Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REVIEW

Difraksi Kristal

DI
S
U
S
U
N

OLEH

KELOMPOK VI

KHAIRUN NISYA (NIM 8186175001)


NURDIANITA FONNA (NIM 8186175002)

PENDIDIKAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji atas segala nikmat yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa
kepada kita semua termasuk terselesaikannya Critical Book Review yang membahas
Difraksi Kristal dengan dua buah jurnal yang akan dibandingkan sebagai amanat
yang diberikan kepada kami didalam memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Laboratorium. Penulis berterimak a s i h k e pa d a B a p a k d a n Ib u d o s e n
ya n g s ud ah m em be r i ka n bimbingannya kepada kami untuk penyelesaian tugas
ini.
Dalam penyelesaian makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun yang lainnya, mengingatkan kemampuan yang
dimiliki penyusun. Untuk kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan makalah yang sudah diselesaikan.

Medan, Oktober 2019


Penulis

Kelompok V1

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya
tulis yang dianalisis.
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu
penulis membuat CBR mengenai Difraksi Kristal.

1.2 TUJUAN
Critical Book Report ini bertujuan :
1. Mengulas isi buku.
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku.
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan
oleh setiap bab dari buku.
4. Membedakan keunggulan dan kelemahan isi buku pada pembahasan.

1.3 MANFAAT
Critical Book Report ini bermanfaat untuk :
1. Untuk memenuhi tugas critical book report mata kuliah Fisika Laboratorium.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Difraksi Kristal.

4
1.4 Identitas Buku
Judul : Fisika Zat Padat Universitas
Penulis : Nyoman Wendri, S.Si., M. Si.
Penerbit : Universitas Udayana Bali
Tahun Terbit : 2016
Kota Terbit : Bali
Jumlah Halaman : 74 Halaman
ISBN :-

1.5 Identitas Buku Pembanding

Judul : Fisika Zat Padat Untuk Universitas


Penulis : Dr. Wierdatun, M.Si
Penerbit : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Syah Kuala
Tahun Terbit : 2016
Kota Terbit : Banda Aceh
Jumlah Halaman : 228 Halaman
ISBN :-

5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Ringkasan Buku Utama

2.2 Ringkasan Buku Pembanding

A. Hukum Bragg

Kita mempelajari struktur kristal melalui difraksi foton, neutron, dan elektron
(Gambar. 1). difraksi tergantung pada struktur kristal dan panjang gelombang. Pada
panjang gelombang optik seperti 5000 Å, superposisi gelombang tersebar elastis
dengan atom individu dari Kristal biasanya menghasilkan pembiasan optik. Ketika
panjang gelombang radiasi sebanding dengan atau lebih kecil dari konstanta kisi, kita
dapat menemukan balok terdifraksi pada arah yang sangat berbeda dari arah
kejadiannya.
W. L. Bragg menyajikan penjelasan sederhana dari balok terdifraksi oleh kristal.
Sebenarnya hukum Bragg sangat sederhana namun meyakinkan karena memperoleh
hasil yang sebenarnya. Misalkan gelombang terjadinya difraksi secara spekular dari
bidang paralel atom dalam kristal dengan masing-masing bidang yang direfleksikan
hanya sebagian kecil dari radiasi, seperti cermin ringan keperakan. Dispecular
(mirror seperti) refleksi sudut datang sama dengan sudut refleksi. balok difraksi
ditemukan ketika direfleksikan dari bidang sejajar pada atom yang saling konstruktif,
seperti pada Gambar 2. Kita memperlakukan hamburan elastis, di mana energi dari
x-ray tidak berubah pada saat terefleksi.
Perhatikan bidang kisi paralel dengan spasi terpisah d. Peristiwa radiasi di
permukaan kertas. Perbedaan penjalaran untuk sinar yang dipantulkan dari yang
berdekatan bidang adalah 2d sin ɵ, dimana ɵ diukur dari bidang permukaan.
interferensi konstruktif radiasi dari bidang berturut-turut terjadi ketika perbedaan
penjalaran adalah jumlah n yang dipisahkan sepanjang panjang gelombang sehingga
:

6
Ini adalah hukum Bragg, yang dapat dipenuhi hanya untuk panjang gelombang
λ≤ 2d.
Jika sinar x monokromatis dikenakan pada suatu bahan maka intensitas sinan
ada r yang dihamburkan (I) akan lebih rendah dari pada intesnsitas sinar yang dating
(I0). Hal ini disebabkan adanya penyerapan oleh bahan dan juga penghamburan oleh
atom-atom dalam bahan tersebut. Berkas sinar yang terhambur tersebut ada yang
saling menghilangkan karena fasenya berbeda dan ada pula yang saling menguatkan
karena fasenya sama. Berkas sinar X yang paling menguatkan itulah yang sering
disebut sebagai berkas difraksi sinar X.
Untuk membuat pola difraksi sinar X maka sinar X yang diperlukan adalah
sinar X yang berpanjang gelombang atau monokhromatis. Untuk itu sebelum sinar X
dikenakan pada sampel/bahan, sebaiknya sinar X tersebut dibuat monokhromatik
terlebih dahulu dengan cara: Sinar-x polikhromatik yang keluar dari generator,
dikenakan terlebih dahulu pada kristal monokhromatik, yang fungsinya menyaring
sinar polikhromatik menjadi sinar monokhromatik, sebagian sinar yang
monokhromatik akan dibelokkan ke kristal sampel, sedangkan yang lainnya yaitu
sinar yang tidak dibelokkan akan diteruskan melalui monokhromator, seperti pada
gambar berikut.
Sebuah kristal terdiri dari deretan atom-atom yang teratur letaknya, masing-
masing atom dapat menghamburkan gelombang elektromagnetik yang datang
padannya. Berkas sinar X ( monokromatik) jatuh pada sebuah kristal akan
menghamburkan kesegala arah, tetapi karena keteraturan letak atom-atom, pada arah
tertentu gelombang hambur itu akan berinterferensi saling menguatkan
( konstruktif ), sedangkan yang lainnya akan berinterferensi saling melemahkan
( destruktif ) . Atom- atom dalam kristal dapat dipandang sebagai unsure yang
membentuk keluarga bidang datar dengan masing-masing keluarga mempunyai jarak
karakteristik antara bidang- bidang kristal yang diberi nama bidang Bragg.

7
B. Vector Kisi Resiprok
Disana ada sebuah energi. Sedikit abstrak untuk melakukan prosedur ini.
Bentuk prosedur dasar teoritikal untuk keadaan padat dalam fisika, dimana analisis
Fourier dilakukan pada waktu lainnya.
Konsep dari sumbu vektor b1, b2, b3 dari kisi resiprok :

faktor 2 tidak digunakan dalam kristalografi tapi cocok untuk keadaan fisika padat.
Jika a1, a2, a3 adalah keadaan vektor dari kisi vektor, lalu b1, b2, b3 keadaan
vektor dari kisi Kristal. Masing-masing vektor digambarkan dengan persamaan (13)
adalah orthogonal untuk dua sumbu kisi Kristal. Dengan demikian b1, b2, b3
mempunyai persamaan :

Dimana, ij = 1 jika i = j dan ij = 0 jika i ≠ j.


Titik pada kisi resiprok dipetakan dengan kumpulan dari vector :

Dimana v1, v2, v3 adalah integer. Sebuah vektor G dari bentuk ini adalah
sebuah vektor kisi resiprok.
Setiap struktur kristal mempunyai dua kisi yang berhubungan dengan itu, kisi
Kristal dan kisi resiprok. Sebuah pola difraksi dari sebuah Kristal, seperti yang
diperlihatkan pada sebuah peta dari kisi resiprok dari Kristal. Sebuah gambar
mikroskopik, jika bisa dipecahkan dengan sebuah skala yang cukup baik, yaitu
sebuah peta dari struktur Kristal dengan spasi nyata. Dua kisi berkaitan dengan
definisi persamaan (13). Demikian ketika mereka berotasi pada sebuah pegangan
Kristal, kedua kisi berotasi langsung dan kisi resiprok.
Vektor kisi sebenarnya mempunyai dimensi dari [panjang]; vektor pada kisi
resiprok mempunyai dimensi dari [1/panjang]. Kisi resiprok adalah sebuah kisi pada
spasi asosiasi Fourier dengan Kristal. Vektor gelombang selalu tergambar pada spasi

8
Fourier, jadi setiap posisi pada spasi Fourier mungkin mempunyai sebuah gambaran
dari sebuah gelombang, tapi disana adalah sebuah pertemuan penting antar titik yang
digambarkan dengan kumpulan dari G’s asosiasi dengan struktur Kristal.
Vektor G pada Fourier seri (9) hanya vektor kisi resiprok (15), untuk
kemudian seri fourier direpresentasi dari densitas elektron dengan invarians yang
diinginkan menurut beberapa translasi Kristal T = u1a1 + u2a2 + u3a3 seperti yang
digambarkan pada (13) dari (9).
Tapi exp(iG ∙ ) = 1, karena :

Penjelasan dari eksponensial mempunyai bentuk 2 dalam integer, karena v1u1 + v2u2 +
v3u3 adalah sebuah integer, wujud penjumlahan dari produk integer. Demikian dalam
mendapatkan variasi yang diinginkan, n(r + T) = n(r).
Ini akibat pembuktian representasi Fourier dari sebuah fungsi periodic dalam kisi
Kristal yang bisa berisi komponen nG exp hanya pada vektor kisi resiprok G seperti
yang digambarkan pada.

C. Gejala Difraksi
Himpunan vektor kisi resiprokal G menentukan kemungkinan refleksi x – ray.
Dapat dilihat pada Gambar. 6 adanya perbedaan dalam faktor fase adalah exp[i(k −
k′) ∙ r] antara balok tersebar dari elemen volume dengan r terpisah . Vektor
gelombang masuk dan keluar k dan k′. Asumsikan bahwa amplitudo dari gelombang
yang tersebar dari elemen volume sebanding dengan konsentrasi elektron tersebut
n(r). Total amplitudo gelombang yang tersebar di arah k′ sebanding dengan integral
dari kristal n(r)dV kali faktor fase exp[i(k − k′) ∙ r].

9
Dengan kata lain, amplitudo vektor medan listrik atau magnet pada
gelombang elektromagnetik tersebar sebanding dengan integral berikut dimana F
kuantitas sering disebut amplitudo hamburan :

Dimana Disini ∆k mengukur perubahan vektor gelombang dan disebut hamburan


vektor. Substitusikan ∆k ke k untuk mendapatkan k′ , yang vektor gelombangnya
tersebar.

Gambar 6. Perbedaan panjang lengan dari gelombang yang masuk dari k di titik O
, r adalah r sin φ, dan perbedaan sudut fase sama dengan −k′ ∙ r . Untuk gelombang
yang keluar perbedaan sudut fase sama dengan −k′ ∙ r. Total perbedaan sudut fase
adalah (k − k′) ∙ r, dan gelombang tersebar dari dV di r memiliki faktor fase
exp[i(k − k′) ∙ r]relatif terhadap gelombang yang tersebar dari elemen volume pada
daerah O.

10
Gambar 7. Definisi vektor hamburan ∆k sehingga k + ∆k = k′. Dalam
hamburan elastis besaran magnetude k′ = k. Selanjutnya, Bragg hamburan dari kisi
periodik , setiap∆k harus sama dengan vector kisi resiprokal G.
Pada persamaan (18) komponen Fourier (9) dari n(r) untuk mendapatkan
untuk amplitudo hamburan :

Ketika vektor hamburan ∆k adalah sama dengan vektor kisi resiprokal tertentu ,

Eksponensial hilang dan F = V nG. Ini adalah latihan sederhana ( Soal 4 )


untuk menunjukkan bahwa F sangatlah kecil ketika ∆k berbeda secara signifikan
dari setiap vektor kisi resiprokal .
Dalam hamburan elastis foton energi ђω adalah tetap, sehingga frekuensi
ω'=c k′ sinar yang muncul adalah sama dengan frekuensiyang datang. Dengan
demikian besaran k dan k′ adalah sama , dan k2= k′2, hasil untuk hamburan elastis
elektron dan neutron. Dari (21) dapat ditentukan ∆k = G atau k + G = k′ sehingga
kondisi difraksi ditulis sebagai (k + G)2 = k′2, atau

Ini adalah hasil dari teori hamburan elastis gelombang dalam kisi periodik
. Jika G adalah vektor kisi resiprokal , jadi -G , dan substitusi dapat menulis (22)
sebagai

Ekspresi khusus ini sering digunakan sebagai syarat untuk difraksi .


Persamaan (23) adalah pernyataan lain dari kondisi Bragg (1). Hasil dari Soal no.1
adalah bahwa jarak d ( hkl) antara bidang kisi paralel yang normal terhadap arah .

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Kelebihan dan Kekurangan pada Buku Utama


3.1.1. Kelebihan Pada Buku Utama

 Pada buku utama lebih banyak memberikan informasi mengenai


penjelasan dari rumusan-rumusan dibuat semua persamaanya secara
berurutan.
 Didalam buku utama juga menjelaskan bagaimana penjelasan dari setiap
gambar.
 Di dalam buku utama juga dijelaskan bagaimana konsep dari sub materi-
materi secara berurutan, sehingga pembaca dapat lebih mudah
memahaminya.
 Di dalam buku utama banyak disajikan gambar dan tabel untuk
memperjelas materi.
 Bahasa yang digunakan dalam buku sangat mudah dimengerti.

3.2.2. Kekurangan Pada Buku Utama


 Buku utama sudah baik, tetapi dalam menyajikan materi kurang luas,
sehingga pembaca masih kurang dalam pemahaman.
 Buku utama tidak memaparkan contoh soal pada setiap sub bab atau pada
setiap materi yang dibahas.
 Pada buku utama pengaplikasiannya dalam pembelajaran kurang di
paparkan.
 Pada buku utama keterngan dari rumus tidak dijelaskan.

3.2.2 Kelebihan dan Kekurangan pada Buku Pembanding


3.2.1. Kelebihan pada Buku Pembanding
 Buku pembanding sudah baik, dalam menyajikan materi sangat luas,
sehingga pembaca dapat memahami.

12
 Buku pembanding memaparkan contoh soal pada setiap sub bab atau pada
setiap materi yang dibahas.
 Selain mempaparkan contoh soal, buku pembanding juga pempaparkan
penyelesaian dari contoh soal.
 Pada buku pembanding di setiap bab nya di sertai dengan soal latihan.
 Pada buku pembanding pengaplikasiannya dari setiap materi dalam
pembelajaran dipaparkan dengan baik.
 Pada buku pembanding keterngan dari rumus di sajikan dan di jelaskan.
 Pada buku pembanding di setiap akhir bab materi selalu diberikan
rangkuman dari setiap materi.

3.3.2. Kekurangan pada Buku Pembanding


 Pada buku pembanding sudah bagus, namunya dalam bukunya tidak
terdapat gambar dan tabel, sehingga pembaca merasa kurang tertarik
dalam membacanya.
 Pada buku pembanding sudah bagus, namun bahasa dan phrase yang
digunakan sedikit kurang dimengerti dan penulisan catatan kaki yang tidak
disertai dengan halaman.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada buku utama banyak sekali informasi yang dapat diperolah apabila
kita hendak mencari penjelasan mengenai pembelajaran fungsi partisi dan energi
bebas Helmholtz konsep dan teorinya dijelaskan secara sistematis. Dan pada buku
pendamping banyak menjelaskan bagaimana implementasi, contoh soal, rumus,
dan penjelasan dari rumus mengenai pembelajaran fungsi partisi dan energi bebas
Helmholtz sehingga dapat melatih kita dlam mengerjakan soal dan menambah
pemahaman.

4.2 Rekomendasi
Apabila kita sebagai calon guru ingin melihat bagaimana konsep dann
teori dari materi fungsi partisi dan energi bebas Helmholzt pada perguruan tinggi
direkomendasikan untuk membaca buku utama.
Namun, apabila kita sebagai calon guru ingin mencari informasi mengenai
rumus, penjelasan rumus, soal, dan pembahasannya, serta untuk mengaplikasikan,
materi fungsi partisi dan energi bebas Helmholzt maka direkomendasikan untuk
membaca buku pembanding.

14

Anda mungkin juga menyukai