Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

DALAM OPERASIONALISASI PROGRAM MOBIL SEHAT


(Studi Pada Pusat Kesehatan Masyarakat Kedungpring Kabupaten Lamongan)

Heri Siswanto, Mochamad Makmur, Niken Lastiti


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: heri.lamania@gmail.com

Abstract: Analysis of Health Service Quality on Operationalization of Health Car Program (The
Study at Kedungpring’s Public Healthy Center of Lamongan Regency). Health services for the
community is the need to be met, so that all human beings are entitled to decent proper health
care. Given the current problems in the health sector is increasingly complex, it is needed a
program for the solution of the health problems. Starting from this thought, the government
district of Lamongan creates a new program in the health sector that is healthy car. Health
services through a program of healthy car precedence to the mother and child health (MCH).
Overall, the results of the study showed that the quality of health services in the operational
program can be categorized as good. But, some dimensions still need to be improved. Some have
been good among other things responsiveness, assurance, emphathy and tangibles. While, the
dimension which still needs to be improved is reability.

Keywords: health car’s program, lamongan regency, health service

Abstrak: Analisis Kualitas Pelayanan Kesehatan Dalam Operasionalisasi Program Mobil


Sehat (Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat Lamongan
Kabupaten Lamongan) Pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah kebutuhan yang harus
dipenuhi, sehingga semua manusia berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak.
Mengingat sekarang permasalahan dalam bidang kesehatan yang semakin kompleks, maka
diperlukan suatu program untuk solusi permasalahan kesehatan tersebut. Berawal dari pemikiran
tersebut Pemerintah Kabupeten Lamongan membuat program baru dalam bidang kesehatan yaitu
mobil sehat. Pelayanan kesehatan melalui program mobil sehat diutamakan terhadap kesehatan Ibu
dan Anak (KIA). Secara keseluruhan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
kesehatan dalam operasionalisasi program mobil sehat dapat dikategorikan baik. Tetapi, beberapa
dimensi masih harus diperbaiki. Beberapa dimensi yang sudah bagus antara lain responsiveness,
assurance, emphaty dan tangibles. Kemudian dimensi yang masih harus diperbaiki adalah
reability.

Kata kunci: program mobil sehat, kabupaten lamongan, pelayanan kesehatan

Pendahuluan yang tidak puas. Pelayanan yang diberikan


Undang-Undang Dasar 1945 menekankan terlalu berbelit-belit, banyaknya biaya dan waktu
bahwa negara wajib melayani setiap warga yang sangat lama, sehingga pelayanan yang
negara untuk memenuhi kebutuhan dasarnya diberikan cenderung tidak berkualitas. Hal di
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan atas menyebabkan tingkat kesehatan masyarakat
masyarakat. Salah satunya adalah mengenai Kabupaten Lamongan menurun. Masyarakat
pelayanan kesehatan. miskin pada umumnya mempunyai status
Seperti yang kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan yang lebih rendah dibandingkan
kesehatan merupakan pelayanan yang penting masyarakat lainnya.
bagi masyarakat. Pemerintah wajib memberian Berdasarkan probelamatika di atas
pelayanan tersebut untuk menjadikan masyarakat mendorong pemerintah Kabupaten Lamongan
Indonesia menjadi sehat. Disisi lain pemerintah untuk membuat program baru dalam bidang
juga harus bisa memberikan pelayanan yang baik kesehatan yaitu program mobil sehat. Munculnya
dan berkualitas kepada masyarakat secara adil. program mobil sehat merupakan upaya untuk
Gambaran situasi dan kondisi pelayanan di meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
bidang kesehatan oleh pemerintah saat ini cukup Lamongan, terutama masyarakat miskin yang
memprihatinkan sehingga masyarakat banyak selama ini kurang dalam pemenuhan pelayanan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1821-1826 | 1821
kesehatan. Mobil sehat ini beroperasi di wilayah b) Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang
kerja Unit Pelaksana Teknis Puskesmas se- bebas kekurangan/kerusakan.
Kabupaten Lamongan. Menurut Fitzsimmons seperti yang dikutip
UPT Puskesmas Kedungpring adalah salah Sedarmayanti (2009, h.253-254) terdapat
satu Puskesmas di wilayah Lamongan bagian beberapa dimensi kualitas pelayanan publik
barat yang mendapat fasilitas mobil sehat. antara lain:
Program mobil sehat yang beroperasi di wilayah a) Reliability (handal), kemampuan pegawai
kerja UPT Puskesmas Kedungpring memiliki dalam memberikan pelayanan secara tepat
beberapa permasalahan. Berdasarkan dan benar, yang telah dijanjikan kepada
pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh pelanggan.
peneliti di lapangan data bahwa ada 4 b) Responsiveness, bentuk sikap pegawai
permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan yang secara sadar dan ingin membantu
mobil sehat di UPT Puskesmas Kedungpring konsumen dengan memberikan
yaitu dana yang terlambat turun dari pemerintah, pelayanan dengan benar.
sosialisasi yang tidak merata dan belum c) Assurance, sikap dan pengetahuan dari
menjangkau seluruh warga, masih ditemukan pegawai yang diwujudkan dengan
masyarakat yang membayar dalam pelayanan memiliki wawasan yang luas, sopan
mobil sehat, dan jumlah mobil sehat yang santun, percaya diri, sikap menghormati
terbatas. kepada konsumen sebagai penunjang
Mengacu pada hal diatas, rumusan masalah dalam kualitas pelayanan,.
penelitian yang diambil meliputi bagaimana d) Emphaty, sikap dari pemberi layanan
kualitas pelayanan kesehatan sebelum dan untuk memberikan perlindungan dan
sesudah operasionalisasi program mobil sehat melakukan pendekatan, serta berusaha
pada UPT Puskesmas Kedungpring, Kabupaten memenuhi kebutuhan dan mengetahui
Lamongan, serta apa faktor pendukung dan keinginan konsumen.
penghambat dalam kualitas pelayanan kesehatan e) Tangibles, meliputi penampilan petugas
dalam operasionalisasi program mobil sehat. dan sarana fisik lainnya, seperti
Tujuan penelitian adalah guna mendiskripsikan perlengkapan yang menunjang pelayanan.
serta menganalisis kualitas pelayanan kesehatan 3. Program Mobil Sehat
sebelum dan sesudah operasionalisasi program Program mobil sehat merupakan
mobil sehat pada UPT Puskesmas Kedungpring, program unggulan Kabupaten Lamongan
Kabupaten Lamongan dan faktor pendukung dan tahun 2014 untuk meningkatkan derajat
penghambat dalam kualitas pelayanan kesehatan kesehatan masyarakat Lamongan, jadi
dalam operasionalisasi program mobil sehat. mobil sehat ini merupakan mobil yang
digunakan untuk pelayanan kesehatan dan
Tinjauan Pustaka konseling kepada masyarakat dalam bentuk
1. Pelayanan Publik kegiatan Promotif, Preventif, Kuratif, dan
Menurut Sedarmayanti (2010, h.243) Rehabilitatif di wilayah kerja UPT
pelayanan berarti melayani suatu jasa yang Puskesmas se-Kabupaten Lamongan.
dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala (Petunjuk teknis mobil sehat tahun 2014).
bidang. Kegiatan pelayanan kepada masyarakat
merupakan tugas dan fungsi dari administrasi Metode Penelitian
Negara. Jenis penelitian yang digunakan pada
Berbeda dengan pendapat Thoha seperti penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
yang dikutip Sedarmayanti (2010, h.243) bahwa untuk memberikan deskripsi dengan
pelayanan publik merupakan usaha yang menggunakan pendekatan kualitatif. Fokus
dilakukan seseorang atau kelompok orang atau penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini
instansi tertentu untuk menberikan bantuan dan yaitu pertama analisis kualitas pelayanan dalam
kemudahan kepada masyarakat dalam mencapai operasionlisasi program mobil sehat pada UPT
tujuan. Puskesmas Kedungpring, Kabupaten Lamongan
2. Kualitas Pelayanan Publik dilihat dari dimensi reliability (handal),
Menurut Sedarmayanti (2009, h.253) responsiveness (pertanggungjawaban), assurance
kualitas pelayanan merujuk pada pengertian: (jaminan), emphaty (empati), tangibles
a) Kualitas terdiri dari sejumlah (terjamah). Kedua faktor pendukung dan
keistimewaan produk, baik langsung penghambat kualitas pelayanan kesehatan dalam
maupun atraktif yang memenuhi operasionalisasi program mobil sehat di UPT
keinginan dan memberi kepuasan atas Puskesmas Kedungpring.
penggunaan produk itu.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1821-1826 | 1822
Situs penelitian berada di UPT Puskesmas seperti kegiatan rujukan masih belum jelas.
Kedungpring, Kabupaten Lamongan. Data Sehingga hal ini menyulitkan masyarakat
dianalisis memakai model analisis interaktif untuk mendapatkan pelayanan. Sesudah
milik Miles dan Huberman (2014), dimana adanya mobil sehat ini alur pelayanan dalam
kegiatan analisis data mencakup tiga aktivitas hal kegiatan preventif seperti kegiatan
diantaranya kondensasi data, penyajian data, rujukan semakin jelas, karena alur pelayanan
serta penarikan kesimpulan. sudah ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten
Lamongan dalam petunjuk teknis mobil sehat
Hasil dan Pembahasan 2014.
1. Analisis Kualitas Pelayanan Kesehatan b. Responsiveness (Pertanggungjawaban)
Sebelum dan Sesudah Operasionalisasi Dimensi responsiveness ini peneliti
Program Mobil Sehat membahas mengenai waktu tunggu
a. Reability (handal) mendapatkan pelayanan dalam kegiatan
Dimensi reability ini peneliti membahas preventif yaitu kegiatan rujukan terhadap Ibu
mengenai kepastian biaya, kepastian melahirkan atau pasien yang kontrol.
pelaksanaan pelayanan, dan alur pelayanan Sebelum adanya layanan mobil sehat di
dalam kegiatan-kegiatan mobil sehat. UPT Puskesmas Kedungpring, masyarakat
Sebelum program mobil sehat berjalan mengalami kesulitan dalam memperoleh
di UPT Puskesmas Kedungpring, mengenai kecepatan pelayanan terutama kasus rujukan
kepastian biaya dalam pelayanan seperti ibu yang sedang melahirkan ke rumah sakit,
kegiatan rujukan, masyarakat tentu harus karena belum pasti kapan seorang itu
menyewa kendaraan untuk mengantarkan melahirkan dan juga persiapan yang banyak
mereka ke rumah sakit, karena masyarakat terutama kendaraan yang mengantarkan ke
Kedungpring mayoritas adalah masyarakat rumah sakit. Sesudah adanya layanan mobil
ekonomi lemah sehingga mereka harus sehat ini sekarang masyarakat tidak perlu
menyewa dan tentu mengeluarkan biaya menunggu lama untuk mendapatkan layanan.
tambahan. Sehingga dalam kegiatan rujukan ini,
Sesudah adanya program mobil sehat di masyarakat memperoleh pelayanan cepat dan
UPT Puskesmas Kedungpring, masyarakat tepat. Ketika mobil sehat dipanggil oleh
kini merasa diringankan bebannya karena masyarakat, petugas kesehatan langsung
mereka tidak perlu lagi untuk mengeluarkan merespon dan berusaha untuk memberikan
biaya untuk menyewa kendaraan lagi, karena pelayanan yang cepat dan tepat.
mobil sehat ini dioperasionalkan secara c. Assurance (jaminan)
gratis. Pada Kenyataannya di lapangan bahwa Dimensi assurance ini peneliti ingin
banyak masyarakat yang membayar layanan mengetahui kualitas pelayanan kesehatan
mobil sehat ini baik secara sukarela, maupun program mobil sehat dilihat dari indikator
ditarik oleh tenaga kesehatan. Hal ini tentu rasa aman dan nyaman dalam memperoleh
bertentangan dengan petunjuk teknis mobil pelayanan dalam kegiatan mobil sehat yaitu
sehat 2014. Karena dalam peraturan tersebut pengobatan gratis.
telah dijelaskan bahwa layanan mobil sehat Sebelum adanya layanan mobil sehat,
dijalankan secara gratis kepada seluruh kegiatan kuratif seperti pengobatan gratis
masyarakat. belum dilaksanakan seperti sekarang ini.
Mengenai kepastian pelaksanaan Maka keberadaan layanan mobil sehat ini
pelayanan. Sebelum adanya layanan mobil sangat diperlukan untuk memenuhi
sehat, kegiatan preventif seperti KLB tetap kebutuhan kesehatan bagi masyarakat.
dilaksanakan, tapi intensitasnya lebih rendah Sesudah adanya layanan mobil sehat ini
dikarenakan pegawai Puskesmas UPT kegiatan kuratif sepeti pengobatan gratis ini
Puskesmas Kedungpring lebih disibukkan sudah direncanakan dengan baik. Rasa aman
dengan kegiatan didalam Puskesmas sendiri. dan nyaman dalam yang dirasakan
Sesudah adanya mobil sehat kegiatan KLB masyarakat dalam menerima pelayanan sudah
penyakit terencana dengan baik karena baik, meskipun pelayanan ini dilaksanakan
kegiatannya sudah terjadwalkan dan petugas secara gratis, tetapi tenaga kesehatan
mobil sehat ini sudah jelas, sehingga kegiatan berusaha bersikap ramah dan sopan serta
KLB ini dapat berjalan dengan lancar. berusaha untuk menciptakan rasa aman dan
Indikator alur pelayanan merupakan nyaman dalam pelayanan.
salah satu yang dibahas dalam dimensi d. Emphaty
reability ini. Sebelum adanya mobil sehat ini, Dimensi emphaty ini peneliti ingin
alur/ prosedur dalam kegiatan preventif mengetahui apakah masyarakat diberi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1821-1826 | 1823
kesempatan untuk menyampaikan apa yang masalah obat-obatan ini sudah dibiayai oleh
keluhan apakah tenaga kesehatan memiliki pemerintah jadi dalam kegiatan ini masalah
perhatian terhadap masyarakat. Terutama obat-obatan tidak sampai kekurangan
dalam kegiatan promotif mobil sehat yaitu 2. Faktor Pendukung dan Penghambat
posyandu balita. Kualitas Pelayanan Kesehatan dalam
Sebelum adanya layanan mobil sehat Operasionalisasi Program Mobil Sehat di
ini, kegiatan promotif seperti posyandu balita UPT Puskesmas Kedungpring.
masih berjalan dengan baik, petugas a. Faktor Pendukung
kesehatan sudah melaksanakan tugas 1) Faktor Internal
sebagaimana semestinya, yaitu tetap berusaha a. Kesadaran Tenaga Kesehatan Mobil
memberikan pelayanan dengan baik dengan Sehat Dalam Memberikan Pelayanan.
kesempatan kepada masyarakat untuk Petugas kesehatan memiliki
menyampaikan apa yang menjadi kebutuhan kesadaran akan tugas dan tanggung
anak-anaknya. Setelah adanya mobil sehat di jawabnya maka masyarakat akan
UPT Puskesmas Kedungpring tidak ada memberikan penilaian yang bagus
perubahan yang drastis. Petugas kesehatan terhadap pelayanan yang diberikan. Untuk
tetap melaksanakan tugas sebagaimana itulah kemudian dapat dikatakan
semestinya, yaitu tetap berusaha memberikan keberhasilan pelayanan mobil sehat ini
pelayanan dengan baik dengan kesempatan salah satunya ditentukan oleh kesadaran
kepada masyarakat untuk menyampaikan apa tenaga kesehatan pada mobil sehat dalam
yang menjadi kebutuhan anak-anaknya. memberikan pelayanan kepada
Tenaga kesehatan juga sudah berusaha masyarakat.
perhatian kepada pasien dan memahai b. Dana dari Pemerintah Kabupaten
kebutuhan pasien. Hendaknya harus Lamongan.
dilakuakan secara terus-menerus dan Salah satunya bentuk tanggung
konsisten agar kepuasan masyarakat semakin jawab Pemerintah Kabupaten Lamongan
meningkat. adalah dengan memberi suntikan dana
e. Tangibles (bukti langsung) terhadap operasionalisasi mobil sehat ini.
Semakin baik peralatan/perlengkapan Jadi disini dana dari Pemerintah menjadi
yang dimiliki tentu akan bisa memberikan sangat penting, karena apabila tidak
pelayanan yang maksimal kepada didukung dengan dana, maka pelayanan
masyarakat. Pada dimensi tangibles ini mobil sehat ini tidak akan berjalan.
peneliti ingin membahas mengenai fasilitas c. Sarana dan Prasarana.
fisik seperti peralatan mobil sehat dan obat- Secara umum masyarakat tentu
obatan dalam pelaksanaan kegiatan kuratif menginginkan sarana dan prasarana yang
yaitu pengobatan gratis. baik dan lengkap dalam memperoleh
Sebelum ada layanan mobil sehat, pelayanan, sehingga masyarakat dapat
kegiatan kuratif mobil sehat di UPT dilayani dengan baik .Dengan tersedianya
Puskesmas Kedungpring seperti pengobatan sarana dan prasarana yang baik dan
gratis yang dilaksanakan untuk masyarakat memadai tentu hal ini menjadi fakor
miskin ini belum ada. Sehingga indikator pendukung kualitas pelayanan dalam
mengenai fasilitas fisik ini belum bisa dinilai. operasionalisasi mobil sehat di UPT
Hal ini mengisyaratkan bahwa pemenuhan Puskesmas Kedungpring
kebutuhan kesehatan bagi masyarakat miskin d. Peran Tokoh Masyarakat/Kepala Desa
di wilayah kerja mobil sehat UPT Puskesmas Mobil sehat UPT Puskesmas
Kedungpring masih kurang. Kedungpring di tempatkan di Desa
Sebuah pelayanan yang baik tentu tidak Majenang, karena Desa tersebut
terlepas dari berbagai dukungan direncanakan sebelumnya untuk
menunjangnya seperti fasilitas fisik yang menerima mobil sehat. jadi Kepala Desa
memadai. Kenyataan dilapangan menjelaskan Majenang memiliki peranan penting
bahwa setelah mobil sehat ini beroperasi, dalam operasionalisasi program mobil
peralatan yang dimiliki oleh mobil sehat ini sehat ini, yaitu melakukan sosialisasi
selalu lengkap dan penyediaan obat-obatan kepada warganya. Sosialisasi yang
juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat. dilakukan kepada warga hendaknya
Obatan-obatan yang disediakan dalam semakin ditingkatkan agar, masyarakat
kegiatan pengobatan gratis ini sudah cukup tahu mengenai layanan mobil sehat ini.
lengkap, hal ini sudah diantisipasi
sebelumnya oleh tenaga kesehatan karena

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1821-1826 | 1824
2) Faktor Eksternal Dengan melihat prilaku masyarakat
a. Partisipasi Masyarakat yang masih membayar layanan mobil
Warga Desa majenang juga ikut sehat ini, meskipun secara sukarela,
berpartisiasi dalam penyebarluasan ataupun ditarik langsung oleh tenaga
layanan mobil sehat ini kepada warga kesehatan maka menimbulkan kesan di
yang lain yang belum tahu. Demi mata masyarakat bahwa layanan mobil
terciptanya pemerataan informasi sehat ini tidak gratis, tentu hal ini bisa
pelayanan mobil sehat ini, tentu tidak menjadi faktor penghambat dalam
hanya pimpinan yang setempat yang kualitas pelayanan kesehatan mobil sehat
bertugas melakukan sosialisasi, tapi di UPT Puskesmas Kedungpring.
semua elemen masyarakat juga harus ikut
berpartisipasi. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
b. Faktor Penghambat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan
1) Faktor Internal kesehatan dalam operasonalisasi mobil secara
a. Kurangnya Sosialisasi Kepada keseluruhan sehat dapat dikategorikan baik.
Masyarakat Akan tetapi, dalam rangka meningkatkan kualitas
Masyarakat masih banyak yang pelayanan yang lebih baik lagi ada dimensi
kurang mengerti terkait informasi masih harus diperbaiki. Dimensi yang
pelayanan mobil sehat, baik di Desa menunjukkan kualitas yang baik antara lain
Majenang sendiri maupun di luar Desa responsiveness, assurance, emphaty dan
Majenang. Hal ini dikarenakan sosialisasi tangibles. Dan dimensi yang harus diperbaiki
yang dilakukan pihak Kepala Desa di adalah reability. Karena tidak sesuai dengan
seluruh Kecamatan Kedungpring masih petunjuk teknis mobil sehat 2014.
kurang menjangkau atau bisa jadi Faktor pendukung dan penghambat dalam
pimpinan di bawah Kepala Desa seperti kualitas pelayanan kesehatan dalam
Kepala Dusun, BPD, RT, RW yang operasionalisasi program mobil sehat antara lain:
kurang maksimal dalam memberikan a. Faktor Pendukung
sosialisasi 1) Faktor Internal
b. Dana yang Terlambat Turun dari a) Kesadaran tenaga kesehatan mobil
Pemerintah Kabupaten Lamongan. sehat dalam memberikan pelayanan,
Ketika awal-awal pelaksanaan mobil b) Dana dari pemerintah,
sehat di wilayah kerja UPT Puskesmas c) Sarana dan prasarana,
Kedungpring, dana untuk pembiayaan 2) Faktor Eksternal
mobil sehat ini terlambat turun dari a) Kerjasama dengan tokoh masyarakat,
Pemerintah Kabupeten Lamongan. Dana b) Partisipasi masyarakat sebagai
yang seharusnya turun setiap bulan, pengguna layanan.
kenyataanya terlambat turun sampai 3 b. Faktor Penghambat
bulan. Hal ini tentu menjadi penghambat 1) Faktor Internal
dalam kualitas pelayanan mobil sehat. a) Kurangnya sosialisasi kepada
c. Jumlah Mobil Sehat yang Terbatas masyarakat sehingga pelayanan yang
Dengan jumlah mobil sehat yang diberikan belum merata,
terbatas, yaitu hanya 1 unit di setiap UPT b) Dana yang terlambat turun dari
Puskesmas, maka hal ini bisa pemerintah,
menghambat dalam kualitas pelayanan. c) Jumlah mobil sehat yang terbatas
Seperti dalam kegiatan rujukan ,karena sehingga pasien harus menunggu
ketika ada masyarakat yang apabila mobil sehat sedang digunakan
membutuhkan pelayanan mobil sehat oleh pasien lain.
dalam waktu yang bersamaan maka salah 2) Faktor eksternal
satunya harus ada yang menunggu dan Masyarakat banyak masyarakat yang
mengalah. masih membayar, padahal layanan mobil
2) Faktor Eksternal sehat ini gratis, sehingga bisa
a.Masyarakat Banyak yang Masih menimbulkan kesan bahwa layanan mobil
Membayar sehat ini tidak gratis.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1821-1826 | 1825
Daftar Pustaka
Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan. (2014) Petunjuk Teknis Mobil Sehat. Lamongan.
Jatmikowati, Sri Hartini. (2009) Manajemen Pelayanan Publik. Malang, UM Press.
Miles, B.Matthew dkk. (2014) Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook [Internet], United
States of America, Arizona State University. Avalaibe from: amazon.co.uk
<http://www.amazon.co.uk/Qualitative-Data-Analysis-Methods-Sourcebook/dp/1452257876> [di
akses pada tanggal 29 Januari 2015 pukul 00.00].
Moleong, J.Lexy. (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Ketigapuluhdua. Bandung, PT
Remaja Rosdakarya.
Sedarmayanti. (2010) Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, Dan Kepemimpinan Masa
Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik). Cetakan Kedua.
Bandung, Refika Aditama.
Sjamsuddin, Sjamsiar. (2006) Dasar-Dasar Teori Administrasi Publik. Cetakan Pertama. Malang,
Agritek Yayasan Pembangunan Nasional.
Sugiyono. (2008) Memahami Penelitian Kulaitatif. Cetakan Keempat. Bandung, Alfabeta.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1821-1826 | 1826

Anda mungkin juga menyukai