Anda di halaman 1dari 11

SPL 1

Handout 2
Materi : Sistem Persamaan Linear (SPL)
Minggu ke : 2

1 Tujuan
• Mahasiswa dapat menyelesaikan SPL dengan Eliminasi Gauss-Jordan (OBE)

• Mahasiswa dapat mengenali MEB dan MEBT

• Mahasiswa dapat menentukan konsistensi dan jumlah solusi SPL berdasarkan


karakteristik MEB

2 Teori ringkas

2.1 SPL

Persamaan

y = a1 x1 + a2 x2 + .. + an xn

yang menyatakan konstanta y dalam variabel-variabel x1 , x2 , .. , xn dan koefisien-


koefisien a1 , a2 , .. , an disebut Persamaan Linear (PL). Secara umum, sistem
m buah persamaan linear dengan n variabel dikatakan sebagai Sistem Persamaan
Linear (SPL) m × n dan dapat ditulis sebagai:

a11 x1 + a12 x2 + .. + a1n xn = b1

a21 x1 + a22 x2 + .. + a2n xn = b2

...

am1 x1 + am2 x2 + .. + amn xn = bm (1)

dimana aij , bi ∈ R untuk setiap i=1, 2, .., m dan j=1, 2, .., n.


SPL 2

Bentuk (1) dapat juga ditulis sebagai perkalian matriks

AX = B (2)
     
a11 a12 . a1n x1 b1
     
     
 a21 a22 . a2n   x   b 
dimana A =  , X =  2 , dan B =  2 .
     
 . . . .   .   . 
     
am1 am2 . amn xn bm
Dalam hal ini, A disebut matriks koefisien, X disebut matriks variabel, dan B
disebut matriks konstanta.
Jika B adalah matriks nol, maka SPL (2) dikatakan SPL homogen. Sebaliknya,
jika B 6= 0, maka SPL dikatakan SPL takhomogen.
Berdasarkan ada atau tidaknya solusi, kita bisa mengkategorikan SPL menjadi

1. SPL takkonsisten, jika SPL tersebut tidak memiliki solusi.

2. SPL konsisten, jika SPL tersebut memiliki solusi. Dengan demikian, bisa kita
simpulkan SPL homogen adalah SPL konsisten karena xi = 0 untuk setiap i=1, 2,
.., n (yang berarti X = 0), selalu merupakan solusi SPL tersebut. SPL konsisten
terbagi lagi menjadi SPL yang memiliki tepat satu solusi dan yang memiliki
takhingga banyaknya solusi.

Jadi, setiap SPL memiliki tiga kemungkinan solusi, yaitu:

• tepat satu solusi,

• takhingga banyaknya solusi, atau

• takpunya solusi/takkonsisten.

2.2 Penyelesaian SPL dengan Eliminasi Gauss-Jordan

Penyelesaian SPL dapat dilakukan dengan mencari bentuk eselon baris tereduksi dari
matriks yang diperluas tersebut. Pada prinsipnya, Eliminasi Gauss adalah proses
pembentukan Matriks Eselon Baris (MEB) dengan melakukan Operasi Baris
SPL 3

Elementer (OBE) pada Matriks yang Diperluas (MD) untuk suatu SPL. Se-
mentara Eliminasi Jordan adalah pembentukan Matriks Eselon Baris Tereduksi
(MEBT) dari dengan melakukan OBE pada MEB tersebut. Berikut akan dijelaskan
pengertian dari masing-masing istilah di atas.

Gambar 1: Kaitan SPL dengan Eliminasi Gauss-Jordan

2.2.1 OBE

Ada tiga jenis operasi baris elementer (OBE) yang dilakukan pada matriks untuk mem-
peroleh matriks eselon baris tereduksi, yaitu:

1. Mempertukarkan letak dua baris pada matriks .


Simbol Bi ↔ Bj berarti baris ke-i ditukar letaknya dengan baris ke-j.

2. Mengalikan suatu baris matriks dengan skalar taknol .


Simbol kBi berarti baris ke-i dikalikan dengan skalar taknol k.

3. Menambahkan kelipatan satu baris matriks ke baris yang lain .


Simbol kBi + Bj berarti k kali baris ke-i ditambahkan kepada baris ke-j.
SPL 4

Definisi 1. (Ekivalen Baris)


Matriks yang diperoleh dari OBE terhadap suatu matriks dikatakan ekivalen baris
dengan matriks tersebut.

Lambang yang digunakan untuk menunjukkan ekivalen baris adalah ”≈”.


   
1 −2 1 0
Contoh 1. Misalkan A =   dan B =  . Maka, A ≈ B karena A
0 1 0 1
diperoleh dari OBE terhadap B, yaitu menambahkan -2 kali baris II ke baris I.

Definisi 2. (Matriks yang Diperluas)


Matriks yang diperluas dari suatu SPL adalah matriks yang dibentuk dengan
mendampingkan matriks koefisien dengan matriks konstanta dari SPL tersebut .

Contoh 2. Matriks yang diperluas untuk (1) adalah:


 
a a12 . a1n b1
 11 
 
 a21 a22 . a2n b2 
 
 
 . . . . . 
 
am1 am2 . amn bm

Jika matriks yang diperluas dari dua SPL adalah ekivalen baris, maka kedua SPL
tersebut memiliki solusi yang sama.

Definisi 3. (Matriks Eselon Baris)


Matriks Eselon Baris (MEB) adalah matriks yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

• Entri taknol pertama pada setiap baris adalah 1, yang disebut dengan satu utama.

• Satu utama pada baris yang lebih bawah terletak pada kolom yang lebih
kanan dari satu utama pada baris diatasnya untuk setiap baris matriks.

• Jika terdapat baris nol, maka baris tersebut terletak di bagian bawah matriks.
 
1 1 −1 0
 
 
Contoh 3.  0 0 1 0  adalah suatu MEB.
 
0 0 0 0
SPL 5

Definisi 4. (Matriks Eselon Baris Tereduksi)


Matriks Eselon Baris Tereduksi (MEBT) adalah MEB yang memiliki ciri tambahan:
setiap kolom yang memuat satu utama memiliki entri-entri nol di tempat lain .
 
1 1 0 2
 
 
Contoh 4.  0 0 1 −1  adalah suatu MEBT.
 
0 0 0 0
Urutan langkah OBE tidak akan mempengaruhi matriks eselon baris tereduksi
yang diperoleh. Hal ini dimungkinkan karena matriks eselon baris tereduksi dari suatu
matriks itu unik.

Contoh 5. (Contoh penyelesaian SPL dengan Eliminasi Gauss-Jordan)


Selesaikan SPL berikut

y + 4z = 2

2x + 2y − 2z = 0

5x + 5y − z = 4

Jawab.  
0 1 4 2
 
 
Matriks yang diperluas untuk SPL di atas adalah  2 2 −2 0 
 
5 5 −1 4
Sekarang akan kita lakukan OBE untuk memperoleh MEBT.

1. Memperoleh 1 utama pada baris I dengan cara:

(a) Mempertukarkan baris I dengan baris II


   
0 1 4 2 2 2 −2 0
  B ↔B  
  1 2  
 2 2 −2 0   0 1 4 2 
  ≈  
5 5 −1 4 5 5 −1 4

(b) Mengalikan baris I dengan 12


   
2 2 −2 0 1 1 −1 0
  1
B  
  2 1  
 0 1 4 2   0 1 4 2 
  ≈  
5 5 −1 4 5 5 −1 4
SPL 6

2. Menolkan entri-entri pada kolom di bawah 1 utama dengan menambahkan -5 kali


baris I ke baris III.
   
1 1 −1 0 1 1 −1 0
  −5B + B  
  1 3  
 0 1 4 2   0 1 4 2 
  ≈  
5 5 −1 4 0 0 4 4

3. Karena baris II sudah mempunyai 1 utama dan entri-entri pada kolom dibawah-
nya sudah 0, kita lanjutkan dengan membentuk 1 utama pada baris III dengan
mengalikan baris III dengan 14 .
   
1 1 −1 0 1 1 −1 0
  1
B  
  4 3  
 0 1 4 2   0 1 4 2 
  ≈  
5 5 −1 4 0 0 1 1

4. Matriks yang diperoleh sudah merupakan MEB. Sekarang, untuk memperoleh MEBT
kita lakukan penyulihan mundur mulai dari baris III dengan menolkan entri-entri
−1
pada kolom di atas 1 utama dengan cara menambahkan 4
baris III ke baris II
dan menambahkan baris III ke baris I.
   
1 1 −1 0 1 1 −1 0
  −1B + B  
  4 3 2  
 0 1 4 2   0 1 0 −2 
  ≈  
0 0 1 1 0 0 1 1

   
1 1 −1 0 1 1 0 1
  B +B  
  3 1  
 0 1 4 2   0 1 0 −2 
  ≈  
0 0 1 1 0 0 1 1

5. Selanjutnya, menolkan entri pada kolom di atas 1 utama baris II dengan menam-
bahkan -1 kali baris II ke baris I.
   
1 1 0 1 1 0 0 3
  −B + B  
  2 1  
 0 1 0 −2   0 1 0 −2 
  ≈  
0 0 1 1 0 0 1 1
SPL 7

Bentuk terakhir sudah merupakan MEBT. Dari MEBT tersebut, jika kita kembalikan
ke bentuk SPL semula, maka diperoleh

x =3

y = −2

z=1

2.3 Solusi SPL

Pada bagian sebelumnya, telah dijelaskan bahwa setiap SPL memiliki tiga kemungk-
inan solusi, yaitu: tepat satu solusi, takhingga banyaknya solusi, atau takpunya so-
lusi/takkonsisten. Sementara SPL homogen selalu konsisten sehingga hanya punya dua
kemungkinan, yaitu punya tepat satu atau takhingga banyaknya solusi.
Karakteristik MEB dari SPL terkait solusinya dapat digambarkan sebagai berikut:

1. MEB dari SPL yang punya tepat satu solusi memiliki 1 utama yang berbentuk
diagonal dan banyaknya sama dengan banyaknya variabel SPL tersebut.
 
1 1 2 0
 
 
 0 1 3 4 
Contoh 6.  


 0 0 1 1 
 
0 0 0 0

2. MEB dari SPL yang punya takhingga solusi memiliki 1 utama yang lebih sedikit
dari banyaknya variabel SPL.
 
1 −2 1 0
 
 
 0 1 3 −2 
Contoh 7. 


 0 0 0 0 
 
0 0 0 0

3. MEB dari SPL yang takonsisten memiliki baris dimana bagian koefisien memiliki
nilai nol tetapi bagian konstanta bernilai satu atau taknol.
SPL 8

 
1 0 −3 1
 
 
 0 1 0 4 
Contoh 8. 



 0 0 1 1 
 
0 0 0 −2

3 Latihan
1. Benar atau Salah

(a) Sebuah SPL mungkin memiliki tepat tiga solusi.

(b) SPL yang konsisten harus memiliki tepat satu solusi.

(c) Tak ada SPL homogen yang takkonsisten.

(d) Jika banyaknya persamaan melebihi banyaknya variabel pada suatu SPL
homogen, maka SPL tersebut memiliki takhingga banyaknya solusi.

2. Tentukan apakah matriks di bawah ini termasuk MEB atau MEBT atau bukan
keduanya.
 
2 1 −1 3
(a)  
0 0 0 0
 
1 0 0 3 1
 
 
(b)  0 0 0 1 1 
 
0 0 0 0 1
 
0 0 1
 
 
(c)  0 0 1 
 
0 0 1
 
1 0 0 5
 
 
(d)  0 0 1 1 
 
0 1 0 1
SPL 9

 
1 −3 0 0
 
 
(e)  0 0 1 0 
 
0 0 0 0
3. Selesaikan SPL-SPL berikut dengan eliminasi Gauss.

−2x + 3y + 3z = −9

3x − 4y + z = 5

−5x + 7y + 2z = −14

2x + 5y − 3z = 1

x + 2y − z = 2

x + 4y − 3z = 3

3x − 2y + z = −2

x − y + 3z = 5

−x + y + z = −1

4. Selesaikan SPL-SPL berikut

(a)

3x1 + 8x2 − 3x3 − 14x4 = 2

2x1 + 3x2 − x3 − 2x4 = 1

x1 − 2x2 + x3 + 10x4 = 0

x1 + 5x2 − 2x3 − 12x4 = 1

(b)

2x1 + x2 + x3 − 2x4 = 1

3x1 − 2x2 + x3 − 6x4 = −2

x1 + x2 − x3 − x4 = −1

6x1 + x3 − 9x4 = −2

5x1 + x2 − 2x3 − 8x4 = 3


SPL 10

5. Auditorium UNP memiliki kapasitas tempat duduk 900 kursi. Pada sebuah acara
pertunjukan, tiket yang dijual berharga Rp.40.000,- untuk anak-anak, Rp.60.000,-
untuk mahasiswa, dan Rp.80.000,- untuk dewasa umum. Ternyata semua tempat
duduk terisi penuh dan banyaknya penonton dewasa umum berjumlah setengah
dari total mahasiswa dan anak-anak. Panitia memperoleh Rp.56.000.000- dari
penjualan tiket. Berapa banyak anak-anak yang menonton pertunjukan tersebut?

6. PT.Lambouw memproduksi tiga jenis pupuk komersil. Satu kantong pupuk A


mengandung 18 kg nitrogen, 4 kg fosfat, dan 5 kg potassium. Satu kantong
pupuk B mengandung 20 kg nitrogen, 4 kg fosfat, dan 4 kg potassium. Satu
kantong pupuk C mengandung 24 kg nitrogen, 3 kg fosfat, dan 6 kg potassium.
Berapa jumlah kantong pupuk A, B, dan C masing-masing yang harus diproduksi
agar 26,4 ton nitrogen, 4,9 ton fosfat, dan 6,2 ton potassium yang tersedia habis
digunakan?

7. Tentukan nilai parameter-parameter pada SPL berikut agar mempunyai

• tepat satu solusi

• takhingga banyaknya solusi

• takpunya solusi (takkonsisten)

(a)

x+ y+ z=2

x + 2y + 2z = 3

x + y + (a2 − 5)z = a

(b)

x+ y+ z=2

2x + 3y + 2z = 5

2x + 3y + (a2 − 1)z = a + 1
SPL 11

8. Tentukan nilai a and b agar SPL berikut konsisten. Tentukan juga solusinya jika
a = b = 2.

x+y−z+w =1

ax + y + z + w = b

3x + 2y + aw = 1 + a

 
3 −1 2
 
 
9. Misalkan A =  2 1 1 .
 
1 −3 0
Untuk nilai (b1 , b2 , b3 ) berapa SPL AX = B memiliki solusi?

Anda mungkin juga menyukai