Anda di halaman 1dari 19

I.

CONTOH ASKEP GERONTIK DAN DISCHARGE PLANNING NYA

ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA NY. H DENGAN DENGAN HIPERTENSI DI


RUMAH SAKIT UMUM MITRA ABADI YOGYAKARTA

Nama Perawat :Gabriel Fesonta Febri


Tanggal pengkajian :10 September 2017
Jam pengkajian : 11.00 WIB

Biodata Klien
1. Nama :Ny. H
2. Umur : 63 tahun
3. Agama : Katolik
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan :-
6. Status pernikahan : Janda
7. Alamat :Rogoyudan, Sleman, DIY
8. Tahun Masuk :10 September 2017

Biodata Penanggung Jawab


1. Nama : Tn. K
2. Pekerjaan : Swasta
3. Status pernikahan : Menikah
4. Hubungan dengan klien : Anak klien

Keluhan Utama : Klien mengatakan kepalanya pusing

POLA PENGKAJIAN
A. Pola Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
Subjektif
1. Bagaimana pendapat lansia tentang kesehatan dirinya saat ini?
Klien mengatakan merasa biasa saja dan baik-baik saja hanya saja tekanan darah klien tinggi
dan klien mengatakan kepala klien pusing serta sering merasa kaku pada leher bagian
belakang.
2. Apakah lansia merasa dapat mengatasi hal-hal yang mempengaruhi kesehatannya?
Tidak,karena Klien sering memeriksakan diri klien ke poli, dan klien tidak mengetahui
pantangan diit darah tinggi yang dideritanya.
3. Apakah yang dilakukan secara rutin?
Klien mengatakan dipanti klien mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh panti, misalnya
kegiatan kesenian, doa, tetapi klien agak malas berolah raga karena sering merasa capek.
4. Apakah lansia secara rutin melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan?
Ya, Klien rutin melakukan pemeriksaan ke Poli yaitu setiap hari rabu.
5. Bagaimana cara lansia mengatasi penyakitanya?
Klien mengatakan saat sakit klien akan memeriksakan diri klien ke Poli, dan rutin minum
obat hipertensi yang diberikan di poli.
6. Perihal apakah didalam agama/kepercayaan lansia terkait dengan pemeliharaan kesehatan?
Klien mengatakan menyerahkan semua kepada Tuhan atas segala yang terjadi pada dirinya.
7. Apakah lansia mengkonsumsi makanan-makanan yang berisiko terhadap kesehatananya?
ya, klien tidak mengetahui pantangan pada penyakit yang dideritanya (hipertensi).
15
8. Apakah lansia mempunyai sumber yang cukup untuk memelihara kesehatannya?
Ya, karena di Panti terdapat poli dan dapat digunakan klien untuk memeriksakan diri.
9. Apakah lansia mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mengambil keputusan tentang
pemeliharaan kesehatan?
Ya, klien berinisiatif pergi ke poli dan meminta obat atas penyakit yang dialaminya.
10. Apakah lansia pernah mengalami kecelakaan atau injuri pada masa lalu?
Tidak, Klien mengatakan tidak pernah mengalami injuri/kecelakaan apapun.
11. Apakah Lansia pernah menjalani atau memiliki riwayat operasi?
Tidak pernah, klien tidak pernah melakukan operasi.
12. Apakah ada reaksi alergi terhadap obat/makanan/barang-barang tertentu dan lain-lain?
Tidak ada, Klien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat-obatan, makanan maupun
barang-barang tertentu.
13. Apakah lansia mempunyai keinginan untuk menjaga atau memelihara kesehatannya?
Klien mengatakan ingin selalu menjaga kesehatannya, klien selalu menjaga kebersihan diri
dan lingkungan, tetapi klien malas berolahraga dan tidak mengatahui diit untuk penderita
hipertensi.
14. Seberapa sering lansia berkunjung ke dokter umum, dokter gigi, atau tenaga kesehatan yang
lain?
Klien mengatakan pergi ke poli setiap hari rabu.
15. Apakah lansia mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mengambil keputusan tentang
pemeliharaan kesehatannya?
Ya, karena setiap klien merasa sakit klien pasti selalu memeriksakan diri ke poli.
Objektif
1. Bagaimana kebersihan diri lansia (rambut, kulit, mulut dan gigi geligi, gigi palsu, genetalia,
anus)Rambut klien berwarna putih (beruban), pendek, rapi dan bersih klien berwarna putih,
kulit klien tampak elastis. Mulut klien bersih, gigi klien sudah ada yang tanggal, klien tampak
menggunakan gigi palsu.
B. Pola Nutrisi-Metabolik
Subjektif
1. Apa jenis, jumlah dan frekuensi makanan yang dikonsumsi lansia dalam sehari?
Klien mengatakan mengkonsumsi nasi 3x sehari, dengan variasi makanan.
2. Apakah ada makanan suplemen, vitamin atau obat-obatan yang terkait dengan nutrisi?
Tidak ada, klien mengatakan tidak mengkonsumsi vitamin.
3. Jenis makan yang disukai?
Klien mengatakan menyukai brekedel.
4. Bagaimana nasu makan klien ?
Klien mengatakan nafsu makan klien baik tidak ada gangguan.
5. Apakah ada kesulitan makan (Nyeri menelan, mual, kembung, sulit menelan, dan lain-lain)?
Tidak, klien mengakan tidak ada kesulitan dalam menelan, klien tidak merasa mual.
6. Apakah ada diet?
Klien mengatakan tidak ada diit khusus yang dianjurkan.
7. Bagaiman kecukupan intake/output cairan?
Klien mengatakan makan dan minum klien cukup, klien minum ± 1500ml, klien mengatakan
tidak ada masalah dalam mengeluarkan cairan.
8. Apakah berat badan: normal/over /underweight?
Klien overweigh dengan IMT 25.16
9. Apakah ada perubahan berat badan dalam waktu dekat?
Ya, klien mengatakan merasa berat badan klien naik dari bulan lalu.
Objektif

16
1. Bagaimana kondisi : rambut, kulit, konjungtiva, palpebra, sclera, gigi geligi, rongga mulut,
gusi, lidah, kelenjar getah bening, status hidrasi?
Kondisi rambut klien baik, sudah berwarna putih, konjungtiva klien normal berwarna pink,
palpebra klien normal tidak ada pembesaran/bengkak, sclera lansia normalberwarna putuh,
gigi geligi klien sudah tidak lengkap dan terlihat menggunakan gigi palsu dan terdapat karang
gigi, rongga mulut bersih dan terlihat lembab, gusi dan lidah klien bersih, tidak ada
pembesaran getah bening, klien tidak mengalami dehidrasi.
2. Bagaimana hasil pemeriksaan abdomen?
Tidak ada acites, peristaltic usus 5 kali permenit, tidak ada nyeri tekan.
3. Kemampuan mengunyah keras?
Klien mampu mengunyah makanan yang keras
4. Apakah menggunakan gigi palsu?
Ya, klien menggunakan gigi palsu.
5. Hasil pemeriksaan Laboraturium dan diagnostic yang terkait dengan kecukupan nutrisi
lansia?
Tidak ada pemeriksaan laboratorium tentang kecukupa gizi lansia.
6. Berat badan, Tinggi badan, dan IMT?
BB: 55 kg, TB:145, IMT: 25.16
7. Adanya edema?
Tidak ada edema pada ektremitas klien.
8. Apakah lansia dapat melakukan perubahan posisi atau ambulasi?
Ya, klien dapat bergerak bebas tanpa ada hambatan, Integritas kulit?Intgritas kulit klien
elastic.
C. Pola Eliminasi
Subjektif
1. Bagaiman pola BAB: Frekuensi, kontinen/inkontinen, konsistensi, warna, apakah ada nyeri?
Klien mengatakan BAB 2x/hari dengan konsistensi lembek dengan warna kuning, klien juga
mengatakan tidak ada nyeri pada saat BAB.
2. Apakah ada kesulitan BAB?
Klien mengatakan tidak ada kesulitan pada saat BAB.
3. Apakah menggunakan obat-obatan yang terkait dengan BAB (laksantia, supositoria dll) ?
Klien mengatakan tidak menggunakan obat apapun untuk mempelancar BAB klien.
4. Bagaimana pola BAK: frekuensi, kontinen/inkontinen. Warna, oliguri, anoria, jumlah dan
apakah ada nyeri?
Klien mengatakan BAK 5-6x dengan warna kuning dan tidak ada nyeri, namun belakangan
klien sering bangun malam untuk BAK.
5. Apakah mengeluarkan urin atau BAB saat batuk, bersin, atau tertawa?
Klien mengatakan tidak mengeluarkan urin saat tertawa, batuk, ataupun bersin.
Objektif
1. Bagaimana kondisi abdomen, anus, mulut uretra, dan adanya nyeri ketuk ginjal?
Abdomen klien normal tidak terdapat acites, saat ketuk ginjal tidak ada nyeri, anus dan mulut
uretra tidak dikaji.
2. Apakah lansia terlihat memegang perutnya?
Tidak,klien tidak terlihat memegang perutnya saat bercerita.
3. Hasil pemeriksaan/medic/laboraturium yang dilakukan terkait eliminasi?
Tidak ada gangguan pada eliminasi klien, dan tidak ada hasil pemeriksaan laboratorium.
4. Bising usus?
Bising usus klien 5x/mnt.
5. Jumlah urin yang dikleuarkan?
Tidak terkaji.
17
D. Pola aktivitas-Latihan
Subjektif
1. Bagaiman pola aktivitas/ latihan lansia : jenis aktivitas, frekuensi, lamanya?
Klien mengatakan aktiviatas yang sering dilakukan kadang-kadang berolaraga.Dan klien
sering tidak mengikuti olahraga karena mudah merasa capek. Kegiatan klien yang lain adalah
membersihkan wisma dan barang-barang milik pribadi.
2. Apakah teratur dalam melakukan latiha pergerakan sendri?
Tidak, karena klien sering merasa capek saat berolahraga.
3. Adakah keluhan ketika beraktivitas ?
Klien mengatakan saat beraktivitas mudah lelah dan merasa pusing.
4. Apakah ada hambatan fisik dalam melakukan aktivitas dan berupa apa hambtaan tersebut?
Klien mengatakan dalam melakukan aktivitas tidak ada hambatan
5. Alat bantu apa yang diperlukan lansia pada saat beraktivitas, apakah lansia merasa nyaman
dengan alat tersebut?
Lansia mengatakan tidak membutuhkan alat untuk melakukan aktivitasnya.
6. Apakah lansia mengalami gangguan keseimbangan?
Tidak, Klien masih terlihat tegap dan seimbang pada saat berjalan.
7. Adakah keluhan sesak, lelah, lemah? Tidak ada keluhan sesak, kelelahan, dan kelemahan saat
beraktivitas.
8. Seberapa jauh dapat melalui aktivitas? Klien mengatakan dapat melakukan aktivitas klien
sampai selesai, dalam melakukan aktivitas apapun, kecuali pada saat berolahraga pagi, klien
sering merasa lelah.
9. Adakah keluhan nyeri dada, batuk ?
Klien mengatakan tidak mengalami nyeri dada, dan tidak mengalami batuk.
Objektif
1. Apakah lansia memerlukan bantuan orang lain atau alat bantu untuk beraktivitas?
Tidak ada, klien tampak mampu beraktivitas sendiri tanpa bantuan orang lain.
2. Indeks KATZ?
Klien dapatat melakukan semua aktivitas seperti bathing, dressing, toileting, transferring,
continence, dan feeding secara mandiri.
3. Apakah lingkungan cukup aman bagi lansia untuk melakukan aktivitas?
Lingkungan klien cukup aman bagi lansia untuk beraktivitas, karena disetiap lingkunga sudah
terdapat pegangan atau pengamannya, dan pasien tidak mengalami disabilitas apapun.
4. Bagaimana dengan ukur kekuatan otot?
Kekuatan otot pasien baik yaitu 55555(untuk ekstremitas atas bagian kiri dan kanan) dan
55555(untuk ekstremitas bawah kiri dan kanan)
5. Adakah tanda-tanda hipotensi orthostatic?
Belum terlihat adanya tanda-tanda hipotonik ortostatik pada klien.
6. Bagaimana dengan postur dan gaya jalan lansia?
Klien tampak masih dapat berjalan tegap.
7. Apakah klien mampu memenuhi kebutuhan hariannya?
Ya, klien masih mampu berjalan dan mencuci pakaian klien sendiri, untuk melakukan makan
serta minum juga masih bisa dilakukan secara mandiri oleh pasien.
8. Adakah tanda-tanda sianosis, takikardi, diaphoresis?
Tidak tampak adanyatanda-tanda sianosis, takikardidan diaphoresis pada klien.
9. Apakah lingkungan aman bagi lansia?
Lingkungan lansia tampak aman, terdapat fasilitas untuk pegangan pada dinding wisma, dan
tidak terdapat hal-hal lain yang dapat membahayakan klien.
10. Bagaimana pemeriksaan thoraks dan jantung, serta lengan dan tungkai?

18
Dari pemeriksaan didapatkan hasil bahwa suara napas klien vesikuler, suara jantung klien
terdengar normal, s1 dan s2, serta tidak terdapat oedema pada ekstremitas klien.
11. Hasil observasi: P, N, TD, JVP, CR, edema perifer. Laboratorium, EKG, dan pemeriksaan
diagnostic lainnya.
Dari hasil observasi didapatkan hasil tekanan nadi klien regular, kuat, N: 80x/menit,
TD:150/90mmhg(hipertensi grad 1), CR 2 detik, tidak terlihat adanya edema perifer. Tidak
ada hasil pemeriksaan apapun.
12. Dispnea setelah beraktivitas?
Klien tidak tampak mengalami dispnea setelah beraktivitas.
13. Apakah ekstremitas dingin?
Ektremitas klien teraba hangat.
14. ROM?
ROM klien aktif baik ekstremitas atas bagian kanan dan kiri, maupun ekstremitas bawah
kanan dan kiri.
15. Apakah lansia dapat berpindah tempat secara mandiri?
Klien terlihat dapat berpindah tempat secara mandiri tanpa bantuan apapun.
E. Pola Istirahat dan Tidur
Subjektif
1. Apakah lansia merasa segar setelah tidur pada malam hari?
Klien mengatakan segar setelah tidur pada malam hari.
2. Kebiasaan tidur berapa jam per hari, pukul berapa, siang/malam?
Klien mengatakan tidur ±7-9 jam perhari dengan jumlah tidur siang 1-2 jam dari pukul 14.00-
16.00 WIB. Dan tidur malam dari jam 22.00-05.00 Wib.
3. Apakah tidur sering berlansung lama atau sering terbangun?
Klien mengatakan sering terbangun pada saat tidur.
4. Apakah ada laporan dari lansia: pernapasan abnormal, mendengkur terlalu keras, gerakan-
gerakan abnormal pada waktu tidur?
Tidak ada laporan mengenai pernapasan abnormal, mendengkur terlalu keras, gerakan-
gerakan abnormal pada waktu tidur.
5. Apa yang dilakukan lansia sebagai ritual tidur atau upaya untuk meningkatkan kualitas
tidurnya?
Klien mengatakan berdoa sebelum tidur.
6. Apa yang menyebabkan lansia sering terbangun pada waktu tidur?
Klien mengatakan sering terbangun untuk BAK.
7. Apakah lansia mengalami gangguan tidur?
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan tidur selain sering terbangun untuk BAK.
Objektif
1. Apakah klien terlihat capai/lesu/tanda-tanda kurang tidur yang lain?
Klien tidak terlihat menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur.
2. Jenis obat tidur yang digunakan dan kapan digunakan?
Klien tidak mengkonsumsi obat tidur.
3. Tanda dan gejala akibat kurang tidur?
Klien tidak menunjukkan adanya tanda dan gejala akibat kurang tidur.
F. Pola Kognitif-Perseptual
Subjektif
1. Apakah lansia menggunakan alat bantu dengar atau penglihatan?
Ya, klien menggunakan kaca mata -2. Digunakan pada saat klien akan membaca.
2. Apakah ada gangguan persepsi sensori?
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan persepsi sensori.
3. Apakah lansia mengatakan adanya perubahan-perubahan dalam memori?
19
Klien mengatakan tidak mengalami perubahan dalam memori, baik jangka panjang maupun
jangka pendek.Klien dapat menyebutkan kronologi hidupnya dari masa lalu sampai saat ini.
4. Apakah mengalami disorientasi tempat/waktu/orang?
Klien tidak mengalami disorientasi tempat, waktu, maupun orang. Klien mampu
menyebutkan bahwa klien tinggal dip anti, mampu mengingat nama teman sewisma, dan
mampu menyebutkan bahwa hari ini adalah hari minggu tanggal 10 September 2017.
5. Bagaimana kemampuan dalam mengambil suatu keputusan?
Dalam mengambil keputusan, klien dapat melakukan secara mandiri.Misalnya mengambil
keputusan kapan waktunya mengambil makan siang, kapan waktunya mandi dll.
6. Apakah ada perubahan perilaku (hiperaktif/hipiaktif)?
Tidak ada perubahan perilaku dari klien baik hiperaktif maupun hipoaktif.
7. Apakah ada perubahan dalam konsentrasi?
Tidak ada perubahan pada konsentrasimklien, klien bisa fokus pada saat berkomunikasi.
8. Apakah gelisah, tidak kooperatif, marah, menarik diri, depresi, halusinasi, delusi?
Klien kooperatif, klien tidak menarik diri, klien tidak mengalami depresi, klien tidak
mengalami halusinasi, dan tidak mengalami delusi. Klien sering marah terhadap anggota
wisma lain yang malas dan tidak memperhatikan kebersihan.
9. Adakah riwayat stroke/tanda-tanda infeksi?
Tidak ada riwayat stroke dan tanda-tanda infeksi pada klien.
10. Adakah ketidaknyamanan atau nyeri yang dirasakan oleh klien?
Klien mengatakan tidak ada ketidaknyamanan maupun nyeri yang dirasakan.
Objektif
1. Adakah perubahan dosis atau jenis obat akhir-akhir ini?
Tidak ada perubahan dosis ataupun jenis obat pada klien.Klien mengkonsumsi obat hipertensi
nifedipin, klien mengkinsumsi obat cetrizin, dan obat Piroxicam.
2. Hasil MMSE, pemeriksaan medic, laboratorium?
Dari hasil MMSE didapatkan nilai 30 yang artinya status mental pasien normal. Dari hasil
pemeriksaan medic diperoleh hasi TD: 150/90mmHg, dan tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium pada klien.
3. Apakah lansia tampak bingung dan tidak konsentrasi?
Lansia tidak tampak bingung pdan tidak ada gangguan konsentrasi pada saat berbicara. Klien
fokus pada apa yang dibicarakan, dan dapat mengikuti semua alur pembicaraan dengan baik.
4. Bagaimana fungsi pendengaran, penglihatan, pengecapan, penghidu dan perasa?
Tidak ada gangguan pada pendengaran, klien masih bisa mendengar dengan baik.Tidak ada
gangguan pengecapan, klien dapat membedakan makanan yang asin dan tidak.Tidak ada
gangguan penghidu, klien masih bisa membedakan bau pesing dengan bau yang harum. Klien
tidak mengalami gangguan indra perasa. Klien sudah menggunakan kaca mata -2, dari
pengkajian klien masih bisa melihat dengan baik pada jharak 6 meter, tanpa menggunakan
kaca mata.
5. Bagaimana hasil uji syaraf cranial?
Tidak ada gangguan pada syaraf cranial klien, klien dapat berbicara dengan jelas (tidak
pelao), klien bisa membedakan
6. Hasil SPMSQ?
Dari hasil pemeriksaan SPMSQ diperoleh hasil 10 yang menunjukkan status mental pasien
utuh.
G. Pola Persepsi Diri-Konsep Diri
Subjektif
1. Apakah lansia mengalami ketakutan dan kekahwatiran?
Tidak, lansia tidak mengalami ketakutan dan kekhawatiran tentang apapun.
2. Apakah lansia mampu mengidentifikasi sumber kekuatan?
20
Ya, klien mengatakan menyerahkan semua kejadian dalam hidupnya kepada Tuhan.
3. Apakah lansia mengatakan tidak mampu menguasai hidupnya?kegagalan atau keputusasaan?
Tidak, klien mengatakan semua kejadian dalam hidupnya sudah menjadi takdir yang harus
diterimanya.
4. Apakah lansia kehilangan sesuatu yang berarti/berpindah tempat/berpisah dengan orang yang
dicintai?
Ya, lansia pernah bercerai dengan suaminya, dan 2 tahun yang lalu anaknya menunggal
sehingga dia harus tinggal dip anti.
5. Bagaimana penampilan umum, postur tubuh, mau/menolak kontak mata?
Penampilan umum lansia baik, lansia tidak menolak kontak mata dengan perawat.
6. Apakah berkomentar negative tentang dirinya?
Tidak, lansia menerima dirinya apa adanya.
7. Apakah klien tidak mau melihat pada bagian tubuh yang rusak?
Tidak ada anggota tubuh lansia yang rusak.
8. Apakah menunjukkan sikap agresif, marah, atau menuntut?
Tidak, lansia bersikap wajar dan biasa saja.
9. Apakah lansia menceritakan tentang ketakutan kematian?
Tidak, lansia menyadari bahwa dalam hidup pasti ada kematian, dan lansia menyadari bahwa
suatu saat dia pasti akan kembali ke Sang Pencipta.
10. Apakah lansia sering menyendiri?
Tidak, lansia senang berbincang-bincang dengan mahasiswa.
Objektif
1. Adakah gejala stimulasi sistem saraf otonom?
Ya, TD:150/90 mmHg. Tetapi tidak ada peningkatan denyut nadi dan pernapasan.
2. Apakah lansia kelihatan pasif?
Tidak, lansia kelihatan biasa, senang berbincang-bincang.
H. Pola Peran Hubungan
Subjektif
1. Apakah lansia mengikuti organisasi kemasyarakatan atau kegiatan sosial lainnya?
Ya, lansia mengikuti kegiatan yang dijadwalkan oleh Panti.
2. Bagaimana interaksi lansia dalam keluarga dan lingkungan?
Interaksi antara lansia dan lingkungan kurang baik, lansia sering marah terhadap teman
sewisma karena malas dan tidak menjaga kebersiha.
3. Apakah ada perubahan peran akibat proses penuaan?
Ya, sebelum masuk panti, klien mempunyai salon dan usaha travel, sekarang klien tidak
mempunyai peran apapun.
4. Bagaimana sikap lansia dengan kehilangan orang yang disayang?
Klien mengatakan pada saat kehilangan orang yang disayang pernah merasa frustasi, namun
seiring berjalannya waktu, klien merasa bahwa apapun yang terjadi merupakan kehendak
yang maha kuasa.
5. Apakah klien mengalami kesulitan dalam berbicara atau berkomunikasi?
Tidak, klien tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, klien bisa berbicara
menggunakan bahasa Indonesia dengan sangat jelas.
6. Apakah ada ketegangan dengan orang disekitar lansia?
Ya, lansia mengatakan sering memarahi temannya yang malas dan mempunyai pola hidup
yang kotor.
Objektif
1. Dari observasi interaksi antar anggota dilingkungan panti didapatkan bahwa klien terlihat
sering memarahi temannya yang malas dan tidak mau bersih-bersih, namun dengan anggota
yang lainnya klien bersikap biasa saja.
21
I. Pola Seksual-Reproduksi
1. Adakah perubahan fisiologis yang berdampak pada seksualitas lansia? Tidak terkaji
2. Kapan lansia mengalami menopause?keluhan apa yang dirasakan setelah mengalami
menopause? Klien mengatakan berhenti mens sekitar usia> 50 tahun. Klien mengatakan tidak
ada keluhan.
3. Apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah untuk mengatasi masalah akibat menopause?
Tidak ada kerena tidak ada keluhan.
4. Masih adakah minat untuk melakukan hubungan intim dengan pasangan? Tidak terkaji
J. Pola Koping-Toleransi Stress
Subjektif
1. Bagaimana status emosi lansia?
Klien mengatakan status emosinya baik, tetapi klien akan marah apabila ada hal-hal yang dia
tidak suka msalnya ada anggota wisma yang malas, dan tidak menjaga kebersihan maka klien
akan marah.
2. Adakah masalah atau stress/psikologis akhir-akhir ini seperti:depresi, kehilangan pasangan,
hidup, minder, dll?
Klien mengatakan tidak ada hal-hal yang membuatnya stress akhir-akhir ini.
3. Bagaimana pengelolaan stress? Apakah cara tersebut membantu lansia mengatasi
masalahnya?
Klien mengatakan menyerahkan semua kejadian dalam hidupnya ketangan Tuhan.
4. Bagaimana lansia memproyeksikan stressor yang terjadi?
Klien mengatakan stressor yang terjadi merupakan takdir yang telah ditetapkan Tuhan dalam
hidupnya.
5. Apakah lansia dapat menerima status kesehatannya?
Klien mengatakan menerima apapun yang terjadi dalam hidupnya dan menyerahkan
semuanya kepada Tuhan.
6. Apakah pengalaman yang traumatic bagi lansia?
Klien mengatakan tidak pernah mengalami traumatic secara fisik, namun klien pernah
mengalami trauma secara psikis karena pernah cerai dengan suami, dan pernah kehilangan
anaknya sekitar 2 tahun yang lalu.
Objektif
1. Perilaku atau manifestasi psikologis dari mood, afek, kecemasan, dan stress:
Mood klien baik, afek klien sesuai, pada saat senang klien akan tertawa, pada saat berbicara
tentang hal-hal yang sedih klien terlihat murung, klien bersikap tenang tidak menunjukkan
adanya kecemasan terhadap suatu hal, klien tidak tampak stress.
2. Hasil GDS: tidak dikaji.
K. Pola Nilai-Kepercayaan
Subjektif
1. Sistem nilai, tujuan, dan keyakinan apa yang dianut oleh lansia?
Klien beragama Katholik, dan mengikuti budaya manado. Klien mengatakan agama yang
dianut, dan kebudayaan tidak mempengaruhi kesehatannya.
2. Apakah lansia teratur menjalani ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya?
Klien mengatakan ke gereja setiap hari minggu, dan selalu mengikuti ibadah di Panti setiap
hari kamis.
3. Apakah lansia terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan?
Ya, klien terlihat aktif dan serius dalam menjalankan ibadah.
4. Apa latar belakng yang dimiliki oleh lansia (agama, filosofi, kultur)?
Agama klien katholik, budaya yang dianut budaya Manado.
5. Apakah sistem tersebut mempengaruhi semua aspek, baik kesehatan, atau koping terhadap
stress?
22
Ya, klien mengatakan dengan banyak berdoa pikiran menjadi tenang dan merasa lebih dekat
dengan Tuhan.
6. Apakah lansia marah kepada Tuhan ketika mengalami sakit atau gangguan?
Tidak, namun klien lebih mendekatkan diri kepada Tuhan agar diberi kekuatan dalam
menjalankan semua rintangan yang dihadapi.
7. Apakah lansia mengalami kesulitan dalam menjalankan ibadah?
Tidak, klien mengatakan tidak megalami halangan apapun dalam melakukan kegiatan ibadah.
Objektif
1. Observasi adanya alat-alat untuk ibadah: klien tampak memiliki Kitabsuci untuk berdoa dan
membaca firman.

ANALISA DATA

DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


DSDS : Klien mengatakan tidak mengetahui pantangan diit Kurangnya Kurang
darah tinggi yang dideritanya. keinginan untuk pengetahuan
mencari
Klien mengatakan darah klien tinggi dan klien informasi ,
mengatakan kepala klien pusing serta sering merasa kurang informasi

23
kaku pada leher bagian belakang.

DO: Klien tampak bingung dan kurang tepat dalam


menjelaskan tentang diit hipertensi

4. TD: 150/90mmHg.
5. N: 80x/menit.
6. CR 2 detik.

DS: klien mengatakan merasa berat badannya naik Intake yang Ketidak
dalam beberapa bulan terakhir. berlebih terhadap seimbangan
kebutuhan utrisi lebih
DO: A:TB 145 cm, BB 55, IMT= BB: TB(m) 2=25.16% metabolism dari
(gemuk ringan) tubuh kebutuhan
tubuh
9. B:-
10. C:tampak sedikit gemuk.
11. D : makan 3x sehari 1 porsi habis

INTERVENSI

DP TUJUAN DAN KH RENCANA TINDAKAN DAN PARAF/


RASIONAL NAMA
Kurang Setelah dilakukan NIC: Gabriel
pengetahuan pertemuan sebanyak 1x
b.d terhadap Ny.H 1) Kaji tingkat pengetahuan pasien.
Kurangnya pengetahuan klien dapat
keinginan bertambah dengan KH: R/ mengetahui sejauh mana
untuk pengetahuaqn klien tentang
mencari 1. Pasien menyatakan penyakit.
informasi , pemahaman tentang
24
kurang
informasi penyakit, kondisi,2) Jelaskan patofisiologi dari penyakit
prognosis dan program dan bagaimana hal ini berhubungan
pengobatan dengan anatomi dan fisiologi,
2. Pasien mampu dengan cara yang tepat.
melaksanakan prosedur
yang dijelaskan secara R/memberikan pemahaman kepada
benar. klien bagaimana suatu penyakit bisa
terjadi dan organ apa yang terkait.

3) Gambarkan tanda dan gejala yang


biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat.

R/meningkatkan pemahaman dan


pengetahuan klien tentang penyakit.

4) Informasikan diit yang tepat untuk


klien.

R/ untuk membantu proses


penyembuhan dan menjaga status
kesehatan agar tetap optimal.

Ketidak Setelah dilakukan tindakan NIC : Gabriel


seimbangan keperawatan selama 3x
nutrisi lebih terhadap Ny. H Ketidak Weight Management
dari seimbangan nutrisi lebih
kebutuhan teratasi dengan kriteria 1. Diskusikan bersama pasien
tubuh b.d hasil: mengenai hubungan antara intake
Intake yang makanan, latihan, dan penurunan BB
berlebih 1. Mengerti factor yang R/ meningkatkan motivasi dan
terhadap meningkatkan berat badan pengetahuan klien.
kebutuhan 2. Diskusikan bersama pasien
metabolism 2. Mengidentfifikasi tingkah mengenai kebiasaan, gaya hidup dan
tubuh laku dibawah kontrol klien factor herediter yang dapat
mempengaruhi BB.
3. Memodifikasi diet dalam R/mengetahui faktor penyebab
waktu yang lama untuk obesitas yang dialami klien
mengontrol berat badan 3. Diskusikan bersama pasien
mengenai risiko yang berhubungan
4. Penurunan berat badan 1- dengan BB berlebih dan penurunan
2 pounds/mgg BB
R/meyakinkan pasien tentang
5. Menggunakan energy pentingnya BB ideal
untuk aktivitas sehari hari4. Perkirakan BB badan ideal pasien
R/ mengetahui target penurunan BB
25
klien
5. Beri pujian/reward saat pasien
beraktivitas/olahraga untuk
menurunkan BB
R/ meningkatkan motivasi klien
6. Anjurkan klien untuk melakukan
olahraga rutin

R/ membantu menurunkan BB klien

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurang pengetahuan b.d Kurangnya keinginan untuk mencari informasi , kurang informasi
2. Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d Intake yang berlebih terhadap
kebutuhan metabolism tubuh

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI I

DP TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF/NAMA

26
Kurang 17.07.13 S: klien mengatakan Gabriel
pengetahuan mengerti dengan apa
b.d 09.00 1.Mengkaji tingkat yang sudah di diskusikan
Kurangnya pengetahuan
keinginan pasien. O: klien dapat
untuk menyebutkan kembali
mencari 2.Menjelaskan apa itu hipertensi/ darah
informasi , patofisiologi dari tinggi, klien bisa
kurang 09.10 penyakit dan menggambarkan tanda
informasi bagaimana hal ini dan gejala hipertensi,
berhubungan klien bisa menyebutkan
dengan anatomi diit yang baik untuk
dan fisiologi, hipertensi.
dengan cara yang
tepat. A: masalah teratasi

3. MenggambarkanP: intervensi dihentikan.


tanda dan gejala
yang biasa muncul
pada penyakit,
dengan cara yang
tepat.
09.25
4.
Menginformasika
n diit yang tepat
untuk klien.

09.40
Ketidak 12.00 1. MendiskusikanS: klien mengatakan Gabriel
seimbangan bersama pasien sanggup melakukan
nutrisi lebih mengenai olahraga secara teratur
dari hubungan antara dan mengatur diit, dan
kebutuhan intake makanan, klien mengatakan
tubuh b.d latihan, dan mengetahui hubungan
Intake yang penurunan BB antara intake makanan,
berlebih latihan, dan penurunan
terhadap 2. Mendiskusikan BB,
kebutuhan bersama pasien
metabolism mengenai klien mengatakan tidak ada
tubuh kebiasaan, gaya anggota keluarganya
hidup dan factor yang mengalami
herediter yang obesitas.
12.15 dapat
mempengaruhi O: klien tampak mengerti
BB. dan fokus dalam
3. Mendiskusikan berdiskusi
bersama pasien
27
mengenai risikoA: Masalah belum teratasi
yang berhubungan
dengan BBP : ditambah memonitor
berlebih dan pola makan klien,
penurunan BB memotivasi klien untuk
4. Memperkirakan berolahraga.
BB badan ideal
pasien
5. Menganjurkan
klien untuk
melakukan
olahraga rutin

12.20

12.25

12.30

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI II

DP TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI

28
Ketidak 07.30 1. Memotivasi klien untukS: Klien mengatakan capek
seimbangan berolahraga setelah berolahraga.
nutrisi lebih
dari 2. Memberikan pujian/reward saatO: klien tampak tidak semangat
kebutuhan 10.00 pasien beraktivitas/olahraga dalam mengikuti olahraga,
tubuh b.d untuk menurunkan BB klien hanya melakukan
Intake yang 3. Menganjurkan klien untuk gerakan yang sangat minimal.
berlebih mengurangi sedikit porsi makan
terhadap dari biasanya (khususnya nasiA: Masalah belum teratasi
kebutuhan dan makanan berlemak)
metabolism P: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3.
tubuh
12.00

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI III

DP TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI

29
Ketidak 07.30 1. Memotivasi klien untukS: Klien mengatakan malas
seimbangan berolahraga. berolahraga karena merasa
nutrisi lebih mudah capek.
dari 2. Memberikan pujian/reward saat
kebutuhan 09.00 pasien beraktivitas/ olahragaO: klien masih tampak tidak
tubuh b.d untuk menurunkan BB. semangat dalam mengikuti
Intake yang 3. Menganjurkan klien untuk olahraga (senam).
berlebih mengurangi sedikit porsi makan
terhadap dari biasanya (khususnya nasiA: Masalah belum teratasi
kebutuhan dan makanan berlemak)
metabolism P: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3.
tubuh
12.00

DISCHARGE PLANNING

30
No. Reg. : 104888
DISCHARGE PLANNING Nama : Ny. H
Jenis Kelamin : WANITA
Tanggal MRS : 10 SEPTEMBER 2017 Tanggal MRS : 10 SEPTEMBER 2017
Bagian : ………………………… Bagian : .....................................
Dipulangkan dari RSY dengan keadaan :
Sembuh Pulang paksa
√ Meneruskan dengan obat jalan Lari
Pindah ke RS lain Meninggal

Kontrol
a. Waktu :20 SEPTEMBER 2017
b. Tempat :RSU MITRA ABADI
Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan, dan lain-
lain)

Aturan diet / nutrisi

Obat-obat yang masih diminum dan jumlahnya :

Aktivitas dan istirahat :

Yang dibawa pulang (Hasil Lab, Foto, ECG, obat, dan lain-lain) :

Lain-lain :

Yogyakarta, .............................
Pasien/Keluarga Perawat

( ) ( )

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
31
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam
proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai
pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning
menunjukkan beberapa proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung
jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok orang kekelompok lainnya.

Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai
discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan
menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual
dan potensial, menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan
keluarga,memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara
individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara
optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan.

Merupakan usaha keras perawat demi kepentingan pasien untuk mencegah dan
meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai anggota timkesehatan, perawat
berkolaborasi dengan tim lain untuk merencanakan, melakukantindakan,
berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan juga membantu pasienmemperoleh
tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.omdhani.info/topik/discharge-planning.html
http://www.rsbk-batam.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=25
http://id.wikipedia.org/wiki/dischargeplanning.html
http://www.scribd.com/doc/34548046/Makalah-Discharge-Planning-Dan-Rehabilitasi
32
33

Anda mungkin juga menyukai