Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahaya potensial biologis banyak mengancam kesehatan pekerja baik berasal dari
proses kerja, lingkungan kerja langsung ataupun lingkungan sekitar tempat kerja.
Pekerja-pekerja yang rentan terhadap paparan biologis adalah yang dalam pekerjaan
sehari harinya mengalami kontak, khususnya pekerja yang tidak diimunisasi, dalam
penyembuhan dari infeksi, yang mengalami gangguan kekebalan, status gizi dan
kesehatan yang buruk. Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya
dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang
meliputi, antara lain: metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin
dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang.
Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para
pekerja yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan
betah, sehingga tidak mudah capek dan tidak akan menyebabkan kecelakaan.
Sebagai tenaga keperawatan kita akan sering berhadapan dengan berbagai macam
penyakit yang kita jumpai saat menangani pasien. Pekerjaan seperti ini rentan terkena
paparan atau pajanan dari unsur unsur biologis yang berasal dari pasien tersebut. Paparan
biologis dapat berupa mikroorganisme, seperti bakteri, virus, jamur, parasit, sampai
invertebrata dan vertebrata. Paparan biologis di tempat kerja terkadang sulit untuk
dihindari, tetapi penyakit akibat kerja karena paparan biologis dapat dicegah. Oleh karena
itu, seorang perawat harus dapat melakukan upaya pencegahan paparan biologis.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana cara mengenal kesehatan dan keselamatan kerja?
2) Bagaimana cara mengatasi jika kita terkena pajanan biologis?

C. Tujuan Penulisan
1) Agar mengetahui kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit.
2) Mengatahui jenis penyakit apa saja yang ada di Rumah Sakit dan cara
mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Menurut Kepres RI No 22/1993 pengertian penyakit akibat kerja adalah penyakit
yang timbul karena hubungan kerja yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan
kerja. Sedangkan penyakit akibat kerja karena paparan biologis adalah penyakit yang
disebabkan paparan biologis yang terjadi akibat kontak langsung dengan bahan kerja,
proses kerja dan lingkungan kerja.
Paparan biologis pada pekerja dapat terjadi akibat:
1. Proses kerja dan bahan kerja
Bila pekerja terpapar bahan biologis karena bekerja langsung dengan bahan
bilogis tersebut atau merupakan hasil langsung dari proses kerja yang dilakukan
pekerja.
2. Lingkungan kerja
Bila pekerja terpapar lingkungan yang tercemar paparan biologis yang berasal
dari proses kerja di tempat kerja, ini termasuk penyakit akibat kerja. Sebagai
contoh penyakit Hepatitis B dan C pada perawat di Rumah Sakit yang beresiko
terpapar bahan biologis karena tertusuk jarum suntik.

Paparan biologis yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja terdiri dari:
1. Golongan mikroorganisme (virus, bakteri, parasit, jamur)
2. Vertebrata (ternak, binatang liar)
3. Invertebrata (serangga)
4. Binatang dalam air (ikan hiu, ular laut)
Penggolongan penyakit akibat kerja karena paparan biologis adalah sebagai berikut:
1. Penyakit infeksi
Penyakit infeksi akibat kerja, gejala dan perjalanan penyakitnya sama dengan
penyakit infeksi pada masyarakat umum, yang membedakan adalah
penularannya, yaitu didapat dari pekerjaannya.
Penyakit infeksi akibat kerja ini dapat ditularkan melalui:
a. Udara: TBC, Flu Burung
b. Air: Legionella Pneumonii
c. Kontak langsung:
1) HIV/AIDS
2) Hepatitis B, Hepatitis C
3) CMV (Cito Megalo Virus)
4) Jamur
2. Infestasi Binatang
Kontak langsung dengan parasit (Ascariasis, cacing Tambang, Cacing Pita).
3. Penyakit Alergi dan Iritan
a. Dermatitis alergi
b. Asma bronchiale
c. Rhinitis allergic
4. Keracunan bahan toksin dan zat kimia
a. Reagen
b. Zat zat kimia asam: HCl, H2SO4

Dalam hal ini tenaga keperawatan beresiko terkena paparan biologis golongan
penyakit infeksi, penyakit alergi dan iritan karena terlalu sering bekerja di ruangan yang
beresiko terkena paparan biologis dari penyakit pasien.

4
BAB III
KAJIAN KASUS

Di Rumah Sakit Islam Surabaya kurang lebih sebanyak 5% dari total petugas
kesehatan di Rumah sakit yang pernah terpapar/terpajan oleh bahan biologi (tertusuk
jarum atau terkena cairan dan darah pasien) saat proses suntik menyuntik atau saat
pemberian cairan. Dari masalah tersebut terjadi pengaruh bahan biologi saat melakukan
tindakan keperawatan yaitu tertular penyakit pasien, misal: Hepatitis B atau Hepatitis C.

A. Konsep Dasar Penyakit Hepatitis


1. Hepatitis B
a. Penyebab: Virus Hepatitis B.
b. Cara penularan: Kontak dengan cairan tubuh/jaringan yang mengandung
Hepatitis B. Resiko penularan virus Hepatitis B adalah 27-37%. Percikan
10-8 ml darah yang mengandung virus Hepatitis B dapat menularkan virus
yang berbahaya ini ke tubuh manusia yang rentan.
c. Petugas kesehatan yang beresiko:
1) Petugas kesehatan yang kontak dengan darah
2) Petugas kebersihan alat kesehatan yang kontak dengan darah atau
cairan tubuh (semen, vagina, serebospinal, sinovia, pleura, peritoneal,
pericardial)
3) Petugas bank darah
4) Petugas/Perawat ruangan di bagian Hemodialisa dan Onkologi.
d. Tanda dan gejala
1) Ikterik
2) Mual
3) Panas
4) Kronis terhadap acites
5) Pemeriksaan HbsAg positip.

5
2. Hepatitis C
a. Penyebab: Virus Hepatitis C
b. Cara penularan: kontak dengan cairan tubuh/jaringan yang mengandung
virus Hepatitis C. Resiko penularan virus Hepatitis C adalah 3-10%
c. Pekerja yang beresiko:
1) Petugas kesehatan yang kontak dengan darah
2) Petugas kebersihan alat kesehatan yang kontak dengan darah atau
cairan tubuh (semen, vagina, serebospinal, sinovia, pleura, peritoneal,
pericardial)
3) Petugas bank darah
4) Petugas/Perawat ruangan di bagian dialisa dan onkologi.
d. Tanda dan gejala
1) Ikterik
2) Mual
3) Panas
4) Kronis terhadap acites
5) Pemeriksaan Hbc positip.

6
3. WOC

7
4. Pencegahan
a. Melaksanakan kewaspadaan standar
b. Pengendalian lingkungan: proses alat sesuai standar (dekontaminasi,
pencucian dan sterilisasi)
c. Membersihkan permukaan dari barang yang terkontaminasi cairan tubuh
d. Penggunaan alat pelindung diri:
1) Menggunakan sarung tangan pada waktu melakukan tindakan yang
memungkinkan kontak dengan cairan tubuh atau mencuci alat yang
terkontaminasi. Selain itu untuk menghindari terhirupnya bahan kimia
dapat menggunakan masker
2) Menggunakan alas kaki tertutup
3) Menggunakan alat pelindung wajah (Google Mask) bila melakukan
tindakan yang memungkinkan terkena cipratan Vaksinasi Hepatitis B
atau Hepatitis C. Bagi yang terpapar (tertusuk/terpercik) yang harus
dilakukan mencuci bersih dengan air sabun (kulit). Untuk mata hidung
atau mulut, bilas dengan air selama 10 menit
4) Jika tertusuk atau luka tersayat cuci dengan air sabun, biarkan darah
mengalir, kemudian luka ditutup
5) Pemeriksaan HbsAg/HbCV pada waktu sesudah terpapar dan 6 bulan
berikutnya.

5. Deteksi dini
Pada petugas kesehatan termasuk petugas laboratorium dianjurkan dilakukan
pemeriksaan laboratorium (fungi liver, status vaksinasi hepatitis).

6. Pengobatan
a. Pemberian antivirus Interferon
b. Istirahat
c. Diet TKTP (Tinggi Kalori dan Tinggi Protein)
d. Simptomatis.

8
C. Alur Pelaporan Pajanan

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perlunya pengetahuan tentang K3 bahan biologis di lingkungan ruangan di rumah
sakit agar tidak terjadi kecelakaan atau hal yang tidak diinginkan perawat dan petugas
kesehatan lainnya dalam bekerja sehingga kita dapat meminimalisir kecelakaan yang
terjadi dan menjadikan suasana kerja yg aman. Dalam bekerja kita harus mematuhi
peraturan yang telah ada atau yang telah ditetapkan dan melakukan semua tindakan
keperawatan sesuai dengan prosedur yang ada. Menggunakan alat-alat pelindung agar
terhindar dari benda atau cairan yang dapat mengenai kita di saat kita bekerja sehingga
kita dapat terhindar dari paparan biologi di lingkungan rumah sakit.

B. Saran
Saat akan melakukan tindakan keperawatan sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan
yang ada dan memakai alat pelindung diri yang telah disiapkan sehingga dapat
meminimalisir terjadinya PAK akibat terpapar bahan biologi, maka diharapkan petugas
kesehatan khususnya perawat dapat terhindar dari bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan
di dalam ruangan saat bekerja di rumah sakit.

10
DAFTAR PUSTAKA

Heinrich, H. W., Petersen, Dan, Roos, N., 1980. Industrial Accident Prevention 5th Ed.
McGraw-Hill, New York

Suardi, Rudi., 2005. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Lembaga
Manajemen dan Penerbit PPM, Indonesia

HusniLalu. 2003. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Revisi.


Jakarta:Rajawali Pers

Peraturan Pemerintah No. 29/2000 tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan
Kerja

AS/NZS 4801:2001. Australian/New ZealandStandard Occupational Health and Safety


Management System scope only. Dari : http://shop.standards.co.nz/scope/ASNZS4801-
2001.scope.scope.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Vektor_(biologi)

https://peujrohnagan.blogspot.co.id/2010/12/makalah-pengendalian-vektor-penyakit.html

11

Anda mungkin juga menyukai