Anda di halaman 1dari 26

KEPERAWATAN KOMUNITAS PESANTREN

“ PROPOSAL PROGRAM KEGIATAN PREVENTIF DAN SAP


KEGIATAN PENYULUHAN FLOUR ALBUS “

Dosen Pendamping :
Khamida, S.Kep., Ns., M.Kep

Kelompok 03
1. Siswantoro (1130119004)
2. Nieke Sauri (1130119007)
3. Sartika Sari (1130119008)
4. Zahroil Maknunah (1130119015)
5. Yuly Sukmawati (1130119016)
6. Alvin Wahyu K (1130119020)
7. Moh. Muksin (1130119021)
8. Fajar Dewi Rochmawati (1130119024)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
A. Pendahuluan
POSKESTREN adalah salah satu wujud UKBM (Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat) di lingkungan pondok pesantren, dengan prinsip dari,
oleh dan warga pondok pesantren. Yang mengutamakan pelayanan promotif
(peningkatan), preventif (pencegahan), tanpa mengabaikan aspek kuratif
(pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) dengan binaan puskesmas
setempat. UKBM merupakan salah satu pemberdayaan masyarakat yang tumbuh
dari masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat
dalam upaya menanggulangi permasalahan kesehatan yang dihadapi dengan
memanfaatkan potensi yang dimiliki masyarakat setempat.
Tujuan didirikan POSKESTREN adalah mewujudkan kemandirian warga
pondok pesantren dan masyarakat sekitar dalam berperilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, meningkatkan
peran serta aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, dan memenuhi layanan
kesehatan dasar bagi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya.
Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya merupakan lembaga
pendidikan Islam yang terletak di jalan Kedinding Lor 99 Surabaya, kelurahan
tanah kali kedinding, kecamatan kenjeran, kota Surbaya. Pesantren ini didirikan
oleh KH. Achmad Asrori Ishaqy yang bertujuan untuk melindungi, membentengi
dan memberikan tuntunan dan didikan keislaman dan prilaku akhlaqul karimah
kepada generasi penerus serta mengikuti prilaku dan amaliyah ulama’ salafus
sholeh.

B. Profil Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah Surabaya


Hasil pengamatan penulis, kurikulum yang berlaku di Pondok Pesantren
Assalafi Al Fithrah adalah perpaduan antara kurikulum pendidikan pesantren
dengan kurikulum pemerintah (Kementerian Agama), sehingga lulusannya dapat
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pondok Pesantren Assalafi
Al Fithrah menyelenggarakan program pendidikan yang berjenjang mulai dari pra-
sekolah sampai ke perguruan tinggi, yaitu:
1. Raudhatul Athfal
2. Madrasah Ibtidaiyah
3. Pendidikan diniyyah formal (PDF Wustho) / setingkat SMP
4. Pendidikan diniyyah formal (PDF Ulya) /Setingkat SMA
5. Ma’had Aly/Perguruan Tinggi
6. Sekolah tinggi agama islam (STAI)
Untuk RA dan MI mengikuti seksi pendidikan madrasah (pendma) kementerian
agama sedangkan PDF dan ma’had Aly mengikuti PD. Pontren (pondok
pesantren) kemenag RI. Kurikulum RI RA dan MI sepenuhnya mengikuti
kemenag di tambah muatan lokal ke Al fithrahan dan kurikulum Al quran dengan
menggunakaan metode Ummi. Kurikulum PDF (pendidikan diniyah formal) yang
bersifat integratif, komprehensif, dan mandiri, memadukan intra kurikuler, ko
kurikuler, dan ekstra kurikuler dalam satu kesatuan sistem pendidikan pesantren
yang mampu memadukan tri pusat pendidikan, pendidikan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Pola seperti ini memungkinkan untuk terjadinya integrasi antara
iman, ilmu, dan amal, antara teori dan praktik dalam satu kesatuan. Hal ini
didukung oleh keberadaan siswa di dalam pesantren selama 24 jam.
Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah juga menyelenggarakan pendidikan
tersendiri untuk santri non mukim ( santri kalong), yaitu TPQ Al Fithrah dan
Madrasah diniyyah takmiliyah. Kurikulum TPQ menggunakan metode An
Nahdliyyah sedangkan Madrasah diniyyah Takmiliyyah yaitu hasil penyesuaian
kurikulum kemenag dan kurikulum lokal Al fithrah .

C. Sejarah Pondok Pesantren Assalafi A Fitrah Surabaya


Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya merupakan lembaga pendidikan
Islam yang terletak di jalan Kedinding Lor 99 Surabaya, kelurahan tanah kali
kedinding, kecamatan kenjeran, kota Surbaya. Pesantren ini didirikan oleh KH.
Achmad Asrori al-Ishaqy yang bertujuan untuk melindungi, membentengi dan
memberikan tuntunan dan didikan keislaman dan prilaku akhlaqul karimah kepada
generasi penerus serta mengikuti prilaku dan amaliyah ulama’ salafus sholeh.
Bangunan pondok bermula dari kediaman KH. Achmad Asrori al-Ishaqy dan
musholla pada tahun 1985, pada waktu KH. Achmad Asrori dibantu tiga santri
Pondok Pesantren Darul Ubudiyah Jati Purwo Surabaya, Asuhan KH. Muhammad
Utsman Al-Ishaqy (ayahanda sekaligus guru KH. Achmad Asrori al- Ishaqy) yaitu
Wahdi alawi, Zainul Arif dan Khoiruddin. Pada tahun 1990 datang 4 santri, yaitu
Abdul Manan, Ramli, Utsman dan Zulfikar, dengan kegiatan sholat berjamaah dan
mengaji di musholla. Dalam perkembangannya jumlah santri yang ingin mengaji dan
mondok semakin banyak sehingga pada tahun 1994 KH. Achmad Asrori al-Ishaqy
memutuskan untuk mendirikan Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah dan mengatur
pendidikan secara klasikal, pada tahun tersebut jumlah santri sekitar 25 orang dan
dikomandani oleh Ustadz Wahdi Alawi sebagai kepala pondok pesantren Al fithrah
Pondok pesantren Assalafi semakin dikenal masyarakat, hingga tidak hanya anak
laki-laki saja yang ingin mondok di pesantren ini tapi juga para santri perempuan,
atas desakan masyarakat maka tahun 2003 pesantren ini membuka pendaftaran santri
putri dan tercatat 77 santri. Sedang santri usia sekolah dasar juga diberi tempat
khusus pada tahun 2010 yaitu di Astracil (asrama santri putra kecil) dan Astricil
(asrama santri putri kecil).

D. Visi dan Misi Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah Surabaya


Setiap organisasi atau lembaga pada umumnya mempunyai sebuah visi untuk
mencapai kesuksesannya. Visi adalah suatu impian jaka panjang atau cita- cita
yang ingin dicapai oleh organisasi atau suatu lembaga.
Visi Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah adalah Mensuritauladani akhlakul
karimah Baginda habibillah Rasulullah SAW., meneruskan perjuangan Salafus
Sholih, terdepan dalam berilmu dan beragama serta mampu menghadapi
tantangan zaman. Visi tersebut dijabarkan dalam indikator-indikator :
1. Mensuritauladani akhlak karimah Rasulillah Saw:
a. Taat kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.
b. Pandai bersyukur
c. Berperilaku kasih sayang terhadap siapa saja
d. Meneladani sifat dan sikap rasul, yaitu Shiddiq, Amanah, Tabligh,
Fathonah.
e. Berbakti kepada kedua orang tua
f. Berbakti kepada guru
g. Berbakti kepada nusa dan bangsa
h. Berperilaku hidup bersih dan sehat
2. Meneruskan perjuangan salaf al-Shalih. Indikatornya meliputi:
a. Melestarikan dan melaksanakan kegiatan wadhifah (kegiatan ‘ubudiyah
sehari semalam) secara istiqamah dan tuma’ninah
b. Melestarikan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan shi’ar, yakni majlis
dzikir, maulid, manaqib dan majlis kirim do’a secara istiqamah dan
tuma’ninah
3. Terdepan dalam berilmu dan beragama. Indikator ini meliputi beberapa hal
berikut:
a. Paham dan luas dalam ilmu keislaman
b. Bersikap terbuka dalam berilmu dan beragama
c. Bersikap lebih hati-hati dengan mengambil pendapat yang mu’tamad
(dapat dipertanggungjawabkan)
d. Berprestasi tingkat regional, nasional dan internasional
e. Mampu menghadapi tantangan zaman. Indikator ini meliputi beberapa
hal berikut:
a. Mempunyai pengetahuan luas yang relevan dengan zaman
b. Mempunyai keahlian yang relevan dengan zaman
c. Mampu berdikari dengan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki
d. Tidak larut dan tenggelam dalam kemajuan zaman.
Misi merupakan suatu tujuan jangka pendek yang ingin di capai
untuk mencapai tujuan jangka panjang. Jadi, untuk mencapai visi harus
ada misi. Misi Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah adalah sebagai
berikut :
a. Membentuk jiwa santri yang mampu mensuritauladani Akhlak
Karimah Rasulullah SAW.
b. Membentuk santri yang mampu melanjutkan perjuangan Salaf al-
Shalih.
c. Membentuk santri yang terdepan dalam berilmu dan beragama.
d. Membentuk santri yang mampu menghadapi tantangan zaman.
E. Tabel Jumlah Guru dan Santri Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah
Surabaya

Tabel 3.1
1. Jumlah Santri Pondok Pesantren Assalafi Al fithrah tahun 2016-2017

No Unit Menetap Tidak menetap Jumlah


Lk Pr Lk Pr
1 TK 75 46 121
2 MI 60 20 242 161 483
3 PDF Wustho Pa 749 64 813
4 PDF Wustho Pi 523 40 563
5 PDF Ulya 485 462 20 11 978
6 Ma`had Aly 138 77 4 4 223
7 TPQ 642 553 1195
8 Diniyah 215 215 430
1432 1082 1262 1030
2514 2292

Jumlah 4806

Tabel 3.2
1. Jumlah Guru Tahun Pelajaran 2016-2017
NO Jenjang L P Jumlah
1 TPQ 70 - 70
2 Madrasah Diniyah 35 4 39
3 Raudhatul Athfal - 9 9
4 Madrasah Ibtidaiyah 9 23 32
5 PDF Wustho 47 14 61
6 PDF Ulya 48 5 53
7 Ma’had Aly 33 - 33
Jumlah 297
F. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Assalafi Alfitrah Surabaya
Sarana dan prasarana pendidikan sangatlah penting dan bermanfaat untuk
menunjang kelancaran proses pembelajaran karena meskipun kegiatan
pembelajaran sudah baik, namun tidak didukung dengan alat- alat atau sarana
prasarana pendidikan maka hasil yang diperoleh tidak akan sempurna sesuai
yang diharapkan. Menurut hasil observasi penulis, sarana dan prasarana untuk
mendukung kegiatan pendidikan dan pembinaan santri Pondok Pesantren
Assalafi Al Fithrah cukup memadai, terdiri dari sarana prasarana yang
menunjang kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas,
sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan bisa
mengembangakan minat dan bakat para santri melalui berbagai kegiatan intra
kurikuler dan ekstra kurikuler.
Sarana prasarana yang dimiliki oleh pesantren di antaranya adalah:
1. Ruang kelas yang berfungsi sebagai tempat kegiatan pembelajaran teori.
2. Ruang perpustakaan yang berfungsi tempat kegiatan santri dan guru
mendapat informasi dari berbagai bahan jenis buku yang tersedia.
3. Laboratarium komputer yang berfungsi sebagai tempat praktik
pembelajaran komputer.
4. Laboratarium bahasa yang berfungsi sebagai tempat praktik pembelajaran
bahasa.
5. Ruang pimpinan yang berfungsi sebagai tempat
melakuka kegitan pengelolaan pesantren.
6. Ruang guru setiap unit pendidikan.
7. Ruang pembayaran yang berfungsi sebagai tempat pembayaran maupun
administrasi keuangan
8. Ruang tamu khusus, untuk menerima tamu dinas, pajabat atau kyai.
9. Pendopo yang berfungsi untuk ruang pertemuan atau menyambut para
tamu dinas
10. Komplek asrama putra
11. Komplek asrama putri
12. Asrama Santri putra Kecil (Astracil)
13. Asrama Santri putri Kecil (Astricil)
14. Asrama santri Ist’dad wustho (persiapan)
15. Masjid yang dipergunakan untuk kegaiatan ibadah dan wadhifah
16. Lapangan yang diperuntukkan untuk upacara atupu olahraga
17. Poskestren (pos kesehatan pesantren) untuk rujukan bagi santri yang sakit.
18. Ruang Makan santri putra.
19. Ruang Makan santri Putri.
20. Koperasi.
21. Kantin tempat anak-anak jajan.
22. Kamar Mandi putra dan putri.
23. Dapur Induk tempat memasak.

G. Konsep Dasar Poskestren


1. Pengertian Poskestren
Poskestren adalah Pesantren yang memiliki kesiapan dan kemampuan serta
kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah- masalah kesehatan, secara
mandiri sesuai dengan kemampuannya.
2. Tujuan Poskestren
a. Tujuan Umum
Mewujudkan kemandirian warga pondok pesantren dan masyarakat sekitar
dalam berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
b. Tujuan Khusus
a) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran santri dan guru tentang
pentingnya kesehatan.
b) Meningkatnya santri dan guru yang melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat
c) Meningkatnya kesehatan lingkungan di pesantren
d) Meningkatnya kemampuan dan kemauan santri untuk menolong diri
sendiri di bidang kesehatan.
c. Sasaran Pengembangan Poskestren
Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan
Poskestren dibedakan menjadi tiga jenis sasaran, yaitu :
a) Semua individu santri, guru serta pengurus pesentren serta
keluarganya yang tinggal di lingkungan pesantren Assalafi Al Fitrah
Surabya , yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, serta
peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di lingkungan
pesantren.
b) Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku
individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif
bagi perubahan perilaku tersebut, seperti pimpinan pesantren,
pengurus yayasan al fitrah serta petugas kesehatan.
c) Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan,
peraturan, dana, tenaga, sarana dan lain-lain, Camat, para pejabat
terkait, swasta, para donatur dan pemangku kepentingan lainnya.

H. Proses Pembentukan Poskestren


1. Persiapan
a) Mempersiapkan petugas puskesmas agar mampu mengelola dan membina
poskestren
b) Pendekatan kepada pimpinan pesantren untuk mendapat dukungan
c) Sosialisasi Poskestren
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada 11 Mei 2020 bertempat di
pesantren Assalafi Al Fitrah Surabaya. Langkah ini merupakan awal
kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan lainnya dilaksanakan. Tujuan
langkah ini adalah untuk mempersiapkan para pengurus pesantren, para
guru, serta santri, agar mereka tahu dan mau bekerjasama dalam satu tim
untuk menjalankan kegiatan poskestren. Dalam langkah ini termasuk
kegiatan advokasi kepada pimpinan pesantren, agar mau memberikan
dukungan, baik berupa kebijakan, atau anjuran, serta restu, maupun
sumber daya lain, sehingga pengembangan poskestren dapat berjalan
dengan lancar. Output dari kegiatan ini yaitu adanya dukungan dan
antusias dari pengurus, guru maupun santri untuk mendukung kegiatan
poskestren ini. Pada kegiatan ini juga sekaligus pemilihan tim masyarakat
poskestren serta merekrut kader poskestren dan telah dipilih 16 orang
kader yang terdiri dari 8 santri dan 8 santriwati.
d) Pemilihan Kader Poskestren
Pemilihan dilakukan secara musyawarah dan mufakat, sesuai dengan
tata cara dan kriteria yang berlaku. Berikut adalah namanama kader
poskestren: Daftar Nama-nama Kader Kesehatan pesantren Assalafi Al
Fitrah Surabaya

NO NAMA KADER

1 Muhammad Rifhan El-Harist

2 Muklis

3 Haris Yanto

4 Misbah

5 Yanuar

6 A Fawaid

7 Mahbubin

8 Tri Sumanto

9 Aslahatun Nuriah

10 Nur Hasanah

11 Robiatul Adawiyah

12 Nikmatul Hikmah

13 Arum Sari

14 Siti Khoirun Nisa


15 Khoirun Nisa

16 Lailatul Fitria

2. Survei Mawas Diri ( SMD)


Survei Mawas Diri (SMD) yang dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2020 dan
10 Mei 2020 dengan cara wawancara terhadap 40 orang yang terdiri dari
santri pondok pesantren, pengurus pondok dan observasi terhadap kesehatan
lingkungan pondok pesantren. Selain itu juga dilaksanakan survey PHBS
pondok pesantren oleh mahasiswa. Dari hasil SMD dan survey
PHBS diperoleh permasalahan yang ada di pondok  pesantren Assalafi Al
Fitrah Surabaya sebagai berikut:
Masalah
Masalah Masalah
No Kesehatan Masalah Gizi
PHBS Sarana
Lingkungan
1 Sampah yang Pakaian yang Kepadatan Santri jarang
berserakan di sudah digunakan penghuni kamar sarapan pagi
lingkungan bergantung di tidak sesuai
pesantren dalam kamar syarat
kesehatan (4m2 p
er orang)
2 Kurangnya Bantal sering Kurangnya
kebersihan kamar dipakai dipakai tempat untuk
tidur dan kamar bersama-sama mmenjemur
mandi pakaian bagi
santri putra-
putri

3 Kondisi sekitar Santri tidur di Kurangnya


pondok berpotensi lantai tanpa ventilasi udara
sebagai sumber selimut dan alas di setiap kamar
berkembang  tidur
biaknya nyamuk,
serangga, dan
binatang lainnya.
4 Pakaian basah Kurangnya
dijemur di dalam tempat sampah
asrama
5 Kasur, bantal,
guling tidak
dijemur

6 Sprei jarang
diganti
7 Memakai handuk
yang masih
lembab
8 Belum ada kader
kesehatan

Dari masalah yang diperoleh di atas, maka diadakan musyawarah yang


bertujuan mencari memprioritaskan masalah, sehingga mudah untuk
menentukan alternatif penyelesaian masalah kesehatan yang dikaitkan
dengan potensi yang dimiliki pesantren. Data serta temuan yang diperoleh
pada saat SMD utamanya adalah daftar masalah kesehatan lingkungan,
masalah PHBS, masalah gizi, dan masalah sarana.
Dari hasil SMD tersebut diadakan MMPP (Musyawarah Masyarakat Pondok
Pesantren) pada tanggal 08 Mei yang diikuti oleh Mahasiwa Unusa,
pengurus pondok, santri-santri pondok pesantren. Dari musyawarah yang
dilaksanakan setelah pelaksanaan SMD ditemukan atau disepakati bersama
solusi untuk menyelesaikan masalah yang ditemui yaitu seperti yang
dipaparkan pada tabel di bawah ini:

No Masalah Solusi
Masalah Kesehatan Lingkungan
1. Sampah yang berserakan di a. Meningkatkan gerakan
lingkungan pesantren kerja bakti
2. Kondisi sekitar pondok b. Membuang sampah pada
berpotensi sebagai sumber tempatnya
berkembang  biaknya serangga c. Melakukan pemilahan
dan binatang lainnya. sampah organik dan
anorganik

3. Kurangnya kebersihan kamar a. Memperbaiki kamar mandi


tidur dan kamar mandi yang sudah tak layak
b. Membersihkan kamar tidur
 2 hari sekali
c. Membuat jadwal piket
membersihkan kamar
mandi

Masalah PHBS
1. Pakaian yang sudah digunakan Mencuci langsung pakaian
bergantung di dalam kamar yang sudah dipakai ( 2-
3hari sekali)
2. Pakaian basah dijemur di dalam Menjemur pakaian dan
asrama handuk di bawah terik
3. Memakai handuk yang masih matahari atau di luar asrama
lembab
4. Belum ada kader kesehatan Membentuk kader kesehatan
di ponpes
Masalah Gizi
1. Santri jarang sarapan pagi Membuat jadwal piket
memasak di pagi hari
Masalah Sarana
1. Kurangnya tempat untuk Bergotong-royong membuat
menjemur pakaian bagi tempat jemuran pakaian
santriputra-putri
2. Kurangnya ventilasi udara di Membuka pintu utama dan
setiap kamar pintu kamar tidur di pagi hari
(setelah shubuh)

3. Musyawarah Masyarakat Pesantren ( MMP)


Kegiatan Musyawarah Masyarakat Pesantren (MMP) dilaksanakan tanggal
1o Mei di Pondok Pesantren Assalafi Alfitrah Surabaya. Acara ini diikuti oleh
Mahasiwa Unusa, pengurus pondok, santri-santri pondok pesantren.
Permasalahan yang dibahas dalam MMP berdasarkan hasil survey PHBS dan
SMD. Dari hasil MMPP tersebut diperoleh penyelesaian masalah sebagai
berikut :
No Masalah Solusi
1. Sampah yang berserakan di a. Meningkatkan gerakan kerja
lingkungan pesantren bakti
2. Kondisi sekitar pondok berpotensi b. Membuang sampah pada
sebagai sumber berkembang  tempatnya
biaknya serangga dan binatang c. Melakukan pemilahan sampah
lainnya. organik dan anorganik

3. Kurangnya kebersihan kamar tidur a. Memperbaiki kamar mandi yang


dan kamar mandi sudah tak layak
b. Membersihkan kamar tidur  2
hari sekali
c. Membuat jadwal piket
membersihkan kamar mandi

4. Pakaian yang sudah digunakan Mencuci langsung pakaian yang


bergantung di dalam kamar sudah dipakai ( 2-3hari sekali)
5. Pakaian basah dijemur di dalam Menjemur pakaian dan handuk
asrama di bawah terik matahari atau di
6. Memakai handuk yang masih luar asrama
lembab
7. Belum ada kader kesehatan Membentuk kader kesehatan di
ponpes
8. Santri jarang sarapan pagi Membuat jadwal piket memasak
di pagi hari
9. Kurangnya tempat untuk menjemur Bergotong-royong membuat
pakaian bagi santriputra-putri tempat jemuran pakaian
10. Kurangnya ventilasi udara di setiap Membuka pintu utama dan pintu
kamar kamar tidur di pagi hari (setelah
shubuh)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN

1. Pokok Bahasan : Pencegahan Flour Albus (Keputihsn)


2. Sasaran : Santriwati Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah
3. Metode : Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi
4. Media : Power point
5. Waktu : 45 menit.
6. Tempat : Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah Surabaya
7. Hari dan tanggal : Senin, 18 Mei 2020

A. TIU (Tujuan Intruksional Umum)


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran mampu mengetahui dan
memahami cara mencuci tangan dengan baik.
B. TIK (Tujuan Intruksional Khusus)
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu mampu mengetahui :
1. Apa yang dimaksud dengan mencuci tangan.
2. Tujuan mencuci tangan.
3. Waktu mencuci tangan.
4. Langkah mencuci tangan.
C. Sasaran
Santriawan dan santriwati Pondok Pesantren Al-Jihad.
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
E. Media
1. Laptop
2. Materi
3. Cairan antiseptik (alkohol)
F. Pengorganisasian Kelompok

1. Moderator : Fajar Dewi Rokhmawati


2. Penyaji : Siswantoro
Moch. Muksin
3. Fasilitator : Sartika Sari
Zahroil Maknunah
4. Observer : Alvin Wahyu Kurniawan
Nieke Saurin
Yully Sukmawati
Job Description
1. Moderator
1) Membuka dan menutup acara
2) Memperkenalkan tim
3) Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara
4) Memberikan umpan balik atau feed back
5) Memfaslitasi diskusi
6) Membuat kesimpulan
2. Penyuluh / pemateri
1) Menggali kemampuan dan pengalaman peserta mengenai topic yang
dibicarakan
2) Menyampaikan materi
3) Memimpin diskusi
3. Observer :
1) Mengobservasi jalannya penyuluhan
2) Mengevaluasi jalannya penyuluhan
4. Fasilitator :
1) Memperhatikan kehadiran anggota
2) Memotivasi anggota
3) Mempertahankan dan meningkatkan motivasi anggota
G. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Peserta hadir 30 orang.
b. Penyelenggara penyuluhan dilakukan di Masjid Pondok Pesantren Al-Jihad.
2. Kriteria proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta konsentrasi mendengar penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap
dan benar.
d. Peserta dapat mendemonstrasikan dengan benar.
3. Kriteria hasil
a. Apa yang dimaksud dengan mencuci tangan.
b. Sebutkan tujuan mencuci tangan.
c. Kapan waktu mencuci tangan.
d. Berapa langkah mencuci tangan.
I. Kegiatan Penyuluhan
No
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
.
1. 5 menit Pembukaan
a. Penyuluh memulai 1) Menjawab salam.
penyuluhan dengan
mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri. 2) Memperhatikan.
c. Menjelaskan tujuan 3) Memperhatikan
penyuluhan.
d. Menyebutkan materi 4) Memperhatikan
yang akan diberikan.
2. 25 menit Pelaksanaan
a. Pengertian Flour Albus 1) Memperhatikan
b. Klasifikasi Flour Albus
c. Tanda dan gejala Flour
Albus 2) Memperhatikan
d. Faktor penyebab Flour
Albus 3) Bertanya dan
e. Cara pencegahan Flour mendengarkan jawaban
Albus 4) Ikut berpartisipasi
f. Patofisiologi Flour dalam demonstrasi
Albus mencuci tangan
g. Penatalaksanaan Flour
Albus
3. 10 menit Evaluasi
a. Meminta peserta 1) Menjelaskan pengertian
menjelaskan apa itu cuci tangan.
Flour Albus
b. Meminta peserta 2) Menjelaskan langkah
menjelaskan apa yang mencuci tangan.
harus dilakukan untuk
mencegah flour Albus 3) Menyebutkan waktu
mencuci tangan.
4) Menjelaskan tujuan
mencuci tangan.
4. 5 menit Terminasi
a. Mengucapkan terima 1) Memperhatikan
kasih atas perhatian
yang diberikan.
b. Mengucapkan salam 2) Membalas salam
penutup.
MATERI
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Flour Albus


1) Flour Albus adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina bukan
merupakan darah (Sibagariang, 2010).
2) Flour Albus merupakan pengeluaran cairan pervaginam yang tidak berupa
darah yang kadang merupakan sebuah manifestasi klinik dari infeksi yang
selalu membasahi dan menimbulkan iritasi, rasa gatal, dan gangguan rasa
tidak nyaman pada penderitanya (Shadine, 2012).

B. Klasifikasi Flour Albus


Menurut Sibagariang (2010) adalah :
1) Flour Albus fisiologis
Dalam keadaan normal ada sejumlah secret yang mempertahankan
kelembaban vagina yang banyak mengandung epitel dan sedikit leukosit
dengan warna jernih. Tanda – tanda keputihan normal adalah jika cairan yang
keluar tidak terlalu kental, jernih, warna putih atau kekuningan jika
terkontaminasi oleh udara, tidak disertai rasa nyeri, dan tidak timbul rasa gatal
yang berlebih.
Hal hal yang dapat menyebabkan terjadinya Flour Albus fisiologis antara
lain :
a) Waktu sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang, karena
mulai mendapat terdapat pengaruh esterogen.
b) Wanita dewasa apabila dirangsang dan waktu koitus, disebabkan oleh
pengeluaran transudasi dari dinding vagina.
c) Waktu sekitar ovulasi karena adanya produksi kelenjar –kelenjar pada
mulutserviksuteri menjadi lebih encer.
d) Pada wanita hamil disebabkan karena meningkatnya suplai darah ke
vagina dan mulut rahim sehingga terjadi penebalan dan melunaknya
selaput lendir vagina.
e) Akseptor kontasepsi pil dan IUD serta seorang wanita yang menderita
penyakit kronik atau pada wanita yang mengalami stres.
2) Flour Albus patologis
Penyebab terjadinya Flour Albus patologis adalah :
a. Infeksi
Adanya kuman, jamur, parasit, dan virus dapat menghasilkan zat kimia
tertentu bersifat asam dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
b. Benda asing
Adanya benda asing yang dapat merangsang pengeluaran cairan dari liang
senggama yang berlebihan.
c. Kanker
Pada kanker terdapat gangguan dari pertumbuhan sel normal yang
berlebihan, sehingga mengakibatkan sel tumbuh sangat cepat secara
abnormal dan mudah rusak, akibat pecahnya pembuluh darah yang
bertambah untuk memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker
tersebut.
d. Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan
Kadang – kadang pada wanita ditemukan cairan dari liang senggama yang
bercampur air seni atau feses, yang terjadi akibat adanya lubang kecil dari
kandung kencing tau usus ke liang senggama akibat adanya cacat bawaan,
cedera persalinan, radiasi dan akibat kanker.
e. Menopause
Pada menopause sel-sel dan vagina mengalami hambatan dan dalam
pematangan sel akibat tidak adanya hormon estrogen sehingga vagina
kering, sering timbul gatal karena tipisnya lapisan sel sehingga mudah
luka dan timbul infeksi penyerta.
C. Tanda dan gejala Flour Albus
Menurut Sibagariang (2010), ada beberapa tanda dan gejala Flour Albus, antara
lain:
1) Fisiologis
 Cairan yang tidak berwarna / bening
 Tidak bebau
 Tidak berlebihan
 Tidak menyebabkan rasa gatal
2) Patologis
 Keputihan yang disertai gatal, panas pada vagina
 Keluarnya lendir yang kental
 Rasa panas saat kencing
 Secret vagina berwarna putih dan menggumpal
 Berwarna putih ke abu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk.

D. Faktor Penyebab Flour Albus


Beberapa penyebab Flour Albus menurut Shadine (2012), antara lain :
1) Infeksi vagina oleh jamur (candida albicans) atau parasit (tricomonas). Jenis
infeksi yang terjadi pada vagina yakni, bacterial vaginosis, trikomonas, dan
candidiasis. Bacterial vaginosis merupakan gangguan vagina yang sering
ditandai dengan keputihan dan bau tak sedap. Hal ini disebabkan oleh
Lactobacillus menurun, bakteri patogen (penyebab infeksi) meningkat, dan
PH vagina meningkat.
2) Faktor hygiene yang jelek. Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat
menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi karena kelembaban vagina
yang meningkat sehingga bakteri patogen penyebab infeksi mudah menyebar.
3) Pemakaian obat-obatan (antibiotik, kortikosteroid, dan pil KB) dalam waktu
yang lama, karena pemakaian obat-obatan khususnya antibiotik yang terlalu
lama dapat menimbulkan sistem imunitas dalam tubuh. Sedangkan
penggunaan KB mempengaruhi keseimbangan hormon wanita. Biasanya pada
wanita yang mengonsumsi antibiotik timbul keputihan.
4) Stres, otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi kita reseptor otak
mengalami stres maka hormonal di dalam tubuh mengalami perubahan
keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan.

E. Pencegahan Flour Albus


Menurut Shadine (2012), ada beberapa cara untuk menghindari terjadinya Flour
Albus, antara lain :
1) Selalu menjaga kebersihan diri, terutama kebersihan alat kelamin. Rambut
vagina atau pubis yang terlampau tebal dapat menjadi tempat sembunyi
kuman.
2) Biasakan untuk membasuh vagina dengan cara yang benar, yaitu dengan
gerakan dari depan kebelakang. Cuci dengan air bersih setiap buang air dan
mandi. Jangan lupa untuk tetap menjaga vagina dalam keadaan kering.
3) Hindari suasana vagina yang lembab berkepanjangan karena pemakaian
celana dalam yang basah, jarang diganti dan tidak menyerap keringat.
Usahakan menggunakan celana dalam yang terbuat dr bahan katun yang
menyerap keringat.
4) Pemakaian celana jeans terlalu ketat juga meningkatkan kelembaban daerah
vagina. Ganti tampon atau panty liner pada waktunya.
5) Hindari terlalu sering memakai bedak talk di sekitar vagina, tisu harum, atau
tisu toilet. Ini akan membuat vagina kerap teriritasi.
6) Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan juga bisa muncul lewat air yang
tidak bersih. Jadi, bersihan bak mandi, ember, ciduk, water torn, dan bibir
kloset dengan antiseptik untuk menghindari menjamurnya kuman.
7) Setia kepada pasangan merupakan langkah awal untuk menghindari
keputihan yang disebabkan oleh infeksi yang menular melalui
hubungan seks.
8) Menghindari berhubungan seks pra nikah.

F. Patosifiologi Flour Albus


Pada dasarnya dalam keadaan normal, organ vagina memproduksi cairan yang
berwarna bening, tidak berbau, tidak berwarna dan jumlah tidak berlebih. Cairan
ini berfungsi sebagai sistem perlindungan alami, mengurangi gesekan di dinding
vagina saat berjalan dan saat melakukan hubungan seksual. Sebenarnya di dalam
alat genital wanita terdapat mekanisme pertahanan tubuh berupa bakteri yang
menjaga kadar, keasaman pada pH vagina berkisar antara 3,8-4,2. Sebagian besar,
hingga 95% adalah bakteri patogen (yang menimbulkan penyakit). Biasanya
ketika ekosistem didalam keadaan seimbang, bakteri patogen tidak akan
mengganggu. Masalah baru timbul ketika kondisi asam ini turun alias lebih besar
dari 4,2. Bakteri-bakteri laktobasilus gagal menandingi bakteri patogen.
Ujungnya, jamur akan berjaya dan terjadilah keputihan (Shadine, 2012).

G. Penatalaksanaan Flour Albus


Menurut Shadine (2012), untuk menghindari komplikasi yang serius dari
Flour Albus, sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin sekaligus
untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker leher
rahim yang juga memberikan gejala keputihan berupa sekret encer, berwarna
merah muda, coklat mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Penatalaksanaan Flour Albus tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur,
bakteri atau parasit. Umumnya di berikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan
dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang
digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flukonazol
untuk mengatasi infeksi candidadan golongan metronidazoluntuk mengatasi
infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet,
kapsul), Topikal seperti cream yang dioleskan dan vulva yang dimasukan
langsung ke dalam liang vagina. Untuk keputihan yang ditularkan melalui
hubungan seksual, terapi juga diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan
untuk tidak berhubungan seksual selama masih dalam pengobatan. Selain itu,
dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan
pencegahan sekaligus mencegah berulanganya yaitu dengan :
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat cukup,
hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
2. Setia untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap
kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan
bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat.
Biasakan untuk mengganti pembalut, panty liner pada waktunya untuk
mencegah bakteri berkembang biak.
4. Biasakan membasuh vagina dengan cara yang benar tiap kali buang air
yaitu dengan arah depan kebelakang.
5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena
dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi
medis dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih vagina.
6. Hindari penggunaan bedak talk, tissue atau sabun dengan pewangipada
daerah vagina karena menyebabkan iritasi.
7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti
meminjam perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di atas
kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum
menggunakannya.
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

SANTRIWATI PP ASSALAFI AL FITRAH SURABAYA

NO. NAMA ALAMAT TTD


DAFTAR PUSTAKA

Endah, Rista. file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/01-gdl-ristaendah-930-1-


ristaen-p.pdf. Di akses pada tanggal 29 Mei 2018 pada pukul 09.27 WIB.

Anda mungkin juga menyukai