BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Dasar Nomor 2 Tahun 2003 tetang
Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini
tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “Pendidikan Anak Usia Dini
diselenggarakan bagi anak sejak anak lahir sampai dengan enam tahun dan
bukan merupakan persyaratan untuk mengikuti pendidikan dasar”. Selanjutnya
pada BAB I pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas,
2010:1).
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang sangat
penting, anak usia dini memerlukan bimbingan dan stimulasi yang tepat
untuk bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Pembinaan dan
rangsangan yang diberikan akan membimbing anak dalam menggali serta
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri anak, sehingga
memungkinkan anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal menjadi bekal bagi anak untuk
memasuki pendidikan selanjutnya. Pengembangan potensi pada anak dapat
dilakukan melalui pemberian stimulus yang tepat. Pemberian stimulus bagi
anak usia dini berbeda dengan pemberian bagi orang dewasa. Hal tersebut
dikarenakan anak usia dini bukan merupakan bentuk mini dari orang dewasa,
anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa.
Anak usia dini sangat aktif, dinamis, antusias, dan hampir selalu ingin tahu
terhadap apa yang dilihat dan didengarnya (Sofia Hartati, 2005:8).
Stimulasi dapat diperoleh dari lingkungan sekolah, lingkungan
rumah maupun lingkungan sekitar anak dimana ia berada. Pada lingkungan
sekolah guru telah memberikan stimulasi untuk meningkatkan aspek
1
2
bimbingan yang tepat pada anak supaya dapat mengerjakannya sesuai tahapan
melipat dengan benar, teliti dan rapi.
B. Fokus Kegiatan
Setelah diadakan observasi di TK Al-Hidayah Kauman Kecamatan
Kepanjenkidul Kota Blitar, maka penelitian ini berfokus pada salah satu
kegiatan anak yaitu kegiatan melipat kertas membuat bentuk kucing.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan melipat kertas membuat kucing
melalui metode demonstrasi.
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Memberikan masukan terhadap kegiatan pengembangan di TK Al-Hidayah
Kauman
2. Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisa suatu kegiatan
anak di lembaga TK.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
4
5
B. Melipat Kertas
1. Pengertian melipat
Melipat merupakan kegiatan tersendiri dari kegiatan 3 M. Namun
kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan dengan kegiatan mewarnai,
menggunting dan menempel, jika seandainya dibutuhkan sebagai tambahan
untuk melengkapi kegiatan melipat (Pamadhi dan Sukardi, 2010).
Melipat kertas merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi anak
karena anak dapat membuat bentuk apa saja dari melipat. Dimulai dari
bentuk-bentuk yang sederhana hingga ke bentuk yang lebih rumit. Kegiatan
melipat membutuhkan koordinasi mata, keterampilan tangan, dan
kemampuan visual spasial (pemahaman ruang). Pada anak usia dini
kesemuanya masih dalam proses perkembangan terutama kemampuan
visual spasialnya. Kemampuan visual spasial seorang anak dipengaruhi oleh
seberapa sering anak melakukan kegiatan melipat dengan beragam variasi
cara melipat.
3. Fungsi perkembangan motorik halus pada kegiatan melipat kertas bagi anak
Hurlock mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan
motorik bagi anak konstelasi perkembangan individu, yaitu:
a. Melalui ketrampilan motorik halus, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan
memiliki ketrampilan melipat kertas, melempar dan menangkap bola atau
memainkan alat- alat lainnya.
b. Melalui ketrampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi
helpessness (tidak berdaya). Pada bulan – bulan pertama kehidupan ke
kondisi yang independence (bebas, tidak bergantung). Kondisi ini akan
menunjang perkembangan selfcnfidence ( rasa percaya diri ).
c. Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan seklah. Pada usia praseklah atau usia kelas awal seklah dasar,
anak dapat dilatih menggambar, melipat melukis, baris – berbaris dan
persiapan menulis.
Melipat adalah gerakan motorik halus yang dapat dilakukan di TK
selain menjahit dan menggunting. Kegiatan melipat bermanfaat untuk
mengembangkan kreatifitas anak yang lebih mengutamakan konsentrasi
8
C. Metode Demontrasi
1. Pengertian metode demonstrasi
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000 : 54), metode demonstrasi
adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau
cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pembelajaran.
Dengan menggunakan metode demonstrasi dapat membantu meningkatkan
daya pikir anak terutama daya pikir dalam meningkatkan kemampuan
mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan berpikir evaluatif. Cara
berpikir konvergen adalah kemampuan menggunakan informasi yang
diperoleh dan yang disimpan untuk menemukan satu jawaban yang benar.
Sedangkan cara berpikir evaluatif adalah anak dapat memberikan
kesimpulan, penilaian, penemuan, pemecahan masalah dan berusaha
memperbaiki kesalahannya. Metode demonstrasi dapat juga digunakan
untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak.
Metode demonstrasi merupakan metode yang cukup efektif dalam
kegiatan belajar dimana guru dalam penyampaiannya dapat memperagakan
atau mempertunjukkan serangkaian tindakan yang berupa gerakan untuk
menggambarkan suatu cara kerja atau proses sebuah peristiwa atau kejadian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Al-Hidayah Kauman Kecamatan
Kepanjenkidul Kota Blitar yang beralamat di Jl. Pandan N0.2 Kauman Blitar.
Ibu kepala Tk adalah Ibu Umi Nafisah, S.Pd.AUD dengan jumlah tenaga
pendidik 13 guru. TK Al-Hidayaha Kauman meruapakn sekolah dengan status
terakreditasi B dengan jumlah murid 150 anak. Waktu pembelajaran di mulai
jam 07.15 WIB dampai jam 11.00 WIB. subjek penelitian ini difokuskan
difokuskan pada siswa kelompok A1 dengan jumlah siswa 19 anak dan 1 guru
kelas. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada Hari Kamis, 27 Oktober 2016.
B. Metode Penelitian
1. Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu mengintepretasikan
data mengenai fenomena atau gejala yang diteliti di lapangan yaitu
pengembangan motorik halus dalam kegiatan “Melipat Kertas”.
2. Langkah-langkah metode interpretatif yaitu :
a. Observasi awal
b. Mengajukan permohonan untuk mengadakan observasi
c. Menyiapkan instrumen analisis
d. Mewawancarai kepala sekolah dan guru kelompok A1 TK Al-Hidayah
Kauman Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Pedoman observasi
Yaitu untuk melihat fenomena yang unik atau menarik untuk dijadikan
fokus penelitian. Dapat juga diartikan sebagai pengamatan dan
10
11
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Profil Lembaga :
1. Nama Lembaga : TK Al-Hidyah Kauman
2. Jalan : Jl. Pandan No. 2
3. Desa/ Kelurahan : Kauman
4. Kecamatan : Kepanjenkidul
5. Otonomi Daerah : Kota Blitar
6. Propinsi : Jawa Timur
7. Kode Pos : 66117
8. Telepon :-
9. E-mail :-
10. Status Sekolah : Swasta
11. Organisasi Penyelenggara : Yayasan Bina Bakti Muslimat NU
12. Tahun Berdiri : 1967
13. Nama Kepala Sekolah : Umi Nafisah, S. Pd.AUD
14. Visi, Misi dan Tujuan :
a. Visi :
Mencetak generasi yang berakhlak mulia, aktif, kreatif, inovatif
berdasarkan islam Ahlisunnah Wal Jama’ah.
b. Misi :
Membiasakan anak untuk berperilaku islam
Mengembangkan intelektual
Menanamkan jiwa kemandirian agar mampu bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya
Menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman, aman, dan
menyenangkan.
13
B. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat
tabulasi sebagai berikut :
Wawancara
dengan Kepala
Wawancara dengan
Observasi TK Al- Dokumentasi
Guru
Hidayah
Kauman
Pendidik Kami Saya
mendemonstrasikan menggunakan cara berkeyakinan
cara melipat bentuk mendemonstrasikan dengan
gunung dengan mengenai macam- meletakkan
media kertas lipat, macam kegiatan dasar yang
menggunakan terutama kegiatan kuat untuk
model melipat, untuk pengembangan
pembelajaran memudahkan anak motorik halus
kelompok dalam menerima kepada anak
dan memahami usia dini
tentang kegiatan dengan
yang akan metode
dilaksanakan. demonstrasi,
Selain itu kami anak akan
juga berupaya lebih cepat
untuk memberikan dalam
variasi kegiatan menguasai
yang kemampuan
menyenangkan tersebut
bagi anak. sehingga anak
-Mempermudah akan mampu
mengkondisikan berpikir kritis
anak dalam proses -
belajar Menumbuhkan
kreativitas
anak
14
B. Analisis Kritis
Kegiatan melipat kertas bentuk kucing dengan media kertas yang
dilakukan melalui metode demonstrasi merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Menurut
Syaiful Bahri Djamarah (2000 : 54), metode demonstrasi adalah metode yang
digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda
yang berkenaan dengan bahan pembelajaran.
Melipat merupakan kegiatan tersendiri dari kegiatan 3 M. Namun
kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan dengan kegiatan mewarnai,
menggunting dan menempel, jika seandainya dibutuhkan sebagai tambahan
untuk melengkapi kegiatan melipat (Pamadhi dan Sukardi, 2010). Selain dapat
meningkatkan kemampuan anak berkreativitas juga mampu melatih anak
menjadi lebih telaten dan sabar dalam melakukan segala hal sehingga nantinya
diharapkan anak akan mampu berpikir kritis. Hal ini sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh Hurlock bahwa kegiatan melipat bermanfaat untuk
mengembangkan kreatifitas anak yang lebih mengutamakan konsentrasi bukan
sekedar melipat kertas tetapi membutuhkan ketelatenan dan kesabaran.
Secara keseluruhan, kegiaatan pembelajaran yang dilaksanakan di TK
Al-Hidayah Kauman sudah baik, terarah dan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak. Penggunaan metode demonstrasi pada kegiatan melipat
juga sudah tepat sehingga kegiatan tersebut mampu menarik minat anak dan
mampu mengembamgkan kreativitas dan kemampuan motorik halus anak
menjadi lebih baik. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000 : 54), metode
demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu
proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan
pembelajaran.
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisi data, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. TK Al-Hidayah Kauman menggunakan model pembelajaran kelompok. Hal
ini sudah sesuai dengan model pembelajaran yang seharusnya digunakan
pada pembelajaran untuk anak usia dini.
2. Penggunaan metode demonstrasi pada kegiatan melipat juga sudah tepat
sehingga kegiatan tersebut mampu menarik minat anak dan mampu
mengembamgkan kreativitas dan kemampuan motorik halus anak menjadi
lebih baik.
3. Kegiatan melipat kertas bentuk kucing mampu meningaktkan kemampuan
morotik halus pada siswa kelompok A di TK Al-Hidayah Kauman
B. Saran
1. Pada saat kegiatan mendemonstrasikan kegiatan melipat, pendidik
sebaiknya menggunakan kertas lipat berukuran besar sehingga semua anak
dapat melihat dengan jelas lipatan-lipatan yang dilakukan pendidik.
2. Langkah-langkah dalam kegiatan melipat bentuk gunung sebaiknya
ditempelkan di papan tulis sehingga anak dapat mengetahui urutan melipat
dengan jelas.
17
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah Siti, Spd., M.Pd. 2014. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan
Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dini, P dan Dieng Sari. 1996. Metode Pengajaran di TK. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Djamarah ,Syiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunarti, Winda. Lilis Suryani dan Azizah Muis. 2014. Metode pengembangan
Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Hartanti, Sofia. 2005. Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas.
Pamadhi, Hajar dan Evan sukardi S. 2010. Seni Keterampilan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Wahyuti, Sri. 2014. Cara Gampang Melipat Origami. Jakarta: Dunia Cerdas.