Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH PENERAPAN JEJARING

SOSIAL INSTAGRAM DALAM


PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL
BELAJAR MATERI MEMBUAT
SULAMAN PITA SISWA KELAS XI
SMKN 6 SURABAYA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :
DWI AYU TIARA
NIM 17050404050

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA
PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal skripsi yang ditulis oleh :

Nama : Dwi Ayu Tiara

Nim : 17050404050

Judul : Pengaruh Penerapan Jejaring Sosial Instagram


dalam Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
Materi Membuat Sulaman Pita Siswa Kelas XI
SMKN 6 Surabaya

Telah dibaca dan disetujui untuk dikumpulkan


sebagai tugas akhir mata kuliah Penulisan karya
ilmiah

Surabaya, 09 Desember 2019

Dra. Ratna Suhartini, M.Si

NIP : 196712311993032002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan


rahmat dan anugerah dari-Nya penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir Mata Kuliah Karya Ilmiah
tentang Proposal Penelitian yang berjudul “Pengaruh
Metode Demonstrasi Terhadap Pelatihan Pembuatan
Busana Pesta Sistem Draping di LKP Modes Kurniarum”
dengan baik.

Sholawat serta salam semoga senantiasa


tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan
yang lurus berupa ajaran Agama Islam yang sempurna
dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam
semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat


menyelesaikan Proposal Penelitian ini yang menjadi
tugas mata kuliah Karya Ilmiah. Disamping itu, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Dosen mata kuliah Karya Ilmiah Dr. Lutfiyah


Hidayati, S.Pd., M.Pd dan Dr. Marniati, SE., MM
yang telah membimbing dan memberi materi
kuliah tentang busana wanita.
2. Orang tua yang selalu memberi dukungan dan
doa kepada penulis.
3. Teman-teman yang membantu dan memberi
dukungannya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya dapat diperbaiki, karena penulis sadar
laporan yang dibuat masih terdapat kekurangan.

Surabaya, 9 Desember 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan suatu proses pembelajaran
yang berlangsung di dalam kelas dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
yaitu siswa. Dalam mengikuti proses
pembelajaran siswa menjadi salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan dalam suatu
pelajaran. Situasi siswa yang mendukung
biasanya akan menciptakan proses
pembelajaran yang baik dan lancar, sementara
situasi siswa yang kurang mendukung akan
menciptakan proses dan hasil pembelajaran
yang kurang maksimal.
Dalam pengalaman guru saat diobervasi
ketika mengajar di sekolah, guru menyatakan
bahwa pembelajaran yang berlangsung di kelas
masih seringkali kurang berjalan dengan
kondusif. Siswa cenderung ribut, tidak
memperhatikan pelajaran dan asyik melakukan
hal-hal yang mereka senangi seperti mengobrol
dengan teman sendiri, bermain, keluar kelas
bahkan tidur. Hal-hal tersebut terjadi karena
macam-macam faktor; metode mengajar guru,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa lain serta media belajar.
Penggunaan media dalam pembelajaran
seringkali masih kurang dikelola dengan baik
oleh guru, padahal media belajar yang dikemas
secara menarik mampu meningkatkan
keberhasilan guru maupun siswa dalam proses
belajar mengajar. Ketika mengikuti pelajaran
siswa akan cepat merasa bosan jika proses
pembelajaran yang dikemas guru kurang
menarik dan kreatif. Sebaliknya siswa akan
merasa antusias jika pembelajaran yang
berlangsung selama pelajaran memberi kesan
dan membuat semangat belajar bagi mereka.
Pembelajaran yang disajikan secara menarik
dan disukai oleh siswa pasti akan membuat
proses pembelajaran berhasil dan siswa akan
merasa semangat untuk mengikuti pelajaran.
Saat ini telah banyak ditemukan sarana
dan prasarana baru, modern dan canggih yang
mampu menunjang proses pembelajaran
menjadi lebih menarik, kreatif dan
menyenangkan. Pembelajaran yang menarik
dengan menggunakan media yang cocok dapat
dicapai salah satunya dengan pengunaan
berbagai alat- alat elektronik atau gadget jaman
sekarang seperti laptop maupun smartphone
yang kini sudah banyak digunakan oleh
masyarakat mulai dari orang tua, kaum muda
hingga anak-anak. Sarana tersebut dapat
digunakan untuk mencari atau mengakses hal-
hal yang menarik guna mendukung proses
belajar menjadi lebih menyenangkan dan
berkualitas.
Maka dapat diketahui bahwa kaum
pelajar di zaman sekarang lebih tertarik dan
berminat akan sesuatu yang menyenangkan,
tidak membosankan dan dapat membuat
mereka semangat dalam belajar. Mereka
membutuhkan dan mencari hal-hal yang
menarik dan baru di jaman yang semakin
canggih dan berkembang ini karena mereka
senang mengikuti trend yang selalu berganti.
Kaum muda saat ini juga berusaha agar mereka
dapat memiliki ataupun menggunakan apa
yang menjadi hal baru saat ini.
Iswarahadi (2003 : 24) mengatakan,
kaum beriman baik awam, imam maupun kaum
religius sudah masuk dalam zaman informasi
yang cepat berubah. Jejaring sosial bisa dibilang
fenomena baru yang ada dalam kehidupan kita
saat ini terutama di kalangan anak-anak, kaum
muda sampai dengan orang tua. Salah satu
jejaring sosial yang masih trend dikalangan
kaum muda dan anak-anak hingga saat ini
adalah Instagram. Instagram merupakan
sebuah aplikasi sosial media yang berbasis
Android untuk smartphone, iOS, untuk iPhone,
Blackberry, Windows Phone dan bahkan yang
terbaru saat ini bisa dijalankan di komputer
atau PC
(https://www.nesabamedia.com/pengertian-
instagram/ diakses pada Kamis, 26 September
2019, pukul 15.25 WIB). Melalui instagram,
pengguna dapat melakukan aktivitas berbagi
foto dan video yang memungkinkan pengguna
mengambil foto, mengambil video, menerapkan
filter digital, dan membagikannya ke berbagai
layanan jejaring sosial. Kecenderungan siswa
yang mayoritas senang mengakses Instagram
dapat ditempatkan sebagai sarana atau media
belajar bagi mereka dengan cara yang mereka
sukai. Jejaring sosial Instagram yang siswa
gunakan tersebut nantinya bukan hanya
sekedar untuk mencari hiburan semata tapi juga
dapat dimanfaatkan sebagai media yang
sungguh-sungguh menghasilkan manfaat bagi
siswa terutama dalam meningkatkan prestasi
mereka dalam suatu proses pembelajaran.
Di kalangan peserta didik zaman ini,
tentu Instagram sudah tidak asing didengar
bahkan sebagian besar menggunakannya.
Motivasi mereka menggunakan jejaring sosial
Instagram juga beragam, mulai dari sekedar
ingin eksis atau untuk menambah followers agar
dapat menambah teman. Kenyataannya di
sekolah Instagram seringkali masih
memberikan dampak atau pengaruh yang
negatif bagi peserta didik, misalnya siswa
menjadi malas belajar. Siswa yang sudah
memiliki ketergantungan dengan jejaring sosial
juga menjadi kurang peduli dengan orang lain,
hanya sibuk bermain dengan jejaring sosial,
serta minat dan prestasi belajar menjadi
terganggu bahkan menurun.
Di samping memiliki dampak negatif,
Instagram memiliki dampak positif juga,
contohnya dapat digunakan sebagai media
belajar dengan memanfaatkan pengetahuan
atau ilmu yang ada di dalamnya. Dalam
kaitannya di dunia pendidikan, Instagram juga
memiliki manfaat diantaranya; menciptakan
komunitas, melanjutkan pembahasan pelajaran,
mengatur sumber pembelajaran, mendukung
materi pembelajaran dan juga bertambahnya
wawasan. Instagram juga menyajikan macam-
macam fitur yang dapat diakses oleh
penggunanya misalnya, pengguna dapat
mengikuti atau following akun-akun yang
menyediakan atau menyajikan hal-hal
mengenai pengetahuan atau ilmu yang
berkaitan dengan pendidikan. Selain itu
pengguna Instagram juga dapat saling berbagi
pengetahuan satu sama lain melalui fitur tag
dan hastag. Jadi dampak baik maupun
buruknya penggunaan Instagram tergantung
bagaimana masyarakat terutama kaum pelajar
mampu bertanggungjawab terhadap
penggunaan jejaring sosial tersebut. Peran
orang tua dan para guru di sekolah juga
diharapkan membantu peserta didik mampu
menggunakan instagram secara
bertanggungjawab dan mendorong peserta
didik agar Instagram tidak hanya sekedar
digunakan untuk hal-hal yang kurang penting
tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana
untuk meningkatkan prestasi belajar mereka.
Dengan berkembangnya berbagai
teknologi dan budaya yang terus mengalami
kemajuan saat ini, maka tidak ada salahnya jika
pembelajaran membuat sulaman pita dikemas
dengan menggunakan sarana istagram
sehingga dapat menciptakan pembelajaran
yang menarik. Penulis melihat peluang dari
berbagai teknologi yang ada saat ini dapat
dimanfaatkan sebagai media belajar yang
menarik bagi siswa terutama yang berada di
daerah perkotaan, salah satunya dengan
menggunakan jejaring sosial Instagram sebagai
media belajar. Instagram merupakan media
yang dirasa cocok digunakan oleh penulis
dalam melaksanakan pembelajaran membuat
sulaman pita melihat situasi peserta didik yang
senang menggunakannya. Dalam proses
pembelajaran nanti, Instagram akan diolah
menjadi media belajar bagi peserta didik yang
menarik dan mampu diakses kapan saja
maupun dimana saja, karena sebagian besar
pelajar saat ini sudah memiliki dan
menggunakan Instagram. Peserta didik yang
tidak memiliki kuota internet yang cukup untuk
mengakses Instagram juga dapat menggunakan
fasilitas internet gratis atau wifi yang sudah
disediakan oleh sekolah. Dengan Instagram
inilah siswa dapat dimudahkan dalam
belajarnya dengan cara yang menyenangkan
sehingga dapat saling berbagi pengalaman dan
berkomunikasi bahkan dapat saling berdiskusi.
Dengan adanya latar belakang tersebut
penulis ingin mencoba meneliti penggunaan
Instagram sebagai sarana pengajaran membuat
sulaman pita untuk siswa kelas XI dan melihat
apakah Instagram berpengaruh bagi siswa
terutama dalam meningkatkan hasil belajar
belajar mereka terhadap pelajaran membuat
sulaman pita sesuai dengan materi yang
diberikan. Dengan begitupula pelajaran
membuat sulaman pita juga akan lebih mudah
diakses dan dilakukan kapan maupun dimana
saja, maka peneliti tertarik meneliti "Pengaruh
penerapan jejaring sosial Instagram dalam
pembelajaran terhadap hasil belajar materi
membuat sulaman pita siswa kelas XI SMKN 6
Surabaya”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah
yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana respon siswa terhadap
pembelajaran membuat sulaman pita
menggunakan jejaring sosial instagram ?
2. Apakah jejaring sosial instagram dapat
berpengaruh dalam pembelajaran
terhadap hasil belajar materi membuat
sulaman pita pada siswa kelas XI....
Surabaya ?

C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana respon
siswa terhadap pembelajaran membuat
sulaman pita menggunakan jejaring sosial
instagram.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh penggunaan jejaring sosial
Instagram dalam pembelajaran terhadap
pelajaran membuat sulaman pita.

D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi para Guru
dan peserta didik dalam menggunakan
jejaring sosial Instagram untuk sarana
pembelajaran, manfaatnya sebagai berikut:
 Bagi peserta didik
a. Instagram sebagai media untuk
membantu siswa memiliki
kemampuan beradaptasi dan
berkomunikasi secara interaktif baik
dengan teman maupun guru dalam
proses pendidikan dan pengajaran.
b. Instagram sebagai sarana pembekalan
dan pelatihan terhadap pemanfaatan
TIK.
c. Jejaring sosial Instagram membantu
memaksimalkan daya tangkap siswa,
karena tidak hanya terpaku pada teks
tetapi bisa berupa gambar, video yang
lebih menarik dan menyenangkan.
d. Instagram membantu
mengoptimalkan proses belajar
mengajar karena tidak lagi terikat
oleh ruang dan waktu.

 Bagi Guru
a. Sebagai sarana untuk kompetensi dan
profesionalisme tenaga pengajar.
b. Memberikan masukan guru untuk
mengembangkan diri atau menemukan
strategi mengajar guna meningkatkan
wawasannya.
c. Sebagai bentuk pemanfaatan TIK dalam
pengembangan kegiatan belajar mengajar
secara interaktif.
d. Mempermudah dalam pemantauan
kegiatan pembelajaran siswa.
e. Pemanfaatan multimedia (gambar, video,
foto untuk pengayaan dan
penganekaragaman materi ajar).

E. Batasan Penelitian
Batasan masalah yang dipilih penulis lebih
memfokuskan penelitian pada pengaruh dari
penerapan jejaring sosial Instagram dalam
pembelajaran terhadap hasil belajar dalam
materi pembelajaran membuat sulaman pita
untuk siswa kelas XI SMK..... Surabaya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Sulaman Pita
a. Pengertian Sulaman Pita
Sulam pita merupakan salah satu seni
menyulam yang mempergunakan pita sebagai
bahan sulamnya (Wahyupuspitowati, 2008).
Sulam pita adalah salah satu teknik menghias
kain dengan cara menjahitkan pita secara
dekoratif ke atas benda yang akan dihias
sehingga terbentuk suatu disain hiasan baru
dengan menggunakan berbagai macam tusuk-
tusuk hias (www.kr.co.id)
Sulam pita atau ribbon embroidery sudah dikenal
sejak pertengahan abad 17, dimana pada saat itu
sulaman pita tidak hanya digunakan untuk
menghias busana tetapi juga untuk menghias tas
tangan, kerudung, selendang, payung, dan
berbagai peralatan rumah tangga.

b. Ciri-ciri sulaman pita


Adapun ciri-ciri sulaman pita adalah:
 Menggunakan pita dengan berbagi jenis dan
ukuran.
 Memberikan efek tiga dimensi pada benda lebih
besar karena ukuran pita yang lebih besar.
 Hasil sulaman pita lebih dekoratif karena bahan
pita yang lebih beragam.
Pada dasarnya terdapat dua aliran sulam pita
yang bisa digunakan yaitu aliran Eropa dan Jepang
(Rosa Amelia, 2008) yaitu:
Sulam pita Jepang
Pada dasarnya sulam pita jepang tidak jauh
berbeda dengan sulam benang. Hanya saj yang satu
menggunakan benang sulam sedang yag lainnya
menggunakan pita. Bentuk sulaman dan cara
pengerjaannya sama. Pada sulam benang dikenal
teknik French knot, flying stitch sampai chain knot.
Begitu pula pada sulam pita Jepang. Pengerjaan
sulam pita jepang dilakukan dengan cara langsung
disulam pada produk aplikasi. Jenis pita yang
digunakan biasanya pita satin. Sulam pita Jepang
biasanya digunakan untuk hiasan di baju, taplak
meja, tempat tissue, dll.
. Sulam Pita Eropa
Sulam Pita Eropa, bentuk dan cara
membuatnya benar-benar berbeda dengan Sulam
Pita Jepang. Pengerjaan sulam pita dilakukan
dengan cara merangkai terlebih dahulu pita yang
akan direkatkan. Kemudian baru di rekatkan atau
dijahit pada produk aplikasinya. Jenis pita yang
biasanya digunakan adalah pita organdi. Sulam Pita
Eropa biasanya sigunakan untuk corsage, pajangan
dengan bingkai, hiasan di tas, dll.
Sulam pita dapat diaplikasikan untuk berbagai
macam produk, baik untuk hiasan pakaian,
kerudung, bandana, tas, atau untuk mempercantik
dekorasi rumah. Misalnya untuk menghias taplak
meja, bantalan kursi, bahkan untuk hiasan dinding.
disini saya akan memberikan sedikit pengetahuan
dan keterampilan praktek saya mengenai cara
membuat sulam pita, selamat mencoba...

c. Alat dan bahan sulam pita


Menyulam pita tak asing lagi bagi mereka
yang pernah menyulam benang. Beberapa teknik
pada dasarnya sama hanya bahannya saja berbeda.
Unsur benang tidak sama sekali di tinggal kan, karena
untuk membuat batang dan tangkai, benang
membuat kesan lebih rapid an cantik. Bentuk pita
untuk ukuran yang terkecil sekalipun tetaplah jauh
lebih lebar dari benang maka jarum yang digunakan
adalah jarum yang berbatang besar dan berlubang
lebar. Pita yang digunakan bukanlah pita khusus.
Seiring dengan perkembangan fungsinya, variasi pita
baik dari segi jenis,ukuran, warna serta kualitas pun
makin beragam.

a. Bahan
1. Pita
Pita merupakan bahan dasar dalam menyulam. Pita
tersedia dalam berbagai variasi berdasarkan jenis dan
ukurannya. Ada berbagai macam pita berdasarkan
jenis bahannya (Rosa Amelia, 2008) yaitu:
- Pita Satin
Bahannya sedikit tebal, seratnya rapat dan
warnanya mengilat. Pita satin tersedia dalam bebagai
macam warna dan ukuran, yaitu 2 inci, 1 inci, ½ inci,
¼ inci, dan 1/8 inci. Berdasarkan karakteristik
bahannya pita satin cenderung kaku.
- Pita Organdi
Bahannya tipis, sangat ringan, transparan dan
seratnya renggang. Terdiri dari bebagai macam warna
dan ukuran yang sama dengan pita satin. Pita organdi
tersedia dalam bebagai variasi, ada yang berlipitkan
emas dan perak. Karekteristik bahan pita organdi
lembut dan memudahkan untuk menyulam.
2. Benang Sulam
Dipergunakan untuk membuat batang dan tangkai
daun agarterkesan rapid an cantik. Agar sulaman
halus, gunakan 2-3 helai benang. Penggunaan banyak
benang memang mempercepat pekerjaan menyulam,
tetapi hasil akhirnya tampak kasar.

3. Jarum sulam
Jarum yang cocok digunakan adalah jarum chenille.
Jarum tajam dengan batang besar dan lubang lebar
dengan nomor 15-18. Untuk menyulam batang ataupun
tangkai gunakan jarum yang biasa digunakan untuk
menyulam benang.
3. Kain
Kain terbagi menjadi tiga, yaitu serat alam, serat
sintetis, dan gabungan keduanya. Pada dasarnya
semua jenis kain dapat digunakan. Sebagai pemula,
sebaiknya gunakan kain belacu. Selain murah, belacu
memiliki serat kain yang tidak rapat. Penarikan pita
akan lebih mudah dilakukan.

5. Kertas
Digunakan untuk membuat motif atau pola yang akan
diciplakkan pada kain atau bahan. Untuk pola atau
motif yang berulang, gunakan kertas yang tidak mudah
sobek, misalnya kertas Samson. Jika tidak menemukan
kertas Samson, gunakan kertas putih biasa untuk
membuat polanya. Ketika akan diJiplakkan pada kain
atau bahan kertas pola tersebut dilapisi plastic bening
pada bagian atas pola, agar pola tidak mudah koyak

6. Pembidang/Ram
Pembidang digunakan untuk membentang kain.
Kain yang membentang kaku akan memudahkan
penarikan pita, terutama jika menggunakan kain yang
bertekstur rapat dan pita yang berukuran besar. Tetapi
jika menggunaka bahan yang melar, jangan ditarik
terlalu kencang.

7. Karbon
Berguna untuk menjiplak gambar atau motif yang telah
dibuat ke bahan atau kain. Gambar yang sudah
disalin tidak akan cepat terhapus. Jejak karbon akan
hilang jika kain dicuci.

2. Hasil belajar
Nana Sudjana (1992:22) mengatakan
bahwa dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun
tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
a. Ranah kognitif

Menurut revisi Taksonomi Bloom


ranah kognitif oleh Lorin Anderson
Krathwohl (2001) yang menyampaikan
bahwa ranah kognitif ini berkenaan dengan
hasil belajar intektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, menilai dan
mencipta.
1) Mengingat, yakni kemampuan
menyebutkan kembali informasi
atau pengetahuan yang tersimpan
dalam ingatan. Contoh :
menyebutkan arti taksonomi.
2) Memahami, yakni kemampuan
memahami instruksi atau makna
idea tau konsep yang telah
diajarkan baik dalam bentuk lisan
tertulis, maupun grafik atau
diagram.
3) Menerapkan yaitu kemampuan
melakukan sesuatu dan
mengaplikasikan konsep dalam
situasi tertentu.
4) Menganalisis yaitu kemampuan
memisahkan konsep ke dalam
beberapa komponen dan
menghubungkan satu sama lain
untuk memperoleh pemahaman
atas konsep tersebut secara utuh
b. Ranah Afektif

Mencakup segala sesuatu yang


terkait dengan emosi, misalnya perasaan,
nilai, penghargaan, semangat, minat,
motivasi, dan sikap.
1) Penerimaan yaitu kemampuan
suatu sadar, kemauan untuk
menerima, perhatian terpilih.
Contoh : Siswa mau mendengarkan
pendapat orang lain, mengingat
nama seseorang.
2) Responsif yaitu kemampuan
berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran dan selalu termotivasi
untuk segera bereaksi dan
mengambil tindakan atas suatu
kejadian. Contoh : berpartisipasi
dalam diskusi kelas.
3) Nilai yang dianut (Nilai Diri) yaitu
kemampuan menunjukkan nilai
yang dianut untuk membedakan
mana yang baik terhadap suatu
kejadian/obyek, dan nilai tersebut
diekspresikan dalam perilaku.
Contoh : mengusulkan kegiatan
sosial sesuai yang berlaku dan
komitmen perusahaan.
a. Ranah Psikomotoris

Meliputi gerakan dan koordinasi


jasmani, keterampilan motorik dan
kemampuan fisik. Keterampilan ini dapat
diasah jika sering melakukannya. Ada
tujuh kategori dalam ranah psikomotorik
yaitu :
1) Persepsi yaitu kemampuan
menggunakan saraf sensori dalam
menginterpretasikannya dalam
memperkirakan sesuatu. Contoh:
menurunkan suhu AC saat merasa
suhu ruangan panas.
2) Kesiapan yaitu kemampuan untuk
mempersiapkan diri, baik mental,
fisik, dan emosi, dalam menghadapi
sesuatu. Contoh: melakukan
pekerjaan sesuai urutan, menerima
kelebihan dan kekurangan
seseorang.
3) Reaksi yang diarahkanya itu
kemampuan untuk memulai
ketrampilan yang kompleks dengan
bantuan/bimbingan dengan
meniru dan uji coba. Contoh:
Mengikuti arahan dari instruktur.
4) Reaksi natural (mekanisme) yaitu
kemampuan melakukan kegiatan
pada tingkat ketrampilan tahap
yang lebih sulit. Melalui tahap ini
diharapkan siswa akan terbiasa
melakukan tugas rutinnya. Contoh:
menggunakan komputer.
3. Jejaring Sosial Instagram
a) Pengertian jejaring sosial
Nasrullah (2015:16), mengatakan
bahwa kata jaringan (network) bisa dipahami
dalam terminologi bidang teknologi seperti
ilmu komputer yang berarti infrastruktur
yang menghubungkan antara komputer
maupun perangkat keras (hardware) lainnya.
Koneksi ini diperlukan karena komunikasi
bisa terjadi jika antar komputer terhubung,
termasuk di dalamnya perpindahan data.
Iswarahadi (2013:38) juga menyampaikan
pendapatnya bahwa internet adalah
seperangkat jaringan teknologi komunikasi
elektronik tanpa batas. Sifatnya : komunikasi
yang termediasi oleh komputer, individual,
dan ketiadaan hierarki. Melalui internet
terciptalah apa yang disebut sebagai “virtual
community”atau dunia maya.
Cecilia Paulina Sianipar (2015:4)
mengungkapkan bahwa masih banyak
masyarakat beranggapan bahwa proses
pembelajaran di dunia pendidikan dan
aktivitas media sosial adalah dua hal yang
saling berseberangan. Karena sifatnya yang
dinamis dan afektif, media sosial memililiki
daya tarik yang kuat bagi para peserta
didik. Oleh karena itu, media sosial dilihat
cenderung mengalihkan perhatian peserta
didik dari fokus pengembangan
kompetensi yang disasar melalui proses
pembelajaran. Beberapa refleksi dunia
pendidikan dewasa ini sepakat bahwa
hubungan antara proses pembelajaran dan
aktivitas media sosial seharusnya tidak
bertentangan. Sifat media sosial yang
dinamis, aktual, dan afektif dapat
dikaitkan dengan dunia pendidikan,
misalnya para pendidik dapat
menghubungkan proses pembelajaran
dengan isu-isu riil yang terjadi di dunia,
atau memnfaatkan dunia maya sebagai
referensi yang kaya bagi materi
pendidikan.
Sementara itu, Ega Rima Wati
(2016:119) menyampaikan pendapatnya
bahwa fungsi media pembelajaran internet
di antaranya sebagai alat komunikasi,
informasi, perpustakaan dalam bentuk
jaringan komputer, tambahan
pembelajaran, pelengkap materi
pembelajaran siswa di kelas dan pengganti
model pembelajaran tatap muka. Internet
merupakan media komunikasi dan
informasi yang melibatkan setiap
pengguna dapat berpartisipasi dalam
segala waktu, artinya internet dapat
diakses kapan saja tanpa dibatasi oleh
ruang dan waktu. Internet juga
mempermudah para pemakainya untuk
mendapatkan informasi-informasi maupun
pengetahuan secara cepat. Media internet
dapat mendeskripsikan materi
pembelajaran dengan semenarik mungkin.
Deskripsi tersebut tentunya harus sesuai
dengan konsep materi pembelajaran.
Informasi mengenai materi pembelajaran
yang dapat didengar dan dapat dilihat
dapat ditampilkan melalui internet.
Dengan demikian materi pembelajaran
dapat ditangkap dengan baik oleh siswa.
Dari beberapa pendapat mengenai
pengertian jejaring sosial di atas dapat
disimpulkan bahwa jejaring sosial adalah
akses internet yang digunakan secara online
yang dapat menghubungkan antara
komputer maupun perangkat keras
(hardware) lainnya guna untuk
berkomunikasi dan berbagi informasi
melalui pesan teks, foto maupun video.
b) Pengertian Instagram
Instagram merupakan sebuah
aplikasi dimana seseorang bisa untuk
berbagi foto-foto yang memungkinkan
untuk pengguna mengambil foto,
menerapkan filter digital, dan membagi ke
berbagai layanan jejaring sosiall, termasuk
milik Instagram sendiri. Nama Instagram
sendiri berasal dari kata "insta" yang berarti
"instan" dan “gram” yang mempunyai arti
"telegram". Dari kedua kata tersebut,
Instagram dapat diartikan menampilkan dan
menyampaikan informasi berupa foto atau
gambar secara cepat melalui aplikasi yang
dapat diakses oleh orang lain
(https://www.bitebrands.co/2015/01/sejar
ah-dan- perkembangan-media-sosial.html,
diakses pada Kamis, 26 September 2019,
pukul 15.25 WIB).
c) Fitur-fitur Instagram
Fitur-fitur yang ada di Instagram
diantaranya :
1) Kamera

Instagram mempunyai sejumlah


fitur-fitur unggulan yang membuatnya
digemari oleh jutaan pengguna. Yang
pertama adalah fitur kamera, dimana lewat
Instagram pengguna tidak hanya bisa
mengunggah foto dari galeri. Tetapi dapat
juga langsung membidik atau merekam
momen dari dalam aplikasi kemudian
mengedit, memberi caption baru
membagikannya.
2) Editor

Kedua, Instagram punya tool editor


yang menjadi tempat bagi para pengguna
untuk memoles foto yang dijepret lewat
kamera perangkatnya. Di sini akan
dijumpai 10 tool editor tingkat lanjut untuk
mengatur kembali pencahayaan, kontras
dan saturasi semudah menggerakkan
jemari tangan. Di update terbaru Instagram
tidak lagi mengharuskan foto berwujud
kotak, tapi sudah mendukung pilihan
portrait dan juga landscape. Memberikan
keleluasaan kepada pengguna saat ingin
membagikan foto dengan sudut tangkapan
lensa yang lebih lebar.
3) Tag dan Hashtag

Sebagaimana jejaring sosial pada


umumnya, Instagram juga punya fitur tag
dan hashtag yang fungsinya untuk
menandai teman atau mengelompokkan
foto dalam satu label.

4) Caption

Caption berfungsi layaknya


deskripsi, di sinilah pengguna bisa
memberikan sepatah dua patah kata soal
foto yang diunggah. Di samping tentunya
menambahkan, hashtag
(https://dailysocial.id diakses pada
Kamis, 8 November 2019,
pukul 18.54 WIB).

b. Cara penggunaan Instagram

Langkah-langkah penggunaan Instagram yakni


sebagai berikut :

1) Instalasi

Proses yang dilakukan pertama kali


dalam langkah penggunaan Instagram
adalah menginstal aplikasi Instagram di
ponsel. Caranya dengan mengunduhnya di
layanan katalog aplikasi yakni Google Play
Store. Di Google Play Store inilah masyarakat
dapat mengunduh berbagai aplikasi baik
berbayar maupun gratis. Berikut langkah-
langkah instal Instagram: Jalankan aplikasi
play store yang merupakan pusat untuk
belanja aplikasi; pada kotak search atau
pencarian ketik kata Instagram, kemudian
tekan ikon search bertanda kaca pembesar;
Tampil aplikasi Instagram, lalu pilih;
setelah itu masuk bagian deskripsi aplikasi,
tekan tombol instal; masuk ke halaman
permission, tekan tombol Accep & Download;
tunggu sampai selesai mengunduh dan
menginstalnya hingga muncul dua menu,
tekan tombol open; Instalasi selesai.
2) Registrasi

Diperlukan sebuah akun yang


merupakan identitas resmi sebagai
pengguna Instagram. Proses pendaftaran
cukup simpel : Masuk aplikasi Instagram;
pilih dan tekan tombol Sign up untuk
melakukan registrasi; isi pada formulir
data-data yang diperlukan, yakni E-mail,
username, dan password; pilih menu set
profile picture, dapat dengan cara memotret
langsung, mengambil dari gambar yang
sudah ada; kembali ke halaman sign up,
tekan tombol sign up untuk mendaftar;
proses registrasi selesai
3) Antarmuka

Setelah selesai registrasi dan


memiliki akun Instagram, kita mulai bisa
bereksplorasi dengan aplikasi ini. Ada lima
menu utama semuanya terletak di bawah
yaitu : Home Page , Populer, Take Photo, News
feed, dan Profile.
d) Kelebihan dan kelemahan instagram
Media sosial Instagram mungkin
sudah tidak asing lagi pada kalangan
masyarakat Indonesia. Sejak diluncurkan
pada tahun 2013, salah satu media sosial
yang banyak diminati anak muda ini
semakin berkembang pesat sampai saat ini.
Instagram tidak hanya dijadikan media
untuk sekedar having fun namun juga dapat
dimanfaatkan oleh banyak orang untuk
kebutuhan mereka masing- masing. Seperti
halnya media sosial lainnya, Instagram juga
memiliki kelebihan serta kekurangan.

1) Kelebihan : Banyak digunakan; mudah


dipergunakan; memudahkan yang
ditawarkan instagram menjadikannya
media yang cepat menarik minat
masyarakat untuk menggunakannya;
memposting foto atau video, memfollow,
mengomentari, memberi like, hingga
searching sesuai hashtag pun bisa
dilakukan dengan sangat praktis;
mudah untuk promosi; koneksi
menggunakan sosial media lain;
bersifat privasi. Jika kita ingin orang
lain tidak bisa melihat isi instagram
kita, maka kita bisa mengunci
instagram tersebut. Instagram
memiliki beragam fitur untuk
mengedit foto kita. Instagram
menyantumkan Follower dan Following
kita. Instagram bisa follow tanpa batas.
2) Kekurangan : Spamming. Kemudahan
yang diberikan instagram dalam hal
berinteraksi, membentuk sosial media
ini sangat rawan spamming.
Umumnya spamming banyak terlihat
pada bagian komentar. Namun kita
bisa menyiasatinya menggunakan
memberlakukan private di akun anda
supaya tidak sembarang orang bisa
berkomentar di postingan anda. Durasi
video maksimal hanya 1 menit. Foto
yang di share berukuran kecil,
sehingga foto terlihat kurang jelas.
Instagram tidak menampilkan cover
picture, hanya menampilkan profile
picture. Instagram juga dapat di update
secara berkala sesuai dengan
kebutuhan penggunanya.

B. Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan dengan penelitian ini
adalah penelitian yang dilakukan:
1. Melani (2011) yang berjudul “Penggunaan
aplikasi Instagram dalam upaya
meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa kelas VIII di SMP Pantekosta
Magelang mengenai materi matematika
tentang faktorisasi bentuk aljabar.
Rumusan masalah yang ingin diteliti
adalah bentuk/penerapan penggunaan
Instagram dalam pembelajaran matematika
dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar dengan cara memanfaatkan
Instagram untuk berbagi foto yang
diberikan sebelum pembelajaran
berlangsung untuk memacu motivasi dan
yang mempengaruhi hasil belajar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) dengan
menggunakan aplikasi Instagram dalam
pembelajaran aljabar, siswa mengalami
peningkatan motivasi belajar terlihat dari
rata-rata yaitu 55% pada siklus I menjadi
85% pada siklus II. (2) Hasil belajar ranah
kognitif mengalami peningkatan dari 20%
pada siklus I menjadi 80% pada siklus II.
(3) Siswa mengalami peningkatan hasil
belajar afektif dari 81,33% pada siklus I
menjadi 90,67% pada siklus II. Dapat
disimpulkan bahwa penerapan media
Instagram dapat meningkatkan motivasi
siswa pada materi aljabar dan dapat
meningkatlkan hasil belajar siswa pada
materi aljabar.
2. Kusumawardani (2015) yang berjudul
“Hubungan Akses Media Sosial dengan
Minat Baca, Intensitas Menonton Televisi
dan Perilaku Konsumsi Siswa Muda Di
Paroki Boro”. Penelitian ini dilakukan
untuk melihat apakah ada hubungan akses
media sosial dengan minat baca anak muda
di Paroki Boro, apakah ada hubungan akses
media sosial dengan intensitas menonton
televisi anak muda di Paroki Boro dan
apakah ada hubungan akses media sosial
dengan perilaku konsumsi anak muda di
Paroki Boro. Dari hasil penelitian diperoleh
data bahwa terdapat hubungan akses
media sosial dengan minat baca OMK St.
Theresia Lisieux Boro. Hasil menunjukkan
bahwa : (1) terdapat hubungan yang
sigbifikan positif antara akses media sosial
dan minat baca anak muda di Paroki Boro
(ρ = 0,032 < α = 0,05); (2) terdapat hubungan
yang signifikan positif akses media sosial
dan intensitas menonton televise muda di
Paroki Boro (ρ = 0,003 < α = 0,05; dan (3)
terdapat hubungan yang signifikan positif
akses media sosial dan perilaku konsumsi
anak muda di Paroki Boro (ρ = 0,000 < α =
0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hubungan antara akses media sosial
dengan minat baca semakin meningkat.
Penelitian tersebut memiliki ruang
lingkup dan sasaran yang hampir sama
yaitu penggunaan media sosial dalam
proses pembelajaran yang mampu
digunakan guna meningkatkan hasil
belajar siswa.

C. Kerangka berpikir
Belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Nana Sudjana
(1989 : 39) mengutip dari Clark mengatakan
bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan
30% dipengaruhi oleh lingkungan. Kendati
demikian lingkungan tetap saja masih
menjadi faktor yang penting yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Supaya kegiatan pembelajaran
dapat berjalan secara efektif dan efisien
serta tujuan pendidikan tercapai, perlu
adanya instrumen belajar. Salah satu
bentuk dari instumen belajar adalah alat
atau media belajar. Media pembelajaran
dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi dalam proses belajar
mengajar. Ega Rima Wati (2016:8)
mengatakan bahwa penggunaan media
pembelajaran dapat membangkitkan minat
peserta didik mengikuti proses
pembelajaran secara focus.
Media pembelajaran tidak hanya
sekedar menjadi fasilitas saja tetapi juga
menjadi sarana interaksi dan komunikasi
guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar. Media pembelajaran juga dapat
memberikan rangsangan dalam kegiatan
belajar peserta didik. Dengan data menarik
dan terpercaya yang disajikan melalui
media pembelajaran, maka materi
pembelajaran tersebut dapat membantu
peserta didik meningkatkan
pemahamannya yang dapat dilihat dari
hasil atau prestasi belajar mereka.
Pemanfaatan media dalam pembelajaran
dapat memperjelas penyajian pesan,
informasi dan dapat memperluas dan
meningkatkan proses dan hasil belajar.
Maka penting untuk memanfaatkan dan
mengolah media dalam proses
pembelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis menguraikan metodologi


penelitian yang digunakan dalam memperoleh data
pengaruh penggunaan jejaring sosial Instagram
terhadap hasil belajar materi membuat sulam pita
siswa kelas XI SMKN 6 Surabaya yang meliputi
desain penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, teknik dan
instrumen pengumpulan data, teknik
pengembangan instrumen dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
menggunakan kuantifikasi angka mulai dari
pengumpulan data, pengolahan data yang
diperoleh, sampai pada penyajian data. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian eksperimen.
Menurut (Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989 : 19),
metode eksperimen dapat mengungkap hubungan
antara dua variabel atau lebih atau mencari
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Dengan kata lain, eksperimen mempunyai sifat
prediktif. Melalui metode penelitian seperti inilah
peneliti dapat memperoleh data yang meyakinkan
mengenai efek dari suatu variabel pada variabel lain.
Dengan demikian, dalam eksperimen ada dua
variabel yang menjadi perhatian utama, yakni
variabel bebas dan variabel terikat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK .....
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus
2020

C. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas XI
semester ganjil pada SMKN 6 Surabaya yang masuk
dalam jurusan Tata Busana. Sedangkan objek
penelitian ini adalah penggunaan aplikasi Instagram
guna meningkatkan hasil belajar siswa dalam
Pelajaran membuat sulam pita. Berikut adalah tabel
jumlah siswa sebagai responden.

No kelas Jumlah Siswa

Total
Tabel .... Jumlah responden penelitian

D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pra- eksperimen. Desain ini
belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh
karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen, (Sugiyono, 2012 : 109). Desain pra-
eksperimen yang dipilih dalam penelitian ini adalah
One-Shot Case Study.
X O
X = treatmen yang di berikan yaitu pembelajaran
menggunakan jejaring sosial instagram dalam materi
membuat sulaman pita.
O = Observasi yaitu hasil belajar siswa
(Sumber : Sugiyono, 2016:109)

E. Metode pengumpulan data


1. Kuisioner/penyebaran angket
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan
data pada rumusan masalah pertama yaitu respon
siswa terhadap pembelajaran membuat sulaman
pita menggunakan jejaring sosial instagram.
Penyebaran angket merupakan penyebaran
angket angket merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya, (Sugiyono 2012: 199). Penyebaran
angket dilakukan dengan cara memberikan angket
yang berisi pertanyaan setelah diadakannya
pembelajaran hiasan busana di kelas sesuai dengan
materi yang telah ditentukan. Setelah angket selesai
diisi oleh responden, kemudian angket
dikembalikan lagi kepada peneliti.
Pada penelitian ini menggunakan kuisioner
tertutup, yauitu kuisioner berisi pertanyaan dan
sudah dilengkapi dengan alternatif jawaban,
sehingga responden hanya perlu memilih alternatif
jawaban tersebut.
2. Tes
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan
data pada rumusan masalah kedua yaitu pengaruh
penerapan jejaring sosial instagram dalam
pembelajaran membuat sulaman pita siswa kelas XI
pasa SMK.....
Menurut Nana Sudjana (2016:35) tes adalah
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada
siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam
bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes
tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes
tindakan).
F. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2016:149), mengemukakan bahwa
instrumen penelitian merupakan alat untuk
mengukur fenomena baik fenomena alam maupun
fenomena sosial yang diamati. Dalam penelitian ini
menggunakan dua instrument:
1. Kuisioner/Penyebaran angket
Angket digunakan untuk mengetahui respon
siswa terhadap penggunakan jejaring sosial
instagram dalam pembelajaran pada materi
membuat sulam pita. Pada lembar angket respon,
penilaian dilakukan dengan memberikan tanda cek
(√) yang berarti “ya” jika siswa setuju, dan tanda
setrip (-) yang berarti “tidak” jika siswa tidak setuju.
Tabel _._ Aspek yang diamati dari responden
No Uraian Keterangan
Ya Tidak
2. Tes
 Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tulis dan tes
keterampilan.
 Instrumen tes tulis berupa soal pilihan
ganda, isian, uraian. Instrumen uraian
dilengkapi pedoman penskoran.
 Instrumen tes keterampilan berupa
pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok
sesuai dengan karakteristik tugas.
 Teknik : Tes tertulis dan tes keterampilan
 Bentuk Instrumen : Pertanyaan dan penugasan
Tabel _._ Penilaian Tes Tulis

NO INDIKATOR SKOR

Tabel _._ Penilaian Tes Keterampilan

NO SIKAP/NILAI BUTIR
INSTRUMEN
G. Metode Analisis Data

1. Analisis Lembar Angket Respon Siswa


Lembar angket respon siswa digunakan untuk
mengukur rasa senang dan kemudahan memahami
materi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan, yang dihitung dengan menggunakan
presentase skala Gutman yaitu “Ya” dan “Tidak”.
Data respon siswa dianalisis dengan menggunakan
presentase (%). Dengan rumus sebagai berikut

𝐹
P (%) = 𝑁 x 100%

(Trianto, 2010)
Keterangan:
P = presentase jawaban Ya atau Tidak responden
F = jumlah jawaban Ya/tidak dari responden
N = jumlah responden (siswa)
2. Analisis lembar tes tulis dan keterampilan siswa
Deskripti penelitian ini menggunakan deskripsi
frekuentif dan statistik. Deskripsi statistik
digunakan untuk mendeskripsikan variabel
penelitian yang diperoleh melalui hasil-hasil
pengukuran (Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989 :126).
Deskripsi frekuensi merupakan statistik deskripsi
yang menggambarkan data dalam bentuk kuantitatif
yang tidak menyertakan pengambilan keputusan
melalui hipotesis. Deskripsi frekuensi digunakan
untuk mengetahui frekuensi setiap variabel data dan
mengetahui distribusi respon dari setiap responden.

Anda mungkin juga menyukai