Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

KMB 1 : TERAPI OKSIGENASI

Disusun Oleh

1. Danang Rozali (108115039)


2. Lulus Prasetyo (108115065)

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2018
Mata Kuliah : KMB I

Topik : Terapi Oksigen

Sasaran : Prodi S1 Keperawatan tingkat 2B

Tempat : Mini Hospital STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah

Hari/ tanggal : Kamis, 22 November 2018

Waktu : 100 menit.

Pengajar :

1. Danang Rozali
2. Lulus Prasetyo

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti proses pembelajaran mahasiswa mampu memahami dan
mempraktikan tindakan terapi oksigen.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian terapi oksigen dengan benar.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang tujuan dari terapi oksigen dengan
benar.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan indikasi dari pemberian terapi oksigen
dengan benar.
4. Mahasiswa dapat menyebutkan alat yang digunakan dalam terapi oksigen
dengan benar.
5. Mahasiswa mampu mempraktekan pemberian terapi oksigen dengan
benar.
C. Susunan Kegiatan Perkuliahan
Tahap Kegiatan Perawat Kegiatan peserta Waktu
Kegiatan
Pembukaan A. Memperkenalkan Memperhatikan dan
(moderator) diri mendengarkan penyaji 5
B. Mengadakan menit
kontrak waktu
C. Menjelaskan tujuan
pembelajaran.
D. Menyampaikan
pokok-pokok
materi yang akan
dijelaskan
Pengembangan A. Menjelaskan materi A. Memperhatikan 40
(Penyaji) meliputi: dengan seksama menit
1. Pengertian B. Mandemonstrasikan
terapi oksigen. pemberian terapi
2. Tujuan terapi oksigen.
oksigen. C. Menyampaikan
3. Indikasi terapi pertanyaan setelah
oksigen. penyampaian
4. Alat alat yang materi.
digunakan
untuk terapi
oksigen.
B. Demonstrasi 40
pemberian terapi menit
oksigen
C. Peserta didik 10
mendemonstrasikan menit
kembali pemberian
terapi oksigen
D. Diskusi dan tanya
jawabDiskusi dan
tanya jawab

Penutup A. Melakukan evaluasi Memperhatikan dan


(Moderator) dengan menjawab pertanyaan 5
menanyakan dari penyaji menit
kembali materi-
materi yang telah
disampaikan
B. Menyampaikan
kesimpulan

D. Materi (Terlampir)

E. Metode
Praktikum

F. Media
1. Phantom
2. Alat – alat terapi oksigen

G. Pengorganisasian
1. Moderator : Danang Rozali
2. Penyaji : Lulus Prasetyo
3. Instruktur : Danang Rozali

H. Evaluasi
1. Materi Evaluasi
a. Pertanyaan secara lisan
1) Menjelaskan pengertian terapi oksigen dengan benar.
2) Menjelaskan tentang tujuan dari terapi oksigen dengan benar.
3) Menjelaskan indikasi dari pemberian terapi oksigen dengan
benar.
4) Menyebutkan alat yang digunakan dalam terapi oksigen
dengan benar.
5) Mempraktekan pemberian terapi oksigen dengan benar.
2. Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
1) Satuan acara pengajaran sudah siap sesuai dengan sub pokok
bahasan.
2) Kontrak waktu sudah tepat dengan mahasiswa.
3) Media sudah siap yaitu phantom dan alat alat terapi oksigen.
b. Evaluasi Proses
1) 100% mahasiswa hadir dan mengikuti perkuliahan.
2) 100% media dapat digunakan dengan baik.
3) 80% mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan aktif.
4) 100% mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan sampai selesai.
c. Evaluasi Hasil
1) Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian terapi oksigen dengan
benar.
2) Mahasiswa dapat menjelaskan tentang tujuan dari terapi oksigen
dengan benar.
3) Mahasiswa dapat menjelaskan indikasi dari pemberian terapi
oksigen dengan benar.
4) Mahasiswa dapat alat yang digunakan dalam terapi oksigen
dengan benar
5) Mahasiswa dapat mempraktekan pemberian terapi oksigen
dengan benar.
I. Referensi
Black, Joyce M. Medical Surgical Nursing ; Clinical Management For
Continuity Of Care, W.B Sunders Company, 1999
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Medikal Bedah, edisi bahasa Indonesia,
vol. 8, Jakarta, 2001

Carpenito, LYnda Juall. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,


EGC, Jakarta, 1999.

Doengoes, Merilin E. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi ketiga, Jakarta,


EGC, 1999

Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, EGC,


Jakarta, 1999
Long, Barbara C. Perawatan Medikal Bedah, YIAPK, Bandung, 1996

Potter, Patricia A. Perry, Anne G. Fundamental of Nursing ; Concepts,


Process and Practice, Mosby Year Book, St. Louis, 1997

Taylor, Calor. Et al. Fundamentals of Nursing ; The Art and Science of


Nursing Care, Lipincott, Philadelphia, 1997
Lampiran

A. Terapi Oksigen

1. Pengertian

Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang


lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan. Pada
ketinggian air laut konsentrasi oksigen dalam ruangan adalah 21 %, (
Hidayat, 2007 ). Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan
dari luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat
sesuai kebutuhan (Standar Pelayanan Keperawatan di ICU, Dep.Kes. RI,
2005). Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke
paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai
kebutuhan (Standar Pelayanan Keperawatan di ICU, Dep.Kes. RI, 2005).
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terapi oksigen
adalah memberikan oksigen melalui saluran pernafasan dengan alat agar
kebutuhan oksigen dalam tubuh terpenuhi yang ditandai dengan
peningkatan saturasi oksigen.
2. Tujuan
a. Meningkatkan konsentrasi O2 pada darah arteri sehingga masuk ke
jaringan untuk memfasilitasi metabolisme aerob
b. Mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90 % untuk :
c. Mencegah dan mengatasi hipoksemia / hipoksia serta
mmempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat.
d. Menurunkan kerja nafas dan miokard.
e. Menilai fungsi pertukaran gas
3. Indikasi
Menurut Standar Keperawatan ICU Depkes RI (2005) dan Andarmoyo
(2012), indikasi terapi oksigen adalah.
a. Pasien hipoksia
1) Oksigenasi kurang sedangkan paru normal
2) Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal
3) Oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi tidak normal
4) Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen konsentrasi tinggi
5) Pasien dengan tekanan partial karbondioksida ( PaCO2 ) rendah.
6) Pasien dengan napas lebih dari 60 kali/menit
7) Pasien Takipnu
4. Metode yang digunakan
Metode pemberian O2 dapat dibagi atas 2 tehnik, yaitu :
a. Sistem aliran rendah
Tehnik system aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi
udara ruangan. Tehnik ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi
tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan volume tidal pasien.
Pemberian O2 sistem aliran rendah ini ditujukan untuk klien yang
memerlukan O2 tetapi masih mampu bernafas dengan pola pernafasan
normal, misalnya klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan kecepatan
pernafasan 16 – 20 kali permenit.
Contoh system aliran rendah ini adalah : kataeter naal, kanula nasal,
sungkup muka sederhana, sungkup muka dengan kantong rebreathing,
sungkup muka dengan kantong non rebreathing.
Keuntungan dan kerugian dari masing-masing system :
1) Kateter nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O2 secara
kontinu dengan aliran 1 – 6 L/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%.
a) Keuntungan
Pemberian O2 stabil, klien bebas bergerak, makan dan
berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai
kateter penghisap.
b) Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 yang lebih dari 45%,
tehnik memasuk kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal,
dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput
lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 L/mnt dapat
menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung,
kateter mudah tersumbat.
2) Kanula nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O2
kontinu dengan aliran 1 – 6 L/mnt dengan konsentrasi O2 sama
dengan kateter nasal.
a) Keuntungan
Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan
teratur, mudah memasukkan kanul disbanding kateter, klien
bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien
dan nyaman.
b) Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 lebih dari 44%, suplai
O2 berkurang bila klien bernafas lewat mulut, mudah lepas
karena kedalam kanul hanya 1 cm, mengiritasi selaput lendir.
3) Sungkup muka sederhana
Merupakan alat pemberian O2 kontinu atau selang seling 5 – 8
L/mnt dengan konsentrasi O2 40 – 60%.
a) Keuntungan
Konsentrasi O2 yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau
kanula nasal, system humidifikasi dapat ditingkatkan melalui
pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam
pemberian terapi aerosol.
b) Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 kurang dari 40%,
dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.
4) Sungkup muka dengan kantong rebreathing
Suatu tehinik pemberian O2 dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 –
80% dengan aliran 8 – 12 L/mnt
a) Keuntungan
Konsentrasi O2 lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak
mengeringkan selaput lendir.
b) Kerugian
Tidak dapat memberikan O2 konsentrasi rendah, jika aliran
lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong
O2 bisa terlipat.
5) Sungkup muka dengan kantong non rebreathing
Merupakan tehinik pemberian O2 dengan Konsentrasi O2 mencapai
99% dengan aliran 8 – 12 L/mnt dimana udara inspirasi tidak
bercampur dengan udara ekspirasi
a) Keuntungan
Konsentrasi O2 yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak
mengeringkan selaput lendir.
b) Kerugian
Kantong O2 bisa terlipat.
b. Sistem aliran tinggi
Suatu tehnik pemberian O2 dimana FiO2 lebih stabil dan tidak
dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat
menambahkan konsentrasi O2 yang lebih tepat dan teratur.
Adapun contoh tehnik system aliran tinggi yaitu sungkup muka dengan
ventury. Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan
dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit
untuk mengatur suplai O2 sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya
udaraluar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak.
Aliran udara pada alat ini sekitas 4 – 14 L/mnt dengan konsentrasi 30
– 55%.
1) Keuntungan
Konsentrasi O2 yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk
pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap
FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrl serta tidak terjadi
penumpukan CO2
2) Kerugian
Kerugian system ini pada umumnya hampir sama dengan sungkup
muka yang lain pada aliran rendah.
5. Praktek pemberian terapi oksigen

a. Persiapan alat

1) Tabung oksigen ( oksigen dinding ) berisi oksigen lengkap


dengan flowmeter dan humidifier yang berisi aquades sampai
batas pengisian
2) Nasal kanul (pemilihan alat sesuai kebutuhan)

3) Plester (jika di butuhkan)

4) Gunting plester (jika di butuhkan)

5) Cotton budd

b. Persiapan perawat

1) Mengkaji data-data mengenai kekurangan oksigen ( sesak


nafas, nafas cuping hitung, penggunaan otot pernafasan
tambahan, takikardi, gelisah, bimbang dan sianosis)
2) Perawat mencuci tangan

3) Memakai sarung tangan

c. Persiapan pasien

1) Menyapa pasien (ucapkan salam)

2) Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan


dilakukan

3) Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman (semi fowler)

d. Prosedur Kerja

1) Siapkan nasal kanul 1 set tabung oksigen ( oksigen central )

2) Hubungkan nasal kanul dengan flowmeter pada tabung


oksigen atau oksigen dinding
3) Bila hidung pasien kotor, bersihkan lubang hidung pasien
dengan cotton budd atau tissu
4) Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi
oksigen dan mengamati adanya gelembung udara dalam
humidifier
5) Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui
nasal kanul kepunggung tangan perawat
6) Pasang nasal kanul kelubang hidung pasien dengan tepat

7) Tanyakan pada pasien, apakah aliran oksigennya terasa atau


tidak

8) Atur pengikat nasal kanul dengan benar, jangan terlalu


kencang dan jangan terlalu kendor
9) Pastikkan nasal kanul terpasang dengan aman

10) Atur aliran oksigen sesuai dengan program

11) Alat-alat dikembalikan di tempat semula

12) Perawat mencuci tangan setelah melakukan tindakan 13.


Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam

Anda mungkin juga menyukai