KLINIK
FARMAKOKINETIKA - menghitung dosis maksimum setiap pasien secara
individu, dari konsentrasi maksimum dapat
dikonversi untuk menentukan dosis tiap individu.
Farmakokinetik
- mengestimasi kemungkinan akumulasi obat atau
Mempelajari kerja obat dalam tubuh (tubuh
metabolitnya (obat yang lama dimetabolisme dapat
memperlakukan obat) → adme.
terakumulasi dan memberikan efek toksik →
Ada laju distribusi, absorbsi, dan ekskresi.
dihitung dosis pemberian)
- mengkorelasikan konsentrasi obat dengan aktivitas
Farmakodinamik
farmakologi/toksikologi
Kerja obat sampai menimbulkan efek pada tubuh (obat
- mengevaluasi perbedaan kecepatan/ketersediaan
memperlakukan tubuh)
obat dari sediaan/formulasi (menentukan formulasi
sediaan terbaik berdasarkan data farmakokinetik.
Predisposisi: proses pelepasan obat (fase
struktur obat yang berbeda dapat memberikan sifat
biofarmasetika), terdisolusi, dan terabsorpsi.
farmakokinetik yang berbeda, mempengaruhi adme
Disposisi : fase distribusi dan eliminasi.
obat. Misalnya amoxicillin dengan ampisilin)
- Menggambarkan perubahan fisiologi dari penyakit
Perjalanan obat dalam tubuh
terhadap efek obat (adanya perubahan kondisi
fisiologis akibat kondisi khusus pasien dapat
merubah efek obat pada pasien → solusinya dapat
dicari dari data farmakokinetik. Missal untuk lihat
obat yang dapat diberikan kepada ibu menyusui
berdasarkan profil distribusinya).
- Menjelaskan interaksi obat
Konsep kompartmen
• Tubuh digambarkan sebagai suatu kompartmen
yang saling berhubungan dan reversible.
Istilah farmakokinetik
• Kompartemen yang paling sulit ditembus adalah
Farmakokinetik klinik
BBB dan plasenta.
- Penerapan metode farmakokinetik dalam terapi.
• Kompartemen bukan daerah fisiologis atau
- Melibatkan pendosisan secara individu berdasarkan
anatomis yang nyata → tetapi dianggap sebagai
kondisi penyakit dan pertimbangan khusus pasien
suatu jaringan atau kelompok jaringan yang
Therapeutic drug monitoring
memiliki aliran darah dan afinitas obat yang sama.
- Pemantauan konsentrasi obat dalam plasma
• Laju distribusi dan distribusi mempengaruhi kondisi
dengan pengambilan sampel secara berkala.
fisiologis.
- pemantauan obat yang indeks terapinya sempit.
• Di dalam kompartemen, obat dianggap terdistribusi
merata.
Model farmakokinetik digunakan untuk
• Pencampuran obat dalam kompartemen
- memperkirakan kadar obat dalam plasma, jaringan,
berlangsung cepat dan homogen → dianggap
dan urin dari jumlah dosis yang diberikan
teraduk dengan baik. → konsentrasi akhir =
(mengetahui kapan waktu pemberian obat)
konsentrasi rata-rata setiap molekul obat
mempunyai kemungkinan yang sama dalam - Obat yang masuk ke dalam tubuh akan terdistribusi
meninggalkan kompartemen. seketika mencapai kesetimbangan dalam darah dan
• Model kompartemen merupakan sistem terbuka, jaringan.
karena obat dapat dieliminasi. Obat harus - Obat tidak hanya dalam sistem peredaran, tapi
dieliminasi dari kompartemen 1 (pembuluh darah) sampai jaringan ekstraseluler, intraseluler, dan
• Model kompartemen mengelompokan seluruh lemak.
jaringan ke dalam satu atau lebih kompartemen di - Distribusi langsung dan tidak ditimbun
mana obat bergerak menuju ke/dari kompartemen
sentral atau plasma. Model terbuka 2 kompartemen
• Pada tiap waktu, jumlah obat dalam tubuh adalah - Obat tidak terdistribusi dan mencapai seketika
penjumlahan sederhana obat yang berada dalam dalam darah dan lemak.
kompartemen sentral + kompartemen jaringan.
• Terdiri dari satu atau lebih kompartemen perifer
yang terhubung dengan kompartemen sentral.
• Kompartemen sentral : kompartemen plasma,
darah, dan jaringan yang memiliki perfusi tinggi
(ginjal, jantung, paru, hati, otak) dan dengan cepat
mencapai kesetimbangan dengan obat.
• Model dapat memperkirakan jumlah obat yang ada
dalam tiap kompartemen. Missal diberikan secara
IV, obat langsung masuk ke kompartemen sentral. Model kompartemen
Yang ekstravakular memerlukan waktu untuk
masuk ke kompartemen sentral (disebut absorbs)
• Eliminasi terjadi di kompartemen sentral → ginjal
dan hati contoh jaringan yang perfusinya tinggi.
Model farmakokinetika
Hubungan matematik yang menggambarkan perubahan
konsentrasi terhadap waktu dalam sistem.
Model 1 : obat setelah dipakai segera didistribusikan
secara merata. Jika ada eliminasi disebut kompartemen
terbuka.
Model 2 : distribusi obat dilewati dengan kecepatan
berbeda. Ada kompartemen pusat dan perifer.
Pertukakran zat antar kompartmen yang lambat disebut
kompartemen dalam.
Kompartemen sentral : darah, jarignan yang dialiri darah
(jantung, ginjal, paru-paru, hati, endokrin, dan perfusi
lain yang aliran darahnya cepat)
Kompartemen perifer : yang kurang dialiri darah : otot,
kulit, lemak (obat lambat masuk ke dalamnya).
Orde 1
Orde nol
ekskresi
- mengeluarkan obat dalam tubuh dalam bentuk
empedu, feses, keringat, air mata, asi, ekspirasi, dan
gas.
- dominannya melalui ginjal
- banyak obat dimetabolisme oleh CYP2D6 → inhibisi - klirens total → jumlah seluruh klirens yang ada
cyp2d6 akan meningkatkan kadar obat dalam darah dalam tubuh.
dan reseptor.
Model terbuka 1 kompartemen kurva dosis terhadap respon untuk menghitung ED50
- Obat yang masuk ke dalam tubuh aan terdistribusi dan LD50 → menentukan indeks terapi.
seketika mencapai kesetimbangan dalam darah dan
jaringan. Model terbuka 2 kompartemen
- Obat tidak hanya dalam sistem peredaran darah Obat yang terdistribusi tidak langsung mencapai
tapi sampai jaringan ekstravaskuler. kesetimbangan. Obat di dalam darah dan jaringan
- Model terbuka 1 kompartemen: obat hanya dalam lemak/jaringan lain akan terdistribusi dengan kecepatan
peredaran darah → terbuka artinya ada eliminasi. berbeda.
→ obat langsung masuk ke sirkulasi darah dan Model terbuka 2 kompartemen: obat tidak hanya di
langsung ada proses eliminasi. peredaran darah, obat masuk ke jaringan.
- Distribusi berlangsung seketika dan tidak ditimbun, Suatu saat akan tercapai steady state bila distribusi
berakhir → kesetimbangan karena laju distribusi obat
dari jaringan ke darah dan darah ke jaringan sama.
obat tetap dieliminasi dari kompartemen sentral (darah)
Jika obat langsung masuk peredaran darah, tidak ada Ka
(tetapan laju absorpsi), tapi ada k (tetapan laju
eliminasi).
laju reaksi
diartikan sebagai kecepatan terjadinya reaksi suatu
kimia
A→B
Waktu paruh
Waktu paruh (t1/2): waktu yang diperlukan sejumlah
obat/konsentrasi obat untuk berkurang menjadi
separuhnya.
Volume distribusi
Tetapan laju eliminasi
untuk model 1 kompartemen, tubuh dianggap homogen
Proses orde ke 1 → suatu tetapan laju eliminasi orde 1
→jumlah obat dalam tubuh tidak dapat langsung
dengan satuan /waktu (/jam) ditentukan → sampel darah dikeluarkan pada interval
waktu dan dianalisis untuk mengetahui konsentrasi
Laju eliminasi obat dalam tubuh merupakan reaksi orde obat.
1 yang tergantung pada tetapan laju eliminasi (k) dan Vd juga digunakan untuk menghubungkan konsentrasi
jumlah obat yang tertinggal (DB). obat dalam plasma (Cp) dengan total obat dalam tubuh
(DB)
Cp = konsentrasi plasma
karena data Cp yang digunakan, maka DB akan Clearence
dinyatakan sebagai Cp → karena yang diukur adalah ukuran eliminasi obat dalam tubuh tanpa
konsentrasi dalam plasma, bukan dalam darah. memperhatikan mekanismenya.
clearance → volume cairan yang mengandung obat yang
Menghitung tetapan laju eliminasi k dari kurva dibersihkan dari obat permenit waktu.
bergantung pada fungsi ginjal
Dapat ditentukan dengan berbagai cara
1. Integrasi numerik
2. Trapezium
3. Gravimetri
Beberapa obat AUC berbandung langsung dengan
dosis.
4. Bioekivalensi
AUC
- Kadar obat dalam plasma terhadap waktu dari obat
diberikan hingga habis.
- Sama dengan jumlah obat yang tidak berubah yang
mencapai sirkulasi umum dibagi clearance
PERHITUNGAN K DARI DATA URIN
Pemberian peroral
Laju dan jumlah absorbs obat dipengaruhi faktor: Titik porong garis MEC pada kurva menunjukkan
- Luas permukaan dinding usus → absorbs yang duration of action. Titik potong garis MEC pada fase
buruk menyebabkan dosis normal yang diberikan absorpsi menunjukkan titik waktu onset.
tidak mencapai konsentrasi efek terapeutik → tidak
disarankan diberikan peroral Waktu maksimum dapat ditentukan melalui rumus
- Kecepatan pengosongan lambung → absorbs obat ataupun kurva → dari kurva, cari waktu yang
dipengaruhi kondisi lambung menunjukkan kurva mencapai Cmax.
- Pergerakan saluran cerna dan aliran darah ke
tempat absorbs. Ketika t=0 obat sudah diabsorbsi, biasanya sediaan
larutan. Jumlah obat yang diabsropsi pada saat t=0
Laju absrobsi obat PO bergantung pada jenis sediaan obat.
Laju perubahan jumlah obat dalam tubuh → dDB/dt
(bergantung pada laju absorbs obabt). Fase absorbs
Laju perubahan obat dalam tubuh setiap waktu = laju Laju absorpsi > laju eliminasi
absorbs – laju eliminasi obat dDGi/dt > dDe/dt