Anda di halaman 1dari 2

Selayang Pandang

Tuban, kota di ujung barat provinsi Jawa Timur ini dikenal sebagai Bumi Wali. Sejumlah
Ulama tercatat pernah menyebarkan Islam di kota ini. Hal itulah yang membuat Tuban
menjadi kota dengan jumlah pesantren yang cukup banyak, tercatat ada lebih kurang 175
Pondok Pesantren yang tersebar di wilayah Kabupaten Tuban. Beberapa diantara terletak di
Desa Lajokidul Kecamatan Singgahan, ada 4 pondok pesantren yang menjadi sentral
pendidikan islam yang kesemuanya masih menjaga kelestarian konsep salafiyah dan metode
lama yang baik serta mengembangkan metode baru yang relevan dengan kultur pesantren.
Empat pesantren tersebut adalah Pondok Pesantren Riyadlul Mubtadi’in (putra-putri)
yang diasuh oleh KH. Muhtadi Musta’in dan KH. Mawahib Suyuthi, Pondok Pesantren
Roudlotul Muta’allimin Al Kholiqy (putra-putri) yang diasuh oleh KH. Abdul Wahab Choliq
dan KH. Abdul Mujib Choliq, Pondok Pesantren Al Hidayah (putri) yang diasuh oleh Ibu
Nyai Hj. Zakiyyah dan Agus Yasin Zawawi, serta Pondok Pesantren Putri Daarul Qur’an
Al-Munawwar yang diasuh oleh KH. Mawahib Suyuthi.
Dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, keempat pesantren tersebut
memberlakukan sistem pendidikan klasikal yang mengkhususkan diri menggunakan metode
pembelajaran pengajian kitab-kitab kuning / salaf yang mu’tabaroh. Dengan metode tersebut,
santri dapat mempelajari ilmu pengetahuan agama Islam secara utuh, dalam arti tidak hanya
mempelajari ilmu pengetahuan agama Islam seperti syari’at, tauhid dan tasawuf, tetapi juga
mempelajari ilmu pengetahuan agama Islam yang bersifat penerapan umum dalam rangka
menyiapkan santri dalam pengabdiannya ke masyarakat kelak. Sehingga dengan metode
tersebut akan membentuk santri yang mempunyai jiwa keagamaan yang teguh dan tegar
serta dapat hidup secara fleksibel dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di zaman
yang modern ini.
Selain pondok pesantren, Di Desa Lajokidul juga berdiri lembaga pendidikan basis
jenjang usia. Yaitu, Taman Pendidikan Al-Qur’an yang mewadahi anak usia dini, Madrasah
Diniyah Takmiliyyah Ula, Madrasah Diniyah Takmiliyyah Wustha, Madrasah Diniyah
Takmiliyyah Ulya, dan Pendidikan Diniyah Forman (PDF) Al-Hidayah pada jenjang
Wustha dan Ulya. Bahkan, dalam kurun waktu satu tahun ini, juga sudah berdiri Ma’had Aly
Al Hidayah yang merupakan lembaga pendidikan tinggi berbasis pesantren salaf.
Merujuk pada uraian di atas, kami berkomitmen mewujudkan wahana pendidikan yang
lengkap dari berbagai jenjang usia dan disiplin ilmu dalam bingkai pendidikan islam berbasis
pesantren. Mengingat, pada era globalisasi dan modernisasi seperti saat ini, keberadaan
pondok pesantren memiliki peran vital yang tidak saja sebagai lembaga dakwah, lembaga
pendidikan, maupun lembaga social, lebih dari itu, pesantren adalah bagian integral dari
masyarakat secara keseluruhan yang tidak mungkin menutup mata dan menjauh dari realitas
yang ada. Bentuk falsafah yang sederhana namun mampu mentransformasikan potensi dan
menjadikan santri sebagai agent of change bagi masyarakat sehingga eksistensinya identik
dengan lembaga pengembangan masyarakat. Pesantren diharapkan menjadi lembaga yang
mampu mengantarkan peserta didiknya sebagai subyek atau pelaku utama pada era global.
Mampu bergerak terpadu memadukan berbagai disiplin ilmu dan lingkungan dalam proses
pembangunan masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan tinggi di pesantren
diharuskan untuk mengedepankan kajian keilmuan yang terintegrasi guna mewujudkan
pribadi-pribadi unggul dan berdaya saing.

Anda mungkin juga menyukai