Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL OBSERVASI

USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) PADA PEDAGANG ECERAN

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Entrepreneurship

Yang diampu oleh Bapak Dr. Itto Turyandi, S.IP., S.E.,M.SI

Disusun oleh :

Widi Sugiharti

NIM. B1A210116

Manajemen 4B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS AL-GHIFARI

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

A. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
B. METODE .............................................................................................................. 4
C. PEMBAHASAN ................................................................................................... 7
D. PENUTUP ............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 9

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan observasi tentang
UMKM pada pedagang eceran.

Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan
ini terutama kepada salah satu pelaku UMKM yang bersedia diwawancarai usahanya yaitu
Warung Bu Halimah.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dimohon kepada para
pembaca untuk memberikan saran dan kritikan yang membangun untuk menyempurnakan
laporan ini.

Akhir kata, saya berharap semoga laporan observasi tentang UMKM pada pedagang
eceran ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Sumedang, 5 April 2023

Penyusun

ii
A. PENDAHULUAN

Entrepreneurship dan entrepreneur merupakan faktor produksi aktif yang dapat


menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya seperti sumber daya alam, modal dan sehingga
dapat menciptakan kekayaan dan kemakmuran melalui penciptaan lapangan kerja, penghasilan
dan produk yang diperlukan masyarakat, karena itu pengembangan entrepreneurship
merupakan suatu keharusan dalam pembangunan (Wirasasmita, 2003).

Atau dapat disimpulkan bahwa entrepreneurship adalah kewirausahaan yang menerapkan


inovasi dan kreativitas dengan tujuan menciptakan nilai tambah untuk menciptakan
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan modal yang ada.

Bisa dilihat pada saat ini, banyak sekali masyarakat yang memiliki modal lebih memilih
untuk menjadi seorang wirausahawan yang mampu menciptakan kekayaan dan kemakmuran
dari menjalankan usahanya. Usaha yang dijalankan tentunya berbeda-beda, salah satunya yang
paling banyak dan sering kita jumpai adalah pedagang eceran.

Untuk menjalankan usahanya dengan lancar dan aman, maka pengusaha harus
mendaftarkan dan memiliki surat izin usaha terlebih dahulu sebelum melanjutkan usahanya
dalam waktu yang sangat panjang. Karena surat izin usaha merupakan sebuah tanda legalitas
seseorang atau pelaku usaha baik usaha kecil ataupun menengah untuk memudahkan
pemerintah dalam mengakses hal-hal yang berkaitan dengan administratif. Dengan data yang
terdaftar secara administratif, maka pemerintah akan dengan mudah memberikan program-
program yang bisa membantu UMKM dengan tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan.

Maka dari itu, saya akan mengobservasi pelaku usaha yang sudah memiliki surat izin usaha
untuk mengetahui bagaimana surat izin usaha ini berpengaruh besar bagi para pelaku usaha
mikro kecil menengah (UMKM). Salah satu UMKM yang akan diobservasi adalah warung
Ibu Halimah yang memiliki kode KBLI 47112 dengan judul KBLI “Pedagang eceran berbagai
makanan barang yang utamanya makanan, minuman atau tembakau bukan di
minimarket/supermarket/hypermarket (tradisional)” yang memiliki lokasi usaha di Dusun
Rancabawang RT 03 RW 06, Desa/Kelurahan Cinanjung, Kec. Tanjungsari, Kab. Sumedang,
Provinsi Jawa Barat Kode Pos 45362.

Berikut ini adalah surat izin usaha dari warung bu Halimah.

1
2
3
B. METODE

Laporan ini menggunakan metode observasi di Dusun Rancabawang RT 03 RW 06,


Desa/Kelurahan Cinanjung, Kec. Tanjungsari, Kab. Sumedang. Metode observasi yaitu
aktivitas pengamatan terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan
kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan yang sudah
diketahui sebelumnya atau lebih singkatnya observasi adalah aktivitas yang digunakan untuk
mengetahui sesuatu dari sebuah fenomena yang didasari oleh pengetahuan yang bertujuan
untuk memperoleh informasi yang terkait dengan fenomena yang sudah atau sedang terjadi di
lingkungan.

Selain mengamati, untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam, penulis membaca
literatur dan melakukan wawancara kepada Ibu Halimah. Karena ibu halimah merupakan
pemilik modal dan juga pemilik warung yang dikelola oleh dirinya sendiri.

Wawancara dengan narasumber saya lakukan secara informal yaitu melakukan obrolan
santai on the spot ketika sedang berada di warung yang sedang dikunjungi. Penulis
menanyakan beberapa pertanyaan pokok sebagai berikut :

1. Kapan dan kenapa ibu memulai usaha ini serta berapa modal yang ibu gunakan pada saat
itu?
“Saya memulai usaha ini pada tahun 2019 dengan modal awal sekitar Rp 2.000.000”
2. Produk apa saja yang ibu jual saat ini? Dan apa yang paling sering dibeli oleh pembeli
ketika datang ke warung ibu?
“Saya menjual berbagai sembako mulai dari beras, tepung terigu, tepung tapioka, gula,
garam, telur, mi instan, gas elpiji dan lain sebagainya. Selain itu, saya juga menjual jajanan
atau makanan ringan, minuman gelas atau sachet, kopi dan tembakau
Kalo untuk produk yang sering terjual itu ada tembakau, gas elpiji, beras, dan makanan
ringan”
3. Apakah ibu sudah memiliki surat izin usaha? Dan kapan ibu mendapatkannya?
“Alhamdulillah sudah, saya mendapatkan surat izin usaha sekitar tahun 2021, waktu itu
ada kader dari desa yang mendata UMKM di daerah sini, terus saya membuat surat izinnya
dengan bantuan kader tersebut”
4. Apa manfaat bagi ibu dan usaha ibu ketika sudah memiliki surat izin usaha?
“Manfaat bagi saya pernah mendapatkan bantuan modal dari pemerintah karena terdaftar
dan memiliki surat izin usaha”

4
5. Apa kendala ibu saat mendapatkan surat izin usaha ini?
“Paling kendala yang dialami saya itu dalam menyiapkan berkas berkasnya saja yang cukup
banyak namun alhamdulillah dibantu oleh kader desa sehingga tak begitu terkendala”

Selain itu dengan metode ini kami menjadi lebih mudah dalam menyerap informasi yang
ada dikarenakan narasumber menjelaskan sembari menunjukkan dagangannya. Berikut ini
adalah beberapa dokumentasi dari warung Bu Halimah.

5
6
C. PEMBAHASAN

UMKM memiliki pengertian yang cukup beragam. Dewan Koperasi Indonesia


(DEKOPIN) memberikan pengertian tentang UMKM sebagai para pelaku usaha ekonomi yang
sering dikategorikan sebagai perusahaan yang berskala kecil, menggunakan teknologi
tradisional, dan dikelola secara sederhana. (Laena, 2010:33)

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni


1994, UMKM didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan
kegiatan/ usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp600.000.000
atau aset/aktiva setinggi-tingginya Rp600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang
ditempati), terdiri dari:

(1) bidang usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan

(2) perorangan (pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah


hutan, penambang, pedagang barang dan jasa).

Melihat keputusan di atas, warung Ibu Halimah termasuk ke dalam kategori usaha kecil
atau UMKM karena beliau menjalankan usaha perorangan berupa warung atau pedagang
eceran. Pada keputusan menteri perindustrian dan perdagangan RI
Nomor:23/MPP/Kep/1/1998 dalam bab 1 pasal 1 nomor 7, Pedagang eceran atau retailer adalah
perorangan atau badan usaha yang kegiatan pokoknya melakukan penjualan secara langsung
kepada konsumen akhir dalam partai kecil.

Oleh karena itu, usaha ibu Halimah tidak termasuk ke dalam kategori usaha homogen atau
klasterisasi, namun produk yang dijual oleh bu Halimah ada yang termasuk produk homogen.

Yang dimaksud dengan produk homogen adalah jasa atau barang yang tidak memiliki
karakteristik atau tidak dapat dibedakan dengan barang serupa. Singkatnnya, produk homogen
memiliki sifat yang mirip dengan produk lain, sehingga sulit dibedakan.

Produk homogen yang dijual oleh bu Halimah adalah sembako atau komoditas pangan yang
terdiri dari Beras, Tepung Terigu, Tepung Tapioka, mi instan, gula pasir, gula merah, minyak,
telur, garam dan gas elpiji 3 Kg.

7
D. PENUTUP

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap pemilik usaha harus memiliki surat
izin usaha. Karena surat izin usaha merupakan sebuah tanda legalitas seseorang atau pelaku
usaha baik usaha kecil ataupun menengah untuk memudahkan pemerintah dalam mengakses
hal-hal yang berkaitan dengan administratif. Dengan data yang terdaftar secara administratif,
maka pemerintah akan dengan mudah memberikan program-program yang bisa membantu
UMKM dengan tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan. Sebab, usaha-usaha yang dilaksanakan
dan dijalankan oleh masyarakat mampu berpengaruh besar pada penghasilan dan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.

Saran saya bagi para pelaku UMKM di seluruh Indonesia, segeralah daftarkan usaha anda
agar mendapatkan surat izin usaha yang dimana tujuan utamanya adalah usahanya menjadi
legal dan pelaku UMKM bisa berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Azeharie, K. (2022, Agustus 25). Barang Homogen adalah Barang yang Serupa. Kenapa

Begitu? Retrieved from Majoo: https://majoo.id/solusi/detail/barang-homogen

Margahana, H., & Triyanto, E. (2019). MEMBANGUN TRADISI ENTREPRENEURSHIP

PADA MASYARAKAT. Edunomika, 300-309.

NURMAULIDIA, R., & GIRI, F. Y. (2018). LAPORAN OBSERVASI JELAJA SITUS DI

KAMPUNG THINTIR. Surakarta: sipadu.isi-ska.ac.id.

Pandapotan, S. (2019). OBSERVASI DAN WAWANCARA USAHA KECIL MENGENGAH

(UKM) WARUNG NASI AYAM PENYET “3 MANTU”. researchgate.net.

Permana, S. H. (2017, November 1). STRATEGI PENINGKATAN USAHA MIKRO, KECIL,

DAN MENENGAH (UMKM) DI INDONESIA. Aspirasi, 8, 93-103.

Anda mungkin juga menyukai