Anda di halaman 1dari 6

7

C. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Matematika


Matematika di sekolah berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur,
menurunkan danmenggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar dan trigonometri.Matematika juga
berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui
model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau
tabel. Kecakapan dan kemahiran matematika yang diharap kandapat tercapai dalam belajar
matematika adalah:
Menunjukkan pemahaman konsep matematika yangdipelajari, menjelaskan keterkaitan antar
konsep danmengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah.
Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasandengan simbol, tabel, grafik atau diagram
untukmemperjelas keadaan atau masalah.
Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
Menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan
meyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah.
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalamkehidupan.
Kecakapan dan kemahiran matematika yang diharapkandi atas dapat tercapai dalam belajar
matematika dengan indikator sebagai berikut:
Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, dengan simbol dandiagram;
menjelaskan langkah atau memberi alasan hasilpenyelesaian soal; menerapkan konsep secara
algoritma;memeriksa kesahihan suatu argumen; menentukan syaratperlu suatu pernyataan
matematika; mengajukan dugaanyang akan muncul jika proses matematika
dilakukan;menemukan pola dari suatu gejala matematika; menentukanakibat atau menarik
kesimpulan setelah bukti diperoleh;melakukan manipulasi matematika; mengubah formula
ataurumus ke bentuk lain yang nilainya sama; mengaitkanberbagai konsep yang ada dalam
memecahkan masalah;mengembangkan strategi dalam memecahkan masalah;melakukan
kegiatan simulasi dan peragaan untuk mediapemecahan masalah sehari-hari; menentukan
persyaratanyang diperlukan dalam memecahkan masalah; memeriksakesesuaian hasil
penyelesaian yang diharapkan; memilihpendekatan atau strategi yang cocok untuk
menyelesaikanmasalah; menafsirkan jawaban yang diperoleh;menunjukkan rasa ingin tahu dan
perhatian atau minatdalam belajar matematika; dan menunjukkan sikap gigih danpercya diri
dalam menyelesaikan masalah.Bila diperhatikan secara cermat terlihat bahwa tujuanyang
dikemukakan di atas memuat nila-nilai tertentu yangdapat mengarahkan klasifikasi atau
penggolongan tujuanpembelajaran matematika menjadi:1. Tujuan yang bersifat formalTujuan
yang bersifat formal lebih menekankan kepadamenata penalaran dan membentuk
kepribadian.2. Tujuan yang bersifat materialTujuan yang bersifat material lebih menekankan
kepadakemampuan menerapkan matematika dan keterampilanmatematika.

al-Khwarizmi, Volume 2, Oktober 2013, halaman 1 - 10

Hal yang sangat perlu diperhatikan adalah bahwa selamaini dalam praktek pembelajaran di kelas
guru lebihmenekankan kepada tujuan yang bersifat material antaralain tuntutan lingkungan yang
sangat dipengaruhi olehsistem regional atau nasional. Ini mengakibatkan banyakorang
beranggapan bahwa tujuan pendidikan matematikahanya di domain kognitif saja. Sedangkan
tujuan yangbersifat formal dianggap akan dicapai dengan sendirinyaatau dapat disebut akan
dicapa
i “by change”. Perencanaan
pembelajaraan seperti itu masih tetap diperlukan, namunadanya perkembangan matematika yang
demikian pesatdan karena tuntutan masyarakat serta diperlukannyamatematika dan pemikirannya
di bidang kerja yang tidaklangsung menggunakan rumus-rumus matematika,diperlukan
perencanaan pembelajaraan matematika yangsecara sengaja memasukkan pembelajaran nilai-
nilai afektif
Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir dalam
pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-
pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh
pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari
sekumpulan objek (abstraksi). Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat
untuk memahami atau menyampaikan informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau
tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal
cerita atau soalsoal uraian matematika lainnya.
NCTM (National Coucil of Teachers of Mathematics) merekomendasikan 4 (empat)
prinsip pembelajaran matematika, yaitu:
1. Matematika sebagai pemecahan masalah.
2. Matematika sebagai penalaran.
3. Matematika sebagai komunikasi,
4. Matematika sebagai hubungan (Erman Suherman, 2003:298).
Matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan 16 (Depdiknas, 2006:346) menyebutkan pemberian mata pelajaran
matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasi
konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
menjelaskan keadaan/masalah.
5. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu: memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pelajaran matematika serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah. Tujuan umum pertama, pembelajaran matematika pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah memberikan penekanan pada penataan latar dan
pembentukan sikap siswa. Tujuan umum adalah memberikan penekanan pada keterampilan
dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu
mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.
Fungsi mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahua
(Erman Suherman, 2003:56). Pembelajaran matematika di sekolah menjadikan guru sadar akan
perannya sebagai motivator dan pembimbing siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah.

Pembelajaran matematika SMK sangat perlu diterapkan dalam kejuruan. Pasalnya materi
matematika sangat berhubungan dengan konteks ilmu kejuruan. Sebagai contoh dalam program
keahlian teknik otomotif, disitu terdapat perhitungan dalam pengukuran komponen-komponen
mesin. Kemudian contoh lain pada program ekahlian keuangan akuntansi, disitu terdapat
perhitungan tentang istilah piutang, laba, rugi, dan lain sebagainya. Memang matematika sangat
kontekstual dalam penerapan kehidupan sehari-hari terutama dalam aplikasi kejuruan pada SMK

Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang dianggap guru sangatlah hal yang paling perlu
diperhatikan. Pasalnya hal tersebut sangat mempengaruhi ouput siswa dalam menggapai tujuan
pembelajaran, yaitu membentuk watak dan karakteristik siswa yang bermartabat.
Proses pembelajaran matematika terutama pada satuan pendidikan SMK memang tidaklah sama
dengan penerapan pembelajaran di SMA. Karakteristik siswa di SMK juga berbeda dengan
SMA. Dipandang dari segi prospek lulusannya, SMK lebih terfokus pada dunia kerja sehingga
pada pembelajaran di sekolah merupakan cermin proses bekerja pada dunia kerja. Untuk itu,
proses pembelajaran matematika di SMK lebih terfokus pada penerapan matematika itu sendiri
pada program keahlian.
Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang dianggap guru sangatlah hal yang
paling perlu diperhatikan. Pasalnya hal tersebut sangat mempengaruhi ouput siswa dalam
menggapai tujuan pembelajaran, yaitu membentuk watak dan karakteristik siswa yang
bermartabat.
Proses pembelajaran matematika terutama pada satuan pendidikan SMK memang tidaklah sama
dengan penerapan pembelajaran di SMA. Karakteristik siswa di SMK juga berbeda dengan
SMA. Dipandang dari segi prospek lulusannya, SMK lebih terfokus pada dunia kerja sehingga
pada pembelajaran di sekolah merupakan cermin proses bekerja pada dunia kerja. Untuk itu,
proses pembelajaran matematika di SMK lebih terfokus pada penerapan matematika itu sendiri
pada program keahlian.
Matematika yang hakekatnya adalah mata pelajaran yang berasumsi pada perhitungan, sehingga
mata pelajaran ini dianggap mata pelajaran yang menjadi pangkal dari mata pelajaran yang lain.
Umumnya kalau siswa pintar pada matematika, maka mata pelajaran yang lain juga dapat
menguasai. Matematika juga dianggap kebanyakan siswa adalah mata pelajaran yang dianggap
paling sulit, sampai-sampai mata pelajaran ini dinilai momok yang ditakutkan pada UN yang
merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan.
Oleh karenaitu, sebaiknya guru dalam mengajarkan matematika terutama di SMK agar lebih
terfokus pada materi yang dapat diterapkan pada kontekstual terutama pada program keahlian
yang diajarkan agar siswa dapat memaknai arti pentingnya matematika dalam dunia nyata.
Pembelajaran yang baik juga perlu diterapkan oleh guru dengan metode dan model pembelajaran
yang dianggap siswa tidak membosankan. Model pembelajaran yang konvensional pada
sekarang ini sudah dinggap tidak jaman lagi, sebab model pembelajaran ini lebih terfokus pada
guru sehingga siswa dinilai pasif.
Model pembelajaran sekarang yang sedang digalakkan adalah model pembelajaran dengan
sistem kooperatif/kelompok. Model pembelajaran tersebut disamping dapat membuat siswa lebih
aktif, juga pembelajaran terfokus pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Untuk itu, guru
juga dituntut untuk dapat mengembangkan model pembelajaran tersebut dengan berbagai
inovatif pembelajaran, seperti perpaduan dengan alat peraga, metode, pendekatan, strategi,
maupun mengkreasikan model pembelajaran dengan imaginasi sendiri.
Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan
suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai (Hamzah, 2009:
54). Oemar Hamalik (2005: 154) mendefinisikan belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar menurut Suhaenah Suparno (2001: 2)
merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat
dari upaya-upaya yang dilakukannya. Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar (JJ. Hasibuan dan Moedjiono, 2002: 3). Menurut
Suryosubroto (2002: 19), mengajar pada hakekatnya adalah melakukan kegiatan belajar,
sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Suryosubroto
melanjutkan proses belajar mengajar yaitu meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari
perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Menurut Martinis Yamin
(2007: 59), proses belajar mengajar merupakan proses yang sistematik, artinya proses yang
dilakukan oleh guru dan siswa di tempat belajar dengan melibatkan sub-sub, bagian, komponen-
komponen atau unsur-unsur yang saling 9 berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut
Hamzah (2009: 54) sesuai dengan 4 Pilar UNESCO bahwa dalam proses pembelajaran
diperlukan : a. Learning to know, yaitu peserta didik akan dapat memahami dan menghayati
bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari fenomena yang terdapat dalam
lingkungannya. b. Learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar peserta didik menghayati
proses belajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna. c. Learning to be, yaitu proses
pembelajaran yang memungkinkan lahirnya manusia terdidik yang mandiri. d. Learning to life
together, yaitu pendekatan melalui penerapan paradigma ilmu pengetahuan, seperti pendekatan
menemukan dan pendekatan menyelidik akan memungkinkan peserta didik menemukan
kebahagiaan dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai