Anda di halaman 1dari 3

Hepatitis B

No. Dokumen :
Terbitan : 2019
SOP No. Revisi : 00
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSKESMAS dr. Erwin Suherman.
JUATA PERMAI NIP.
I. Pengertian 1.1 Hepatitis B adalah virus yang menyerang hati, masuk melalui darah ataupun
cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi seperti halnya virus HIV
1.2 Faktor Risiko. Setiap orang tidak tergantung kepada umur, ras, kebangsaan, jenis
kelamin dapat terinfeksi hepatitis B, akan tetapi faktor risiko terbesar adalah apabila:
1.2.1 Mempunyai hubungan kelamin yang tidak aman dengan orang yang sudah
terinfeksi hepatitis B.
1.2.2 Memakai jarum suntik secara bergantian terutama kepada penyalahgunaan
obat suntik.
1.2.3 Menggunakan alat-alat yang biasa melukai bersama-sama dengan penderita
hepatitis B.
1.2.4 Orang yang bekerja pada tempat-tempat yang terpapar dengan darah
manusia.
1.2.5 Orang yang pernah mendapat transfusi darah sebelum dilakukan pemilahan
terhadap donor. f. Penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.
1.2.6 Anak yang dilahirkan oleh ibu yang menderita hepatitis B.
1.3 Diagnosis Banding
1.3.1 Perlemakan hati
1.3.2 Penyakit hati oleh karena obat atau toksin
1.3.3 Hepatitis autoimun
1.3.4 Hepatitis alkoholik
1.3.5 Obstruksi akut traktus biliaris
1.4 Komplikasi
1.4.1 Sirosis Hati
1.4.2 Ensefalopati Hepatik
1.4.3 Kanker Hati
II. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam diagnosa dan tata laksana terapi Hepatitis B di
Puskesmas Juata Permai.
III. Kebijakan

IV. Referensi PMK RI no.5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer.
V. Alat dan 5.1 Persiapan bahan dan alat
Bahan 5.1.1 Meja periksa
5.1.2 Tensimeter
5.1.3 Termometer
5.1.4 Buku dan alat tulis
5.1.5 Timbangan
VI. Langkah- 6.1 Petugas mencuci tangan
langkah 6.2 Petugas menyiapkan alat dan bahan
6.3 Petugas memastikan identitas pasien
6.4 Petugas mengukur berat badan dan tinggi badan pasien
6.5 Petugas memeriksa tanda vital pasien
6.6 Petugas mencatat di buku register
6.7 Petugas menanyakan keluhan pasien umumnya tidak menimbulkan gejala
terutama pada anak-anak. Gejala baru timbul apabila seseorang telah terinfeksi
selama 6 minggu, antara lain:
6.7.1 Gangguan gastrointestinal, seperti : malaise, anoreksia, mual dan muntah
6.7.2 Gejala flu : batuk, fotofobia, sakit kepala, mialgia.
6.7.3 Gejala prodromal seperti diatas akan menghilang pada saat timbul kuning,
tetapi keluhan anoreksia, malaise, dan kelemahan dapat menetap.
6.7.4 Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap. Pruritus
(biasanya ringan dan sementara) dapat timbul ketika ikterus meningkat. Pada
saat badan kuning, biasanya diikuti oleh pembesaran hati yang diikuti oleh rasa
sakit bila ditekan di bagian perut kanan atas. Setelah gejala tersebut akan timbul
fase resolusi.
6.7.5 Pada sebagian kasus hepatitis B kronik terdapat pembesaran hati dan
limpa.
6.9 Petugas menanyakan faktor risiko
6.10 Petugas melakukan pemeriksaan fisik terdapat konjungtiva ikterus, pembesaran
dan sedikit nyeri tekan pada hati, splenomegali dan limfadenopati pada 15-20%
pasien
6.11 Petugas menegakkan diagnosa
6. 12 Petugas melakukan rujukan internal ke pemegang program hepatitis
6.13 Petugas melakuakan pemeriksaan penunjang HbsAg, Tes laboratorium urin
(bilirubin di dalam urin), pemeriksaan darah : peningkatan kadar bilirubin dalam
darah, kadar SGOT dan SGPT ≥ 2x nilai normal tertinggi, dilakukan pada fasilitas
primer yang lebih lengkap
6.14 Petugas merujuk balik ke ruang pemeriksaan umum, jika pemeriksaan positif
pasien di rujuk ke dokter spesialis penyakit dalam di RS
6.15 Petugas memberi kesempatan kepada pasien untuk berdiskusi
6.17 Petugas memastikan pasien sudah mengerti dan jelas terhadap semua
penjelasan petugas
6.18 Petugas mengarahkan pasien ke apotek
6.19 Petugas mencuci tangan
VII. Unit Terkait 7.1 Ruan pemeriksaan umum
7.2 Ruang Apotik
VIII. Catatan Mutu 8.1 Rekam medik pasien
8.2 Register pasien
8.3 Blanko rujukan pasien

Anda mungkin juga menyukai