Formulasi obat yang diberikan dapat memiliki dampak yang kuat pada tingkat pemberian
obat dan tempat kerjanya. Penargetan organ tertentu dapat dicapai jika organ dapat
diakses dari lingkungan eksternal.
Misalnya,
Inhalasi
Penerapan
Obat tetes serbuk
krim pada
ke mata kering ke
kulit
paru-paru
Mengarahkan obat ke tempat tindakan melalui rute pemberian tidak menjamin retensi
obat pada : penyerapan obat sistemik dapat terjadi setelah penghantaran melalui berbagai
rute. Keadaan menjadi lebih rumit jika ingin menjangkau organ-organ internal, seperti :
otak, hati, ginjal, dan jaringan. Untuk mencapai tempat-tempat ini obat harus
meninggalkan sirkulasi sitemik dan secara khusus terakumulasi pada target didalam
tubuh. Pengiriman lokal ke organ dan jaringan internal dapat dicapai dengan cara fisik
seperti : injeksi langsung atau implan.
PERSYARATAN UNTUK PENARGETAN OBAT YANG EFEKTIF
Oleh karena itu, ada sejumlah persyaratan untuk penargetan obat yang efektif :
Tidak boleh ada
Obat harus
interaksi non
Obat harus dilepaskan dari
spesifik dengan
disimpan di lokasi. sistem
komponen/jaringa
pengirimannya.
n/ organ biologis.
Sistem penargetan
tidak Obat harus dapat
beracun/dapat mengakses situs
diterima secara target.
terapi.
Pilihan strategi penargetan untuk suatu obat jelas tergantung pada apa
targetnya, dan apa atribut kuncinya. Ada berbagai situs dan tingkat di
mana kita dapat menargetkan obat, termasuk:
1. Organ spesifik: contohnya termasuk menargetkan otak untuk
mengobati penyakit Alzheimer Parkinson dan Creutzfeldt-Jakob atau
menargetkan paru-paru dalam pengobatan fibrosis kistik.
2. Jaringan: contohnya termasuk menargetkan tumor atau tempat
peradangan.
3. Menyerang organisme: misalnya, menargetkan bakteri, virus,
dan parasit (TBC, human immunodeficiency virus (HIV) dan malaria).
4. Sel khusus: misalnya, penargetan trastuzumab ke sel-sel kanker
reseptor-2 (HER2) + SEL KANKER
5. Target sitosol: banyak obat memerlukan pengiriman
melintasi membran sel karena target spesifiknya ada di
dalam sel. Misalnya, dalam sitoplasma, protein atau
reseptor (mis. Reseptor glukokortikoid) dapat menjadi
target.
6. Kompartemen subseluler: kompartemen tambahan di
dalam sel, seperti nukleus, atau organel, seperti
mitokondria, juga dapat mengandung target, mis.
penargetan DNA untuk agen interkalasi seperti doxorubicin,
atau untuk aplikasi terapi gen.
PERTIMBANGAN TARGET OBAT
Organisme
penyerang
Sel
Jaringan
khusus
Target
Paru-paru
sitosol
Pertimbangan Komparteme
Otak target obat : n subseluler
SISTEM PENGHATARAN OBAT
2. Hidrofobisitas Permukaan
Sistem fagosit mononuklear bertugas membersihkan partikel asing dari tubuh seperti virus, bakteri, dan
protein terdenaturasi. Proses pembersihan oleh sistem ini diawali dengan adsorbsi opsonin (plasma
protein) pada permukaan partikel asing yang masuk, kemudian makrofag mengenali partikel yang
terbungkus opsonin dan melakukan fagositosis.
3. Muatan Permukaan
Sediaan liposom yang bersifat netral akan tersirkulasi lebih lama dalam tubuh, sedangkan yang muatan
permukaannya negatif akan cepat dibersihkan oleh sel Kupfer yang ada di liver.
• Didasarkan oleh
kondisi psikologi
Passive Targeting lokal atau dengan
sistem fagosit
mononuklear
• Didasarkan pada
interaksi antara
Active Targeting ligan dan
reseptornya.
PASSIVE TARGETING
Lektin
adalah protein yang mampu mengenali dan secara
spesifik mengikat glikoprotein. Glikoprotein terletak pada
permukaan sel mikroba dan dengan demikian dapat
digunakan untuk menyerang patogen. Lektin juga
diekspresikan berlebih pada permukaan banyak sel tumor
dan karena itu juga dapat digunakan untuk menargetkan
melalui penggunaan glikoprotein sebagai bagian
penargetan.
SERAPAN SELULER DAN RUTE EKSTRASELULER DARI OBAT