PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
DWI AYU TIARA
NIM 17050404050
Nim : 17050404050
NIP : 196712311993032002
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan suatu proses pembelajaran
yang berlangsung di dalam kelas dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
yaitu siswa. Dalam mengikuti proses
pembelajaran siswa menjadi salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan dalam suatu
pelajaran. Situasi siswa yang mendukung
biasanya akan menciptakan proses
pembelajaran yang baik dan lancar, sementara
situasi siswa yang kurang mendukung akan
menciptakan proses dan hasil pembelajaran
yang kurang maksimal.
Dalam pengalaman guru saat diobervasi
ketika mengajar di sekolah, guru menyatakan
bahwa pembelajaran yang berlangsung di kelas
masih seringkali kurang berjalan dengan
kondusif. Siswa cenderung ribut, tidak
memperhatikan pelajaran dan asyik melakukan
hal-hal yang mereka senangi seperti mengobrol
dengan teman sendiri, bermain, keluar kelas
bahkan tidur. Hal-hal tersebut terjadi karena
macam-macam faktor; metode mengajar guru,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa lain serta media belajar.
Penggunaan media dalam pembelajaran
seringkali masih kurang dikelola dengan baik
oleh guru, padahal media belajar yang dikemas
secara menarik mampu meningkatkan
keberhasilan guru maupun siswa dalam proses
belajar mengajar. Ketika mengikuti pelajaran
siswa akan cepat merasa bosan jika proses
pembelajaran yang dikemas guru kurang
menarik dan kreatif. Sebaliknya siswa akan
merasa antusias jika pembelajaran yang
berlangsung selama pelajaran memberi kesan
dan membuat semangat belajar bagi mereka.
Pembelajaran yang disajikan secara menarik
dan disukai oleh siswa pasti akan membuat
proses pembelajaran berhasil dan siswa akan
merasa semangat untuk mengikuti pelajaran.
Saat ini telah banyak ditemukan sarana
dan prasarana baru, modern dan canggih yang
mampu menunjang proses pembelajaran
menjadi lebih menarik, kreatif dan
menyenangkan. Pembelajaran yang menarik
dengan menggunakan media yang cocok dapat
dicapai salah satunya dengan pengunaan
berbagai alat- alat elektronik atau gadget jaman
sekarang seperti laptop maupun smartphone
yang kini sudah banyak digunakan oleh
masyarakat mulai dari orang tua, kaum muda
hingga anak-anak. Sarana tersebut dapat
digunakan untuk mencari atau mengakses hal-
hal yang menarik guna mendukung proses
belajar menjadi lebih menyenangkan dan
berkualitas.
Maka dapat diketahui bahwa kaum
pelajar di zaman sekarang lebih tertarik dan
berminat akan sesuatu yang menyenangkan,
tidak membosankan dan dapat membuat
mereka semangat dalam belajar. Mereka
membutuhkan dan mencari hal-hal yang
menarik dan baru di jaman yang semakin
canggih dan berkembang ini karena mereka
senang mengikuti trend yang selalu berganti.
Kaum muda saat ini juga berusaha agar mereka
dapat memiliki ataupun menggunakan apa
yang menjadi hal baru saat ini.
Iswarahadi (2003 : 24) mengatakan,
kaum beriman baik awam, imam maupun kaum
religius sudah masuk dalam zaman informasi
yang cepat berubah. Jejaring sosial bisa dibilang
fenomena baru yang ada dalam kehidupan kita
saat ini terutama di kalangan anak-anak, kaum
muda sampai dengan orang tua. Salah satu
jejaring sosial yang masih trend dikalangan
kaum muda dan anak-anak hingga saat ini
adalah Instagram. Instagram merupakan
sebuah aplikasi sosial media yang berbasis
Android untuk smartphone, iOS, untuk iPhone,
Blackberry, Windows Phone dan bahkan yang
terbaru saat ini bisa dijalankan di komputer
atau PC
(https://www.nesabamedia.com/pengertian-
instagram/ diakses pada Kamis, 26 September
2019, pukul 15.25 WIB). Melalui instagram,
pengguna dapat melakukan aktivitas berbagi
foto dan video yang memungkinkan pengguna
mengambil foto, mengambil video, menerapkan
filter digital, dan membagikannya ke berbagai
layanan jejaring sosial. Kecenderungan siswa
yang mayoritas senang mengakses Instagram
dapat ditempatkan sebagai sarana atau media
belajar bagi mereka dengan cara yang mereka
sukai. Jejaring sosial Instagram yang siswa
gunakan tersebut nantinya bukan hanya
sekedar untuk mencari hiburan semata tapi juga
dapat dimanfaatkan sebagai media yang
sungguh-sungguh menghasilkan manfaat bagi
siswa terutama dalam meningkatkan prestasi
mereka dalam suatu proses pembelajaran.
Di kalangan peserta didik zaman ini,
tentu Instagram sudah tidak asing didengar
bahkan sebagian besar menggunakannya.
Motivasi mereka menggunakan jejaring sosial
Instagram juga beragam, mulai dari sekedar
ingin eksis atau untuk menambah followers agar
dapat menambah teman. Kenyataannya di
sekolah Instagram seringkali masih
memberikan dampak atau pengaruh yang
negatif bagi peserta didik, misalnya siswa
menjadi malas belajar. Siswa yang sudah
memiliki ketergantungan dengan jejaring sosial
juga menjadi kurang peduli dengan orang lain,
hanya sibuk bermain dengan jejaring sosial,
serta minat dan prestasi belajar menjadi
terganggu bahkan menurun.
Di samping memiliki dampak negatif,
Instagram memiliki dampak positif juga,
contohnya dapat digunakan sebagai media
belajar dengan memanfaatkan pengetahuan
atau ilmu yang ada di dalamnya. Dalam
kaitannya di dunia pendidikan, Instagram juga
memiliki manfaat diantaranya; menciptakan
komunitas, melanjutkan pembahasan pelajaran,
mengatur sumber pembelajaran, mendukung
materi pembelajaran dan juga bertambahnya
wawasan. Instagram juga menyajikan macam-
macam fitur yang dapat diakses oleh
penggunanya misalnya, pengguna dapat
mengikuti atau following akun-akun yang
menyediakan atau menyajikan hal-hal
mengenai pengetahuan atau ilmu yang
berkaitan dengan pendidikan. Selain itu
pengguna Instagram juga dapat saling berbagi
pengetahuan satu sama lain melalui fitur tag
dan hastag. Jadi dampak baik maupun
buruknya penggunaan Instagram tergantung
bagaimana masyarakat terutama kaum pelajar
mampu bertanggungjawab terhadap
penggunaan jejaring sosial tersebut. Peran
orang tua dan para guru di sekolah juga
diharapkan membantu peserta didik mampu
menggunakan instagram secara
bertanggungjawab dan mendorong peserta
didik agar Instagram tidak hanya sekedar
digunakan untuk hal-hal yang kurang penting
tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana
untuk meningkatkan prestasi belajar mereka.
Dengan berkembangnya berbagai
teknologi dan budaya yang terus mengalami
kemajuan saat ini, maka tidak ada salahnya jika
pembelajaran membuat sulaman pita dikemas
dengan menggunakan sarana istagram
sehingga dapat menciptakan pembelajaran
yang menarik. Penulis melihat peluang dari
berbagai teknologi yang ada saat ini dapat
dimanfaatkan sebagai media belajar yang
menarik bagi siswa terutama yang berada di
daerah perkotaan, salah satunya dengan
menggunakan jejaring sosial Instagram sebagai
media belajar. Instagram merupakan media
yang dirasa cocok digunakan oleh penulis
dalam melaksanakan pembelajaran membuat
sulaman pita melihat situasi peserta didik yang
senang menggunakannya. Dalam proses
pembelajaran nanti, Instagram akan diolah
menjadi media belajar bagi peserta didik yang
menarik dan mampu diakses kapan saja
maupun dimana saja, karena sebagian besar
pelajar saat ini sudah memiliki dan
menggunakan Instagram. Peserta didik yang
tidak memiliki kuota internet yang cukup untuk
mengakses Instagram juga dapat menggunakan
fasilitas internet gratis atau wifi yang sudah
disediakan oleh sekolah. Dengan Instagram
inilah siswa dapat dimudahkan dalam
belajarnya dengan cara yang menyenangkan
sehingga dapat saling berbagi pengalaman dan
berkomunikasi bahkan dapat saling berdiskusi.
Dengan adanya latar belakang tersebut
penulis ingin mencoba meneliti penggunaan
Instagram sebagai sarana pengajaran membuat
sulaman pita untuk siswa kelas XI dan melihat
apakah Instagram berpengaruh bagi siswa
terutama dalam meningkatkan hasil belajar
belajar mereka terhadap pelajaran membuat
sulaman pita sesuai dengan materi yang
diberikan. Dengan begitupula pelajaran
membuat sulaman pita juga akan lebih mudah
diakses dan dilakukan kapan maupun dimana
saja, maka peneliti tertarik meneliti "Pengaruh
penerapan jejaring sosial Instagram dalam
pembelajaran terhadap hasil belajar materi
membuat sulaman pita siswa kelas XI SMKN 6
Surabaya”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah
yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana respon siswa terhadap
pembelajaran membuat sulaman pita
menggunakan jejaring sosial instagram ?
2. Apakah jejaring sosial instagram dapat
berpengaruh dalam pembelajaran
terhadap hasil belajar materi membuat
sulaman pita pada siswa kelas XI....
Surabaya ?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana respon
siswa terhadap pembelajaran membuat
sulaman pita menggunakan jejaring sosial
instagram.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh penggunaan jejaring sosial
Instagram dalam pembelajaran terhadap
pelajaran membuat sulaman pita.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi para Guru
dan peserta didik dalam menggunakan
jejaring sosial Instagram untuk sarana
pembelajaran, manfaatnya sebagai berikut:
Bagi peserta didik
a. Instagram sebagai media untuk
membantu siswa memiliki
kemampuan beradaptasi dan
berkomunikasi secara interaktif baik
dengan teman maupun guru dalam
proses pendidikan dan pengajaran.
b. Instagram sebagai sarana pembekalan
dan pelatihan terhadap pemanfaatan
TIK.
c. Jejaring sosial Instagram membantu
memaksimalkan daya tangkap siswa,
karena tidak hanya terpaku pada teks
tetapi bisa berupa gambar, video yang
lebih menarik dan menyenangkan.
d. Instagram membantu
mengoptimalkan proses belajar
mengajar karena tidak lagi terikat
oleh ruang dan waktu.
Bagi Guru
a. Sebagai sarana untuk kompetensi dan
profesionalisme tenaga pengajar.
b. Memberikan masukan guru untuk
mengembangkan diri atau menemukan
strategi mengajar guna meningkatkan
wawasannya.
c. Sebagai bentuk pemanfaatan TIK dalam
pengembangan kegiatan belajar mengajar
secara interaktif.
d. Mempermudah dalam pemantauan
kegiatan pembelajaran siswa.
e. Pemanfaatan multimedia (gambar, video,
foto untuk pengayaan dan
penganekaragaman materi ajar).
E. Batasan Penelitian
Batasan masalah yang dipilih penulis lebih
memfokuskan penelitian pada pengaruh dari
penerapan jejaring sosial Instagram dalam
pembelajaran terhadap hasil belajar dalam
materi pembelajaran membuat sulaman pita
untuk siswa kelas XI SMK..... Surabaya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Sulaman Pita
a. Pengertian Sulaman Pita
Sulam pita merupakan salah satu seni
menyulam yang mempergunakan pita sebagai
bahan sulamnya (Wahyupuspitowati, 2008).
Sulam pita adalah salah satu teknik menghias
kain dengan cara menjahitkan pita secara
dekoratif ke atas benda yang akan dihias
sehingga terbentuk suatu disain hiasan baru
dengan menggunakan berbagai macam tusuk-
tusuk hias (www.kr.co.id)
Sulam pita atau ribbon embroidery sudah dikenal
sejak pertengahan abad 17, dimana pada saat itu
sulaman pita tidak hanya digunakan untuk
menghias busana tetapi juga untuk menghias tas
tangan, kerudung, selendang, payung, dan
berbagai peralatan rumah tangga.
a. Bahan
1. Pita
Pita merupakan bahan dasar dalam menyulam. Pita
tersedia dalam berbagai variasi berdasarkan jenis dan
ukurannya. Ada berbagai macam pita berdasarkan
jenis bahannya (Rosa Amelia, 2008) yaitu:
- Pita Satin
Bahannya sedikit tebal, seratnya rapat dan
warnanya mengilat. Pita satin tersedia dalam bebagai
macam warna dan ukuran, yaitu 2 inci, 1 inci, ½ inci,
¼ inci, dan 1/8 inci. Berdasarkan karakteristik
bahannya pita satin cenderung kaku.
- Pita Organdi
Bahannya tipis, sangat ringan, transparan dan
seratnya renggang. Terdiri dari bebagai macam warna
dan ukuran yang sama dengan pita satin. Pita organdi
tersedia dalam bebagai variasi, ada yang berlipitkan
emas dan perak. Karekteristik bahan pita organdi
lembut dan memudahkan untuk menyulam.
2. Benang Sulam
Dipergunakan untuk membuat batang dan tangkai
daun agarterkesan rapid an cantik. Agar sulaman
halus, gunakan 2-3 helai benang. Penggunaan banyak
benang memang mempercepat pekerjaan menyulam,
tetapi hasil akhirnya tampak kasar.
3. Jarum sulam
Jarum yang cocok digunakan adalah jarum chenille.
Jarum tajam dengan batang besar dan lubang lebar
dengan nomor 15-18. Untuk menyulam batang ataupun
tangkai gunakan jarum yang biasa digunakan untuk
menyulam benang.
3. Kain
Kain terbagi menjadi tiga, yaitu serat alam, serat
sintetis, dan gabungan keduanya. Pada dasarnya
semua jenis kain dapat digunakan. Sebagai pemula,
sebaiknya gunakan kain belacu. Selain murah, belacu
memiliki serat kain yang tidak rapat. Penarikan pita
akan lebih mudah dilakukan.
5. Kertas
Digunakan untuk membuat motif atau pola yang akan
diciplakkan pada kain atau bahan. Untuk pola atau
motif yang berulang, gunakan kertas yang tidak mudah
sobek, misalnya kertas Samson. Jika tidak menemukan
kertas Samson, gunakan kertas putih biasa untuk
membuat polanya. Ketika akan diJiplakkan pada kain
atau bahan kertas pola tersebut dilapisi plastic bening
pada bagian atas pola, agar pola tidak mudah koyak
6. Pembidang/Ram
Pembidang digunakan untuk membentang kain.
Kain yang membentang kaku akan memudahkan
penarikan pita, terutama jika menggunakan kain yang
bertekstur rapat dan pita yang berukuran besar. Tetapi
jika menggunaka bahan yang melar, jangan ditarik
terlalu kencang.
7. Karbon
Berguna untuk menjiplak gambar atau motif yang telah
dibuat ke bahan atau kain. Gambar yang sudah
disalin tidak akan cepat terhapus. Jejak karbon akan
hilang jika kain dicuci.
2. Hasil belajar
Nana Sudjana (1992:22) mengatakan
bahwa dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun
tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
a. Ranah kognitif
4) Caption
1) Instalasi
C. Kerangka berpikir
Belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Nana Sudjana
(1989 : 39) mengutip dari Clark mengatakan
bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan
30% dipengaruhi oleh lingkungan. Kendati
demikian lingkungan tetap saja masih
menjadi faktor yang penting yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Supaya kegiatan pembelajaran
dapat berjalan secara efektif dan efisien
serta tujuan pendidikan tercapai, perlu
adanya instrumen belajar. Salah satu
bentuk dari instumen belajar adalah alat
atau media belajar. Media pembelajaran
dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi dalam proses belajar
mengajar. Ega Rima Wati (2016:8)
mengatakan bahwa penggunaan media
pembelajaran dapat membangkitkan minat
peserta didik mengikuti proses
pembelajaran secara focus.
Media pembelajaran tidak hanya
sekedar menjadi fasilitas saja tetapi juga
menjadi sarana interaksi dan komunikasi
guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar. Media pembelajaran juga dapat
memberikan rangsangan dalam kegiatan
belajar peserta didik. Dengan data menarik
dan terpercaya yang disajikan melalui
media pembelajaran, maka materi
pembelajaran tersebut dapat membantu
peserta didik meningkatkan
pemahamannya yang dapat dilihat dari
hasil atau prestasi belajar mereka.
Pemanfaatan media dalam pembelajaran
dapat memperjelas penyajian pesan,
informasi dan dapat memperluas dan
meningkatkan proses dan hasil belajar.
Maka penting untuk memanfaatkan dan
mengolah media dalam proses
pembelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
menggunakan kuantifikasi angka mulai dari
pengumpulan data, pengolahan data yang
diperoleh, sampai pada penyajian data. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian eksperimen.
Menurut (Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989 : 19),
metode eksperimen dapat mengungkap hubungan
antara dua variabel atau lebih atau mencari
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Dengan kata lain, eksperimen mempunyai sifat
prediktif. Melalui metode penelitian seperti inilah
peneliti dapat memperoleh data yang meyakinkan
mengenai efek dari suatu variabel pada variabel lain.
Dengan demikian, dalam eksperimen ada dua
variabel yang menjadi perhatian utama, yakni
variabel bebas dan variabel terikat.
Total
Tabel .... Jumlah responden penelitian
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pra- eksperimen. Desain ini
belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh
karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen, (Sugiyono, 2012 : 109). Desain pra-
eksperimen yang dipilih dalam penelitian ini adalah
One-Shot Case Study.
X O
X = treatmen yang di berikan yaitu pembelajaran
menggunakan jejaring sosial instagram dalam materi
membuat sulaman pita.
O = Observasi yaitu hasil belajar siswa
(Sumber : Sugiyono, 2016:109)
NO INDIKATOR SKOR
NO SIKAP/NILAI BUTIR
INSTRUMEN
G. Metode Analisis Data
𝐹
P (%) = 𝑁 x 100%
(Trianto, 2010)
Keterangan:
P = presentase jawaban Ya atau Tidak responden
F = jumlah jawaban Ya/tidak dari responden
N = jumlah responden (siswa)
2. Analisis lembar tes tulis dan keterampilan siswa
Deskripti penelitian ini menggunakan deskripsi
frekuentif dan statistik. Deskripsi statistik
digunakan untuk mendeskripsikan variabel
penelitian yang diperoleh melalui hasil-hasil
pengukuran (Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989 :126).
Deskripsi frekuensi merupakan statistik deskripsi
yang menggambarkan data dalam bentuk kuantitatif
yang tidak menyertakan pengambilan keputusan
melalui hipotesis. Deskripsi frekuensi digunakan
untuk mengetahui frekuensi setiap variabel data dan
mengetahui distribusi respon dari setiap responden.