Sistem penghantaran obat tertarget digunakan untuk menghantarkan obat ke tempat aksi
spesifiknya. Penghantaran obat tertarget ini dapat meningkatkan:
1. Keamanan obat dari efek samping toksik karena aksi obat pada tempat nontarget
diminimalkan.
2. Efikasi obat, yaitu obat terkonsentrasi pada tempat aksi daripada yang tersebar di
tubuh.
3. Kepatuhan pasien, peningkatan keamanan dan efikasi meningkatkan penerimaan
pasien dan kepatuhan.
KARAKTERISTIK SISTEM PENGHANTARAN OBAT
BERTARGET YANG IDEAL:
1. Passive Targeting
Passive Targeting memanfaatkan pola distribusi “alami” (pasif) dari pembawa obat in
vivo dan tidak ada perangkat pengenalan target yang dipasangkan di pembawanya.
Mekanisme ini bekerja berdasarkan preparasi dari kompleks pembawa obat yang
dirancang sedemikian rupa agar terhindar dari metabolisme tubuh, eksresi,
opsonisasi, dan fagositosis, jadi kompleks pembawa obat ini akan tetap berada di
sirkulasi darah sehingga dapat bertransmisi ke target reseptor.
MEKANISME PENGHANTARAN OBAT
2. Active Targeting
Terjadi modifikasi obat atau sistem pembawa dengan komponen aktif yang memiliki
afinitas spesifik untuk mengenali dan berinteraksi dengan sel yang dituju. Pada
system active targeting terdapat homing device (pengenal target) yang terikat pada
system pembawa untuk menghantarkan obat ke sel, jaringan atau organ spesifik.
Ada tiga orde untuk aktif targeting, yaitu :
Target orde pertama, istilah ini mengacu pada jalur terlarang untuk distribusi sistem
obat carrier, misalnya ke pembuluh-pembuluh kapiler di sekitar situs target, pembuluh
limfe, rongga peritoneal, dan barrier otak.
Target orde kedua, Selektivitas penghantaran obat ke sel spesifik, misal sel-sel tumor,
tanpa mengenai dan memberi efek ke sel-sel normal disekitarnya. Contoh lain adalah
penghantaran selektif untuk sel kupffer pada liver.
Target orde ketiga, Didefinisikan sebagai obat yang sistem penghantarannya dibuat
spesifik untuk situs-situs target intraseluler. Contoh aplikasi pada pelepasan kompleks
obat dalam sel melalui endositosis yang dimediasi oleh ligan.
3. JENIS PENARGETAN OBAT
Target obat spesifik adalah adalah makromolekul atau molekul kompleks yang berperan penting
dalam suatu penyakit. Ada beberapa makromolekul atau molekul kompleks yang dapat digunakan
sebagai target suatu obat, antara lain:
Enzim
Reseptor
Viral Surface Protein
Kanal Ion
DNA RNA
Ligan.
Makromolekul yang dapat digunakan sebagai target suatu obat :
ENZIM
Enzim adalah senyawa protein yang bertindak sebagai biokatalisator, artinya senyawa
tersebut mampu mempercepat reaksi kimia, tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi.
Enzim digunakan sebagai target obat karena enzim selain berfungsi sebagai
biokatalisator di dalam tubuh manusia, suatu enzim spesifik juga berperan dalam
perkembangan suatu penyakit.
Makromolekul yang dapat digunakan sebagai target suatu obat :
RESEPTOR
Suatu makromolekul seluler yang secara spesifik dan langsung berikatan dengan agonis/ ligan untuk
memicu signaling kimia dalam sel, sehingga menimbulkan efek. Reseptor digunakan sebagai target obat
karena reseptor dapat berfungsi sebagai situs pengenalan dan pengikatan suatu ligan sehingga
mempengaruhi aktivitas sel.
Contoh ligan yang dapat berikatan dengan reseptor dan mempengaruhi aktivitas sel:
1. Hormon: insulin, testosteron, dsb.
2. Autocrine/paracrine factors: hormon yang beraksi lokal (contoh: prostaglandin).
3. Neurotransmitters: dilepaskan oleh ujung syaraf sebagai respon dari depolarisasi (contoh: asetilkolin,
norepinefrin, noradrenalin).
Makromolekul yang dapat digunakan sebagai target suatu obat :
VSP berperan penting dalam interaksi antar sel sehingga bila diketahui suatu protein
berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan virus/tumor/sel, maka VSP tersebut
dapat ditarget agar dapat menghambat perkembangannya.
Makromolekul yang dapat digunakan sebagai target suatu obat :
KANAL ION
Kanal ion merupakan sebuah protein yang bertindak sebagai pori pada membran sel dan
memungkinkan bagian selektif ion (seperti ion kalium, ion natrium, dan ion kalsium),
dengan cara melewati arus listrik yang masuk dan keluar dari sel.
Makromolekul yang dapat digunakan sebagai target suatu obat :
DNA, RNA
DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida
yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA heliks ganda dan berpilin.
RNA merupakan Rantai tunggal polinukleotida, yang setiap ribonukleotida terdiri dari 3 gugus
molekul yaitu 5 karbon, basa nitrogen, yaitu adenin (A), guanin (G), sitosin (C) dan Urasil (U), serta
gugus fosfat.
RNA memegang peranan penting dalam proses biologis yaitu sintesis protein, pemotongan mRNA, dan
Regulasi transkripsi
Pengikatan obat ke RNA target spesifik dapat mempengaruhi aktivitas biologis dari RNA dengan cara:
1. Mencegah pengikatan makromolekul (protein/RNA)
2. Mengacaukan konformasi aktif RNA
3. Membentuk ikatan kompetitif pada situs pengikatan kofaktor
Makromolekul yang dapat digunakan sebagai target suatu obat :
LIGAN
Ligan (dari bahasa latin ligandum : mengikat) merupakan molekul pemicu sinyal yang
terikat ke sebuah daerah ikatan pada protein target. Ikatan ini terjadi oleh gaya
antarmolekul, seperti ikatan ion, hidrogen dan gaya van der waals.
Karier atau pembawa yang dapat digunakan dalam sistem penghantaran obat tertarget
antara lain adalah:
1. Liposom
2. Antibody monoklonal
3. Mikropartikel dan nanopartikel
1. LIPOSOM
Liposom merupakan suatu sistem penghantaran obat tertarget yang berbentuk sferis
dan terdiri atas susuan membran lipid lapis ganda, komponen utama dari liposom
yaitu fosfolipid yang memiliki bagian kepala hidrofilik dan bagian ekor hidrofobik.
Liposom dapat digunakan sebagai karier atau pembawa baik untuk obat-obat yang
larut air maupun obat-obat yang larut lemak.
Mekanisme Penghantaran Obat
a) Passive Targetting. Prinsipnya adalah memeperpanjang durasi liposom dalam aliran
darah sehingga dapat memperpanjang durasi kerja obat dalam tubuh sehingga terjadi
penurunan interaksi dengan RES (Reticuloendothelial System) dan peningkatan EFR
(enhanced permeability and retention) dari liposom.
b) Active Targetting. Penggunaan agen aktif (berupa ligan) yang mempunyai afinitas
spesifik terhadap sel, jaringan, atau organ. Pemilihan sasaran pada target berdasarkan
sifat overekspresi ataupun sifat kespesifikannya dan sasarannya berupa reseptor,
komponen lipid pada membran sel, ataupun antigen permukaan pada sel target.
2. ANTIBODI MONOKLONAL
Antibodi monclonal adalah antibodi buatan identik karena diproduksi oleh salah satu
jenis sel imun saja.
Antibodi monoclonal mempunyai sifat khusus yang unik yaitu dapat mengenali suatu
molekul dan memberikan informasi tentang molekul spesifik sebagai terapi target
tanpa merusak sel sehat sekitarnya.
Antibodi monoclonal digunakan sebagai ligan dalam targeting drug delivery system
(Sistem penghantaran obat tertarget). Antibody monoclonal sebagai ligan yaitu
merupakan pembawa obat yang dapat mengenali target dalam pengobatan kanker atau
penyakit autoimun.
Tujuan dari antibodi monoclonal sebagai targeting drug delivery system adalah:
• Tepat target
• Memaksimalkan efek terapi
• Meminimalisir efek samping & toksiistas
3. MIKROPARTIKEL DAN NANOPARTIKEL