Nomor : 445/01/PDN-SKP/II/2015
Tanggal : 12 Februari 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan kepada pasien. Rumah sakit yang sukses adalah rumah sakit yang
dapat memberikan pelayanan paripurna kepada pasien dengan selalu
mengutamakan keselamatan pasien. Salah satu cara dalam mewujudakan
keselamatan pasien adalah melalui identifikasi pasien.
Mengapa identifikasi pasien menjadi salah satu nilai penting dalam keselamatan
pasien?Bayangkan saja seorang pasien yang harusnya mendapat obat A,justru
diberikan obat B yang mungkin berbahaya baginya – hanya karena petugas
kesehatan di Rumah Sakit gagal mengidentifikasi bahwa itu adalah obat yang
keliru bagi pasien tersebut.Atau bayi baru lahir yang tertukar di Rumah
Sakit,karena tidak adanya penanda identitas bayi yang mencukupi. Dan masih
banyak lagi kasus-kasus lain yang dapat ditimbulkan oleh kelalaian dalam
mengidentifikasi pasien.
Guna mencegah hal-hal tersebut tidak menjadi sebuah kejadian yang tidak
diharapkan,maka Rumah Sakit membuat panduan yang menjadi acuan bagi staf
Rumah Sakit dalam melakukan identifikasi pada pasien.
B. Definisi
Identifikasi pasien adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk memastikan
ketepatan dan kebenaran identitas pasien, sebelum pasien yang dimaksud
mendapatkan perlakuan atau tindakan di rumah sakit , baik itu medis
(mendapat terapi, pemeriksaan dokter, pemeriksaan penunjang dll) maupun
administratif (pembayaran, klaim asuransi dll)
A. Tujuan
Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam
identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit dr. Achmad Darwis.
Mengurangi kejadian / kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi.
Kesalahan ini dapat berupa: salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan
medikasi, kesalahan transfusi, dan kesalahan pemeriksaan diagnostik.
BAB II
1
RUANG LINGKUP
A. Ruang Lingkup
Panduan ini diterapkan kepada semua pasien rawat inap, pasien Instalasi Gawat
Darurat (IGD), dan pasien yang akan menjalani suatu prosedur.
Pelaksana panduan ini adalah para tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi,
bidan, dan tenaga kesehatan lainnya);staf di ruang rawat, staf administratif, dan
staf pendukung yang bekerja di rumah sakit .
B. Prinsip
Semua pasien rawat inap, IGD, dan yang akan menjalani suatu prosedur harus
diidentifikasi dengan benar saat masuk rumah sakit dr. Achmad Darwis dan
selama masa perawatannya.
Kapan pun dimungkinkan, pasien rawat inap harus menggunakan gelang
pengenal dengan minimal 3 data (nama pasien,nomor Medical Record, tanggal
lahir).
Tujuan utama tanda pengenal ini adalah untuk mengidentifikasi pemakainya.
Tanda pengenal ini digunakan pada proses untuk mengidentifikasi pasien
ketika pemberian obat, darah, atau produk darah; pengambilan darah dan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau pemberian pengobatan atau
tindakan lain.
2
ii. Menyelidiki semua insident salah identifikasi pasien dan memastikan
terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali
insident tersebut.
d) Manajer/ Kasie Keperawatan
i. Memantau dan memastikan panduan identifikasi pasien dikelola dengan
baik oleh Kepala ruangan/Instalasi.
ii. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan identifikasi pasien.5
BAB III
TATA LAKSANA
3
- Sebutan bayi Ny. diberikan pada bayi baru lahir yang belum punya nama
sampai saat pulang
- Sebutan Mr/Mrs x diberikan pada pasien tidak dikenal/tanpa identitas
2. Tanggal lahir
- Tanggal lahir pasien sesuai dengan tanggal lahir pada KTP/Kartu
Keluarga/Akta Kelahiran
- Pada pasien yang tidak bisa menyebutkan tanggal lahir/hanya mengetahui
umurnya, maka tanggal lahir dicantumkan tanggal 31 Desember dengan
tahun dihitung mundur sesuai dengan umur
- Pada pasien tidak dikenal/tidak ada identitas, maka tanggal lahir
dicantumkan tanggal 31 Desember dengan tahun dihitung mundur sesuai
perkiraan umur
3. Nomor rekam medis pasien
Nomor rekam medis pasien diberikan satu nomor untuk seumur hidup yang
telah terpogram dalam SIM-RS,
f. Bagi pasien yang beresiko diberi penambahan penanda resiko berupa klip
penanda resiko
g. Bagi pasien yang alergi dengan gelang digunakan kartu penanda khusus yang
ditempelkan ke baju.
h. Jangan pernah mencoret dan menulis ulang di gelang pengenal. Ganti gelang
pengenal jika terdapat kesalahan penulisan data.
i. Jika gelang pengenal terlepas, segera berikan gelang pengenal yang baru.
j. Gelang pengenal harus dipakai oleh semua pasien selama perawatan di rumah
sakit dr. Achmad Darwis.
k. Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuannya kepada pasien.
l. Periksa ulang detail data di gelang pengenal sebelum dipakaikan ke pasien.
m. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya:
‘Siapa nama Anda?’ (jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti ‘Apakah
nama anda Ibu Nurbaya?’)
n. Jika pasien tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada pasien tidak
sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa), verifikasi identitas pasien kepada keluarga /
pengantarnya. Jika mungkin, gelang pengenal jangan dijadikan satu-satunya
bentuk identifikasi sebelum dilakukan suatu intervensi. Tanya ulang nama dan
tanggal lahir pasien, kemudian bandingkan jawaban pasien dengan data yang
tertulis di gelang pengenalnya.
o. Semua pasien rawat inap dan yang akan menjalani prosedur menggunakan 1
gelang pengenal. Untuk pasien anak dan neonatus, gunakan 2 gelang pengenal
pada ekstremitas yang berbeda.
p. Pengecekan gelang pengenal dilakukan tiap kali pergantian jaga perawat.
4
q. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan benar dan
pastikan gelang pengenal terpasang dengan baik.
r. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang identitas pasien
dan membandingkan data yang diperoleh dengan yang tercantum di gelang
pengenal.
s. Pada kasus pasien yang tidak menggunakan gelang pengenal:
a. Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti:
i. Menolak penggunaan gelang pengenal disertai bukti penolakan yang
ditanda tangani
ii. Gelang pengenal terlalu besar
iii. Pasien melepas gelang pengenal
b. Pasien harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika gelang
pengenal tidak dipakai. Alasan pasien harus dicatat pada rekam medis.
c. Jika pasien menolak menggunakan gelang pengenal, petugas harus lebih
waspada dan mencari cara lain untuk mengidentifikasi pasien dengan benar
sebelum dilakukan prosedur kepada pasien.
5
rekam medis dan gelang pengenal. Jangan menyebutkan nama, dan meminta
pasien untuk mengkonfirmasi dengan jawaban ya / tidak.
c) Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak memakai gelang pengenal.
Gelang pengenal harus dipakaikan ulang oleh perawat yang bertugas menangani
pasien secara personal sebelum pasien menjalani suatu prosedur.
d) Identifikasi pasien yang menjalani prosedur pemeriksaan radiologi:
i. Operator harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum
melakukan prosedur, dengan cara:
Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal
lahir.
Periksa dan bandingkan data pada gelang pengenal dengan rekam
medis. Jika data yang diperoleh sama, lakukan prosedur.
Jika terdapat ≥ 2 pasien di unit radiologi dangan nama yang sama,
periksa ulang identitas dengan melihat nomor medical record atau
tanggal lahir.
ii. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh
sebelum pajanan radiasi (exposure) dilakukan.
e) Identifikasi pasien yang menjalani tindakan operasi:
i. Petugas di kamar operasi harus mengkonfirmasi identitas pasien
ii. Jika diperlukan untuk melepas gelang pengenal selama dilakukan
operasi, tugaskanlah seorang perawat di kamar operasi untuk
bertanggung jawab melepas dan memasang kembali gelang pengenal
pasien.
iii. Gelang pengenal yang dilepas harus ditempelkan di depan rekam medis
pasien
f) Prosedur Pengambilan dan Pemberian Produk / Komponen Darah
i. Identifikasi, pengambilan, pengiriman, penerimaan, dan penyerahan
komponen darah (transfusi) merupakan tanggungjawab petugas yang
mengambil darah.
ii. Dua orang staf RS yang kompeten harus memastikan kebenaran: data
demografik pada kantong darah, jenis darah, golongan darah pada pasien
dan yang tertera pada kantong darah, waktu kadaluasanya, dan identitas
pasien pada gelang pengenal.
iii. Staf RS harus meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan
nama gadis ibu kandung.
iv. Jika staf RS tidak yakin / ragu akan kebenaran identitas pasien, jangan
lakukan transfusi darah sampai diperoleh kepastian identitas pasien
dengan benar.
g) Prosedur Identifikasi pada Bayi Baru Lahir atau Neonatus
i. Gunakan gelang pengenal di ekstremitas yang berbeda
6
ii. Untuk bayi baru lahir yang masih belum diberi nama, data di gelang
pengenal berisikan jenis kelamin bayi, nama ibu, tanggal dan jam lahir
bayi, nomor rekam medis bayi, dan Jenis kelahiran.
iii. Saat nama bayi sudah didaftarkan, gelang pengenal berisi data ibu dapat
dilepas dan diganti dengan gelang pengenal yang berisikan data bayi.
iv. Gunakan gelang pengenal berwarna merah muda (pink) untuk bayi
perempuan dan biru untuk bayi laki-laki.
v. Pada kondisi di mana jenis kelamin bayi sulit ditentukan, gunakan gelang
pengenal berwarna putih.
sampai pasien dapat diidentifikasi dengan benar. Pelabelan pada nama diberi Mr
x untuk laki-laki dan Mrs x untuk perempuan, tanggal lahir dicantumkan tanggal
31 Desember dengan tahun dihitung mundur sesuai perkiraan umur.
7
b) Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang pengenal baru dengan
8
xi. Salah pelabelan identitas pada sampel darah
d) Kesalahan juga termasuk insiden yang terjadi akibat adanya misidentifikasi,
dengan atau tanpa menimbulkan bahaya, dan juga insiden yang hampir terjadi di
mana misidentifikasi terdeteksi sebelum dilakukan suatu prosedur.
e) Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah:
i. Kesalahan pada administrasi / tata usaha
o Salah memberikan label
o Kesalahan mengisi formulir
o Kesalahan memasukkan nomor / angka pada rekam medis
o penulisan alamat yang salah
o pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca
ii. Kegagalan verifikasi
o Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi
o Tidak mematuhi protokol verifikasi
iii. Kesulitan komunikasi
o Hambatan akibat penyakit pasien, kondisi kejiwaan pasien, atau
keterbatasan bahasa
o Kegagalan untuk pembacaan kembali
o Kurangnya kultur / budaya organisasi
f) Jika terjadi insiden akibat kesalahan identifikasi pasien, lakukan hal berikut ini:
i. Pastikan keamanan dan keselamatan pasien
ii. Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan
iii. Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau
dilakukan di tempat yang salah, para klnisi harus memastikan bahwa
langkah-langkah yang penting telah diambil untuk melakukan prosedur
yang tepat pada pasien yang tepat.
9
Algoritma Identifikasi Pasien
Ya Ya Tidak
10
Audit Gelang Pengenal pada Pasien Rawat Inap
Nama pasien
Tanggal lahir
Nomor MR
NY.AKREDITASI
11
01-09-2015
000000100
Ditetapkan di : Suliki
Pada tanggal : 12 Februari 2015
Direktur
RSUD dr.Achmad Darwis
Dr.Muryani Dhatri
NIP.19760111 200604 2 012
12
REFERENSI
13