (hanya jalan kaki, dulu ketika MMI harus
bikun dan KRL), waktu yang ada bisa lebih dimaksimalkan sehingga tidak harus
memakan waktu yang lama hanya untuk perjalanan. Dengan area yang dekat pula bisa
Kedua, karena keluarga bapak ini memiliki bisnis selain laundry. Dengan adanya usaha
keluarga yang lebih dari satu, tentunya dapat digali acuan dalam hal ekonomi dan bisnis
mengapa ia memilih mempunyai dua bisnis? Apakah tuntutan keadaan ekonomi atau
memang hanya pengembangan? Mengapa usaha kedua tidak membuka laundry lagi?
Mengapa bisnis kedua terletak tepat di seberang bisnis pertama? Selain itu dengan
memiliki dua bisnis ini, saya bisa mengobrol bertanya-tanya mengenai laundry ketika
membeli susu atau sekalian mengambil laundry. Pada usaha susu dan jus yang ada
diseberang laundry, terdapat kursi untuk sekedar menunggu yang bisa dimaksimalkan
dengan ngobrol.
menanyakan kepada saya asal daerah, mengapa kuliah jauh, kuliah apa, bagaimana
kuliahnya, dan lain-lain. Dari sini saya menebak jika nanti saya bertanya-tanya ia
tidak akan merasa terlalu dan nyaman menceritakan semuanya. Dengan kesibukkan
yang tidak setiap saat seperti ketika mewawancarai warung atau tempat makan
Baik pemilik maupun istri, keduanya merupakan warga asli Depok. Walaupun asli
Depok, logat betawi pemilik sangat kental. Menurut narasumber karena ayah ibunya
betawi dan sejak kecil terbiasa menggunakan logat betawi. Awalnya, pemilik
merupakan satpam di salah satu kos-kosan yang berada di kukusan kelurahan dan istri
pemilik merupakan pegawai dari usaha laundry yang ada di daerah kukusan kelurahan
pula. Merasa terdesak dan karena kebutuhan ekonomi khususnya untuk anaknya (baik
secara finansial ataupun waktu), baik pemilik ataupun istri perlahan menabung dan
membuka usaha laundry ini. Ada beberapa alasan mengapa pemilik memilih usaha
laundry:
1. Pemilik membuka usaha laundry bukan usaha lain karena pada awal
usahanya, laundry belum begitu banyak pesaing di kutek dan istri memiliki
dikerjakan dari laundry. Tahu proses mana yang harus didahulukan, yang
laundry ini.
2. Usaha laundry tidak membutuhkan resource yang rumit. Baik sumber daya
3. Proses sebelum toko buka dan setelah toko tutup tidak menjadi sesuatu yang
esensial atau tidaklah rumit. Ketika buka, tidak ada hal-hal yang perlu
mereka membuka usaha makanan dimana sebelum buka dan setelah tutup
Awalnya, tempat ini hanya merupakan lahan kosong yang berukuran sangat tanggung
jika dibangun sebuah usaha. Untuk membangun kos-kosan terlalu kecil namun untuk
membaangun usaha makanan juga kurang cocok. Semenjak menjalankan usaha laundry
di tempat ini, keluarga pemilik juga ikut pindah ke tempat ini karena mereka tinggal di
belakang laundry. Baik tanah tempat usaha maupun rumah tempat tinggal pemilik yang
Layaknya orangtua lainnya, anak merupakan kebanggan dan harta yang tak ternilai bagi
mereka. Begitupun bagi pemilik S Laundry, nama S Laundry dipilih sebagai inisial
depan nama anaknya yaitu Salwa dan Salsa. Karena anak merupakan wujud dari
Ia sudah membuka laundry sejak harga perkilo masih 4000 rupiah hingga saat ini naik
menjadi 6000 rupiah per kilogramnya. Usaha ini didasari dari keinginan pemilik untuk
menjadi mandiri dan tidak bergantung orang lain dalam hal memperoleh penghasilan,
karena ia bisa mengatur sendiri hasil yang ia dapatkan dan disesuaikan dengan
keperluan.
Analisis Kompetitor
Di wilayah kukusan teknik (kutek) mulai berjamur pesaing laundry, dan semenjak semester ini,
jumlah khususnya yang dekat dengan S Laundry membeludak secara signifikan. Dalam jarak
100-150 meter, terdapat dua buah laundry baru yang dapat menyaingi S Laundry. Saya
melakukan pengamatan dengan mencoba kedua laundry tersebut sembari mengobrol untuk
mencari informasi. Berikut adalah hasil pengamatan dalam dua pesaing tersebut :
Laundry Cepat
Lokasi :
Laundry ini berada di dekat kos Amora, sejalan dengan arah S laundry.
Deskripsi :
Laundry ini merupakan laundry baru, yang baru beroperasi kurang lebih dua
bulan (baru ada ketika masa semester baru 2017/2018). Laundry ini
dioperasikan oleh pegawai, tidak ada pemilik yang ikut membantu usaha
laundry ini. Laundry ini merupakan salah satu usaha yang dimiliki oleh dosen
Kompetisi :
harga promo yaitu hanya 5000 rupiah per kilogram baju. Namun tidak ada
keterangan jelas sampai kapan harga ini berlaku. Selain itu, ada jasa ambil-antar
banyak mahasiswa yang tidak mau repot membawa berat cukup hanya sms atau
whatsapp, laundry mereka akan dijemput selama masih dalam wilayah kutek.
Setelah selesaipun cucian yang sudah rapih dan bersih akan dikirimkan
Laundry adalah jenis jasa yang ditawarkan oleh S Laundry lebih banyak :
Athiyya Nabila Ayu Putri // 1606911414
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Laporan Tengah Semester
Acuan Perilaku Ekonomi Bisnis
selain laundry atau cuci unutk baju, S Laundry juga menerima pencucian
Sejauh ini, laundry Cepat belum ada rencana untuk membuat layanan lain diluar
mencuci baju.
Laundry Harum
Lokasi :
Berada tepat di seberang S Laundry, disebelah warung susu (usaha istri pemilik
S laundry).
Deskripsi :
Laundry ini juga merupakan laundry baru yang ada di sekitar daerah ini, sama
dengan laundry CEPAT, laundry juga baru beroperasi pada awal semester
tahun ajaran 2017/2018. Laundry ini berukuran sangat kecil dan sederhana, dan
dari penampakan luarnya tidak terlihat adanya mesin cuci atau perlengkapan
lainnya. Untuk lebih dalam mengetahui, saya juga mencoba laundry pakaian
saya disini. Secara layout toko, laundry harum memiliki tempat yang lebih
rapih, tertata, bersih. Hal ini mungkin juga dipengaruhi oleh faktor toko yang
masih baru. Laundry ini juga dijalankan oleh pegawai, tidak pemilik langsung.
Laundry yaitu Rp. 6000/kg . Untuk ukuran laudry yang baru berjalan, laundry
harum telah perlahan menemukan pasar dan pangsa nya sendiri. Hal ini terlihat
dari setumpukan rak yang sudah banyak terisi pakaian yang telah dicuci.
berikut adalah gambaran proses dari proses paling awal yaitu pelanggan memberikan
order sampai berakhir kembali kepada pelanggan yaitu pelanggan menerima order.
informasi pemilik, dan ketika pengamat (saya) turun langsung melihat prosesnya.
- Pertama, pelanggan datang dan meletakkan cuciannya yang sudah didalam satu
- Penjual kadang menanyakan adakah pakaian yang butuh perlakukan khusus (misal,
tidak usah di setrika, tidak usah di gosok saat mencuci, dan lain-lain.
- Setelah ditimbang, angka kilogram dan juga rupiah yang harus dibayar tertera pada
timbangan tersebut.
- Pembayar akan diberikan pilihan untuk membayar disaat menyerahkan atau nanti jika
laundry sudah selesai. Slip nota putih akan diberikan kepada pelanggan jika sudah
membayar, atau jika sudah dibayar, slip biru akan diberikan kepada pelanggan. Bagian
nota (baik putih atau biru) yang diterima oleh penjual akan diikut sertakan diatas
keranjang agar tidak lupa nama pemilik. Nota tersebut berisi : jumlah kilogram cucian,
jenis cucian (sepatu, pakaian, tas, selimut, atau yang lainnya), jenis pelayanan (ekspres
- Penjual mencatat tanggal masuk dari cucian yang diberikan di buku data pelanggan
salah nama dan juga tas laundry (beberapa pelanggan membawa pakaian kotor dengan
tas laundry) agar tidak tercecer. Tas pelanggan pada saat laundry telah selesai akan
- Memberi hasil cucian yang sudah bersih kepada pelanggan. Pelanggan tidak peru
membawa nota, hanya perlu menyebutkan nama saja ketika mengambil kemudian
- Jenis Cucian
Untuk dapat melakukan order di S laundry terdapat minimum kilogram per jasa yaitu
dua kilogram. Jika jumlah cucian dari pelanggan kurang dari itu maka akan diberikan
harga per dua kilogram yaitu 12.000 rupiah. Barang yang dapat di laundry pada S
Laundry adalah pakaian, selimut kecil dan besar, sepatu, tas kecil dan besar, boneka,
dan keset. Pelanggan juga dapat meminta keperluan khusus untuk barang misalkan :
- Jenis Layanan
Terdapat laundry jasa biasa dan jasa ekspress dimana ekspress memakan waktu sehari
untuk cucian bisa selesai. Harga yang dipasang untuk cucian ekspress adalah Rp. 8000
rupiah.
Dalam usaha yang tergolong kecil dan juga memiliki lingkup pasar yang kecil,
sebanding dengan biaya untuk mempekerjakan pegawai. Keputusan ini sejatinya harus
komprehensif dan akurat. Karena jika keputusan ini salah, akan mempengarhui usaha
tidak secara detail sehingga seakan-akan laba bersih dari usaha itu sangat besar. Untuk
itu, usaha merasa aman untuk merekrut pegawai. Padahal, biaya pegawai memegang
adalah produktivitas dari ketika ada atau tidak ada pegawai. Usaha harus bisa
memperhitungkan produktivitas dari pegawai. Hal ini dapat diukur dari jumlah produk
atau jasa yang dihasilkan, apakah perubahan itu signifikan dan apakah biaya yang
Jika diaplikasikan pada pengamatan pada S laundry, ternyata pada awalnya S Laundry
pengepakan, dan pembayaran. Meskipun usaha yang dijalankan kecil, tetapi untuk
assign waktu yang ada pada setiap proses terebut tidaklah mudah. Jika terlalu lama pada
bagian mencuci, cucian yang sebenarnya sudah selesai namun belum disetrika tidak
bisa diambil oleh pelanggan. Pembagian waktu harus proporsional sehingga tidak ada
proses terjadi bottleneck, yaitu penghambatan produksi pada salah satu proses produksi
Penjemuran dalam jumlah yang besar mempunyai resiko misalkan hujan. Jika terjadi
hujan dan cucian tersebut tidak terselamatkan, proses mencuci ulang yang jumlah besar
akan menghambat proses pencucian lain dan proses lainnya. Pada awal beroperasi, S
laundry merasa cukup sering mengalami kendala ini karena memang jam kerja belum
tinggi sehingga butuh adanya adaptasi dan belajar dari pola konsumen. Untuk
meminimalisir adanya kendala ini, perlu adanya pembagian kerja yang baik.
Sebenarnya menurut pemilik, tidak ada pembagian kerja khusus atau pemisahan kerja
khusus antara pemilik ataupun istrinya. Karena pada mulanya hanya berdua, untuk
masalah pekerjaan menurut pemilik kuncinya komunikasi saja. Tidak ada pembagian
tersebut secara tidak sengaja misal yang menyetrika adalah istri pemilik karena lebih
cekatan dan rapih dalam menyetrika. Tapi sewaktu-waktu bisa saja istri melakukan hal
yang lain, pemilik melakukan hal yang lain. Dalam melakukan pekerjaan, pemilik dan
istrinya saling terbuka saja dalam meminta bantuan satu sama lain.
Salah satu kesulitan yang dirasa pemilik terkadang jadi hambatan kecil adalah
istrinya sendiri. Terkadang muncul kata-kata yang kurang pas dalam meminta bantuan,
terkadang salah satu sedang repot mengurus anak sehingga dilain sisi bekerja sendirian,
atau susahnya mengatur mood agar tetap dapat bekerja dengan baik ketika sedang
bertengkar kecil satu sama lain. Menurut pemilik hal ini kerap terjadi ketika sedang
banyak-banyaknya order namun salah satu pihak terlihat kurang perform dengan baik
di pekerjaan yang menimbulkan sisi lainnya iri atau cemburu. Misalkan waktu itu
pemilik pernah sedang banyak mencuci ulang pakaian yang sudah bersih namun terkena
hujan (bercampur rasa capek) dan kemudian melihat istri menyetrika kurang cepat
(sehiingga tidak dapat segera membantu suami mencuci dan jemur ulang). Terkadang
lelah di pekerjaan terbawa juga pada kondisi mood dirumah, dimana yang ia temui
adalah orang yang sama dengan dalam pekerjaan sehingga terkadang sedikit menjadi
masalah. Kadang juga timbul perasaan sungkan untuk menyuruh atau meminta
Pada segala masalah yang kemungkinan timbul dari masalah sederahana : susah untuk
assign waktu untuk setiap proses agar produk berupa cucian bersih bisa selesai dalam
dikerjakan sendirian. Masalah ini akhirnya diatasi oleh S Laundry sejak menyentuh
tahun keempat dari empat tahun S Laundry beroperasi (baru ada pegawai baru bulan
maret tahun 2017), untuk akhirnya merekrut pegawai. Alasan yang mendasari
perekrutan pegawai ini adalah semakin tingginya order cucian dan istri pemilik yang
Menurut pemilik, pada awal ia mendirikan usaha laundry, jumlah laundry yang berada
di kutek tidak seberapa banyak. Tapi semakin lama semakin banyak yang membuka
usaha laundry seiring dengan semakin banyak pula jumlah kos bertingkat di kutek.
Walaupun semakin banyak pesaing, menurut pegawai, usaha akan mempunyai area
pelanggan laundry masing-masing. Dan karena semua pesaing tidak ada yang terlalu
mendominasi dalam arti tidak memiliki competitive adventage yang terlalu besar, ia
merasa bermunculannya laundry baru tidak begitu masalah, karena toh pelanggan
Usaha ini dijalankan oleh istri dari pemilik laundry. Tepatnya, usaha ini bukanlah
warung susu tapi lebih seperti gerobak yang berfungsi sebagai etalase. Warung ini
berbentuk stop and go, dimana tidak ada tempat untuk duduk dan mengobrol bagi
pelanggan. Hanya ada satu kursi untuk duduk, tetapi fungsi tepatnya adalah untuk
menunggu pesanan. Warung susu ini menjual berbagai varian rasa, yang didasari
terpecahnya fokus istri pemilik karena membuka usaha baru. Usaha ini pula muncul
Sejak maret 2017 lalu, S laundry merekrut seorang pegawai. Pegawai ini dipekerjakan
paruh waktu hanya mulai pukul satu siang hingga enam sore. Pegawai merupakan
seorang ibu kurang lebih berumur 30-40 tahun, merupakan tetangga jauh yang tinggal
di kukusan juga namun bagian belakang. Pegawai baru ini mempunyai tugas sebatas
pesanan pelanggan ditangani langsung oleh pemilik ataupun istri pemilik. Dasar dari
pembagian kerja kepada pegawai lebih didasarkan kepada kebutuhan kasar. Pemilik
sendiri terlepas dari pertimbangan lainnya misal kerapihan, keuangan yang privat, atau
hal lainnya. Untuk menerima pesanan dan memberi pesanan dilakukan oleh pemilik
Sejauh ini, pemilik merasa sangat terbantu semenjak adanya kehadiran pegawai karena
ia merasa untuk memenuhi kriteria dua hari selesai, berat jika segala hal dipenuhi
sendiri mengingat sekarang sudah semakin banyak order dan terpecahnya fokus istri
untuk menjalankan usaha susu dan jus yang ada di seberang laundry.
Kesimpulan
Separuh semester ini, saya sebagai pengamat melihat bagaimana sebuah usaha
kecil didaerah sekitar saya dibentuk. Walaupun sederhana, ternyata proses pemilik
kompleks. Banyak sekali pertimbangan dalam membuat suatu usaha yang diiringi
dengan tekanan kebutuhan finansial keluarga sehingga pemilik harus terus memutar
otak agar dapat menjalankan usahanya dengan baik. Segala proses mulai dari
didasari dengan pengetahuan dan pengalaman pribadi, walaupun tidak sekolah tinggi.
Dari pengalaman dan evaluasi pelangganlah pemilik belajar lebih baik lagi dalam
mengelola usahanya. Berdasarkan penuturan pemilik, saat ingin memulai usaha itu
banyak sekali pertimbangannya dan rasa takut. Namun jika tidak dimulai atau dicoba,
kita tidak pernah tahu cara mengatasi masalah dan cara berkembang. Hanya dengan
turun langsung ke lapangan lah kita dapat mengetahui dan belajar mengelola.
Pembentukan flow operasi yang dimiliki S Laundry pun ada ketika ia sudah memulai,
sembari berjalan sembari memperbaiki dan meningkatkan, karena dulu ketika belum
memulai belum ada bayangan dan belum tahu mana proses yang paling baik. Untuk
itu, sebagai kesimpulan dari pengamatan pada S Laundry separuh semester ini didapat