PENGENDALIAN
KIMIAWI DALAM PHT
Pertemuan ke-
ke-13 & 14
Pengelolaan Hama Tanaman
Dr. R.R. Rukmowati Brotodjojo
Pendahuluan
► Pengendalian kimiawi=pengendalian
menggunakan pestisida
► Pest : hama atau organisme pengganggu
► Sida : persenyawaan yang bersifat
mematikan atau membunuh karena bersifat
toksis.
► Jadi pestisida adalah persenyawaan yang
dapat mematikan hama karena sifatnya
beracun.
1
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
► Pemberian nama insektisida
Nama umum: diusulkan oleh organisasi profesi
seperti Entomological Society of America,
kemudian disetujui oleh the International
Organization for Standardization
Nama dagang: ditetapkan oleh produsen atau
formulator
Nama kimia: digunakan oleh ahli kimia dalam
menjelaskan suatu senyawa kimia sesuai
dengan rumus bangun senyawa tersebut.
2
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
► Contoh:
► Nama umum: karbofuran
► Nama dagang: furadan, curater, indofur,dll.
► Nama kimia: 2,3-
2,3-dihidro 2,2,-
2,2,-dimetil-
dimetil-7-
benzonil metil karbamat
CH3
CH3
C NH CH2
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
B. Berdasar sifat-
sifat-sifat kimia bahan
1. Sintetik anorganik :
a. Golongan arsenik
b. Golongan fluorine
2. Sintetik organik :
a. Chlorinated hydrocarbon (organoklorin)
b. Organo Phosphate (organofosfat)
c. Carbamate (karbamat)
d. Synthetic Pyrethroid (piretroid sintetik)
3. Organik alami
a. Pestisida nabati
b. Pestisida mikrobia
3
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
1. Organoklorin = Hidrokarbon ber-
ber-klor
Cara Kerja:
Mengganggu Sistem Saraf Pusat ⇒ terjadi
hiperaktivitas, gemetar, kejang-
kejang-kejang, kerusakan
saraf dan otot ⇒ sehingga menyebabkan kematian.
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
Yang termasuk organoklorin:
A. DDT & analognya
1. DDT 2. Metoksiklor 3. Dikofol
B. BHC (Benzena Hydro Carbon)
C. Cyclodiena
1. Aldrin 3. Dieldrin 5. Endosulfan
2. Endrin 4. Heptaklor 6. Klordan
4
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
2. Organofosfat (OP)
► Lebih toksik terhadap vertebrata
► Racun kontak, perut dan fumigan
► Cepat terdegradasi, tidak stabil di lingkungan, non
persisten
Cara Kerja:
Menghambat enzim Asetilkolin esterase ⇒ sehingga
terjadi penumpukan Asetilkolin⇒
Asetilkolin⇒ menyebabkan sistem
penghantaran impuls ke sel otot kacau ⇒ pesan tidak
dapat diteruskan ⇒ otot kejang ⇒ terjadi kematian
sinapse
a.
sinapse
OP
5
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
Yang termasuk Organofosfat:
A. Aliphatic derivatives
1. TEPP (Tetra Ethyl Pyrophosphat) 2. Malathion
3. Monocrotophos
B. Phenyl derivatives
1. Parathion
2. Methyl Parathion
3. Fenitrothion (Sumithion)
C. Heterocyclic derivatives
a. Diazinon
b. Azinphosmethyl (Guthion)
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
3. Karbamat
6
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
4. Piretroid sintetik
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
Insektisida botani
Golongan Rotenoid
Golongan Nicotenoid
Golongan Pyretroid
7
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
Golongan Rotenoid
► Sumber: Derris elliptica & D.malaccensis
► Apolar dan larut dalam pelarut organik
► Mudah terdetoksifikasi oleh air dan sinar
► Racun kontak dan racun perut
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
Golongan Nicotenoid
► Sumber: Nicotiana tabacum & N. rustica
► Racun kontak, perut dan fumigan
8
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
A. Nornicotine
► Sumber: N. sylvestris & Duboisia hopwoodii
B. Anabasine (= Neonicotine)
► Sumber: pucuk daun Anabasis aphylla
► Larut dalam air dan pelarut organik
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
Golongan Pyrethrum
►Sumber: bunga Chrysantenum
cinerariaefolium
►Mudah terurai
►Dibuat tiruan dengan nama Piretrin →
persistensi lebih lama
9
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
Insektisida Mikrobia
BT (Bacillus thuringiensis)
► Aerob
► Gram+
► Membentuk spora
► Membentuk endotoksin dan eksotoksin
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
Cara kerja toksin Bt:
(protoksin)→ terjadi proteolisis
Protein (protoksin)→
membentuk toksin (protein ukuran
lebih.kecil)→
lebih.kecil) →tertangkap oleh reseptor
midgut→terbentuk
pada sel epitelium midgut→
masuk→sel
celah sehingga cairan sel masuk→
udara→sel
bengkak dan banyak rongga udara→
pecah kemudian toksin masuk dan terjadi
keracunan pada hemolimf
10
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
Pestisida generasi baru:
IGR (Insect Growth Regulator)
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
Cara kerja:
Glukosa
↓
N Asetilglukosamin 6-
6-P
↓
N Asetilglukosamin 1-
1-P
↓
N Asetilglukosamin
↓
UDP--N-Asetilglukosamin
UDP Protease
↓← Kitin sintetase ← Kitin sintetase
zimogen
[N-Asetilglukosamin
Asetilglukosamin]] n+1
11
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
B. Juvenille Hormon-
Hormon-Mimics (JH Analogs)
► Mengganggu pada proses moulting
► Tidak cocok untuk tanaman pertanian
► Cocok untuk mengendalikan nyamuk
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
Cara kerja:
-Neuro Secretory Cell berfungsi untuk mensintesis
Prothoracicotrophic hormone/PTTH (neurohormon) ⇒
PTTH dilepas melalui corpora cardiaca ke hemolimf ⇒
mengaktifkan prothoracic glands ⇒ kemudian akan
mensintesis dan melepaskan hormon ecdysteroid
(ecdyson & 3-3-OH ecdyson → prohormon moulting) ⇒
diubah menjadi 20-
20-OH ecdysone (hormon moulting) ⇒
titer ecdysteroid meningkat ⇒ maka metamorfose dari
larva ke larva (ukuran larva menjadi lebih
besar→
besar →supernumerary)
12
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
C. Agonis Ecdyson
► Toksik tehadap larva dan telur
► Merupakan agonis dari senyawa 20-
20-OH
OH--
ecdyson
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
Cara kerja:
Pada telur: akan mempenetrasi cangkok
→lalu sampai pada reseptor→
telur→
telur reseptor→embrio mati
Pada larva: Kemungkinan larva mati karena:
► Belum mampu untuk moulting ke instar
berikutnya
► Pecahnya integumen
► Abnormalitas pada alat mulut (mandibula tidak
berkembang sempurna)
13
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
D. Anti JH (Anti Juvenille Hormone)
- Senyawa diidentifikasi sebagai anti JH:
1. Precocene I 2. Precocene II
- Sifat cytotoxic terhadap corpora allata→JH tidak
allata→
terbentuk→maka tetap
terbentuk tetapi PTTH terbentuk→
terjadi komitmen moulting larva ke
pupa→
pupa →terjadi prematur metamorfose
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
C. Berdasar cara kerja (mode of action)
1. Racun fisik : contoh: minyak mineral →
menghambat pada penutupan spirakel sehingga
distribusi O2 terhambat
2. Racun pernafasan : mengganggu system transfer
electron.
Glikolisis → siklus Krebs → fosforilasi oksidatif
terganggu → pembentukan O2 terganggu.
3. Racun perut : pengaruh pada system pencernaan,
contoh: Bt → pengaruhnya pada midgut epithelium
cell (sel epitelium usus tengah).
14
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
D. Berdasar cara masuk (mode of entry)
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
3. Racun pernafasan : masuk melalui proses
pernafasan serangga atau system trachea yang
kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
Saluran pernafasan : trachea, sedang muara
lubangnya disebut spirakulum
4. Racun sistemik : pestisida diserap dan
ditranslokasikan dalam jaringan tanaman
mengikuti peredaran makanan dalam tanaman
15
27/08/2019
PENGGOLONGAN PESTISIDA
(lanjutan)
E. Berdasar toksisitasnya
FORMULASI PESTISIDA
B. Syarat formulasi
- aman - mudah disimpan/ditangani
- efektif - murah/ekonomis
- mudah digunakan
16
27/08/2019
FORMULASI PESTISIDA
(lanjutan)
C. Jenis formulasi
1. Emulsifiable Concentrates ( EC )
Merupakan larutan minyak padat dari
bahan aktif teknis yang didalamnya sudah
ditambahkan bahan pengemulsi
(emulsifier). Bahan pengemulsi
memungkinkan pencampuran minyak
dengan air. Contoh: Diazinon 60 EC
FORMULASI PESTISIDA
(lanjutan)
C. Jenis formulasi (lanjutan)
2. Wettable Powder ( WP )
Merupakan formulasi insektisida kering yang
agak pekat yang terdiri atas bahan aktif ditambah
tepung inert yang dapat berupa lempung atau talk
dan ditambah dengan bahan pembasah
(surfaktan). Dengan adanya bahan pembasah
maka dapat tercampur dan adanya talk
menyebabkan mudah mengendap sehingga
aplikasinya harus diaduk terus. Contoh : Antracol
70 WP
17
27/08/2019
FORMULASI PESTISIDA
(lanjutan)
C. Jenis formulasi (lanjutan)
3. Water Miscible Liquid ( WSC, L, SC )
Merupakan larutan yang dapat bercampur dengan air
dan membentuk cairan yang jernih tidak membentuk
cairan seperti susu. Contoh : Azodrin 15 WSC
4. Water Soluble Powder ( SP )
Merupakan bahan aktif berupa padat yang larut
dalam air dan membentuk larutan yang betul-
betul-betul
sebagai larutan sehingga tidak perlu dilakukan
pengadukan. Contoh : Sevin 85 SP
FORMULASI PESTISIDA
(lanjutan)
C. Jenis formulasi (lanjutan)
5. Flowable Powder ( F )
Merupakan bahan aktif yang dicampur dengan pelarut
padat dan air sehingga membentuk campuran serbuk
halus yang basah (seperti pudding). Untuk aplikasinya
ditambah dengan air sehingga dapat disemprotkan.
Dalam penggunaannya harus selalu diaduk.
6. Ultra Low Volume ( ULV )
Penggunaan langsung tanpa pengenceran tetapi
memerlukan alat penyemprot khusus seperti “micron air”
yang dapat menghasilkan butiran semprotan yang
sangat lembut.
18
27/08/2019
FORMULASI PESTISIDA(lanjutan)
C. Jenis formulasi (lanjutan)
7. Debu/dust ( D )
Merupakan bahan aktif insektisida yang berbentuk
serbuk halus dan dicampur dengan bahan organic
seperti talk atau bentonit. Persentase bahan aktif
insektisida sekitar 1-
1-10 %. Bentuk ini merupakan
formulasi yang paling tidak efektif dan tidak ekonomis
karena banyak terjadi drift (terikut oleh angin) sehingga
sangat sedikit yang mengenai sasaran. Contoh : Sevin 5
D.
8. Baits ( B )
Penggabungan bahan yang dapat dimakan
hama/menarik hama dengan insektisida agar
meningkatkan efektifitas perlakuan.
19
27/08/2019
KERACUNAN PESTISIDA
PADA MAMALIA
1. Keracunan akut merupakan kesakitan atau
kematian akibat terkena dosis tunggal insektisida.
Efeknya terlihat dengan tiba-
tiba-tiba setelah aplikasi
pestisida.
2. Keracunan kronik merupakan keracunan karena
penderita terkena racun dalam jangka waktu
panjang dengan dosis yang sangat rendah.
Efeknya perlahan-
perlahan-lahan dan berlangsung terus
menerus akhirnya terjadi akumulasi dan lama-
lama-
lama menimbulkan kematian.
KERACUNAN PESTISIDA
(lanjutan)
Akibat keracunan kronik :
► Mutagenik (kerusakan genetic untuk
generasi yang akan datang)
► Karsinogenik (pembentukan jaringan
kanker)
► Teratogenik (kelahiran anak cacat dari ibu
yang keracunan)
20
27/08/2019
21
27/08/2019
22