Anda di halaman 1dari 4

MANAGEMENT PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA

BALIKPAPAN

Caturanissa Pratiwi (08151008)

Pesatnya keragaman aktivitas perkotaan, khususnya di kota – kota besar di Indonesia,


tidak hanya meningkatkan perputaran roda ekonomi saja tetapi pertumbuhan penduduk dan
perubahan pola konsumsi masyarakat di satu sisi menimbulkan bertambahnya volume, jenis
dan karakterisktik sampah yang semakin beragam. Pada dasarnya apa yang dilakukan manusia
adalah memanfaatkan sumber daya alam yang berasal dari lingkungan. Meningkatnya aktifitas
suatu perkotaan seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan perekonomian masyarakat dan
pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat akan memberikan dampak terhadap
lingkungan (degradasi lingkungan). Salah satu permasalahan lingkungan yang berkaitan
dengan pelayanan publik di wilayah perkotaan adalah pengelolaan sampah. Timbunan sampah
yang tidak terurus akan berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat sehingga
diperlukan pegelolaan yang efektif, efisien dan ekonomis.

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2018 sampah adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pertambambahan jumlah penduduk,
peningkatan aktivitas manusia dan perubahan gaya hidup yang lebih modern mengakibatkan
peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah
sampah yang dihasilkan dan penumpukan sampah yang tidak dapat diuraikan oleh alam
sehingga menimbulkan penumpukan sampah yang tidak dapat diuraikan oleh alam sahingga
menimbulkan pencemaran. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu sistem pengelolaan
sampah yang dapat berjalan dengan optimal. Begitu pula Kota Balikpapan, seiring dengan
peningkatan jumlah dan aktivitas penduduk maka bertambah pula sampah yang dihasilkan.

Kota Balikpapan merupakan salah satu kota besar di Indonesia, Kalimantan Timur. Kota
Balikpapan terus mengalami peningkatan dalam perkembangan aktivitas perkotaan yang dapat
mengakibatkan terjadinya produksi sampah meningkat. Berdasarkan data Dinas Lingkungan
Hidup bahwa kenaikin volume sampah ini cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya,
rata-rata jumlah produksi sampah dari Januari hingga Mei mencapai 344,73 ton per hari di
tahun 2018 bahkan jumlahnya semakin meningkat selama Ramadhan. Menuju perengahan
tahun total sampah yang diangkut dari seluruh tempat permbuangan sampa (TPS) di
Balikpapan sebesar 410,15 ton per hari. Hal ini menandakan peningkatan berat sampah 65,42
ton per hari atau meningkat sebesar 15,95% selama bulan Ramadhan.

Di Indonesia pada umumnya penimbunan atau pemusnahan sampah menggunakan


metode landfill atau penimbunan darat. Penimbunan sampa dengan metode landfill adalah
membuang dan menumpuk sampah ke suatu lokasi yang cekung, memadatkan sampah tersebut
kemudian menutupnya dengan tanah. Penggunaan metode ini digunakan karena selain
meminimalkan biaya usaha dan investasi rendah serta dapat menerima berbagai macam
sampah. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) di Kota Balikpapan terletak di Kelurahan
Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur. Sesuai dengan fungsinya TPA ini memiliki tujuan
untuk mencegah pencemaran lingkungan hidup, UPTD TPA Manggar juga terdapat instalasi
pengelolaan air limbah dan pengolahan gas metan.

Pengelolaan sampah di TPA Manggar Balikpapan meliputi zonasi sanitary landfill,


pembagian area efektif pengurungan, sistem pelapisan dasar tanah, prosedur pemindahan
sampah, proses penimbunan sampah, sistem penutupan tanah, serta gas metan dan air lindi.
Terdapat 7 zonasi sanitary lanfill di TPA Manggar dan dikelompokkan menjadi 1 zona aktif,
2 zona tidak aktif dan dan 4 zona lainnya masih pada tahap pembangunan. Dalam pembagian
area efektif pengurugan, lahan area efektif untuk pengurugan sampah dibagi menjadi beberapa
zona yang merupakan penahapan pemanfaatan lahan, biasa dibatasi dengan jalan operasi atau
penanda operasional lain, seperti tanggul pembatas, atau sistem pengumpulan lindi. Zona
operasi digunakan untuk jangka waktu panjang misalnya 1 sampai 3 tahun. Pada TPA Manggar
setiap zona operasi direncanakan untuk digunakan selama 5 sampai 6 tahun dan setiap zona
operasi juga di batasi dengan jalan operasi. Lahan efektif selanjutnya dibagi menajdi sub-zona
atau blok operasi dengan lebar masing-masing 25 m. Blok operasi merupakan bagian dari lahan
landfill yang digunakann untuk penimbunan sampa selama periode operasi jangka menengah
dengan estimasi waktu 1 atau 2 bulan.

Sanitary Landfill merupakan salah satu metode dalam pengelolaan sampah dengan cara
menimbun sampah di tanah yang berlekuk untuk ditutup dengan lapisan tanah. Penggunaan
metode Sanitary Landfill dengan jangka waktu yang lama dapat mencemari lingkungan sekitar
apabila sampah tersebut sudah tertimbun lama dan metode tersebut memerlukan biaya
pengelolaan yang mahal. Sehingga metode sanitary landfill bukanlah metode yang sustainable
dalam pengelolaan sampah TPA, sehingga Kota Balikpapan perlu merencanakan metode
pengelolaan sampah yang sustainable sehingga kondisi dan kualitas lingkungan sekitar TPA
tetap terjaga. Metode penghindaran dan pengurang merupakan sebuah metode penting
pengelolaan sampah adala pencegahan zat sampah terbentuk, yang dimaksud dengan metode
pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang
rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajaka
konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai, mendesai produk yang
menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama.

Metode Tipping Fee istilah tipping fee atau biaya jasa penanganan sampah. Tipping fee
menggunakan satuan biaya/ton, dan umumnya digunakan jika ada kerjasama dengan pihak
swasta sebagai penyedia jasa penanganan sampah, misalnya operator TPA, dalam kurun waktu
tertentu. Tipping fee ini akan dibayarkan oleh pihak yang membuang sampah kepada pihak
operator fasilitas persampahan. Jika pihak swasta juga menjadi investor pembangunan fasilitas
tersebut, maka besarnya biaya investasi dan biaya Operasional dan Pemeliharaan (O&P)
menjadi pertimbangan dalam menentukan nilai tipping fee. Di Indonesia, yang umumnya
penanganan sampah dilakukan secara swakelola oleh Pemerintah Daerah, total biaya O&P per
ton sampah juga dapat dipadankan sebagai tipping fee.
Daftar Pustaka

Gibran Hawwari, Muhammad.2017. “Kajian Pengelolaan Sampah di UPTD TPA Manggar


Balikpapan”. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga. Surabaya.

Kurniawan, Faizal. 2013. “Klausulan Tipping Fee Dalam Kontrak Kerjasama Pemerintah Dengan
Swasta (Public-Private Partnership) Pengelolaan Persampahan. Fakultas Hukum Universitas
Airlangga. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai