Anda di halaman 1dari 5

UTS STARTEGI PEMBELAJARAAN SEJARAH

Dosen pengampu :

Izazatul Fajriyah, M.Pd.

Disusun oleh :

Rina andriani (2187201061)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS STKIP PGRI SIDOARJO

2022/2023
JAWABAN UTS :

1. A. )Contoh belajar tidak langsung tapi hasil pengamatan langsung ialah dimana sistem
pembelajaraan tersebut menggunakan metode Game untuk meningkatkan minat belajar
siswa yang baik yang dimana guru tersebut memberikan sebuah game atau bisa disebut
TRUE OR DARE kemudian para siswa diberikan untuk memilih salah satu kata tersebut
kemudian guru akan memberikan pertanyaan atau tantangaan lain nya, dimana
menggunakan penerapaan pembelajaraan ini siswa terlihat lebih antusias dalam
mengikuti kegiataan belajar dan banyak siswa yang mengatakan penerapaan
pembelajaraan seperti ini bagi mereka sangat menyenangkan dan membuat lebih
bergairah dalam pembelajaraan ketimbang harus diberikan tugas atau penjelasaan oleh
guru membuat mereka bosan dalam pembelajaraan.
B.) Contoh belajar pengamataan langsung hasil pengalaman secara pribadi ialah adanya
pembelajaraan sewaktu dilakukan waktu SMA yang dimana waktu itu berkujung atau
studi tour dan para siswa diharuskan mengamati setiap peninggalan barang sejarah yang
ada di museum soekarno dikota Blitar dimana barang bersejarah itun ialah tidak lain yang
dimiliki beliau pada waktu masa penjajahan banyak peninggalan yang ada disana dan
terdapat Makam beliau terletak tidak jauh dari museum tersebut dan para siswa maupun
guru yang ikut melakukan ziarah dimakam beliau
2. Model pembelajraan inquary learning adalah suatu model pemebelajaran yg terlahir dari
asumsi dasar yang dimana setiap manusia yang mempunyai rasa ingin tahu dan memiliki
kemampuan cara berpikir yang kritis dan unik. Sedangkan discovery learning disini
dinyatakan bahwa discovery ialah bagian dari inquary learning yang dijelaskan bahwa
model pembelajaraan berdasarkan penemuan konstruktivis dan teori bagaimana belajar.
Jadi kemiripian pembelajaraan kedua nya ini ialah dimana sama-sama menekan pada
proses mencari atau menekankan pada penemuan seseorangJika seseorang
menggunakan metode pencarian (berinkuiri), kemungkinan besar akan menemukan, dan
suatu penemuan (discovery) adalah hasil dari suatu pencarian.
3. Mungkin banyak sekali pandangan para ahli yang mengungkapkan teori belajar, namun
bertitik tolak dari situ baik secara eksplisit maupun implisit pasti ada kesamaan makna,
yaitu pada hakikatnya bahwa belajar itu adalah yang berkenaan dengan perubahan
tingkah laku yang sengaja dilakukan oleh individu sebagai responden terhadap
lingkungan. Perubahan itu antara lain yang berkaitan dengan perubahan pada aspek
kepribadian yang berfungsi secara terus-menerus, sehingga apa yang diperoleh dari
kegiatan belajar itu dapat berpengaruh pada proses belajar selanjutnya. Memang dalam
praktiknya tidak semua guru menerapkan teori-teori belajar yang ada, namun pemahaman
terhadap teori belajar diperlukan dan penting untuk melaksanakan tugas profesionalnya.
Dalam bidang pendidikan terdapat 13 prinsip belajar yang semuanya menjadi dasar
dalam melakukan pembelajaran. Sehingga diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang
baik. Dalam dunia pendidikan juga dikenal istilah pembelajaran, dimana pembelajaran itu
merupakan komunikasi dua arah antara pendidik dengan peserta didik. Komunikasi itu
berupa stimulus yang diharapkan menciptakan respon yang positif dari peserta didik.
Disamping memberi stimulus, guru juga memberi arahan/bimbingan serta motivasi
kepada peseta didik agar tercapai hasil belajar yang optimal sesuai tujuan pendidikan.
Proses pembelajaran setidaknya melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi
dalam konteks belajar mengajar yang tersusun secara sistematis dan meliputi tiga aspek
yaitu aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Ketiga aspek tersebut harus seimbang untuk
mendasari skill dan problem solving. Dengan demikian, belajar akan berhasil dan
menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna jika guru mampu menciptakan kondisi
belajar yang dapat membangun kreatifitas siswa untuk menguasai ilmu pengetahuan.
4. Model atau metode dalam melakukan pembelajaraan tersebut sangat berbeda dari pada
guru pada umumnya dimana metode pembelajaraan ini merupakan suatu cara guru
tersendiri untuk melakukan pembelajraan dikelas yang dimana menggunakan Sebuah
tantangan atau Game yang dilakukan merupakan salah satu cara pancingan agar para
siswa mau merespon pembelajraan berlangsung yang dilaksanakan dalam kelas maupun
saat kelas Online Karena dengan hal nya digunakan model pembelajaraan seperti ini
peserta didik antusias dalam pembelajaraan berlangsung. Dan juga game merupakan
salah satu cara agar pemikiran para peserta didik rasa ingin tahu yang tinggi dan dapat
menyegarkan pemikiran para peserta didik. Game juga dapat diartikan sebagai permainan
yang memerlukan kelincahan inteluctual ( intteectual playability game) yang pada
umumnya dimainkan untuk menghibur. Dan menambahkan bahwa Game adalah sebuah
kegiatan yang memiliki struktur yang pada umumnya dilakukan untuk bersenang-senang
atau bisa sebagai alat bantu belajar.
5. Dari kegiatan hasil observasi tingkat pemahaman para siswa lebih baik karena cara
tanggap atau merespon mereka sangat baik dan maksimal yang dimana juga mereka
selain belajar dengan adanya penjelasaan yang guru berikan dimana mereka diberikan
kesempatan untuk mencari sebuah bangunan bersejarah diluar yang ada disekitar mereka
dimana kesempatan itu mereka pakai dengan baik dan rasa ingin tahu mereka pun ada
terhadap sejarah. Selain dari pada itu cara pembelajaraan yang dilakukan kepada mereka
juga sangat baik dan lebih tidak membosankan karena selain belajar mereka juga bermain
yang dimana setiap tugas yang disampaikan bersifat tantangan/game bagi mereka
sehingga pembelajaraan pun tidak terlihat biasa-biasa saja seperti pada pembelajaraan
pada umumnya. Selain menggunakan metode Game guru juga memberikan tugas terus
dipresentasikan langsung dikelas yang dimana presentasi tersebut menjadi poin tambahan
bagi mereka ketika ujian berlangsung dimana poin tersebut dapat menjadi perbaikan nilai.
Tetapi disini tidak semua siswa menyukai sejarah karena ada yang beranggapan sejarah
itu membosankan dan ada juga kurang ketertarikan dalam pembelajaraan tersebut, namun
tidak menjadi masalah bagi guru mata pelajaraan sejarah karena jika tidak ketertarikan
atau peminataan yang penting para siswa bisa tahu apa itu sejarah dan apa tujuan dari
pembelajaraan tersebut supaya bisa menjadi sebuah motivasi juga dan tahu asal usul nya
dari mana. karena hal itulah, tidak heran jika sejarah menjadi salah satu subyek mata
yang diberikan beragam sesuai dengan tingktannya. Semakin tinggi jenjang pendidikann
biasannya akan mendapatkan materi pelajaraan sejarah lebih luas. Bukan tanpa alasan
mempelajari sejarah dapat memberikan manfaat tersendiri. Manfaat belajar sejarah
dikatakan memberikan kesempatan masyarakt untuk memahami perkembangan
teknologi, identitas suatu masyarakat, hingga memahami masalah yang terjadi saat ini.
selain itu manfaat belajar sejarah juga dapat membangun kewarganegaraan yang lebih
baik. Dengan mempelajari sejarah tentu setiap warga Negara bisa lebih menghargai
perjuangan tokoh nasional yang berkontribusi membangun Negara tersebut. Dengan
begitu masyarakat bisa melanjutkan perjuangan yang ada untuk menciptakan Negara
yang maju, beretika, dan berbudaya luhur.
Daftar pustaka
Adesanjaya. 2011. Pemanfaatan Media Gambar dalam Proses Belajar Mengajar. Yang
dirujuk dalam http://edutaka.blogspot.co.id/2015/03/pembelajarankooperatif-tipe-
stad.html. Diakses pada tanggal 5 Febuari 2016 Pukul 17:38. Arikunto, Suharsimi, dkk.
2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asma, Nur. 2006. Model
Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi. Yang dirujuk dalam http://tulisansingkatimal.blogspot.co.id/. Diakses
pada tanggal 5 Febuari 2016 Pukul 17:45. Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran.
yogyakarta: Insan Madani. Hamruni. 2012. Strategi dan Model-model Pembelajaran
Aktif Menyenangkan. Yogyakarta: Investidaya. Hanafiah, Nanang & Suhana, Cucu.
2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama. Huda, Miftahul.
2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ngalim,
Purwanto. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. Oemar, Hamalik. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta : Bumi Aksara. Priyatno, Dwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat
Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan SPSS. Yogjakarta: Gaya media. Rusman.
2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:
Rajawali Pers. Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers. Slameto. 2011. Pendidikan dan Inovasi. Salatiga: Widya Sari Press.
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning: theory, research and practice (N.
Yusron. Terjemahan). London: Allymand Bacon. Buku asli diterbitkan tahun 2005.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai