Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH GRIT TERHADAP BISNIS RESTORAN GARUDA Commented [m1]: Keberhasilan Bisnis

DAN RESTORAN SEDERHANA Commented [m2]: Tempat ..

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Disusun Oleh:

Debora Sidabutar 160910072

Fransiska Sitepu 160910065

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kemajuan yang terjadi pada zaman era – globalisasi saat ini, di Indonesia sudah
banyak usaha yang berkembang di bidang bisnis salah satunya Restoran Garuda dan
Restoran Sederhana. Namun di sisi lain, para pembisnis seperti rumah makan, restoran,
cafe dan yang sejenisnya juga ditantang untuk menciptakan layanan yang unik sehingga
menarik minat konsumen dalam memilih temapat. Maka sangat diperlukan cara maupun
strategi agar rumah makan bisa tetap bertahan dan bisa bersaing. Layaknya sebuah
perusahaan, rumah makan maupun restoran juga memerlukan suatu alat untuk
menganalisis lingkungan perusahaan baik secara internal maupun eksternal.
Adapun Restoran yang berkembang pesat di Indonesia yaitu Restoran Garuda dan Commented [m3]: Ganti menjadi Medan

Restoran Sederhana yang sudah terkenal ke beberapa negara tetangga. Restoran Garuda Commented [m4]: Referensi?

merupakan perusahaan swasta yang terbentuk perorangan yang berdiri pada tanggal 9
Oktober 1976 oleh H. Bakhtar, pria asal Bukittinggi yang merantau ke Medan untuk
berbisnis kain. Namun, usai kebakaran tempat dagang kain yang dirintis, beliau pun
banting setir memutuskan membuka bisnis kuliner. Pada tahun 1976, beliau merintis
dan membuka rumah makan dengan menu yang khas dari Minang – Melayu di sebuah
ruko berlantai tiga. Tak disangka nama Restoran dipilih merupakan ide yang terinspirasi
dari nama maskapai penerbangan kebanggaan nusantara yaitu Garuda Indonesia. Pada
tahun 1980-an, beliau berhasil membuka 16 cabang yang tersebar di berbagai kota besar
Indonesia dan tidak hanya itu saja, beliau juga berhasil mengenalkan kuliner Minang –
Melayu hingga ke negara tetangga yaitu Singapura.
Restoran Sederhana juga merupakan perusahaan swasta yang berdiri pada tahun
1972 yang ditekunin oleh H. Bustaman berasal dari Lintau, Sumatera Barat. Beliau yang Commented [m5]: referensi

memulai usaha di bidang bisnis dimulai dari rumah makan padang kecil – kecilan di
daerah Hilir, Jakarta. Pada tahun 2000 Bustaman berhasil mendirikan Restoran yaitu
Restoran Sederhana yang sudah terkenal di berbagai kota besar di Indonesia dan beliau
juga dapat mengenalkan kuliner Indonesia di negara tetangga seperti Malaysia. Beliau
mampu mengembangkan perusahan dan membuka cabang hingga 70 cabang. Restoran
Sederhana juga merupakan Restoran yang mengenalkan kuliner dari menu masakan
Minang – Melayu. Sebelum beliau menjadi pembisnis yang jaya sampai sekarang ini,
beliau juga pernah di situasi yang sulit mulai dari bekerja di kebun karet, menjual koran,
mencuci piring di sebuah rumah makan hingga menjadi pedagang asongan di kota
Jakarta beliau memberani diri mengadu nasib. Pada saat itu, Beliau bermodalkan dana
yang di gunakan sebesar Rp.16.000, yaitu untuk menyewa lapak seluas satu kali satu
meter di pinggir jalan seharga Rp3.000, dan Rp 13.000 untuk modal lain-lain. Dari
modal awal Rp. 16.000 di hari pertama mendapatkan omzet sebesar Rp 425.
Restoran Garuda dan Restoran Sederhana merupakan Restoran yang sudah
berkembang pesat di seluruh kota – kota besar di Indonesia bukannya hanya itu saja,
Restoran Garuda dan Restoran Sederhana juga mampu mengenalkan kuliner khas
hingga ke negara tetangga seperti : Singapura dan Malaysia. Restoran Garuda dan
Restoran Sederhana sangat mementingkan kepuasan konsumen dengan cara lebih
mengutamakan pelayanan yang baik dan memuaskan konsumen.Harga dari setiap menu
makanan di Restoran Garuda dan Restoran Sederhana sangat bervariasi ditentukan dari
menu yang bervariasi juga. Lokasi dari Restoran Garuda dan Restoran Sederhana sangat
strategis dengan mengutamakan lokasi yang luas untuk menarik minat konsumen
menjadi pelanggan. Commented [m6]: hilangkan

Commented [m7]: halamn ...


Tabel 1.1 Daftar Cabang Restoran Garuda di Medan
No Restoran Kantor Pusat No Restoran Kantor Cabang
1 Restoran Garuda di Jalan H. Adam 1 Restoran Garuda di Jalan H. Adam
Malik Malik
2 Restoran Garuda di Jalan Gagak
Hitam Ringroad
3 Restoran Garuda di Jalan Gajah
Mada
4 Restoran Garuda di Jalan Nibung
Raya
5 Restoran Garuda di Jalan Palang
Merah
6 Restoran Garuda di Jalan Pattimura

Dari tabel diatas terlihat bahwa Restoran Garuda sudah mengembangkan sayap – Commented [m8]: nmr tabel

Nya dengan membuka cabang di beberapa tempat di kota Medan. Terbukti, bahwa
Restoran Garuda sudah di kenal luas di kalangan masyarakat di kota medan bahkan di
seluruh Indonesia hingga ke negara tetangga yaitu Singapura.

Tabel 1.2 Daftar Cabang Restoran Sederhana di Medan


No Restoran Kantor Pusat No Restoran Kantor Cabang
1 Restoran Sederhana di Jalan Gagak 1 Restoran Sederhana di Jalan Kapten
Hitam Ringroad Pattimura
2 Restoran Sederhana di Jalan Gagak
Hitam Ringroad

Dari tabel 1.2 diatas terlihat bahwa Restoran Sederhana juga mulai
membentangkan langkah dengan membuka cabang di beberapa tempat di kota Medan.
Restoran Sederhana juga sudah dikenal di masyarakat luas di kota Medan dan bukan
hanya itu saja, Restoran Sederhana sudah terkenal di seluruh Indonesia dan bahkan
Restoran Sederhana juga sudah dikenal di negara tetangga yaitu Malaysia.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Adanya saingan yang erat antara Restoran Garuda dan Restoran Sederhana Commented [m9]: tidak ada dlm uraian

2. Tingkat kepuasan konsumen yang kurang optimal yang berpengaruh terhadap


pengunjung yang cenderung menurun tiap bulan Commented [m10]: ubah atau ganti

3. Penghasilan yang naik – turun tiap bulan Commented [m11]: tidak ada dlm uraian

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Seberapa besar kualitas cara pelayanan yang berpengaruh bagi kepuasan
konsumen Restoran Garuda dan Restoran Sederhana di Kota Medan ?
2. Seberapa besar harga yang berpengaruh untuk menarik minat konsumen
Restoran Garuda dan Restoran Sederhana di Kota Medan ?
3. Seberapa besar lokasi yang berpengaruh dengan kepuasan bagi konsumen
Restoran Garuda dan Restoran Sederhana ?

1.4 Tujuan Penelitian Commented [m12]: siapa pembaca yang kamu harapkan untuk
membaca penelitianmu
1.4 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas identifikasi Formatted: Indent: Left: 0.25", No bullets or numbering

masalah dalam penelitian ini adalah Commented [m13]: harus ada kata pengantar

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas cara pelayanan bagi kepuasan konsumen


Restoran Garuda dan Restoran Sederhana di Kota Medan
2. Untuk mengetahui pengaruh harga yang berpengaruh untuk menarik minat
konsumen Restoran Garuda dan Restoran Sederhana di Kota Medan
3. Untuk mengetahui pengaruh lokasi yang berpengaruh dengan kepuasan bagi
konsumen Restoran Garuda dan Restoran Sederhana di Kota Medan Commented [m14]: diganti
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Restoran
2.1.1 Pengertian Restoran
Restoran adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi yang menyajikan
hidangan kepada masyrakat dan menyediakan tempat untuk menikmati hidangan serta
menetapkan tarif tertentu untuk makanan dan pelayanan. Umumnya restoran
menyajikanmakanan di tempat, tetapi ada juga restoran yang menyediakan layanan
Take – Out Dinning dan Delivery Service untuk melayani konsumen. Restoran biasanya
memiliki spesialisasi dalam jenis makanan yang dihidangkan – Nya.
Terdapat beberapa defenisi mengenai pengertian Restoran :
1. Suarthana (2006) mendefinisikan : Restoran adalah tempat usahayang
komersialyang ruang lingkup kegiatannya menyediakan layanan makanan dan
minuman untuk umum ditempat usahanya.
2. Ninemeier dan Hays (2011) yang mengemukakan restoran adalah suatu operasi
layanan makanan yang mendatangkan keuntungan yang mana basis utamanya
termasuk di dalamnya adalah penjualan makanan atau minuman pada individu –
individu dan tamu – tamu dalam kelompok kecil. Commented [m15]: tidak diperlukan

2.2 Pelayanan
2.2.1 Pengertian Pelayanan
Pengertian pelayanan menurut J.Stanton (1981:529) dalam buku buchari alma
(2013:243) :
Jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak berwujud,
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan
benda-benda berwujud atau tidak.
Sedangkan menurut Valarie A. Zeithamel dan mary jo Bitner (2000:3) dalam
buku buchari Alma (2013:243) :
Jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan dikonsumsi
bersamaan dengan waktu si dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan,
hiburan, santai, sehat) bersifat tidak berwujud. Dilihat dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud yang bisa di rasakan
manfaatnya. Commented [m16]: tidak dibutuhkan subjudul spt ini

2.2.2 Karateristik Jasa

Karakteristik jasa adalah suatu sifat dari jasa yang ditawarkan oleh suatu pihak
kepada pihak lain dan berfungsi untuk membedakannya dengan produk barang. Menurut
Kotler dan Armstrong (2008) jasa memiliki empat karakteristik utama yang
membedakannya dari barang, yaitu :
1. Tidakberwujud

Jasa mempunyai sifat tidak berwujud karena tidak bisa dilihat, dirasa, didengar,
diraba, atau dicium sebelum ada transaksipembelian.
2. Tidak dapatdipisahkan

Suatu bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu
merupakan orang atau mesin.
3. Berubah -ubah

Jasa sebenarnya sangat mudah berubah-ubah karena jasa ini sangat bergantung
pada siapa yang menyajikan, kapan, dan dimana disajikan.
4. DayaTahan

Daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi masalah jika permintaan selalu ada dan
mantap karena menghasilkan jasa dimuka dengan mudah.

2.3 Kualitas pelayanan


2.3.1 Pengertian Kualitas pelayanan
Dalam sebuah perusahaan, memberikan kepuasan terhadap pelanggan
merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, selain
itu memuaskan kebutuhan pelanggan juga dapat meningkatkan keunggulan dalam
persaingan.
2.3.2 Faktor Dalam Mengevaluasi Kepuasan pelayanan
Faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi kepuasan terhadap suatu
manufaktur (Garvin dala 2008 : 25) antara lain meliputi: Commented [m17]: restoran adalah jasa, bukan manufaktur

1. Kinerja (performance) Karakteristik operasi pokok dari inti (Core Product) yang
dibeli.
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features), yaitu karakteristik sekunder atau
pelengkap, misalkan kelengkapan interior dan eksterior.
3. Keandalan (Reliability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau
gagal pakai.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi yaitu sejauhmana karakteristik desain dan operasi
memenuhi standar yang ditentukan sebelumnya.
5. Daya tahan (Durability) berkaitan dengan berapa lama tersebut dapat bisa
digunakan. Dimensi ini mencaqngkup umur teknismaupun umur ekonomis
6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi kenyamanan mudah direvarasi
serta penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika yaitu daya tarik terhadap panca indra.
8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality) yaitu citra dan reputasi serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya
pengetahuan pembelian atas atribut ciri-ciri yang akan dibeli, makan pembeli
mempersiapkan kualitas dari aspek harga, nama merek,iklan reputasi
perusahaan. Commented [m18]: dihilangkan

Dalam mengevaluasi jasa yang bersifat intangible, konsumen umumnya


menggunakan beberapa atribut atau faktor berikut (Parasuraman, et al., (1985)
dalam Fandi Tjiptono, 2008 : 26) yaitu:
1. Bukti langsung (Tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan
sarana komunikasi.
2. Keandalan (Reliability), yakni kemampuanan yang dijanjikan dengan segera,
akurat, dan memuaskan.
3. Daya Tanggap (Responsiveness), yaitu keinginan para staf dan karyawan untuk
membantu pera pelanggan dan memberikan pelayanan yang tanggap.
4. Jaminan (Assurance), mencakup pengetahuan, kemempuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko atau keragu-
raguan Commented [m19]: diolah menjadi lebih baik dalam uraian...
2.3.3 Analisis Kesenjangan Pelayanan

Dimensi kualitas pelayanan yang telah disebutkan di atas, harus diramu dengan
baik. Bila tidak akan dapat menimbulkan kesenjangan antara perusahaan dan
pelanggan, karena perbedaan persepsi mereka tentang wujud pelayanan. Menurut
Kotler dan Keller (2012) 5 kesenjangan (gap) yang menyebabkan perbedaan persepsi
tentang kualitas jasa adalah sebagai berikut :
1. Gap between consumer expectation and management perception. Kesenjangan
antara harapan konsumen dan persepsi manajemen, manajemen tidak selalu benar
memahami apa yang pelangganinginkan.
2. Gap between management perception and service quality specification.
Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas pelayanan,
manajemen mungkin benar merasakan pelanggan menginginkan tetapi tidak
menetapkan standarkinerja.
3. Gap between service quality specification and service delivery. Kesenjangan
antara spesifikasi kualitas pelayanan dan pelayanan, karyawan mungkin kurang
terlatih, atau tidak mampu atau tidak mau memenuhi standar mereka mungkin
diadakan untuk standar yang saling bertentangan
4. Gap between Service delivery and external communications. Kesenjangan antara
Jasa pengiriman dan komunikasi eksternal, harapan konsumen dipengaruhi oleh
pernyataan yang dibuat oleh perwakilan perusahaan dan iklan.
5. Gap between perceived service and expected service. Kesenjangan antara
pelayanan yang dirasakan dan pelayanan yang diharapkan, kesenjangan terjadi
ketika merasakan konsumen kehilangan kualitaslayanan.

2.3.4 Faktor Penyebab Pelayanan yang Buruk

Menurut Berry dalam Tjiptono (2006) ada berbagai macam faktor yang dapat
menyebabkan kualitas suatu jasa menjadi buruk. Faktor-faktor tersebut meliputi :
1. Produksi dan konsumsi yang terjadi secarasimultan

Salah satu karakteristik jasa yang penting adalah inseparability, artinya jasa yang
diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan. Dengan kata lain dalam
memberikan jasa dibutuhkan kehadiran dan partisipasipelanggan.
Akibatnya timbul masalah-masalah sehubungan dengan interaksi produsen dan
konsumen jasa. Beberapa kekurangan yang mungkin ada pada karyawan pemberi jasa
dan dapat berpengaruh terhadap persepsi pelanggan pada kaulitas jasa misalnya:
a. Tidak terampil dalam melayanipelanggan.

b. Cara berpakaian tidaksesuai.

c. Tutur katanya kurang sopan atau bahkanmenyebalkan.

d. Bau badannyamengganggu

e. Selalu cemberut atau pasang tampang„angker‟

2. Intensitas tenaga kerja yangtinggi

Keterlibatan tenaga kerja yang insentif dalam penyampaian jasa dapat pula
menimbulkan masalah pada kualitas, yaitu tingkat variabilitas yang tinggi. Hal-hal yang
bisa mempengaruhinya adalah upah rendah (umumnya karyawan yang melayani
pelanggan memiliki tingkat pendidikan dan upah yang paling rendah dalam suatu
perusahaan), pelatihan yang kurang memadai atau bahkan tidak sesuai, tingkat turnover
karyawan tinggi.
3. Dukungan terhadap pelanggan internal kurangmemadai.

Karyawan front line merupakan ujung tombak dari sistem pemberian jasa. Supaya
mereka dapat memberika jasa yang efektif, maka mereka perlu mendapatkan dukungan
dari fungsi-fungsi utama manajemen (operasi, pemasaran, keuangan, dan sumber daya
manusia). Dukungan tersebut bisa berupa peralatan, pelatihan keterampilan maupun
informasi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah unsur pemberdayaan, baik
terhadap karyawan font line maupun manajer.

Pemberdayaan di sini tidaklah diartikan sempit sebagai sekedar penghapuasan


hirarki, arahan, atau akuntabilitas pribadi. Akan tetapi pemberdayaan dipandang sebagai
state of mind. Kesenjangan-kesenjangankomunikasi

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa komunikasi merupakan faktor yang sangat
esensial dalam kontak dengan pelanggan. Bila terjadi gap atau kesenjangan dalam
komunikasi, maka akan timbul penilaian atau persepsi negarif terhadap kualitas jasa.
Ada beberapa jenis kesenjangan komunikasi yang biasa terjadi, yaitu:
a. Perusahaan memberikan janji yang berlebihan, sehingga tidak dapat
memenuhinya
b. Perusahaan tidak bisa selalu menyajikan informasi terbaru kepada para pelanggan,
misalnya yang berkaitan dengan perubahan prosedur/aturan, perubahan susunan
barang di rak pajangan supermarket, danlain-lain.
c. Pesan komunikasi perusahaan tidak dipahamipelanggan.

d. Perusahaan tidak memperhatikan atau segera menaggapi keluhan/saran pelanggan.


4. Memperlakukan semua pelanggan dengan cara yangsama

Pelanggan adalah manusia yang bersifat unik, karena mereka memiliki perasaan
dan emosi. Sering terjadi ada pelanggan yang menginginkan atau bahkan menuntut jasa
yang bersifat personal dan berbeda dengan pelanggan lain.
5. Perluasan atau pengembangan jasa secaraberlebihan

Di satu sisi, memperkenalkan jasa baru atau memperkaya jasa lama dapat
meningkatkan peluang pemasaran dan menghindari terjadinya pelayanan yang buruk.
Akan tetapi bila terlampau banyak menawarkan jasa baru dan tambahan terhadap jasa
yang sudah ada, maka hasil yang diperoleh tidaklah selalu optimal, bahkan tidak tertutup
kemungkinan timbul masalah-masalah seputar standar kualitas jasa.
6. Visi bisnis jangkapendek

Visi bisnis jangka pendek (seperti orientasi pada pencapaian target penjualan dan
laba tahunan, penghematan biaya, peningkatan produktivitas tahunan, dan lain-lain) bisa
merusak kualitas jasa yang sedang dibentuk untuk jangka panjang.

2.3.5 Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Menurut Tjiptono (2008) ada beberapa cara yang harus dilakukan untuk
memujudkan layanan yang prima, yaitu :
1. Mengidentifikasi detriminan Utama KualitasJasa
Setiap penyedian layanan wajib menyampaikan layanan berkualitas terbaik kepada
pelanggansasarannya.
2. Mengelola ekspentasipelanggan

Akhir-akhir ini banyak sekali perusahaan yang berusaha melakukan segala cara
untuk memikat sebanyak mungkin pelanggan, termasuk diantaranya
mendramatisasi atau melebih-lebihkan pesan komunikasinya dengan janji yang
terlalu berlebihan. Untuk itu ada satu pepatah bijak yang bisa dijadikan pegangan.
“jangan janjikan apa yang tidak bisa diberikan, tetapi berikan lebih dari apa yang
dijanjikan.”
3. Mengelola Bukti KualitasJasa

Manajemen bukti kualitas layanan jasa bertujuan untuk memperkuat persepsi


pelanggan selama dan sesudah layanan disampaikan.

4. Mendidik konsumen tentangjasa

Membantu pelanggan dalam memahami suatu jasa merupakan upaya yang positif
untuk mewujudkan proses penyampaian dan pengkonsumsi layanan secara efektif
dan efisien.
5. Menumbuh kembangkan BudayaKualiatas

Budaya kualitas merupakan sistem nilai organisasi yang menghasilkan lingkungan


yang kondusif bagi pembentukan dan penyempurnaan kualitas secara terus-
menerus. Agar dapat tercipta budaya kualitas yang baik, dibutuhkan komitmen
menyeluruh pada seluruh anggota organisasi.
6. Menciptakan AutomatingQuality

Otomatis berpotensi mengatasi masalah variabilitas kualitas layanan yang


disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki organisasi.
Keseimbangan high touch dan high tech sangat dibutuhkan untuk menunjang
kesuksesan penyampaian layanan secara efektif dan efisien.
7. Menindak lanjutiJasa

Penindaklanjutan layanan diperlukan dalam rangka menyempurnakan atau


memperbaiki aspek-aspek layanan yang kurang memuaskan dan mempertahankan
aspek-aspek yang sudah baik.
8. Mengembangkan Sistem Informasi KualitasJasa

Informasi yang dibutuhkan mencakup segala aspek, yaitu data saat ini dan masa
lalu, kuantitatif dan kualitatif. Commented [m20]: tidak diperlukan lgi

2.4 Kepuasan Pelanggan


2.4.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan

Menurut Engel, et al. (1990) yang dikutip oleh Tjiptono (2004) menyatakanbahwa
“Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih
sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan
pelanggan.”

Adapun menurut Day dalam Tse dan Wilton (1988) yang dikutip oleh Tjiptono
(2008) mengemukakan bahwa “Kepuasan atau ketidak puasan pelanggan adalah respon
pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara
harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang
dirasakan setelah pemakaiannya.”
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepuasan
pelanggan/ketidakpuasan pelanggan adalah perasaan seanag atau kecewa seseorang
berasal dari perbandingan antara kesannta terhadap hasil kinerja suatu
produk dengan harapan-harapannya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Commented [m21]: metode

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.
Metode ini disebut sebagai metode positivitik karena berlandaskan pada filsafat
positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan
sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini
dapat di temukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan ststistik (Sugiyono, 2014:7). Adapun
analisisnya menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif. Menurut
Sugiyono (2008:5) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) anpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel yang lain. Commented [m22]: pengulangan

Penelitian verivikatif menurut Sugiyono (2010:13) bahwa metode


penelitian kuantitatif yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel
tertentu, dan analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk
memperoleh gambaran secara sistematis mengenai variabel dan kualitas
pelayanan sebagai variabel bebas dan variabel kepuasan pelanggan sebagai
variabel terikat. Sedangkan secara verivikatif bertujuan untuk menguji hipotesis
dengan perhitungan statistik. Commented [m23]: diringkas

b. populasi Commented [m24]: jelaskan populasi, dan jelaskan mengapa


kamu tidak mengambil sampel

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi
Penelitian dilaksanakan di Restoran Garuda dan Restoran Sederhana
yang menjadi tempat berlangsunya penelitian sebagai berikut :

No. Restoran Garuda Alamat


1 Restoran Garuda Jalan Gagak Hitam, Jl. Ring Road
No.34-35, Asam Kumbang, Kec. Medan
Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara
2012

2 Restoran Garuda Jl. Kapten Patimura No.328, D A R A T, Commented [m25]: ditambahi sampai semua populasi resotran

Kec. Medan Baru, Kota Medan,


Sumatera Utara 20152

No. Restoran Garuda Alamat

1 Restoran Sederhana Komplek OCBC, Kelurahan, Jl. Ring


Road No.78-80, Asam Kumbang, Medan
Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara
20133

2 Restoran Sederhana Jl. Kapten Patimura No.137, D A R A T,


Kec. Medan Baru, Kota Medan,
Sumatera Utara 20152

2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini diperkirakan berlangsung selama 3 hari. Commented [m26]: selama 1 bulan

C. Rancangan/ Desain Penelitian


1. Desain Penelitian
Dalam penyusunan tugas ini, dibutuhkan desain penelitian untuk
membantu penelitian dalam pengumpulan dan menganalisis data, agar data
yang diperoleh sesuai dengan permasalahan yang ada, maka digunakan
beberapa desain penelitian berikut ini :
1) Desain Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian Berdasarkan tujuannya
penelitian ini merupakan penelitian terapan. Penelitian terapan dilakukan
dngan tujuan menerapkan , menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu
teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah praktis (Sugiyono,
2012:4).
2) Desain Penelitian Berdasarkan Metode Penelitian Berdasarkan metode
penelitiannya yaitu termasuk penelitian survey. Menurut Sugiyono (2012:6)
bahwa metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat
tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan
dalam mengumpulkan data, misalnya dengan mengedarkan kuisioner, test,
wawancara terstruktur dan sebagainya. Commented [m27]: untuk apa disini

D. Jenis dan Sumber Data


1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder.Data Primer Commented [m28]: untuk apa data sekunder

adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber
yang sudah ada.Sumber data berbentuk angket dan responden yang
digunakan di dalam penelitian.
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah Data Kuantitatif.

E. Subjek Penelitian
Pegawai/Karyawan yang bekerja di Restoran Garuda dan Pegawai Restoran Commented [m29]: pemilik?

Sederhana dan memenuhi 50 responden yaitu 13 orang pegawai/karyawan yang


bekerja di setiap cabang Restoran Garuda dan Restoran Sederhana.

No. Restoran Garuda dan ALAMAT


Restoran sederhana

1 Restoran Garuda Jalan Gagak Hitam, Jl. Ring Road


No.34-35, Asam Kumbang, Kec. Medan
Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara
2012

2 Restoran Garuda Jl. Kapten Patimura No.328, D A R A T,


Kec. Medan Baru, Kota Medan,
Sumatera Utara 20152

3 Restoran Sederhana Komplek OCBC, Kelurahan, Jl. Ring


Road No.78-80, Asam Kumbang, Medan
Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara
20133

4 Restoran Sederhana Jl. Kapten Patimura No.137, D A R A T,


Kec. Medan Baru, Kota Medan,
Sumatera Utara 20152

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini digunakan alat ukur penelitian yaitu
angket.Menurut Sukmadinata (2011:219) menyatakan bahwa “Angket atau kuesioner
(questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak
langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrument atau
alat pengumpulan data juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pertanyaan
yang harus dijawab atau di respon oleh responden.Sama dengan pedoman wawancara,
bentuk pertanyaan bisa bermacam-macam, yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan
berstruktur, dan pertanyaan tertutup”. Data tersebut kami kelola dengan
menyebarkanangket ke siswa/i di lembaga bimbingan belajar di kota Medan. Ada pun
isi angket tersebut yaitu mengenai keberhasilan prestasi siswa yang mengikuti
bimbingan belajar di luar sekolah

Langkah-langkahpengumpulan data sebagaiberikut :

a) Peneliti menyiapkan angket yang akan diisi oleh responden


b) Peneliti menyiapkan angket dengan pertanyaan terbuka dan tertutup
c) Peneliti terjun langsung kelapangan dan memberi angket kepada responden Commented [m30]: Kapan angket dikembalikan?

2. Alat pengumpulan Data

Alatpengumpulan data yang dilakukanpenelitidalampenelitianiniyaitu :

a) Angket
Suharsini Arikunto (2012:42) mengatakan bahwa, “Angket merupakan
sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang diukur
(responden).Jenisangket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
langsung yang bersifat tertutup yang dimana angket yang disusun
menyediakan pilihan jawaban sehingga respon denganya tinggal memberi
tanda pada jawaban yang dipilih.Selain itu dalam angket juga terdapat
pertanyaan terbuka yang digunakan untuk meminta pendapat responden”. Commented [m31]: Apa ini dibutuhkan??

G. Prosedur Penelitian
1. Mahasiswa merumuskan masalah apa yang akan diteliti yaitu pengaruh
grit terhadap bisnis Restoran Garuda dan Restoran Sederhana yang akan
dikunjungi.
2. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif serta
menentukan cabang Restoran Garuda dan Restoran Sederhana di Medan
3. Desain pengumpulan data adalah pembagian angket kepada
pegawai/karyawan yang bekerja di setiap cabang Restoran Garuda dan
Restoran Sederhana di medan.
4. Mahasiswa pergi mengumpulkan data ke setiap cabang dari Restoran
Garuda dan Restoran Sederhana di Medan.
5. Mahasiswa membuat laporan penelitian Commented [m32]: pengulangan
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayaty ety, strategi bisnis rumah makan hm. Nana cianjur melalui pendekatan swot
analisys 2017. Commented [m33]: penulisan daftar pustak bukan seperti ini

Jamaludin Asep, analisis kualitas pelayanan dan produk terhadap kepuasan pelanggan
pada rumah makan padang sederhana karawang . journal2014. Manajemen Pemasaran

Chrisantiana,Trisa Genia.2017.Pengaruh Growth dan Fixed Mindset terhadap Grit pada


Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.jurnal Humanitas Volume 1
Nomor 2. Commented [m34]: harus 10 artikel

Anda mungkin juga menyukai