Dosen Pendamping :
Khamida, S.Kep., Ns., M.Kep
Kelompok 03
1. Siswantoro (1130119004)
2. Nieke Sauri (1130119007)
3. Sartika Sari (1130119008)
4. Zahroil Maknunah (1130119015)
5. Yuly Sukmawati (1130119016)
6. Alvin Wahyu K (1130119020)
7. Moh. Muksin (1130119021)
8. Fajar Dewi Rochmawati (1130119024)
Tabel 3.1
1. Jumlah Santri Pondok Pesantren Assalafi Al fithrah tahun 2016-2017
Jumlah 4806
Tabel 3.2
1. Jumlah Guru Tahun Pelajaran 2016-2017
NO Jenjang L P Jumlah
1 TPQ 70 - 70
2 Madrasah Diniyah 35 4 39
3 Raudhatul Athfal - 9 9
4 Madrasah Ibtidaiyah 9 23 32
5 PDF Wustho 47 14 61
6 PDF Ulya 48 5 53
7 Ma’had Aly 33 - 33
Jumlah 297
F. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Assalafi Alfitrah Surabaya
Sarana dan prasarana pendidikan sangatlah penting dan bermanfaat untuk
menunjang kelancaran proses pembelajaran karena meskipun kegiatan pembelajaran
sudah baik, namun tidak didukung dengan alat- alat atau sarana prasarana pendidikan
maka hasil yang diperoleh tidak akan sempurna sesuai yang diharapkan. Menurut
hasil observasi penulis, sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan pendidikan
dan pembinaan santri Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah cukup memadai, terdiri
dari sarana prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun
di luar kelas, sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan bisa
mengembangakan minat dan bakat para santri melalui berbagai kegiatan intra
kurikuler dan ekstra kurikuler.
Sarana prasarana yang dimiliki oleh pesantren di antaranya adalah:
1. Ruang kelas yang berfungsi sebagai tempat kegiatan pembelajaran teori.
2. Ruang perpustakaan yang berfungsi tempat kegiatan santri dan guru mendapat
informasi dari berbagai bahan jenis buku yang tersedia.
3. Laboratarium komputer yang berfungsi sebagai tempat praktik pembelajaran
komputer.
4. Laboratarium bahasa yang berfungsi sebagai tempat praktik pembelajaran bahasa.
5. Ruang pimpinan yang berfungsi sebagai tempat melakuka
kegitan pengelolaan pesantren.
6. Ruang guru setiap unit pendidikan.
7. Ruang pembayaran yang berfungsi sebagai tempat pembayaran maupun
administrasi keuangan
8. Ruang tamu khusus, untuk menerima tamu dinas, pajabat atau kyai.
9. Pendopo yang berfungsi untuk ruang pertemuan atau menyambut para tamu dinas
10. Komplek asrama putra
11. Komplek asrama putri
12. Asrama Santri putra Kecil (Astracil)
13. Asrama Santri putri Kecil (Astricil)
14. Asrama santri Ist’dad wustho (persiapan)
15. Masjid yang dipergunakan untuk kegaiatan ibadah dan wadhifah
16. Lapangan yang diperuntukkan untuk upacara atupu olahraga
17. Poskestren (pos kesehatan pesantren) untuk rujukan bagi santri yang sakit.
18. Ruang Makan santri putra.
19. Ruang Makan santri Putri.
20. Koperasi.
21. Kantin tempat anak-anak jajan.
22. Kamar Mandi putra dan putri.
23. Dapur Induk tempat memasak.
NO NAMA KADER
2 Muklis
3 Haris Yanto
4 Misbah
5 Yanuar
6 A Fawaid
7 Mahbubin
8 Tri Sumanto
9 Aslahatun Nuriah
10 Nur Hasanah
11 Robiatul Adawiyah
12 Nikmatul Hikmah
13 Arum Sari
15 Khoirun Nisa
16 Lailatul Fitria
5 Kasur, bantal,
guling tidak
dijemur
6 Sprei jarang
diganti
7 Memakai handuk
yang masih
lembab
8 Belum ada kader
kesehatan
Dari masalah yang diperoleh di atas, maka diadakan musyawarah yang bertujuan
mencari memprioritaskan masalah, sehingga mudah untuk menentukan alternatif
penyelesaian masalah kesehatan yang dikaitkan dengan potensi yang dimiliki
pesantren. Data serta temuan yang diperoleh pada saat SMD utamanya adalah daftar
masalah kesehatan lingkungan, masalah PHBS, masalah gizi, dan masalah sarana.
Dari hasil SMD tersebut diadakan MMPP (Musyawarah Masyarakat Pondok
Pesantren) pada tanggal 08 Mei yang diikuti oleh Mahasiwa Unusa, pengurus
pondok, santri-santri pondok pesantren. Dari musyawarah yang dilaksanakan setelah
pelaksanaan SMD ditemukan atau disepakati bersama solusi untuk menyelesaikan
masalah yang ditemui yaitu seperti yang dipaparkan pada tabel di bawah ini:
No Masalah Solusi
Masalah Kesehatan Lingkungan
1. Sampah yang berserakan di a. Meningkatkan gerakan kerja
lingkungan pesantren bakti
2. Kondisi sekitar pondok berpotensi b. Membuang sampah pada
sebagai sumber berkembang tempatnya
biaknya serangga dan binatang c. Melakukan pemilahan sampah
lainnya. organik dan anorganik
3. Kurangnya kebersihan kamar tidur a. Memperbaiki kamar mandi
dan kamar mandi yang sudah tak layak
b. Membersihkan kamar tidur 2
hari sekali
c. Membuat jadwal piket
membersihkan kamar mandi
Masalah PHBS
1. Pakaian yang sudah digunakan Mencuci langsung pakaian yang
bergantung di dalam kamar sudah dipakai ( 2-3hari sekali)
2. Pakaian basah dijemur di dalam Menjemur pakaian dan handuk
asrama di bawah terik matahari atau di
3. Memakai handuk yang masih luar asrama
lembab
4. Belum ada kader kesehatan Membentuk kader kesehatan di
ponpes
Masalah Gizi
1. Santri jarang sarapan pagi Membuat jadwal piket memasak
di pagi hari
Masalah Sarana
1. Kurangnya tempat untuk menjemur Bergotong-royong membuat
pakaian bagi santriputra-putri tempat jemuran pakaian
2. Kurangnya ventilasi udara di setiap Membuka pintu utama dan pintu
kamar kamar tidur di pagi hari (setelah
shubuh)
3. Musyawarah Masyarakat Pesantren ( MMP)
Kegiatan Musyawarah Masyarakat Pesantren (MMP) dilaksanakan tanggal 15
Desember 2016 di Pondok Pesantren Assalafi Alfitrah Surabaya. Acara ini
diikuti oleh Mahasiwa Unusa, pengurus pondok, santri-santri pondok pesantren.
Permasalahan yang dibahas dalam MMP berdasarkan hasil survey PHBS dan SMD.
Dari hasil MMPP tersebut diperoleh penyelesaian masalah sebagai berikut :
No Masalah Solusi
1. Sampah yang berserakan di a. Meningkatkan gerakan kerja
lingkungan pesantren bakti
2. Kondisi sekitar pondok berpotensi b. Membuang sampah pada
sebagai sumber berkembang tempatnya
biaknya serangga dan binatang c. Melakukan pemilahan sampah
lainnya. organik dan anorganik
1. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan penyuluhan kesehatan dalam waktu 45 menit diharapkan para
santri mampu memahami dan mengerti tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K).
1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan kepada para santri diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian tentang P3K
2. Menjelaskan tujuan P3
3. Menjelaskan pelaksanaan P3K.
4. Menyebutkan teknik dalam P3K.
2. Sasaran
Sasaran yang ditujukan pada 16 kader kesehatan dan santri pondok pesantren Assalafi Al
Fitrah Surabaya
3. Srategi Pelaksana
Hari, Tanggal : Senin, 08 Juni 2020
Metode : Ceramah
Media : Leaflet
Awal
Pemberian Materi
Akhir
Keterangan :
: Penyaji
: Moderator
: Fasilitator
: Observer
: Peserta penyuluhan
5. Pengorganisasian Kelompok
1. Moderator : Siswantoro
2. Penyaji : Fajar Dewi Rokhmawati
Yuly Sukmawati
3. Fasilitator : Alvin Wahyu Kruniawan
Nieke Saurin
4. Observer : Sartika Sari
Zahroil Maknunah
Moch. Muksin
6. Job Description
1. Moderator
1) Membuka dan menutup acara
2) Memperkenalkan tim
3) Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara
4) Memberikan umpan balik atau feed back
5) Memfaslitasi diskusi
6) Membuat kesimpulan
2. Penyuluh / pemateri
1) Menggali kemampuan dan pengalaman peserta mengenai topic yang dibicarakan
2) Menyampaikan materi
3) Memimpin diskusi
3. Observer :
1) Mengobservasi jalannya penyuluhan
2) Mengevaluasi jalannya penyuluhan
4. Fasilitator :
1) Memperhatikan kehadiran anggota
2) Memotivasi anggota
3) Mempertahankan dan meningkatkan motivasi anggota
7. Pelaksana Kegiatan
8. Evaluasi
a. Evaluasistruktur
1) Kesiapan SAP
2) Kesiapan media dan tempat
3) Peserta yang hadir minimal 95 % dari jumlah peserta yang diundang
b. Evaluasi Proses
Pemateri
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2) Kegiatan berjalan sesuai dengan SAP
3) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
Peserta
(P3K)”
A. Pengertian
B. Tujuan
Mencegah maut dan mempertahankan hidup, mencegah penurunan kondisi badan atau
cacat.
C. Pelaksanaan P3K
Sebelum melaksanakan Tindakan P3K maka perlu dilakukan tahapan awal sebelum
P3K yaitu:
1. Penolong mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman dari bahaya)
2. Amankan korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan )
nyaman.
3. Tandai tempat kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
5. Tindakan P3K
2. Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang
telah ada sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta
infeksi.
3. Pembidaian
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang
yang patah. Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah.
4. Pernafasan Buatan
b. Tenggelam
c. Sengatan Listrik
lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah – daerah
yang sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan