Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN KONSUMEN

HUBUNGAN PENDIDIKAN KONSUMEN DENGAN TATA


BUSANA

OLEH :

Dwi Ayu Tiara 17050404050

S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA 2017 B

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Hubungan
Pendidikan Konsumen dengan Tata Busana “ dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam memahami materi lebih medalam.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 14 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .....................................................................................................................

Kata pengantar ........................................................................................................................

Daftar isi ..................................................................................................................................

BAB I Pendahuluan ...............................................................................................................

A. Latar belakang .............................................................................................................


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................................

Bab II Pembahasan .................................................................................................................

A. Pendidikan Konsumen .................................................................................................


B. Hubungan Pendidikan konsumen dengan bidang tata busana ... .................................

Bab III Penutup ........................................................................................................................

A. Kesimpulan .................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan konsumen merupakan sebuah ilmu yang wajib kita pelajari, karena pasti
semua kegiatan ekonomi akan berakhir pada konsumen.
Pendidikan Konsumen adalah Proses memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk mengatur sumber daya konsumen dan mengambil tindakan untuk
mempengaruhi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen serta berperan
serta dalam masyarakat.
Pentingnya Pendidikan Konsumen ; (1) Ekonomi global yang memfungsikan
seseorang. (2) Meningkatnya teknologi maju dalam kehidupan. (3) Perubahan cara hidup
(hasrat bekerja, peningkatan pendapatan, perubahan pola konsumsi, jumlah anak). (4)
Kepedulian dan tanggung jawab sosial. (5) Kekuatan dan perhatian pasar yang diberikan
pada seseorang.
Globalisasi yang terjadi hari ini menuntut sebuah perubahan yang cepat di masyarakat.
Perubahan-perubahan yang terjadi tersebuat membuat kebutuhan konsumen akan suatu
produk dan jasa semakin meningkat pula, dan hal tersebut mendorong konsumen menjadi
lebih selektif dalam memilih produk yang akan dipilihnya.
Melihat banyaknya produk yang ditawarkan oleh produsen saat ini, konsumen akan
mulai melihat merek mana yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhanya. Jadi, kini
kebutuhan konsumen tidak hanya terbatas pada fungsi utama yang bisa diberikan oleh
suatu produk (primary demand) saja, akan tetapi 5 telah berkembang menjadi keinginan
sekunder (secondary demand), yaitu dimana konsumen memiliki keinginan akan suatu
merek tertentu.
Dunia usaha kini terus tumbuh dan berkembang, baik dengan hadirnya pasarpasar baru
mampu pertumbuhan pasar-pasar yang telah ada. Dari berbagai jenis industri dan pasar
yang ada, industri tas adalah salah satunya. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan
tas pada masa kini, tas kini tidak hanya dipandang sebagai kebutuhan biasa yang hanya
sekedar tempat membawa barang saja, namun telah berkembang lebih dari itu. Hal tersebut
membuat industri tas kini semakin berkembang dan maju seiring meningkatnya keinginan
dan kebutuhan tas oleh konsumen tak terkecuali di Indonesia. Tas kini telah berkembang
menjadi kebutuhan yang cukup vital bagi seseorang bahkan telah menjadi fashion, life
style hingga investasi. Hampir setiap orang membutuhkan dan memiliki tas sebagai
kebutuhanya.
Memahami sekaligus mempengaruhi minat beli konsumen, perusahaan harus
meningkatkan citra mereknya secara keseluruhan. Citra yang baik merupakan prioritas
utama yang dijadikan acuan penentuan pilihan yang dilakukan oleh konsumen dalam
pembelian. Berbagai aspek dari sebuah produk, citra merek merupakan poin penting yang
dapat menaikan nilai sebuah produk, karena disain bentuk serta atribut sebuah produk
dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing, namun citra sebuah produk adalah satu-satunya
yang tidak dapat ditiru. Karena citra produk adalah persepsi yang telah tertanam dalam
beank konsumen. Citra yang baik juga merupakan salah satu cara yang efektif dalam
menjaring konsumen. Karena konsumen akan cinderung memilih merek yang memiliki
citra yang baik dan positif dibandingkan dengan yang tidak demi mengurangi resiko.
Berdasarkan berbagai hal diatas, kami sebagai penulis membuat makalah ini bertujuan
untuk mengkaitkan hubungan pendidikan konsumen dengan bidang tata busana agar kita
sebagai konsumen dapat menjadi konsumen yang bertanggung jawab dan cerdas, terutama
dalam bidang fashion.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan konsumen ?
2. Bagaimanakah hubungan pendidikan konsumen terhadap bidang tata busana ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan konsumen
2. Untuk mengetahui hubungan pendidikan konsumen terhadap bidang tata busana.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Konsumen
Pendidikan Konsumen adalah Proses memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk mengatur sumber daya konsumen dan mengambil tindakan untuk
mempengaruhi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen serta berperan
serta dalam masyarakat.

 Tiga Konsep Dalam Definisi Pendidikan Konsumen


1. Pengaturan keuangan personal
2. Pilihan konsumen dan pembuatan keputusan
3. Partisipasi warganegara dalam pangsa pasar

 Golongan Konsumen
1. Pembeli marginal, yaitu pembeli yang mempunyai tenaga beli sama dengan harga
pasar
2. Pembeli Supermarginal, yaitu pembeli yang mempunyai tenaga beli diatas harga
pasar. Pembeli ini memiliki kesediaan untuk membayar harga barang yang ada
dipasar atau mereka yang menerima premi konsumen
3. Pembeli submarginal,yaitu pembeli yang mempunyai tenaga beli dbawah harga
pasar . pembeli ini tidak dapat ikut serta membeli barang.

 Pengaturan Keuangan Personal


1. Pendapatan, penggunaan, menabung, dan
investasi uang
2. Membeli dan menggunakan barang/jasa
3. Penganggaran dan penyimpanan
4. Penggunaan kredit konsumen dan menghindari
masalah kredit
5. Asuransi hidup, kesehatan, kekayaan, pajak
6. Pendidikan, keterampilan untuk mencari kerja dan
pendapatan
7. Konservasi sumber lingkungan, penggunaan dan
Pengaturan

 Pilihan Konsumen dan Pembuatan Keputusan


1. Kebutuhan dan keinginan personal dan sosial,
2. nilai-nilai dan tujuan
3. Lingkungan ekonomi, sosial/kultur dan politik
4. Dampak teknologi terhadap pilihan konsumen
5. Kemudahan informasi, biaya dan kegunaan
6. Etika tingkah laku pasar dari produsen dan konsumen
7. Masalah ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, biaya kesejahteraan
8. Masalah kesehatan dan keamanan

 Partisipasi Warga Negara dalam Pangsa Pasar


1. Hukum perlindungan konsumen
2. Hak dan tanggung jawab konsumen,
3. produsen dan pemerintah
4. Ketegasan perbaikan konsumen dan strategi tindakan
5. Organisasi konsumen dari individual ke
6. aksi kelompok
7. Agen dan sumber bantuan

 Pentingnya Pendidikan Konsumen


1. Ekonomi global yang memfungsikan seseorang sebagai produsen dan konsumen
2. Meningkatnya teknologi maju dalam
kehidupan
3. Perubahan cara hidup (hasrat bekerja, peningkatan pendapatan, perubahan pola
konsumsi, jumlah anak)
4. Kepedulian dan tanggung jawab sosial
5. Kekuatan dan perhatian pasar yang diberikan pada seseorang

 Tujuan Pendidikan konsumen


1. Meningkatkan kesadaran menjadi konsumen terdidik dan bertanggung jawab
2. Menambah pengetahuan untuk bertindak sebagai konsumen terdidik
3. Membina keterampilan agar dapat berfungsi sebagai konsumen terdidik dan
bertanggung jawab
4. Bertindak sebagai konsumen terdidik, terpelajar dan bertanggung jawab
5. Membangun pengertian fungsi sosial berperanan bagi lingkungan masyarakat dan
khususnya konsumen

 Manfaat Pendidikan Konsumen


1. Berfikir kritis untuk membantu konsumen lebih efisien di pangsa pasar
2. Menanamkan keterampilan hidup untuk sukses
3. Meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian
4. Membantu nilai penerimaan secara luas
5. Memperbaiki kualitas hidup

 Sasaran Utama Mempelajari Pendidikan Konsumen


1. Membina kecakapan seseorang dalam membeli barang, sehingga dapat mengatur
keuangan, mampu meningkatkan penghasilan, dan memberi petunjuk tentang
perlindungan hukum atas milik seseorang
2. Memberi petunjuk untuk dapat memahami keadaan ekonomi konsumen berada
3. Mengikutsertakan konsumen untuk mengetahui dan mengerti tentang situasi
ekonomi serta efeknya bagi kehidupan
 Pengertian Ilmu Ekonomi
Ekonomi merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan kegiatan manusia dalam
memenuhi kebutuhannya. Ada beberapa definisi atau pengertian ilmu ekonomi dari berbagai
sumber baik secara umum maupun menurut para ahli. Berikut beberapa pengertian ilmu
ekonomi yang bisa diketahui.

Pengertian ilmu ekonomi menurut KBBI adalah sebuah cabang ilmu yang merujuk pada
berbagai asas –asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang atau kekayaan.

Kekayaan yang dimaksud disini adalah termasuk uang, perindustrian maupun kegiatan
perdagangan. Serta mencakup hal- hal mengenai pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan
sebagainya yang berharga.

Adam smith menjabarkan bahwa pengertian ilmu ekonomi adalah ilmu yang secara sistematis
mempelajari tentang seluk beluk tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia disini merujuk
pada usahanya untuk mengalokasikan sumber daya terbatas dan tak terbatas untuk mencapai
tujuan tertentu dalam kehidupannya.

 PENGERTIAN KEBUTUHAN MANUSIA


Kebutuhan manusia adalah hal yang harus atau ingin dipenuhi agar dapat bertahan hidup
atau memperoleh kepusahan jiwa dan raga manusia. Manusia sebagai makhluk hidup memiliki
kebutuhan yang beraneka ragam dan sifatnya tidak terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut manusia akan melakukan upaya-upayanya dengan menggunakan alat pemuas
kebutuhan, yaitu barang dan jasa. Tujuan dari pemenuhan kebutuhan ini adalah untuk mencapai
kepuasan dan menjaga kelangsungan hidup.
 KLASIFIKASI MACAM – MACAM JENIS KEBUTUHAN MANUSIA
Karena kebutuhan yang tidak terbatas dan beranekaragam jenisnya, maka kita perlu
mengelompokkan kebutuhan tersebut menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :

1. Kebutuhan Manusia Menurut Intensitasnya


a. Kebutuhan Mutlak
Kebutuhan Mutlak adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia tanpa terkecuali.
Jika tidak terpenuhi, maka individu tersebut tidak dapat bertahan hidup. Contohnya adalah
makan dan minum.
b. Kebutuhan Primer
Kebuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia yang ingin hidup layak.
Tiga kebutuhan primer manusia adalah Sandang, Pangan dan papan.
 Sandang adalah pakaian yang dipakai, fungsinya sebagai kebutuhan primer adalah
untuk melindungi tubuh manusia dari ancaman lingkungan yang dapat membahayakan.
 Pangan adalah kebutuhan primer utama, yaitu makanan yang layak. Kebutuhan
makanan ini didapatkan dari pengolahan tumbuhan ataupun hewan.
 Papan adalah tempat tinggal yang digunakan sebagai tempat perlindungan dan tempat
beraktivitas.

c. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan Sekunder adalah kebutuhan yang timbul setelah kebutuhan primer terpenuhi.
Kebutuhan sekunder dapat berbeda antara satu orang dengan yang lainnya, tergantung kepada
keinginan dan kemampuannya masing-masing. Contoh kebutuhan sekunder adalah kendaraan,
sepatu, Telepon, dll.

d. Kebutuhan Tersier
Kebutuhan Tersier adalah kebutuhan yang akan muncul setelah kebutuhan primer dan sekunder
terpenuhi. Kebutuhan Tersier ini merupakan barang-barang mewah atau barang yang berfungsi
sebagai hiburan. Contoh kebutuhan sekunder adalah topi, sofa, televisi, dll.

2. Kebutuhan Manusia Menurut Waktu Keperluannya


a. Kebutuhan Sekarang
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan harus segera terpenuhi dan tidak dapat ditunda untuk
waktu yang lama. Contohnya adalah makanan bagi orang kelaparan dan obat bagi orang sakit.

b. Kebutuhan Mendesak
Kebutuhan mendesak merupakan kebutuhan yang sanagt kritis (tiba-tiba) dan dapat
mengancam nyawa jika tidak terpenuhi. Contoh kebutuhan mendesak adalah darah untuk orang
kecelakaab berat, dan bantuan bagi yang terkena musibah.

c. Kebutuhan yang Akan Datang


Kebutuhan masa yang akan datang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan di
kemudian hari dan dapat ditunda karena sifatnya tidak mendesak, tetapi upayanya harus
dilakukan mulai sekarang. Contohnya Asuransi.

3. Kebuthan Manusia Berdasarkan Sifatnya


a. Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang dibutuhkan oleh badan (tubuh) kita agar dapat
memperoleh kepuasan raga. Contohnya adalah tidur, olahraga, pakaian, dll.
b. Kebutuhan Rohani
Kebutuhan Rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan oleh jiwa (batin) untuk mendapatkan
kebahagiaan. Contohnya hiburan, ibadah, bersosialisasi, dll.

4. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Subjeknya


a. Kebutuhan Individual
Kebutuhan Individual adalah kebutuhan yang dibutuhkan oleh individu tertentu dan setiap
individu berbeda dengan individu lainnya. Contohnya kebutuhan presiden berbeda degan
kebutuhan dokter.
b. Kebutuhan Kolektif
Kebutuhan Kolektif adalah kebutuhan bersama dalam lingkungan masyarakat yang dengan
pemenuhannya dapat dicapai kepuasan bersama. Contohnya pembangunan rumah sakit, jalan,
dll.

5. Kebutuhan Menurut Sosio-Budaya lingkungannya


a. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan yang berhubungan dengan kedudukan atau status manusia tersebut dalam
masyarakat. Contohnya ingin menjadi kepala daerah.

b. Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis adalah kebutuhan yang berhubungan dengan keadaan batin manusia
tersebut terkait dengan lingkungannya. Contohnya kebutuhan akan rasa aman dan kebebasan.

 Pengertian Barang

Barang adalah produk konsumsi nyata, artikel, komoditas yang ditawarkan oleh perusahaan
kepada pelanggan dengan imbalan uang serta memiliki karakteristik fisik yaitu bentuk,
penampilan, ukuran, berat dan lain-lainnya. Barang mampu memuaskan keinginan manusia
dengan memberikan utilitas atau kegunaannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Barang
atau Goods pada dasarnya dapat dipakai sekali saja ataupun ada yang bisa dipakai untuk
berulang kali.

Barang adalah produk yang diperdagangkan di pasar. Terdapat kesenjangan waktu dalam
produksi, distribusi, dan konsumsi barang. Ketika pembeli membeli barang dan membayar
harganya, kepemilikan dilimpahkan dari penjual ke pembeli. Barang atau Goods yang
diproduksi dalam bentuk batch akan menghasilkan unit yang identik. Dengan cara produksi
seperti ini, produk tertentu yang ditawarkan oleh perusahaan akan memiliki spesifikasi dan
karakteristik yang sama di seluruh pasar.

Contoh Barang : Buku, pena, botol, tas, kertas, komputer dan lain-lainya.

 Pengertian Jasa atau Layanan (Services)

Jasa atau Layanan (Services) adalah produk ekonomi tidak berwujud yang disediakan oleh
seseorang atas permintaan orang lain. Dapat dikatakan bahwa layanan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh orang lain. Layanan hanya dapat disampaikan pada saat tertentu dan tidak
memiliki identitas fisik serta tidak dapat dimiliki, layanan hanya dapat digunakan. Sebagai
contoh, kita membeli tiket untuk menonton film di bioskop A, ini tidak berarti kita membeli
bioskop tersebut tetapi kita hanya membayar harga layanan yang tersedia saja.

Untuk bisa mendapatkan layanan atau jasa, penerima layanan harus berpartisipasi penuh ketika
layanan disediakan oleh penyedia layanan. Mengevaluasi Layanan adalah suatu tugas yang
relatif sulit dilakukan, hal ini dikarenakan penyedia layanan yang berbeda akan menawarkan
layanan namun mematok biaya yang berbeda. Ini mungkin juga dikarenakan metode yang
digunakan untuk memberikan pelayanan berbeda ataupun parameter yang dipertimbangkan
dalam memberikan layanan berbeda-beda.

Contoh Jasa (Layanan) : Perbankan, Asuransi, Transportasi, komunikasi dan lain-lainnya.

Perbedaan Barang dan Jasa

Berikut ini adalah Perbedaan utama antara Barang dan Jasa :

1. Barang adalah komoditas atau produk yang siap dibeli oleh pelanggan dengan harga
tertentu, sedangkan Layanan (jasa) adalah manfaat atau fasilitas yang disediakan oleh
pihak lain.
2. Barang adalah sesuatu yang berwujud atau tanjibel (tangiable) yaitu sesuatu yang dapat
dilihat atau disentuh, sedangkan layanan (jasa) adalah produk yang tidak berwujud
(intangiable).
3. Ketika pelanggan membeli barang dengan harga tertentu, kepemilikan barang tersebut
akan berpindah tangan dari penjual ke pembeli. Sebaliknya, kepemilikan jasa atau
layanan tidak dapat dipindahtangankan.
4. Sulit untuk melakukan Evaluasi terhadap jasa atau layanan karena setiap penyedia
layanan memiliki pendekatan yang berbeda dalam melaksanakan layanan sehingga sulit
sulit untuk menilai layanan mana yang lebih baik. Sedangkan evaluasi terhadap barang
relatif lebih mudah untuk dilakukan.
5. Barang dapat dikembalikan ataupun ditukar apabila tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan. Namun layanan atau jasa tidak mungkin untuk dikembalikan atau ditukar
apabila telah disediakan.
6. Barang dapat disimpan untuk penggunaan di masa mendatang, tetapi layanan atau jasa
sangat terikat pada waktu dan tidak dapat disimpan sebagai persediaan.
7. Barang diproduksi terlebih dahulu kemudian diperdagangkan dan akhirnya dikonsumsi.
Sedangkan jasa atau layanan diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang sama.
8. Barang dapat berpisah dengan alat produksinya setelah menjadi produk jadi, sedangkan
Layanan atau jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya.

 Keterkaitan antara ilmu ekonomi dengan penddikan konsumen


Ilmu ekonomi adalah bidang yang mempelajari tentang perilaku seseorang dan
masyarakat tentang bagaimana memilih untuk menggunakan sumber-sumber terbatas dengan
atau tanpa uang menggunakan alternatif terbaik untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai
pemenuhan kebutuhan manusia yang umumnya tidak terbatas.

Ilmu ekonomi terdiri dari : Ekonomi mikro dan ekonomi makro. Ekonomi mikro merupakan
cabang ilmu ekonomi yang terfokus bagaimana cara mempelajari bagian-bagian terkecil dari
keseluruhan kegiatan perekonomian, dimana cara mempelajari bagian-bagian terkecil disini
adalah perseorangan. Analisis dalam ekonomi mikro antara lain meliputi perilaku antara
produsen dengan konsumen.

Sikap dan perilaku konsumen terlihat dalam bagaimana cara mereka memakai pendapatan yang
diperolehnya, sedangkan sikap dan perilaku produsen dapat terlihat dalam bagaimana cara
mereka menawarkan barangnya. Maka pengertian ilmu ekonomi mikro adalah tentang
bagaimana menentukan harga.

Tujuan dan sasaran analisa ekonomi mikro lebih bertumpu pada bagaimana membuat pilihan
untuk mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya dan bagaimana cara mencapai
kepuasan maksimum

Sedangkan ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi yang secraa spesifik mempelajari
mekanisme kerja perekonomian sebagai suatu keseluruhan yang terkait dengan penggunaan
faktor produksi yang tersedia secara maksimal agar kemakmuran masyarakat berada pada
tingkatan tertinggi.

Tujuan analisa ekonomi makro adalah membahas problematika sisi permintaan dalam
menentukan tingkat kegiatan ekonomi dan seberapa pentingnya campur tangan dan kebijakan
pemerintah dalam menciptakan prestasi ekonomi yang diinginkan.

Pengertian Skala Prioritas


Pengertian Skala Prioritas – Skala prioritas adalah ukuran kebutuhan yang tersusun dalam
daftar berdasarkan tingkat kebutuhan seseorang yang dimulai dari kebutuhan paling penting
sampai kebutuhan yang bersifat bisa ditunda pemenuhannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Skala Prioritas


Setelah mempelajari pengertian skala prioritas, selanjutnya adalah mempelajari faktor-faktor
apa saja sih yang mempengaruhi skala prioritas.

Pada dasarnya setiap orang pasti memiliki kebutuhan dan juga prioritas yang berbeda.
Berikut ini ada 3 faktor yang berhubungan dengan perbedaan kebutuhan pada setiap individu.
 Tingkat Pendapatan
Pendapatan menurut Ilmu Ekonomi adalah nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh
seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode
seperti keadaan semula.

Kemudian, tingkat pendapatan sangat berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk bisa
membayar atau memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk dalam hal konsumsi.

Jika semakin tinggi pendapatan individu, maka akan semakin luas alternatif pilihan
kebutuhan hidupnya.
Berlaku hal sebaliknya, jika semakin rendah pendapatan individu maka alternatif pilihan
kebutuhan hidupnya pun akan sedikit.

Pada konteks ini bisa diambil kesimpulan bahwa prioritas kebutuhan individu akan berbeda
antara orang yang memiliki pendapatan tinggi dengan orang yang memiliki pendapatan
rendah.

 Status Sosial (Kedudukan Didalam Masyarakat)


Secara definisi, status sosial dapat diartikan suatu kedudukan sosial seseorang di masyarakat
yang dapat diperoleh dengan sendirinya (otomatis) melalui usaha atau pun karena pemberian.

Tentunya status sosial seseorang di dalam masyarakat bisa mempengaruhi prioritas


kebutuhan individu.

Sebagai contoh, seorang kepala desa akan lebih memprioritaskan kebutuhan di lingkungan
tempat memimpinnya dibandingkan dengan pilihan lainnya.

Contoh lain adalah seorang guru, dia akan memilih priotas pada peralatan mengajarnya
daripada menentukan pilihan kepada alternatif pilihan lain.

Pada kedua simulasi kebutuhan di atas, maka dapat terlihat bahwa status sosial individu
sangat berpengaruh pada penentuan skala prioritas.

 Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial pada masyarakat juga bisa mempengaruhi prioritas kebutuhan hidup
seorang individu.

Misal, kita hidup di sebuah lingkungan orang kaya, maka bisa jadi prioritas kebutuhan kita
adalah pada rumah mewah, apartemen, sepatu mahal, mobil mewah, dan lain sebagainya.

Pada prinsipnya, untuk memenuhi kebutuhan individu, maka dia akan mendahulukan
kebutuhan yang dianggap lebih penting, pokok, dan juga mendesak.
Setelah kebutuhan-kebutuhan penting tersebut terpenuhi, maka seorang individu akan
memenuhi kebutuhan pada prioritas berikutnya agar bisa mencapai kepuasan yang maksimal.

Menyusun Skala Prioritas


Untuk mengetahui kebutuhan mana yang harus kita prioritaskan terlebih dahulu, maka kita
perlu menyusun yang namanya skala prioritas kebutuhan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam pengertian skala prioritas, maka berikut ini ada 4
ada hal yang harus kita pertimbangkan terlebih dahulu dalam menyusun sebuah skala
prioritas.

1. Tingkat Urgensi
Menurut kamus bahasa Indonesia, urgensi adalah hal yang sangat penting atau keharusan
yang sangat mendesak untuk diselesaikan.

Dengan demikian berarti urgensi adalah keadaan dimana kita harus mementingkan sesuatu
hal yang harus segera ditindak lanjuti.

Kemudian apa kaitan ugensi dengan skala prioritas?

Jika dikaitkan dengan skala prioritas, tingkat urgensi merupakan tingkat kepentingan pada
suatu kebutuhan yang harus dipilih dan harus didahulukan.

Sehingga dalam menentukan sebuah pilihan, maka kita harus memilah kebutuhan mana yang
benar-benar urgen dan harus kita dahulukan dalam pemenuhannya.

Contoh: Seorang siswa berangkat sekolah pada hari senin. Pada hari itu dia ditugaskan oleh
gurunya untuk menjadi petugas upacara, kemudian ditengah perjalanan dia baru sadar bahwa
alat tulisnya ketinggalan dirumah, sementara jika dia balik lagi ke rumah maka dia akan
terlambat mengikuti upacara.
Manakah yang paling urgen dan harus didahulukan oleh siswa tersebut? Jelas sekali, dalam
kasus ini hal yang harus diutamakan adalah mengikuti upacara, karena alat tulis bisa saja
meminjam pada teman atau membeli yang baru.

2. Kesempatan yang Dimiliki


Berbicara mengenai kesempatan, mengingatkan saya akan sebuah pepatah lama yang
mengatakan bahwa kesempatan itu hanya datang satu kali dalam seumur hidup.

Nah kemudian jika dihubungkan dengan skala prioritas, maka tinjau kembali kesempatan
untuk memuaskan kebutuhan tersebut.

Jika dirasa memang kesempatan itu sulit datang, maka tidak menutup kemungkinan untuk
mendahulukan pada kebutuhan tersebut.

Berlaku sebaliknya, jika dirasa kesempatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut sangat
sering, maka tinjaulah pilihan lain yang kesempatannya sedikit.
Contoh: Seorang mahasiswa teladan akan mengikuti sebuah perlombaan besar yang
diadakan hanya 3 tahun sekali. Pada jadwal yang bersamaan dengan hari lomba, dia diajak
main ke luar kota oleh keluarganya.

Jika berhubungan dengan kesempatan, maka sebaiknya si mahasiswa tadi memilih ikut
perlombaan besar daripada ikut main. Karena main masih bisa lain waktu sedangkan lomba
tidak, karena kemungkinan dia akan lulus.

3. Pertimbangan Masa Depan


Masa depan itu merupakan sebuah waktu dimana kita akan hidup nanti tapi harus
dipersiapkan saat ini juga.

Didalam menentukan skala prioritas kebutuhan, pertimbangan ke masa depan sifatnya pada
kebutuhan jangka panjang.

Kita seringkali dihadapkan pada pilihan yang sulit dimana kita dituntut untuk mengurangi
rasa menyesal di masa yang akan datang atas pilihan yang kita dahulukan.

Sehingga, di dalam menentukan skala prioritas, maka pertimbangan masa depan akan
menjadi hal yang sangat penting dan perlu untuk dipikirkan.

Contoh: Dalam menentukan jurusan kuliah setelah lulus SMA. Kita harus mempelajari
dahulu jurusan yang diinginkan agar bisa tahu prospek kerja ke depan seperti apa.
Jika memang memeiliki prospek yang bagus, maka silahkan dimasukkan list, tapi jika
prospeknya tidak bagus maka coret lah dari daftar keinginan Anda.

4. Kemampuan Diri
Menurut saya, kemampuan diri adalah hal yang paling penting diantara keempat hal yang ada
dalam menentukan prioritas.

Sebaik dan setepat apapun kita menentukan sebuah pilihan, maka jika tidak dibarengi dengan
kemampuan yang memadai maka hal tersebut hanyalah sia-sia.

Dalam hal penentuan prioritas, kemampuan diri merupakan sebuah tolak ukur seberapa besar
kemampuan kita untuk mendapatakan pilihan yang telah ditentukan, baik dari segi keahlian,
ekonomi, usaha yang akan dilakukan, maupun yang lainnya.

Contoh: Seseorang dihadapkan pada suatu kebutuhan kendaraan untuk transportasi kerja.
Dia berniat untuk membeli sebuah sepeda motor yang sudah berteknologi Fuel Incjection,
tapi keadaan ekonominya tidak memungkinkan membeli itu karena sedikit lebih mahal dari
motor yang teknologi biasa.
Jika dihadapkan pada keadaan ini maka sebaiknya membeli sepeda motor yang biasa saja
karena pada dasarnya fungsinya sama dan kebutuhannya juga hanya untuk transportasi kerja
saja.
Pedoman Berbelanja
Jika pada suatu waktu kita dihadapkan pada sebuah kebutuhan barang atau jasa yang perlu
dibeli, maka berbelanjalah dengan pedoman berikut.

Ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah pilih dan bisa juga dalam hal penghematan.

1. Tempat yang tepat. Belanjalah di tempat yang situasi dan kondisinya sudah kita
kenali, salah satunya kita tahu tempat yang menawarkan harga yang rendah atau
murah.
2. Waktu yang tepat. Usahakan belanja saat harga-harga di pasaran sedang turun.
Biasanya terjadi pada weekend atau pada menjelang hari raya tertentu maka biasanya
pasaran akan membelakukan diskon.
3. Harga yang tepat. Lakukanlah survey harga sebelum memutuskan untuk membeli
barang dan jasa. Ingat, jangan pernah berbelanja barang dan jasa yang baru dilihat
bahkan belum diketahui berapa harga pasarannya.
4. Mutu yang tepat. Dalam hal ini adalah kita harus memilah kualitas dari barang dan
jasa, jangan sampai membeli barang dengan harga mahal tapi mutunya rendah.
5. Jumlah yang tepat. Ini juga merupakan hal yang penting, belanjalah sesuai
keperluan bukan belanja sesuai keinginan. Jangan pernah berbelanja melebihi jumlah
yang diperlukan.

B. Hubungan antara pendidikan konsumen dengan bidang tata busana

Seperti yang telah kita ketahui diatas, bahwa pendidikan konsumen adalah Proses
memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatur sumber
daya konsumen dan mengambil tindakan untuk mempengaruhi faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen serta berperan serta dalam masyarakat. Serta manfaat
tersendiri dari mempelajari pendidikan konsumen yaitu sebagai berikut :
1. Berfikir kritis untuk membantu konsumen lebih efisien di pangsa pasar
2. Menanamkan keterampilan hidup untuk sukses
3. Meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian
4. Membantu nilai penerimaan secara luas
5. Memperbaiki kualitas hidup
Sedangkan tata busana adalah suatu bidang yang membahas tentang segala hal yang
berhubungan dengan busana, mulai dari busana itu sendiri, aksesoris busana , dan lain
sebagainya. Dalam bidang tata busana juga kita diajarkan tentang bagaimana cara
memasarkan produk, mengenalkan produk-produk kita kepada masyarakat sesuai
dengan target market.
Pendidikan konsumen dan bdang tata busana sangatlah saling berkaitan. Sebab kita
sebagai konsumen juga harus mengetahui tentang aturan-aturan menjadi konsumen yang
lebih bertanggung jawab. Bagi kita yang sebagai produsen, pendidikan konsumen
berfungsi supaya kita dapat mengetahui hak-hak seorang konsumen. Dengan melihat
adanya UU tentang perlindungan konsumen.
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pernyatan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa memahami pendidikan
konsumen itu sangatlah penting bagi kita, baik sebagai produsen maupun konsumen.
Serta pendidikan konsumen juga sangatlah berkaitan dengan bidang tata busana. Karena
dimana tu ada kegiatan perekonomian, disitu pendidikan konsumen sangat berfungsi.

Anda mungkin juga menyukai