Disusun oleh:
Kelompok 574
2019
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PUSKESMAS
Laporan Kegiatan Siklus Pemecahan Masalah dengan Judul
TIDAK TERCAPAINYA UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) DI
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS JATIYOSO
Periode :
5 Agustus 2019 – 15 September 2019
Disusun oleh:
Kelompok 574
Meidiana Risty P G99172113
Dimar Y G99172057
Teofilus Abdiel G991902065
Dhimaz Dhandy P G991906007
Zhafirah R G991902063
Telah diperiksa, disetujui, dan disahkan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 2 September 2019
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Jatiyoso
Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING FAKULTAS
Laporan Kegiatan Siklus Pemecahan Masalah dengan Judul
TIDAK TERCAPAINYA UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) DI
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS JATIYOSO
Periode :
5 Agustus 2019 – 14 September 2019
Disusun oleh:
Kelompok 574
Meidiana Risty P G99172113
Dimar Y G99172057
Teofilus Abdiel G991902065
Dhimaz Dhandy P G991906007
Zhafirah R G991902063
Telah diperiksa, disetujui, dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dan menyelesaikan Laporan Kegiatan Tahap Profesi Ilmu
Kesehatan Masyarakat dengan judul “Siklus Pemecahan Masalah Tidak
Tercapainya Universal Child Immunization (UCI) di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Puskesmas Jatiyoso”. Laporan ini disusun untuk memenuhi
persyaratan dalam menempuh kepaniteraan klinik di bagian IKM-KP Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret / RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
1. Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P (K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. dr. Eti Poncorini Pamungkasari, M.Pd, selaku Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Prof. Bhisma Murti, dr., MSc., MPH., PhD selaku pembimbing
fakultas penulisan laporan Siklus Pemecahan Masalah.
4. dr. Widodo Setyo Budi selaku Kepala Puskesmas serta pembimbing
kegiatan di Puskesmas Jatiyoso Kabupaten Karanganyar.
5. Seluruh staf di Puskesmas Jatiyoso dan seluruh staf bagian IKM-KP
FK UNS.
6. Semua pihak lain yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.
Demikian Laporan Kegiatan ini kami buat, semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan. Saran dan kritik
iii
yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan kekurangan
ataupun kekeliruan laporan ini.
Surakarta, September
2019
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat: Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (UPTD Puskesmas Jatiyoso, 2018).
Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan
turut serta memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya
agar berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil
yang diharapkan dalam menjalankan fungsi ini antara lain adalah terselenggaranya
pembangunan di luar bidang kesehatan yang mendukung terciptanya lingkungan
dan perilaku sehat. Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi pelayanan
kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan
keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan (Kemenkes RI,
2016).
Visi dari Puskesmas Jatiyoso adalah mewujudkan Kecamatan Jatiyoso
sehat yang mandiri. Hal itu diartikan sebagai upaya untuk mewujudkan masyarakat
sehat tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan, namun juga oleh masyarakatnya
tiap individu, dimana masyarakat tahu langkah-langkah apa yang harus dilakukan
untuk pencegahan penyakit, misalnya dengan imunisasi anak, menjalankan pola
hidup bersih dan sehat, dan keluarga sadar gizi (UPTD Puskesmas Jatiyoso, 2018).
1
Problem Solving Cycle merupakan proses mental yang melibatkan
penemuan masalah, analisis dan pemecahan masalah. Problem Solving Cycle
adalah proses yang terdiri dari langkah-langkah berkesinambungan yang terdiri dari
analisis situasi, identifikasi masalah dan penyebabnya, penentuan prioritas
masalah, penetapan tujuan, alternatif pemecahan masalah dan prioritas pemecahan
masalah, pembuatan rencana operasional, penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi),
serta pemantauan, pengendalian dan penilaian (Reed, 2000; Sulaeman, 2015).
Bentuk Problem Solving Cycle dalam dunia kesehatan salah satunya adalah
siklus manajemen masalah kesehatan. Menurut pengertiannya manajemen masalah
kesehatan didefinisikan sebagai suatu proses dan upaya untuk mengoptimalkan
sumber daya melalui pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen yaitu, perencanaan
(P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2), serta pengawasan, pengendalian, dan
penilaian (P3) untuk mengatasi kesenjangan antara apa yang diharapkan dan
dengan apa yang menjadi kenyataan di bidang kesehatan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan kepuasan pelanggan/klien dalam rangka mencapai tujuan organisasi
layanan kesehatan (Sulaeman, 2015).
Pada tulisan ini akan ditentukan prioritas masalah di Puskesmas Jatiyoso
dan alternatif penyelesaian masalah serta plan of action yang tepat, efektif dan
efisien.
B. Rumusan Masalah
Rumusan asalah laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah prioritas masalah di wilayah Puskesmas Jatiyoso?
2. Apakah intervensi dan solusi terbaik dalam menangani prioritas masalah di
wilayah Puskesmas Jatiyoso?
2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk membuat perencanaan berdasarkan skala prioritas masalah dalam
memilih alternatif intervensi untuk mengatasi prioritas masalah kesehatan
masyarakat Kecamatan Jatiyoso.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui faktor-faktor penyebab masalah prioritas di wilayah kerja
Puskesmas Jatiyoso.
b. Mengetahui alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi masalah
prioritas.
c. Menentukan pemecahan masalah yang paling sesuai untuk dipilih.
d. Mengetahui kekuatan, kelemahan internal, ancaman dan peluang (SWOT)
di lingkungan kerja Puskesmas Jatiyoso untuk mengatasi masalah prioritas.
e. Melakukan evaluasi terhadap implementasi intervensi yang dilakukan.
D. Manfaat
Manfaat penulisan ini, adalah sebagai berikut:
1. Bagi Dokter Muda Fakultas Kedokteran UNS, dapat mengetahui cara
penyusunan dan penerapan Problem Solving Cycle dalam manajemen masalah.
2. Bagi puskesmas, laporan ini diharapkan memberi manfaat sebagai bahan untuk
evaluasi kinerja puskesmas dan masukan perencanaan kebijakan program
layanan kesehatan masyarakat.
3. Bagi lintas sektoral terkait, laporan ini diharapkan dapat memberi informasi
ilmiah mengenai masalah-masalah serta metode penanganan masalah-masalah
yang ada di Puskesmas Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar.
3
BAB II
ANALISIS SITUASI
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kecamatan Jatiyoso (UPTD Puskesmas Jatiyoso, 2018)
4
a. Pembagian wilayah binaan
1) Desa Jatisawit
2) Desa Petung
3) Desa Wonokeling
4) Desa Jatiyoso
5) Desa Tlobo
6) Desa Karangsari
7) Desa Wukirsawit
8) Desa Beruk
9) Desa Wonorejo
b. Keadaan daerah
Wilayah Kecamatan Jatiyoso terdiri dari pegunungan dengan
ketinggian sekitar 246 m di atas permukaan laut dan terletak ke arah selatan
dari Kabupaten Karanganyar. Luas wilayah 67,16 km². Keadaan demografi
Kecamatan Jatiyoso adalah berbukit-bukit dengan ketinggian 500 dpL.
Wilayahnya mencakup 68% tanah tegalan dan hutan rakyat, serta 32%
persawahan (UPTD Puskesmas Jatiyoso, 2018).
2. Keadaan Penduduk
Berdasarkan hasil pendataan penduduk per bulan Desember tahun 2018,
jumlah penduduk Kecamatan Jatiyoso sebesar 42.934 jiwa, yang terdiri dari
21.184 penduduk laki-laki dan 21.750 penduduk perempuan. Penyebaran
penduduk per desa sebagai berikut:
5
4000
3500
3000
2500
2000
1500 Laki-laki
1000 Perempuan
500
0
Gambar 2.2 Data Estimasi Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan (per
Desember 2018) (UPTD Puskesmas Jatiyoso, 2018)
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800 KK MASKIN
600
400 KK
200
0
Gambar 2.3 Data Kependudukan Jumlah Masyarakat Miskin di Kecamatan Jatiyoso (UPTD
Puskesmas Jatiyoso, 2018)
6
2500
2000
1500
Laki-laki
1000
Perempuan
500
Jumlah
0
Gambar 2.4 Data Kependudukan Usia Lanjut di Kecamatan Jatiyoso (UPTD Puskesmas
Jatiyoso, 2018)
7
a. Angka Kematian Kasar, diperoleh 2,3
b. Angka Kematian Bayi, diperoleh angka 10 kasus
c. Angka Kematian Maternal diperoleh angka 0
2. Faktor Perilaku
a. Keluarga yang sadar gizi rendah
b. Partisipasi masyarakat terhadap masalah kesehatan rendah
c. Deteksi dini masalah kesehatan oleh masyarakat rendah
d. Pemahaman ASI eksklusif oleh ibu rendah
e. PHBS belum membudaya
8
3. Faktor Lingkungan
a. Secara geografis Jatiyoso merupakan daerah pegunungan yang jauh dari
pusat kota
b. Tidak adanya akses transportasi berupa kendaraan umum sehingga
masyarakat susah untuk datang ke Puskesmas
c. Jarak antara rumah ke Puskesmas cukup jauh dan tidak semua masyarakat
memiliki kendaraan pribadi
4. Kualitas Kesehatan Lingkungan (air bersih dan sanitasi dasar) cukup baik
9
3. Institusi sarana kesehatan 100 100 100 Tidak
4. Institusi TTU 100 65 65 Masalah
5. Institusi tempat kerja 100 85 85 Masalah
Peningkatan kualitas upaya kesehatan bersumber
71
masyarakat
1. Posyandu Mandiri 15 26.96 100 Tidak
B
2. Posyandu Purnama 51 29.21 57 Masalah
3. Posbindu 65 11 17 Masalah
4. Desa Siaga aktif mandiri 2 desa 1 desa 50 Masalah
5. Pokja SPA 100 100 100 Tidak
6. Pokja STBM 100 100 100 Tidak
C Penyuluhan NAPZA 5 5.2 100 Tidak
II. KESEHATAN LINGKUNGAN 77
Penyehatan air 100
1. Cakupan Inspeksi Sanitasi Tidak
5 33.3 100
Sarana Air Bersih
2. Pengawasan kualitas air minum Tidak
100 100 100
A fasilitas layanan kesehatan
3. Pengawasan kualitas air minum Tidak
100 100 100
PDAM
4. Cakupan pembinaan kelompok Tidak
62 62 100
pemakai air
Hygiene dan sanitasi makanan dan minuman 71
1. Inspeksi sanitasi Tempat Tidak
30 42.9 100
B Pengelolaan Makanan (TPM)
2. Pembinaan Tempat Pengelolaan Masalah
100 42.9 43
Makanan (TPM)
Penyehatan Tempat Pembuangan Sampah dan Limbah 81
1. Cakupan desa STBM 100 87.5 88 Masalah
C
2. Cakupan pembinaan rumah Masalah
5 3.7 74
Sehat
Pengawasan Tempat-Tempat Umum 93
1. Cakupan inspeksi sanitasi Tidak
60 80.4 100
tempat-tempat umum
D
2. Cakupan pemberian Masalah
rekomendasi peningkatan 100 86.5 87
sanitasi tempat-tempat umum
Pengamatan Tempat Pengelolaan Pestisida 40
10
E 1. Cakupan inspeksi sanitasi Masalah
100 40 40
Tempat Pengelolaan Pestisida
2. Cakupan pembinaan tempat Masalah
100 40 40
pengelolaan pestisida
Pengendalian Vektor
F
1. Cakupan pemeriksaan jentik 5 3.7 74 Masalah
III. KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB 98
Kesehatan Ibu dan Anak 97
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Tidak
100 100 100
K1
A 2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Masalah
95 91.27 96
K4
3. Deteksi Risiko Tinggi oleh Tidak
20 22.38 100
Nakes
4. Deteksi Risiko Tinggi oleh Masalah
10 7.62 76
Masyarakat
5. Cakupan pertolongan persalinan Tidak
90 100 100
oleh tenaga kesehatan
6. Cakupan penanganan Tidak
80 100 100
komplikasi obstetri
7. Cakupan pelayanan nifas oleh Tidak
90 100 100
tenaga kesehatan
8. Cakupan pelayanan kesehatan Tidak
neonates 0-28 hari (KN 90 99.3 100
lengkap)
9. Cakupan pelayanan kesehatan Tidak
neonatal komplikasi yang 80 114.14 100
ditangani
10. Cakupan pelayanan kesehatan Tidak
bayi 29 hari – 12 bulan 90 99.03 100
(Kunjungan Bayi)
Upaya Kesehatan Balita dan Anak pra Sekolah 100
1. Cakupan Pelayanan Anak Tidak
90 98.37 100
Balita (12-59 bulan)
2. Cakupan pelayanan kesehatan Masalah
B
anak balita sakit yang dilayani 85 84 99
dengan MTBS
3. Cakupan pelayanan kesehatan Tidak
90 100 100
anak pra sekolah
11
Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja 93 Masalah
1. Cakupan pelayanan kesehatan Masalah
C 50 43.37 87
remaja (10-19 tahun)
2. Penjaringan anak sekolah 100 100 100 Tidak
Pelayanan Keluarga Berencana 100
D 1. Akseptor KB aktif di wilayah Tidak
70%= 86.19 100
puskesmas
IV. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 97
1. Persentase balita gizi buruk Tidak
GAKIN mendapat PMT 80 100 100
pemulihan
2. Persentase ibu hamil KEK Tidak
70 70 100
GAKIN mendapat PMT
3. Balita yang naik berat badannya Masalah
75 62.23 83
(N/D)
4. Balita yang datang dan Masalah
80 68.15 98
ditimbang (D/S)
5. Persentase RT yang 95 99.15 100 Tidak
mengkonsumsi garam
beriodium
6. Persentase bayi baru lahir yang Tidak
47 83.63 100
mendapat IMD
7. Bayi yang mendapat ASI Masalah
47 33.77 98
Eksklusif (E6)
V. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
86
PENYAKIT MENULAR
TB Paru 99
1. Penemuan Penderita TB semua Masalah
30 27.9 93
kasus
2. Orang terduga TB yang Tidak
mendapat pelayanan sesuai 30 100 100
standar
3. Penderita TB yang mendapat Tidak
A 100 100 100
pelayanan sesuai standar
4. Keberhasilan pengobatan pasien Tidak
90 100 100
TB (success rate)
5. Penderita TB yang dikonseling Tidak
100 100 100
dan testing HIV
12
6. Pemeriksaan kontak serumah Tidak
100 100 100
penderita TB
7. Penemuan kasus TB anak
12
(umur 0-14 tahun)
8. Kasus TB yang ditemukan dan Tidak
dirujuk oleh masyarakat atau
16 25 100
organisasi kemasyarakatan
(active case finding)
ISPA 58
1. Penderita pneumonia pada Masalah
60 10 17
B balita yang ditemukan
2. Pelayanan Kesehatan Bayi dan Tidak
100 100 100
balita dengan pneumonia
Diare 94
1. Penderita diare yang ditemukan 80 70 88 Masalah
C
2. Pelayanan Kesehatan penderita Tidak
80 100 100
diare
DBD 100
1. Kasus DBD/chikunguya yang Tidak
D
dilakukan penyelidikan 100 100 100
epidemiologi
HIV 100
E
1. Pengobatan penderita IMS yang 100 100 100 Tidak
2. Konseling dan testing HIV pada Tidak
80 100 100
penderita IMS yang ditemukan
3. Calon pengantin yang diberikan Tidak
100 100 100
konseling HIV
4. Ibu hamil yang diberikan Tidak
100 104 100
konseling dan testing HIV
5. Kelompok usia 15-24 tahun Tidak
yang diberikan KIE pencegahan 85 100 100
HIV
6. Penderita HIV yang dikaji TB 100 100 100 Tidak
Surveilans 99
1. Penemuan dan penanganan Tidak
100 100 100
kasus campak
2. Penemuan dan penanganan
penderita AFP (acute flaccid 100
13
paralysis)usia < 15 tahun
3. Ketepatan Laporan SKDR Tidak
85 100 100
Penyakit Potensial KLB
4. Kelengkapan Laporan SKDR Tidak
100 100 100
Penyakit Potensial KLB
5. Alert SKDR yang direspon 100 100 100 Tidak
6. Cakupan KLB yang ditangani Tidak
100 100 100
kurang dari 24 jam
7. Cakupan imunisasi dasar Tidak
95 95.2 100
lengkap
F
8. Cakupan pemeriksaan Tidak
kesehatan calon jemaah haji 100 100 100
calon I
9. Cakupan pemeriksaan Tidak
kesehatan calon jemaah haji 100 100 100
masa tunggu
10. Cakupan pemeriksaan Tidak
kesehatan calon jemaah haji 100 100 100
calon II
11. Cakupan pemeriksaan Tidak
kesehatan calon jemaah haji 100 100 100
masa keberangkatan
12. Cakupan desa atau kelurahan Masalah
Universal Child Immunization 100 89 89
(UCI)
P2PTM DAN KESWA 54
G
1. Perempuan usia 30-50 tahun 10 0.1 1 Masalah
yang dideteksi dini kanker
serviks dan payudara
2. Desa/kelurahan yang Masalah
melaksanakan kegiatan 80 11 14
posbindu PTM
3. Pelayanan kesehatan usia Masalah
100 26 26
produktif
4. Pelayanan kesehatan penderita Masalah
100 98 98
hipertensi
5. Pelayanan kesehatan penderita Masalah
100 90 90
DM
14
6. Pelayanan kesehatan orang Masalah
dengan gangguan jiwa (ODGJ) 100 95 95
berat
VI. PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT 88
Cakupan pelaksanaan Perkesmas Masalah
80 70 88
Puskesmas
VII. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN (PILIHAN
SESUAI KEBUTUHAN, HARAPAN MASYARAKAT, DAN
89
KEMAMPUAN PUSKESMAS SERTA MERUPAKAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH)
Upaya Kesehatan Usia Lanjut
A. 1. Cakupan kunjungan lansia usia Tidak
75 85 100
> 60 tahun
Kesehatan Kerja
B 1. Jumlah Pos UKK dibina dan Masalah
100 90 90
berfungsi
Kesehatan Olahraga 94
1. Pembinaan kelompok Masalah
potensial/klub dalam kesehatan 30 25 83
olahraga
C
2. Pemerisaan kesegaran jasmana Tidak
30 100 100
anak sekolah
3. Pemeriksaan kesegaran jasmani Tidak
30 100 100
pada calon haji
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi 75
1. Pembinaan kesehatan gigi pada Masalah
100 25 25
TK
D 2. Pembinaan dan bimbingan sikat Tidak
100 100 100
gigi massal pada SD/MI
3. Murid SD/MI mendapat Tidak
100 100 100
perawatan kesehatan gigi
E Bina Kesehatan Tradisional 87
1. Pembinaan penyehat/pengobat Masalah
10 8 80
tradisional
2. Pembinaan tenaga kesehatan Masalah
10 8 80
tradisional
3. Pembinaan TOGA dan Tidak
pemanfaatan pada sasaran 5 5 100
masyarakat
15
VIII. UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN 76
Cakupan Kunjungan 64
1. Kunjungan Rawat Jalan
A a. Masyarakat miskin >15 11 73 Masalah
b. Masyarakat tidak miskin >15 35 100 Tidak
2. Kunjungan rawat jalan gigi >5 1 20 Masalah
Puskesmas dengan Rawat Inap 87
1. BOR Puskesmas Rawat Inap >75 55 73 Masalah
B
2. Hari rawat rata-rata (LOS) Tidak
≤3 2.70 100
Puskesmas Rawat Inap
Sumber: UPTD Puskesmas Jatiyoso, 2018
D. Analisis Situasi Lingkungan Kesehatan
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang perlu mendapat perhatian
khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor
perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat. Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah
kompleks yang harus diatasi bersama. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan,
terdapat indikator-indikator seperti: akses air minum berkualitas, akses terhadap
sanitasi layak, rumah tangga kumuh dan rumah sehat.
1. Sarana dan Akses Air Minum Berkualitas
Salah satu tujuan pembangunan prasarana penyediaan air baku untuk
memastikan komitmen pemerintah terhadap Millenium Development Goals
(MDGs) yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan menurunkan
target hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan
terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga 2015. Syarat-syarat kualitas
air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010.
16
kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan
berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas
lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat,
meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit. Sesuai dengan
konsep dan definisi MDGs disebut akses sanitasi layak apabila penggunaan
fasilitas tempat buang air besar milik sendiri atau bersama. Jenis kloset yang
digunakan jenis leher angsa dan tempat pembuangan akhir tinjanya
menggunakan tangki septik atau Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL).
3. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat
minimum komponen rumah dan sarana sanitasi tiga komponen (rumah, sarana
sanitasi dan perilaku) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Minimum yang memenuhi kriteria sehat pada masing-masing parameter adalah
sebagai berikut: (1) minimum dari kelompok komponen rumah adalah langit-
langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi,
sarana pembuangan asap dapur, dan pencahayaan; (2) minimum dari kelompok
sarana sanitasi adalah sarana air bersih, jamban (sarana pembuangan kotoran),
sarana pembuangan air limbah (SPAL), dan sarana pembuangan sampah; (3)
perilaku sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik yang digunakan
(Dinas Kesehatan, 2005). Di Kecamatan Jatiyoso, rumah yang memenuhi
syarat rumah sehat berjumlah 85,6%
17
DATA KESEHATAN LINGKUNGAN
120
100
80
60
40
20
0
18
12. Perekam Medis 1 0 1
13. Psikologi 0 0
14. Adminkes 0 0
15. Fisioterapis 1 1 Magang
16. Pengadministrasi 2 2 PNS
Umum
17. Pengadministrasi 1 0 1
Keuangan
18. Pengemudi 1 1 Honorer
19. Pramu Kantor 2 0 2 PNS
20. Petugas Kebersihan 2 2 Honorer
Dari jumlah tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Jatiyoso, terdapat beberapa
masalah pada jumlah tenaga medis, diantaranya berupa tidak adanya seorang dokter gigi
di Puskesmas Jatiyoso sehingga peran dokter gigi digantikan oleh perawat gigi di
Puskesmas Jatiyoso, kemudian tidak terdapatnya seorang apoteker maupun asisten
apoteker juga menjadi kendala sehingga perannya diganti oleh seorang sarjana kesehatan
masyarakat dan seorang bidan. Kemudian pada bagian rekam medis juga tidak didapatkan
petugas rekam medis sehingga peran rekam medis dirangkap oleh pekerja administrasi
bagian pendaftaran. Dari beberapa kendala jumlah tenaga kesehatan di puskesmas jatiyoso
tersebut dapat memungkinkan peran dari setiap bagian yang mengalami kekurangan
jumlah petugas menjadi tidak berjalan dengan baik maupun mengalami hambatan-
hambatan.
2. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Jatiyoso guna
menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat meliputi:
19
Tabel 2.4 Sarana Kesehatan Puskesmas Jatiyoso
No Jenis Sarana Jumlah Baik Kondisi Rusak Keterangan
Ringan Berat
I. Sarana Kesehatan
1. Puskesmas Induk 1 V
2. Pustu 1
a. Wukirsawit V
b. Wonokeling V
3. PKD 9 V
4. Rumah Dinas Dokter 1 V
5. Pusling roda 4 2 V
6. Sepeda motor 3 V
II. Sarana Penunjang
1. Komputer 13 V
2. Netbook/Laptop 12 V
3. Printer 12 V
4. Telepon 1 V
5. Kulkas 2 V
6. Kulkas Vaksin 2 1
7. Meja tulis 30 V
8. Kursi 122 V
9. Almari 45 V
10. Mesin Tik 2 V
Sumber: UPTD Puskesmas Jatiyoso, 2018
Meskipun terdapat beberapa sarana kesehatan yang dalam kondisi rusak ringan
maupun rusak berat, namun kondisi tersebut tidak berpengaruh pada program kerja
puskesmas sehari-hari, tidak didapatkan hambatan yang timbul dari kerusakan barang-barang
atau sarana kesehatan tersebut. Adapun sarana kesehatan yang rusak juga diganti atau
didukung oleh sarana kesehatan yang lain yang saling mendukung.
20
BAB III
ANALISA MASALAH
A. Identifikasi Masalah
21
1. Cakupan pemeriksaan jentik 5 3.7%
III. KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB
Kesehatan Ibu dan Anak
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 95 91.27
2. Deteksi Risiko Tinggi oleh Masyarakat 10 76.6
Upaya Kesehatan Balita dan Anak pra Sekolah
1. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sakit yang
85 84
dilayani dengan MTBS
Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
1. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (10-19 tahun) 50 43.37
IV. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
1. Balita yang naik berat badannya (N/D) 75 62.3
2. Balita yang dating dan ditimbang (D/S) 80 68.15
3. Bayi yang mendapat ASI Eklusif 47 33.77
V. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
MENULAR
P2 TBC Paru
1. Penemuan Penderita TBC semua kasus 30 27.9
ISPA
1. Penderita pneumonia pada balita yang ditemukan 60 10
Diare
1. Penderita diare pada balita yang ditemukan 80 70
Surveilans
1. Cakupan desa/ kelurahan Universal Child
100 89
Immunization (UCI)
P2PTM dan KESWA
1. Perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini
10 0.1
kanker serviks dan payudara
2. Desa yang melakukan kegiatan posbindu PTM 80 11
3. Pelayanan kesehatan usia produktif 100 26
4. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 100 98
5. Pelayanan kesehatan penderita DM 100 90
6. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa
100 95
(ODGJ) berat
VI. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
Cakupan Kunjungan Sakit
1. Kunjungan Rawat Jalan
a. Masyarakat miskin >15 11
Kunjungan rawat jalan gigi >5 1
22
Puskesmas dengan Rawat Inap
1. BOR Puskesmas Rawat Inap >75 55
VII. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
Kesehatan Kerja
1. Jumlah Pos UKK dibina dan berfungsi 100 90
Kesehatan Olahraga
1. Pembinaan kelompok potensial/klub dalam kesehatan
30 25
olahraga
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi
1. Pembinaan kesehatan gigi pada TK 100 25
Bina Kesehatan Tradisional
1. Pembinaan penyehat/pengobat tradisional 10 8
2. Pembinaan tenaga kesehatan tradisional 10 8
23
Keterangan dari system skor table diatas adalah:
24
Gambar 3.1 Diagram Tulang Ikan Kasus Rendahnya Cakupan Vaksinasi Dasar
25
BAB IV
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Jumlah 269 264 533 241 89.59 235 89.02 476 89.31
26
Berdasarkan data penyampaian kinerja program Desa UCI (Universal
Coverage Immunization) belum mencapai target. Terdapat masalah terkait
imunisasi yaitu beberapa balita yang belum mendapatkan imunisasi dasar dan
beberapa desa non-UCI. Oleh karena itu, tujuan pemecahan masalah di Puskesmas
Jatiyoso adalah meningkatkan cakupan Desa UCI (Universal Coverage
Immunization) di wilayah kerja Puskesmas Jatiyoso.
B. Analisis SWOT Manajemen Peningkatan Cakupan Imunisasi Bayi
Berikut merupakan analisis kekuatan, kelemahan internal, ancaman dan
peluang (SWOT) kasus cakupan imunisasi bayi yang rendah di Kecamatan
Jatiyoso.
Tabel 4.3 Analisis SWOT Kasus Cakupan Imunisasi Bayi
S (Strength) W (Weakness)
27
3. Meningkatkan motivasi orang 4. Promosi kepada masyarakat
tua untuk rutin membawa melalui kader
anaknya imunisasi sesuai KMS
5. Penyedian sarana (kulkas
4. Penyuluhan kepada masyarakat vaksin, cooler box) di PKD,
tentang pentingnya imunisasi posyandu dan Pustu.
bagi kesehatan dan masa depan
anak
28
- Mengadakan pertemuan dengan
mengundang pemuka agama dan tokoh
masyarakat setempat, perwakilan MUI
Kabupaten Karanganyar, serta
perwakilan puskesmas untuk berdiskusi
mengenai vaksin.
29
7. Akses transportasi kurang - Mengadakan kegiatan vaksinasi rutin di
desa sehingga dapat dijangkau oleh
masyarakat
8. Sarana promosi kesehatan - Membuat leaflet dan poster kesehatan
(leaflet/pamphlet) tentang mengenai vaksin
informasi vaksin dan imunisasi
kurang
9. Dana program terbatas - Melakukan advokasi kepada pihak
Dinas Kesehatan Kabupaten
Karanganyar
10. Kerjasama lintas sektoral yang - Bekerjasama dengan UPT dinas
masih kurang Pendidikan untuk menjadikan imunisasi
syarat mendaftar sekolah
11. Pemuka agama yang belum - Mengadakan edukasi dan pendekatan
mengerti akan pentingnya kepada para pemuka agama tersebut
imunisasi dan keyakinan yang mengenai pentingnya vaksin dan bahwa
kelitu akan imunisasi tidak ada fatwa yang menyatakan
bahwa vaksin itu haram.
12. Tingkat pendidikan orang tua - Membuat penyuluhan kepada ibu
kurang mengenai vaksin
-
13. Jumlah tenaga kesehatan masih - Mengusulkan penambahan tenaga
kurang kesehatan
- Memaksimalkan peran tenaga
kesehatan
14. Keterampilan tenaga kesehatan - Mengadakan lokakarya mini dengan kader
yang belum optimal dan bidan daerah mengenai cara pelaporan
data cakupan imunisasi
30
Tabel 4.5 Prioritas Alternatif Intervensi
K K To
No Cara Pemecahan Masalah E B O D KP PS
U R tal
31
Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan 2 3 2 2 3 2 2 3 19
15
anak dan vaksinasi
Menambah kader Desa serta 2 2 2 3 2 3 2 2 18
16
Pelatihan kader-kader imunisasi
Menjadikan imunisasi sebagai prasyarat 3 4 2 2 3 3 3 2 22
17
masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya
Melakukan kunjungan antar rumah 5 1 4 4 3 5 5 5 32
keluarga yang menolak imunisasi untuk
18
edukasi dengan melibatkan sudut pandang
kesehatan dan agama
Keterangan:
E = Efektivitas
B = biaya yang diperlukan
KU = Keuntungan
KR = Kerugian
O = Onset efek yang diharapkan
D = Durasi efek yang diharapkan
KP = Komitmen politis
PS = Penerimaan sosial
Kriteria: 1=sangat rendah, 2= rendah, 3=sedang, 4= tinggi, 5=sangat tinggi
Berdasarkan penghitungan alternatif intervensi yang terbaik berkaitan
dengan permasalahan terpilih adalah mengadakan pertemuan dengan mengundang
pemuka agama dan tokoh masyarakat setempat, perwakilan MUI Kabupaten
Karanganyar, serta perwakilan puskesmas. Kegiatan yang dilakukan adalah
sarasehan tingkat kecamatan, desa dan dilakukan kunjungan rumah untuk
berdiskusi mengenai vaksin sebagai alternatif terbaik yang dinilai dari besarnya
masalah yang dapat diselesaikan, pentingnya jalan keluar, sensivitas jalan keluar
serta efisiensi dana yang digunakan. Sarasehan tingkat desa dan kunjungan rumah
dilakukan di 3 desa yaitu Tlobo, Wonokeling, dan Beruk yang cakupan
imunisasinya paling rendah.
32
BAB V
PLAN OF ACTION
JASAMU
(Jatiyoso Sadar Imunisasi)
33
e. Meningkatkan cakupan imunisasi bayi dan anak di Kecamatan Jatiyoso.
f. Mencapai target desa UCI (Universal Child Immunization) di Kecamatan
Jatiyoso
2. Sasaran Program
a. FORKOMPINCA ( kepala kecamatan, kepala kepolisian sector, dan kepala
Koramil)
b. Kepala UPT se-Kecamatan
c. Kepala Sekolah SD Kecamatan Jatiyoso
d. Pemuka agama Kecamatan Jatiyoso
e. Tokoh masyarakat Kecamatan Jatiyoso
3. Waktu
Satu kali pertemuan dengan pertemuan pertama dihadiri oleh semua sasaran.
4. Tempat
Pertemuan pertama dapat dilakukan di Kantor Kecamatan Jatiyoso
5. Sarana dan Prasarana
a. Ruangan dengan kapasitas 100 orang berukuran 8 x 12 m dengan ventilasi
pencahayaan yang cukup
b. Alat tulis menulis (papan tulis, spidol, bolpoin)
c. Laptop dan LCD proyektor
d. Pointer
e. Microphone dan speaker
f. Buku KMS
g. Buku pegangan fasilitator
h. Kartu imunisasi
i. Meja dan kursi
6. Uraian Kegiatan
Aktivitas pada pertemuan pertama meliputi pembukaan oleh Kepala Puskesmas
Jatiyoso, pembacaan Al-Qur’an pihak MUI, pengajian singkat dari MUI,
pemaparan materi dari pihak Puskesmas Jatiyoso, pemaparan materi dari
34
BIOFARMA pemaparan materi dari MUI, tanya jawab dan diskusi, serta
diakhiri dengan pembacaan doa bersama.
a. Pembukaan
Pembukaan diawali dengan sambutan oleh Kepala Puskesmas Jatiyoso
sebagai ketua pelaksana program, sambutan perwakilan MUI serta
perwakilan pemuka agama dan Kepala Desa Kecamatan Jatiyoso.
b. Pembacaan Al-Qur’an
Pembacaan Al-Qur’an oleh MUI Kabupaten Karanganyar.
c. Pengajian
Pengajian dipimpin oleh MUI Kabupaten Karanganyar dengan materi
mengenai kesehatan dipandang dari sudut agama Islam. Pemaparan
kandungan ayat-ayat Al-Qur’an yang terkait dengan masalah kesehatan.
d. Pemaparan materi dari Puskesmas Jatiyoso
Pemaparan materi oleh pemegang program imunisasi Puskesmas Jatiyoso.
Materi mengenai cakupan imunisasi yang rendah, kendala yang ditemui
dan kesadaran masyarakat yang masih rendah mengenai pentingnya
imunisasi serta penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Selain itu,
juga paparan kondisi kesehatan di wilayah lain yang mengalami wabah
penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi serta akibat
yang dapat ditimbulkan dari wabah tersebut.
e. Pemaparan materi dari BIOFARMA
Pemaparan materi oleh BIOFARMA selaku produsen vaksin yang
digunakan dalam imunisasi. BIOFARMA akan menjelaskan mengenai
proses produksi dari vaksin untuk meluruskan berbagai pandangan yang
salah dari sasaran. Sehingga sasaran nantinya dapat menjelaskan ke
masyarakat yang lebih luas.
f. Pemaparan materi dari MUI
Pemaparan materi disampaikan oleh perwakilan pihak MUI Kabupaten
Karanganyar mengenai imunisasi dari sudut pandang Islam dan pemaparan
35
hasil itjima’ Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia mengenai imunisasi
dan vaksin.
g. Tanya jawab dan diskusi
Tanya jawab dan diskusi dipimpin oleh moderator dimana pemuka agama
dan Camat Kecamatan Jatiyoso diharapkan dapat berperan aktif dalam sesi
diskusi dan mengungkapkan pemikiran dan strategi mengenai imunisasi.
h. Penandatanganan Komitmen
Dengan dipimpin oleh Camat Kecamatan Jatiyoso, sasaran diminta untuk
menandatangani surat komitmen. Untuk menunjukan komitmen mereka
dalam membantu mewujudkan UCI (Universal Child Imunization) di
Kecamatan Jatiyoso
i. Pembacaan doa bersama
Pembacaan doa bersama dipimpin oleh perwakilan MUI Kabupaten
Karanganyar. Doa bersama dipanjatkan terutama untuk kondisi kesehatan
masyarakat Jatiyoso.
7. Susunan Acara
08.00-08.15 Pengkondisian untuk memulai peyuluhan
08.15-08.30 Pembuakaan oleh camat
08.30-08.45 Sambutan ketua panitia
08.45-10.00 Penyuluhan
10.00-11.00 Tanya jawab dan pembagian doorprize
11.00-11.15 Penutupan
8. Rancangan Anggaran Dana
Pemasukan
Dana program Rp. 1.450.000
Pengeluaran
Sewa Gedung Rp. 200.000
Sewa sound system Rp. 150.000
36
Uang pembicara 3x Rp.200.000 Rp. 600.000
Snack pembicara dan peserta 100x Rp.5.000 Rp. 500.000
37
Pembukaan diawali dengan sambutan oleh Kepala Puskesmas Jatiyoso
sebagai ketua pelaksana program dan perwakilan Kepala Desa Kecamatan
Jatiyoso.
b) Pemaparan materi dari Puskesmas Jatiyoso
Pemaparan materi oleh pemegang program imunisasi Puskesmas Jatiyoso.
Materi mengenai cakupan imunisasi yang rendah, kendala yang ditemui
dan kesadaran masyarakat yang masih rendah mengenai pentingnya
imunisasi serta penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Selain itu,
juga paparan kondisi kesehatan di wilayah lain yang mengalami wabah
penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi serta akibat
yang dapat ditimbulkan dari wabah tersebut.
c) Pemaparan materi dari BIOFARMA
Pemaparan materi oleh BIOFARMA selaku produsen vaksin yang
digunakan dalam imunisasi. BIOFARMA akan menjelaskan mengenai
proses produksi dari vaksin untuk meluruskan berbagai pandangan yang
salah dari masyarakat.
d) Kesan dan Pesan Warga yang telah ikut Imunisasi
Penyampaian kesan dan pesan dari warga desa yang anaknya telah
diimunisasi. Warga yang menyampaikan kesan pesan dipilih dari warga
yang bisa merepresentasikan imunisasi dengan baik.
e) Pemaparan Materi dari MUI
Pemaparan materi disampaikan oleh perwakilan pihak MUI Kabupaten
Karanganyar mengenai imunisasi dari sudut pandang Islam dan pemaparan
hasil itjima’ Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia mengenai imunisasi
dan vaksin.
f) Tanya jawab dan diskusi
Tanya jawab dan diskusi dipimpin oleh moderator dimana masyarakat
diharapkan dapat berperan aktif dalam sesi diskusi dan mengungkapkan
pemikiran mengenai imunisasi.
38
g) Lomba cerdas cermat
Lomba cerdas cermat diikuti oleh tim perwakilan ibu-ibu dari ketiga desa
beranggotakan 5 orang ibu per desa. Moderator memberikan pertanyaan
seputar vaksin, imunisasi dan kesehatan balita serta diselipkan pertanyaan
terkait penyuluhan yang telah diberikan. Pemenang lomba cerdas cermat
akan mendapatkan hadiah menarik dari Puskesmas Jatiyoso yaitu jalan-
jalan ke Bandung, dan salah satu acaranya adalah mengunjungi pabrik
vaksin BIOFARMA di Bandung.
h) Pembacaan doa bersama
Pembacaan doa bersama dipimpin oleh perwakilan MUI Kabupaten
Karanganyar. Doa bersama dipanjatkan terutama untuk kondisi kesehatan
masyarakat Jatiyoso.
i) Monitoring dan Evaluasi
Dilakukan sebelum dan setelah pemberian materi berupa tanya jawab lisan
untuk mengetahui seberapa berhasil pemaparan materi diterima oleh
pemuka agama, tokoh masyarakat dan masyarakat di Kecamatan Jatiyoso.
Di samping itu, dilakukan pemantauan wilayah setempat yang bekerja
sama dengan bidan desa, penyelenggara program imunisasi, dan bagian
administrasi pendataan Puskesmas untuk mengadakan survei cakupan
(memperoleh tingkat cakupan imunisasi termasuk data distribusi umur saat
diimunisasi, penyebab kegagalan imunisasi, tempat memperoleh
imunisasi) dan survei dampak (menilai keberhasilan program imunisasi
terhadap penururnan morbiditas penyakit tertentu), sekaligus memperoleh
data stok vaksin, indeks pemakaian vaksin, dan cakupan per tahun. Dengan
demikian diharapkan program yang diadakan sejalan dengan ketentuan
yang ada.
C. Kunjungan Rumah
1. Tujuan
39
a. Mengetahui akar penyebab masyarakat Kecamatan Jatiyoso yang tidak
ingin anaknya melakukan imunisasi
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Kecamatan Jatiyoso mengenai
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan pentingnya imunisasi.
c. Meluruskan persepsi masyarakat Kecamatan Jatiyoso mengenai isu-isu
yang beredar di masyarakat tentang imunisasi
d. Meningkatkan kesadaran masyarakat Kecamatan Jatiyoso akan pentingnya
imunisasi dalam upaya pengendalian penyakit
e. Meningkatkan cakupan imunisasi bayi dan anak di Kecamatan Jatiyoso.
f. Mencapai target desa UCI (Universal Child Immunization) di Kecamatan
Jatiyoso
2. Sasaran
Warga Kecamatan Jatiyoso yang tidak memperbolehkan tindakan imunisasi
pada anaknya
3. Waktu
Seminggu setelah kegiatan laporan cakupan imunisasi
4. Tempat
Rumah Warga Kecamatan Jatiyoso
5. Uraian Kegiatan
a. Pemetaan warga yang tidak mengijinkan anaknya imunisasi
Puskesmas melakukan pemetaan rumah warga desa yang tidak
mengijinkan anaknya melakukan imunisasi. Pemetaan dapat dilakukan
dengan bantuan dari bidan desa dan kader.
b. Mengatur jadwal kunjungan
Petugas Puskesmas mengatur jadwal kunjungan dengan warga yang akan
dikunjungi. Sehingga ditemukan jadwal kunjungan yang efektif dan
efisien.
c. Kunjungan rumah warga
40
Melakukan kunjungan ke rumah warga yang tidak mengijinkan anaknya
diimunisasi. Tim yang berkunjung ke rumah terdiri dari petugas
puskesmas, perwakilan MUI dan tokoh masyarakat.
d. Mencari Akar Permasalahan
Mewawancarai penyebab warga tidak mengijinkan anaknya melakukan
imunisasi.
e. Memberi Penjelasan dan Meluruskan Presepsi
Memberikan penjelasan dan meluruskan presepsi terkait imunisasi dari
sudut pandang medis dan agama.
f. Melakukan Tindakan Imunisasi atau Penandatanganan Surat Pernyataan
Penolakan Imunisasi
Bila tercapai persetujuan, petugas puskesmas langsung melakukan
tindakan imunisasi bila waktu dan situasi sesuai. Bila waktu dan sesuai
tidak memungkinkan maka, warga diminta untuk membawa anaknya ke
puskesmas pada waktu yang ditentukan untuk dilakukan imunisasi. Bila
tidak tercapai persetujuan maka dijelaskan kembali mengenai konsekuensi
yang akan dihadapi oleh anak dan keluarga dan keluarga diminta untuk
menandatangani surat pernyataan penolakan imunisasi.
g. Monitoring dan Evaluasi
Melakukan pemantauan kesehatan anak setelah dilakukan imunisasi.
Memberikan nomor handphone yang dapat dihubungi bila anak mengalami
gejala efek samping dari imunisasi. Hal ini bertujuan agar orangtua tenang
dan kemungkinan buruk dapat dicegah dan diatasi.
41
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
1. Prioritas permasalahan di Puskesmas Jatiyoso adalah program Desa UCI
(Universal Coverage Immunization) belum mencapai target.
2. Alternatif penyelesaian yang terpilih adalah mengadakan sarasehan kesehatan
tingkat kecamatan dan tingkat desa serta kunjungan rumah kepada keluarga
yang menolak imunisasi.
3. Sarasehan kesehatan tingkat kecamatan mengundang pemuka agama dan tokoh
masyarakat dari ketiga desa yang memiliki cakupan imunisasi terendah,
perwakilan MUI Kabupaten Karanganyar, serta perwakilan puskesmas untuk
berdiskusi mengenai vaksin dan imunisasi sebagai alternatif terbaik dinilai dari
besarnya masalah yang dapat diselesaikan, pentingnya jalan keluar, sensivitas
jalan keluar serta efisiensi dana yang digunakan.
4. Sarasehan kesehatan tingkat desa di laksanakan di tiga desa yang belum
mencapai target, yaitu Desa Beruk, Desa Wonokeling dan Desa Tlobo dengan
tujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi dan pentingnya imunisasi. Dan meluruskan persepsi
masyarakat mengenai isu-isu yang beredar di masyarakat tentang vaksin.
5. Kunjungan rumah dilakukan terhadap keluarga yang menolak anaknya untuk
dilakukan imunisasi untuk melakukan pendekatan, memberikan oengertian,
dan mencari akar penyebab orang tua menolak imunisasi kepada anaknya.
B. Saran
1. Diharapkan Puskesmas meningkatkan cakupan imunisasi sehingga target program
Desa UCI (universal Coverage Immunization) dapat tercapai dengan melaksanakan
program yang telah direncanakan dengan sebaik-baiknya
42
2. Perlu dilakukan evaluasi serta monitoring berkesinambungan untuk semua program
yang telah dilaksanakan
3. Menjalin kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dengan tokoh masyarakat
dan pemuka agama di wilayah Kecamatan Jatiyoso.
43
DAFTAR PUSTAKA
44