LAPORAN PENDAHULUAN
CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)
A. PENGERTIAN
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
Triyanti, 2007).
sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan
untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan
menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat
dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat.
Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam.
Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh
seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi
Atrial fibrilasi dapat terjadi secara episodic maupun permanen. Jika terjadi
secara permanen, kasus tersebut sulit untuk dikontrol (Philip and Jeremy,
laju jantung kurang dari 60 kali permenit disebut atrial fibrilasi slow ventricular
respons (SVR), jika laju jantung 60-100 kali permenit disebut atrial fibrilasi
normo ventricular respon (NVR) sedangkan jika laju jantung lebih dari 100 kali
2
permenit disebut atrial fibrilasi rapid ventricular respon (RVR). Kecepatan QRS
biasanya normal atau cepat dengan gelombang P tidak ada atau jikapun ada
B. ETIOLOGI
Menurut Wajan Juni Udjianti (2010) etiologi gagal jantung kongestif (CHF)
C. PATOFISIOLOGI/PATWAY
jantung (CO: Cardiac output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR: Heart Rate)
Frekuensi jantung adalah fungsi dari sistem saraf otonom. Bila curah jantung
jantung.
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi,
yang tergantung pada 3 faktor, yaitu: (1) Preload (yaitu sinonim dengan Hukum
Starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah yang mengisi
perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan
dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium); (3) Afterload
arteriole).
Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa adaptasi yang terjadi
baik pada jantung dan secara sistemik. Jika volume sekuncup kedua ventrikel
meningkat, maka volume dan tekanan pada akhir diastolik di dalam kedua
ruang jantung akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan panjang serabut
singkat. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka akan terjadi dilatasi
ventrikel. Cardiac output pada saat istirahat masih bisa berfungsi dengan baik
arterial atau penurunan perfusi ginjal, akan mengaktivasi beberapa sistem saraf
adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh. Oleh karena itu, takikardi dan
tetapi jika aktivasi ini sangat meningkat malah akan menurunkan aliran ke ginjal
cairan. Pada gagal jantung terjadi peningkatan peptida natriuretik atrial akibat
PATWAY
D. MANIFESTASI KLINIS
2. Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat
terhadap latihan dan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat
E. KLASIFIKASI
2. Kelas 2 Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari
keluhan.
4. Kelas 4 Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun
F. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien utama klien dengan gagal jantung adalah sesak nafas, nyeri
pada jantung.
organ.
beraktivitas.
masa yang lalu dan masih relevan dengan kondisi saat ini. Obat-obatan
Catat adanya efek samping yang terjadi di masa lalu. Alergi obat dan
reaksi alergi yang timbul. Sering kali klien menafsirkan suatu alergi
orang tua yang timbulnya pada usia muda merupakan faktor resiko
1) Aktivitas/ istirahat
2) Sirkulasi
abdomen.
3) Integritas ego
4) Eliminasi
9
5) Makanan/cairan
6) Hygiene
7) Neurosensori
8) Nyeri/kenyamanan
Klien mengeluh nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen
G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum :
baik atau composmentis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan perfusi
2. Tanda-Tanda Vital
3. Persistem
a. B1 (breathing)
10
b. B2 (Blood)
c. B3 (Brain)
dan menggeliat.
d. B4 ( Bladder)
e. B5 ( Bowel
11
pernapasan.
f. Anoreksia
g. B6 ( Bone)
1) Ektremitas
Pada ujung jari terjadi kebiruan dan pucat. Warna kulit pucat dan
sianosis.
2) Edema
dapat dipercaya dan tentu saja, ini sering ditemukan bila gagal
3) Mudah lelah
Klien dengan gagal jantung akan cepat merasa lelah, hal ini terjadi
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Hitung sel darah lengkap: anemia berat atau anemia gravis atau polisitemia
vera
adrenal
7. Tes fungsi ginjal dan hati: menilai efek yang terjadi akibat CHF terhadap
11. Rontgen toraks: untuk menilai pembesaran jantung dan edema paru.
13. EKG: menilai hipertropi atrium/ ventrikel, iskemia, infark, dan disritmia
I. PENATALAKSANAAN KLINIS
b. Oksigenasi
menghilangkan oedema.
2. Terapi Farmakologis:
a. Glikosida jantung
J. ANALISA DATA
Penurunan suplai O2 ke
miokardium
3. DS: Gagal jantung kiri Gangguan
Klien mengeluh “nafasnya ↓ pertukaran gas
sesak dan sering
terbangun pada malam Hambatan aliran pulmonal
hari karena sesak nafas ↓
dan batuk-batuk”
Bendungan vena
DO: pulmonal
Ujung jari dan kuku ↓
tampak kebiruan,
ronchi (+/+), Edema paru
nafas cepat tampak ↓
tarikan dinding dada
Ht: 34,6 tekanan hidrostatik
Albumin: 2,6 menurun dan tekanan
osmotic menurun
↓
15
Edema
DS: Kondisi dan prognosis Cemas
5. Klien menyatakan “klien penyakit
takut dengan keadaanya, ↓
klien bertanya tentang
kondisi dan pengobatan, Kurang pengetahuan
khawatir, stress ↓
berhubungan dengan
keprihatinan financial” cemas
DO:
Klien tampak cemas
6 DS: Curah jantung menurun Intoleransi
Klien mengeluh ↓ aktivitas
“tenaganya lemah, cepat
lelah, sesak nafas, nafsu Aliran darah menurun
makan menurun” ↓
DO:
16
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
jantung.
pulmonal
4 Tupan : 1. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah 1. Pengeluaran urine mungkin sedikit
setelah dilakukan asuhan dan warna saat hari dimana diuresis dan pekat karena penurunan perfusi
keperawatan 2x 24 jam diharapkan terjadi. ginjal. Posisi terlentang membantu
Kelebihan volume cairan tidak terjadi. diuresis sehingga pengeluaran
Tupen: urine dapat ditingkatkan selama
setelah dilakukan tindakan tirah baring.
kepperawatan 1x 24 jam :
Tidak terjadi kelebihan volume cairan 2. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan 2. Terapi diuretik dapat disebabkan
Dengan kriteria hasil dan pengeluaran selama 24 jam. oleh kehilangan cairan tiba-
Klien akan mendemonstrasikan tiba/berlebihan (hipovolemia)
volume cairan stabil dengan 3. Pertahakan duduk atau tirah baring meskipun edema/asites masih
keseimbangan masukan dan dengan posisi semifowler selama fase 3. Posisi tersebut meningkatkan filtrasi
pengeluaran, akut. ginjal dan menurunkan produksi
bunyi nafas bersih/jelas, tanda ADH sehingga meningkatkan
vital normal 4. Pantau TD dan CVP (bila ada). diuresis
berat badan stabil dan tidak ada 4. Hipertensi dan peningkatan CVP
20
M. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan pada klien dengan CHF antara lain meningkatkan cardiac output,
pengobatan.
N. Evaluasi Keperawatan
tindakan keperawatan dengan normal atau kriteria tujuan yang sudah dibuat
analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan ditulis pada catatan
perkembangan.
yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Ardini, Desta N. 2007. Perbedaaan Etiologi Gagal jantung Kongestif pada Usia
Media Aesculapius
medika
NANDA, 2008. Diagnosa Nanda NIC & NOC, Jakarta: Prima Medika.