Anda di halaman 1dari 34

BAB III

ANALISA MASALAH

A. Identifikasi Masalah
Berikut adalah data pelaksanaan program kerja di UPTD Puskesmas Jatiyoso tahun
2018.
Tabel 3.1 Situasi Cakupan Kegiatan Puskesmas Jatiyoso tahun 2018

Target Capaian Cakupan Keterangan


No. Indikator Kinerja Kegiatan
(%) (%) (%)

I. PROMOSI KESEHATAN 81

Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada: 90

1. Rumah tangga 83 87 100 Tidak

A
2. Institusi Pendidikan 100 100 100 Tidak

3. Institusi sarana kesehatan 100 100 100 Tidak

4. Institusi TTU 100 65 65 Masalah

5. Institusi tempat kerja 100 85 85 Masalah

Peningkatan kualitas upaya kesehatan bersumber


71
masyarakat

1. Posyandu Mandiri 15 26.96 100 Tidak

B
2. Posyandu Purnama 51 29.21 57 Masalah
3. Posbindu 65 11 17 Masalah

4. Desa Siaga aktif mandiri 2 desa 1 desa 50 Masalah

5. Pokja SPA 100 100 100 Tidak

6. Pokja STBM 100 100 100 Tidak

C Penyuluhan NAPZA 5 5.2 100 Tidak

II. KESEHATAN LINGKUNGAN 77

Penyehatan air 100

1. Cakupan Inspeksi Sanitasi Tidak


5 33.3 100
Sarana Air Bersih

2. Pengawasan kualitas air minum Tidak


100 100 100
A fasilitas layanan kesehatan

3. Pengawasan kualitas air minum Tidak


100 100 100
PDAM

4. Cakupan pembinaan kelompok Tidak


62 62 100
pemakai air

Hygiene dan sanitasi makanan dan minuman 71

1. Inspeksi sanitasi Tempat Tidak


30 42.9 100
B Pengelolaan Makanan (TPM)

2. Pembinaan Tempat Pengelolaan Masalah


100 42.9 43
Makanan (TPM)

Penyehatan Tempat Pembuangan Sampah dan Limbah 81

1. Cakupan desa STBM 100 87.5 88 Masalah

C
2. Cakupan pembinaan rumah Masalah
5 3.7 74
Sehat

Pengawasan Tempat-Tempat Umum 93

1. Cakupan inspeksi sanitasi Tidak


60 80.4 100
tempat-tempat umum

D
2. Cakupan pemberian Masalah

rekomendasi peningkatan 100 86.5 87

sanitasi tempat-tempat umum

Pengamatan Tempat Pengelolaan Pestisida 40

E 1. Cakupan inspeksi sanitasi Masalah


100 40 40
Tempat Pengelolaan Pestisida

2. Cakupan pembinaan tempat Masalah


100 40 40
pengelolaan pestisida

Pengendalian Vektor

F
1. Cakupan pemeriksaan jentik 5 3.7 74 Masalah

III. KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB 98


Kesehatan Ibu dan Anak 97

1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Tidak


100 100 100
K1

A 2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Masalah


95 91.27 96
K4

3. Deteksi Risiko Tinggi oleh Tidak


20 22.38 100
Nakes

4. Deteksi Risiko Tinggi oleh Masalah


10 7.62 76
Masyarakat

5. Cakupan pertolongan persalinan Tidak


90 100 100
oleh tenaga kesehatan

6. Cakupan penanganan Tidak


80 100 100
komplikasi obstetri

7. Cakupan pelayanan nifas oleh Tidak


90 100 100
tenaga kesehatan

8. Cakupan pelayanan kesehatan Tidak

Neonates 0-28 hari (KN 90 99.3 100

lengkap)

9. Cakupan pelayanan kesehatan Tidak


Neonatal komplikasi yang 80 114.14 100

ditangani

10. Cakupan pelayanan kesehatan Tidak

bayi 29 hari – 12 bulan 90 99.03 100

(Kunjungan Bayi)

Upaya Kesehatan Balita dan Anak pra Sekolah 100

1. Cakupan Pelayanan Anak Tidak


90 98.37 100
Balita (12-59 bulan)

2. Cakupan pelayanan kesehatan Masalah


B
anak balita sakit yang dilayani 85 84 99

dengan MTBS

3. Cakupan pelayanan kesehatan Tidak


90 100 100
anak pra sekolah

Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja 93 Masalah

1. Cakupan pelayanan kesehatan Masalah


C 50 43.37 87
remaja (10-19 tahun)

2. Penjaringan anak sekolah 100 100 100 Tidak

Pelayanan Keluarga Berencana 100

D 1. Akseptor KB aktif di wilayah Tidak


70%= 86.19 100
puskesmas
IV. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 97

1. Persentase balita gizi buruk Tidak

GAKIN mendapat PMT 80 100 100

pemulihan

2. Persentase ibu hamil KEK Tidak


70 70 100
GAKIN mendapat PMT

3. Balita yang naik berat badannya Masalah


75 62.23 83
(N/D)

4. Balita yang datang dan Masalah


80 68.15 98
ditimbang (D/S)

5. Persentase RT yang 95 99.15 100 Tidak

mengkonsumsi garam

beriodium

6. Persentase bayi baru lahir yang Tidak


47 83.63 100
mendapat IMD

7. Bayi yang mendapat ASI Masalah


47 33.77 98
Eksklusif (E6)

V. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN


86
PENYAKIT MENULAR
TB Paru 99

1. Penemuan Penderita TB semua Masalah


30 27.9 93
kasus

2. Orang terduga TB yang Tidak

mendapat pelayanan sesuai 30 100 100

standar

3. Penderita TB yang mendapat Tidak


A 100 100 100
pelayanan sesuai standar

4. Keberhasilan pengobatan pasien Tidak


90 100 100
TB (success rate)

5. Penderita TB yang dikonseling Tidak


100 100 100
dan testing HIV

6. Pemeriksaan kontak serumah Tidak


100 100 100
penderita TB

7. Penemuan kasus TB anak


12
(umur 0-14 tahun)

8. Kasus TB yang ditemukan dan Tidak

dirujuk oleh masyarakat atau


16 25 100
organisasi kemasyarakatan

(active case finding)


ISPA 58

1. Penderita pneumonia pada Masalah


60 10 17
B balita yang ditemukan

2. Pelayanan Kesehatan Bayi dan Tidak


100 100 100
balita dengan pneumonia

Diare 94

1. Penderita diare yang ditemukan 80 70 88 Masalah

C
2. Pelayanan Kesehatan penderita Tidak
80 100 100
diare

DBD 100

1. Kasus DBD/chikunguya yang Tidak


D
dilakukan penyelidikan 100 100 100

epidemiologi

HIV 100

E
1. Pengobatan penderita IMS yang 100 100 100 Tidak

2. Konseling dan testing HIV pada Tidak


80 100 100
penderita IMS yang ditemukan

3. Calon pengantin yang diberikan 100 100 100 Tidak


konseling HIV

4. Ibu hamil yang diberikan Tidak


100 104 100
konseling dan testing HIV

5. Kelompok usia 15-24 tahun Tidak

yang diberikan KIE pencegahan 85 100 100

HIV

6. Penderita HIV yang dikaji TB 100 100 100 Tidak

Surveilans 99

1. Penemuan dan penanganan Tidak


100 100 100
kasus campak

2. Penemuan dan penanganan

penderita AFP (acute flaccid 100

paralysis)usia < 15 tahun

3. Ketepatan Laporan SKDR Tidak


85 100 100
Penyakit Potensial KLB

4. Kelengkapan Laporan SKDR Tidak


100 100 100
Penyakit Potensial KLB

5. Alert SKDR yang direspon 100 100 100 Tidak

6. Cakupan KLB yang ditangani Tidak


100 100 100
kurang dari 24 jam

7. Cakupan imunisasi dasar Tidak


95 95.2 100
lengkap

F
8. Cakupan pemeriksaan Tidak

kesehatan calon jemaah haji 100 100 100

calon I

9. Cakupan pemeriksaan Tidak

kesehatan calon jemaah haji 100 100 100

masa tunggu

10. Cakupan pemeriksaan Tidak

kesehatan calon jemaah haji 100 100 100

calon II

11. Cakupan pemeriksaan Tidak

kesehatan calon jemaah haji 100 100 100

masa keberangkatan

12. Cakupan desa atau kelurahan Masalah

Universal Child Immunization 100 89 89

(UCI)

P2PTM DAN KESWA 54

G
1. Perempuan usia 30-50 tahun 10 0.1 1 Masalah

yang dideteksi dini kanker

serviks dan payudara


2. Desa/kelurahan yang Masalah

melaksanakan kegiatan 80 11 14

posbindu PTM

3. Pelayanan kesehatan usia Masalah


100 26 26
produktif

4. Pelayanan kesehatan penderita Masalah


100 98 98
hipertensi

5. Pelayanan kesehatan penderita Masalah


100 90 90
DM

6. Pelayanan kesehatan orang Masalah

dengan gangguan jiwa (ODGJ) 100 95 95

berat

VI. PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT 88

Cakupan pelaksanaan Perkesmas Masalah


80 70 88
Puskesmas

VII. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN (PILIHAN

SESUAI KEBUTUHAN, HARAPAN MASYARAKAT, DAN


89
KEMAMPUAN PUSKESMAS SERTA MERUPAKAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH)

Upaya Kesehatan Usia Lanjut


A. 1. Cakupan kunjungan lansia usia Tidak
75 85 100
> 60 tahun

Kesehatan Kerja

B 1. Jumlah Pos UKK dibina dan Masalah


100 90 90
berfungsi

Kesehatan Olahraga 94

1. Pembinaan kelompok Masalah

potensial/klub dalam kesehatan 30 25 83

olahraga

C
2. Pemerisaan kesegaran jasmana Tidak
30 100 100
anak sekolah

3. Pemeriksaan kesegaran jasmani Tidak


30 100 100
pada calon haji

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi 75

1. Pembinaan kesehatan gigi pada Masalah


100 25 25
TK

D 2. Pembinaan dan bimbingan sikat Tidak


100 100 100
gigi massal pada SD/MI

3. Murid SD/MI mendapat 100 100 100 Tidak


perawatan kesehatan gigi

E Bina Kesehatan Tradisional 87

1. Pembinaan penyehat/pengobat Masalah


10 8 80
tradisional

2. Pembinaan tenaga kesehatan Masalah


10 8 80
tradisional

3. Pembinaan TOGA dan Tidak

pemanfaatan pada sasaran 5 5 100

masyarakat

VIII. UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN 76

Cakupan Kunjungan 64

1. Kunjungan Rawat Jalan

A a. Masyarakat miskin >15 11 73 Masalah

b. Masyarakat tidak miskin >15 35 100 Tidak

2. Kunjungan rawat jalan gigi >5 1 20 Masalah

Puskesmas dengan Rawat Inap 87

1. BOR Puskesmas Rawat Inap >75 55 73 Masalah

B
2. Hari rawat rata-rata (LOS) Tidak
≤3 2.70 100
Puskesmas Rawat Inap

Berdasarkan data data diatas, masih terdapat beberapa permasalahan karena belum
memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan. Daftar permasalahan
tersebut dijabarkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Daftar Permasalahan di Puskesmas Jatiyoso Tahun 2018
Target Realisasi
Indikator Kinerja Kegiatan
(%) (%)
I. PROMOSI KESEHATAN
Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat pada
100 65
institusi TTU
Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat pada
100 85
institusi tempat kerja
Peningkatan kualitas upaya kesehatan bersumber
masyarakat:
1. Posyandu Purnama 51 29.21
2. Posbindu 65 11
3. Desa Siaga aktif mandiri 2 desa 1 desa
II. KESEHATAN LINGKUNGAN
Penyehatan Makanan Minuman
1. Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) 100 42.9
Penyehatan Tempat Pembuangan Sampah dan Limbah
1. Cakupan desa STBM 100 87,5
2. Cakupan pembinaan rumah sehat 5 3.7
Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
1. Cakupan pemberian rekomendasi peningkatan
100 86.5
sanitasi tempat umum
Pengelolaan Limbah Pestisida
1. Cakupan inspeksi sanitasi Tempat Pengelolaan
100 40
Pestisida
2. Cakupan pembinaan tempat pengelolaan pestisida 100 40
Pengendalian Vektor
1. Cakupan pemeriksaan jentik 5 3.7%
III. KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB
Kesehatan Ibu dan Anak
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 95 91.27
2. Deteksi Risiko Tinggi oleh Masyarakat 10 76.6
Upaya Kesehatan Balita dan Anak pra Sekolah
1. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sakit yang
85 84
dilayani dengan MTBS
Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
1. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (10-19 tahun) 50 43.37
IV. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
1. Balita yang naik berat badannya (N/D) 75 62.3
2. Balita yang dating dan ditimbang (D/S) 80 68.15
3. Bayi yang mendapat ASI Eklusif 47 33.77
V. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
MENULAR
P2 TBC Paru
1. Penemuan Penderita TBC semua kasus 30 27.9
ISPA
1. Penderita pneumonia pada balita yang ditemukan 60 10
Diare
1. Penderita diare pada balita yang ditemukan 80 70
Surveilans
1. Cakupan desa/ kelurahan Universal Child
100 89
Immunization (UCI)
P2PTM dan KESWA
1. Perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini
10 0.1
kanker serviks dan payudara
2. Desa yang melakukan kegiatan posbindu PTM 80 11
3. Pelayanan kesehatan usia produktif 100 26
4. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 100 98
5. Pelayanan kesehatan penderita DM 100 90
6. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa
100 95
(ODGJ) berat
VI. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
Cakupan Kunjungan Sakit
1. Kunjungan Rawat Jalan
a. Masyarakat miskin >15 11
Kunjungan rawat jalan gigi >5 1
Puskesmas dengan Rawat Inap
1. BOR Puskesmas Rawat Inap >75 55
VII. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
Kesehatan Kerja
1. Jumlah Pos UKK dibina dan berfungsi 100 90
Kesehatan Olahraga
1. Pembinaan kelompok potensial/klub dalam kesehatan
30 25
olahraga
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi
1. Pembinaan kesehatan gigi pada TK 100 25
Bina Kesehatan Tradisional
1. Pembinaan penyehat/pengobat tradisional 10 8
2. Pembinaan tenaga kesehatan tradisional 10 8

B. Penetapan Prioritas Masalah


Dalam memenetukan urutan prioritas masalah, dilakukan penyaringan cakupan pelayanan
yang tidak mencapai target SPM kemudian dilakukan pembobotan masalah dengan
menggunakan metode USG.

Tabel 3.3 Priotitas Masalah dengan metode USG

NO KEGIATAN URGE KESERI PERKEM SKOR


NSI USAN BANGAN U+S+G
U S G
PROMKES

1 Penyuluhan Perilaku Hidup 5 2 2 20


Bersih dan Sehat pada : TTU

2 Penyuluhan Perilaku Hidup 4 2 2 32


Bersih dan Sehat pada : Tempat
kerja
Peningkatan Kualitas upaya 2 4 3 24
kesehatan bersumber masyarakat
3 1. Posyandu Purnama 2 3 3 18
4 2. Posbindu 3 2 2 12
5 3. Desa siaga aktif mandiri 3 2 3 18

KIA

1 Deteksi resiko tinggi oleh 2 3 2 12


masyarakat
2 Cakupan pelayanan kesehatan 4 4 3 48
remaja ( 10-19 tahun)
3 Cakupan kunjungan ibu hamil 3 3 4 36
K4
4 Cakupan pelayanan kesehatan 3 5 4 60
anak balita dengan MTBS
GIZI

1 Balita yang naik berat badannya 3 3 3 27


(N/D)
2 Balita yang datang dan 3 3 3 27
ditimbang (D/S)
3 Bayi yang mendapat ASI 2 3 3 18
Eksklusif
P2PM

1 Penemuan Penderita TB semua 5 5 3 75


kasus
2 Penderita pneumonia pada balita 4 4 4 64
yang ditemukan
3 Penderita diare yang ditemukan 4 3 2 24
4 Cakupan desa/ kelurahan 5 5 4 100
Universal Child Immunization
(UCI)
5 Perempuan usia 30-50 tahun 4 3 3 36
yang dideteksi dini kanker
serviks dan payudara
6 Desa yang melakukan 3 3 4 36
kegiatan posbindu PTM
7 Pelayanan kesehatan usia 2 3 3 18
produktif
8 Pelayanan kesehatan penderita 4 4 3 48
hipertensi
9 Pelayanan kesehatan penderita 4 5 4 80
DM
10 Pelayanan kesehatan orang 3 2 3 18
dengan gangguan jiwa
(ODGJ) berat
KESLING

1 Pembinaan Tempat 4 3 3 36
Pengelolaan Makanan (TPM)
2 Cakupan desa STBM 5 4 4 80
3 Cakupan pembinaan rumah 4 4 4 64
sehat
4 Cakupan pemberian 4 3 2 24
rekomendasi peningkatan
sanitasi tempat umum
5 Cakupan inspeksi sanitasi 3 3 3 27
Tempat Pengelolaan Pestisida
6 Inspeksi sanitasi Rumah 3 3 3 27

7 Cakupan pemeriksaan jentik 2 3 3 18

PENGOBATAN/PENGEM
BANGAN

1 Jumlah Pos UKK dibina dan 3 4 4 48


berfungsi
2 Pembinaan kesehatan gigi 3 3 4 36
pada TK
3 Pembinaan kelompok 3 3 4 36
potensial/klub dalam kes OR
4 Pembinaan penyehat/pengobat 3 4 3 36
tradisional
5 Pembinaan tenaga kesehatan 3 3 3 27
tradisional

Berdasarkan beberapa masalah yang muncul di Puskesmas Jatiyoso yang


dijelaskan di atas, kami menentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode
skoring USG (Urgency, Seriousness, and Growth) yang meliputi tingkat urgensi masalah,
tingkat keparahan, dan perkembangan masalah. Dari hasil scoring USG pada tabel 3.1
tersebut, prioritas masalah utama di Puskesmas Jatiyoso adalah Desa UCI (Universal
coverage immunization) tidak tercapai.

C. Analisis SWOT Manajemen Peningkatan Cakupan Imunisasi Bayi


Berikut merupakan analisis kekuatan, kelemahan internal, ancaman dan peluang
(SWOT) kasus cakupan imunisasi bayi yang rendah di Kecamatan Jatiyoso.
Tabel 3.4 Analisis SWOT Kasus Cakupan Imunisasi Bayi
S (Strength) W (Weakness)

1. Kualitas dan kuantitas SDM 1. Sumber dana yang kurang


yang cukup 2. Keterbatasan media yang dapat
2. Jaringan Puskesmas yang dipakai untuk penuluhan
Internal
mencakup posyandu di tiap desa 3. Dana Program terbatas
sudah ada 4. Kurangnya edukasi atau
3. Ada format pencatatan kegiatan konsultasi tenaga kesehatan di
pelayanan kesehatan anak posyandu
4. Kader dan bidan desa yang 5. Kerjasama lintas sektoral masih
handal dalam menjalankan kurang maksimal
posyandu 6. Tidak dilaksanakan program
Eksternal imunisasi di PKD, Posyandu,
dan Pustu

O (Opportunity) Strategi SO Strategi WO

1. Dukungan DKK dan 1. Mengadakan pertemuan DKK, 1. Advokasi ke DKK dan


pemerintah daerah lintas sektoral dengan kader pemerintah daerah
2. Banyak kegiatan berbasis kesehatan dan kelurahan
masyarakat yang terkait 2. Meningkatkan kerjasama dengan
dengan program kesehatan 2. Mengikutsertakan jaringan lintas sektoral
bayi Puskesmas dalam kegiatan
masyarakat yang terkait 3. Meningkatkan partisipasi
dengan program kesehatan masyarakat dalam program
Puskesmas
3. Meningkatkan motivasi orang
tua untuk rutin membawa 4. Promosi kepada masyarakat
anaknya imunisasi sesuai KMS melalui kader

4. Penyuluhan kepada masyarakat 5. Penyedian sarana (kulkas


tentang pentingnya imunisasi vaksin, cooler box) di PKD,
bagi kesehatan dan masa depan posyandu dan Pustu.
anak

5. Pendampingan imunisasi oleh


kader pada orangtua yang
anaknya menolak diimunisasi

T (Threat) Strategi ST Strategi WT

1. Rendahnya pengetahuan 1. Meningkatkan penyuluhan 1. Evaluasi keberjalanan


dan kesadaran orang tua kepada orang tua terkait posyandu yang ada di masing-
untuk mengimunisasikan pentingnya imunisasi pada bayi masing daerah
anaknya dan balita
2. Masih banyak pola asuh
anak yang kurang tepat di 2. Mengadakan pertemuan berkala
masyarakat dengan RB/BPS untuk
3. Banyak masyarakat yang
tidak membawa balitanya
imunisasi dengan alasan membangun komitmen yang
bekerja atau lupa lebih baik
4. Masih terdapat
pemahaman masyarakat 3. Mengadakan kegiatan tour ke
antivaksin pabrik pembuatan vaksin.

D. Analisis Akar Penyebab Masalah


Diagram tulang ikan adalah salah satu teknik analisis kausal dengan cara menempatkan
masalah yang ditetapkan pada identifikasi masalah diletakan pada kepala, kemudian
penyebabnya dianalisis dari berbagai aspek atau unsur yang ditempatkan pada rusuk-rusuk
besar, kemudian ditelusuri masalah spesifiknya yang diletakkan pada rusuk-rusuk kecil.
Gambar 3.1 Diagram Tulang Ikan Kasus Rendahnya Cakupan Vaksinasi Dasar
BAB IV
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Rumusan Tujuan Pemecahan Masalah


Dengan melihat cakupan kesehatan serta kesenjangan antara target dan hasil yang
dicapai dari kegiatan program Puskesmas Jatiyoso menurut Perencanaan dan Penganggaran
Kesehatan Terpadu (P2KT) tahun 2018 maka dapat dilakukan identifikasi masalah yaitu yang
cakupannya dibawah target sebagai berikut:
Tabel 4.1 Prioritas Masalah di Puskesmas Jatiyoso
Program Indikator Kinerja Kegiatan Target 2018 Real 2018

Kesehatan Ibu dan Anak Desa UCI (Universal 100 89


Coverage Immunization)

Sumber: UPTD Puskesmas Jatiyoso, 2018


Tabel 4.2 Laporan Imunisasi Dasar di Puskesmas Jatiyoso
No. Desa Sasaran Pencapaian

L P Total L P Total

ABS % ABS % ABS %

1. JATISAWIT 22 18 40 19 86.36 18 100 37 92.30

2. PETUNG 24 15 39 23 95.83 14 93.33 37 94.87

3. WONOKELING 22 24 46 20 90.91 21 87.50 41 89.13

4. JATIYOSO 22 28 50 20 90.91 27 96.43 47 94.00

5. TLOBO 25 21 46 22 88.0 17 80.95 39 84.78

6. WONOREJO 43 48 91 41 95.35 44 91.67 85 93.41

7. BERUK 35 32 67 25 71.43 20 62.50 45 67.15

8. KARANGSARI 33 33 66 32 96.97 31 93.94 63 95.45

9. WUKIRSAWIT 43 45 88 39 89.02 43 95.56 82 93.18

Jumlah 269 264 533 241 89.59 235 89.02 476 89.31
Berdasarkan data penyampaian kinerja program Desa UCI (Universal Coverage
Immunization) belum mencapai target. Terdapat masalah terkait imunisasi yaitu beberapa
balita yang belum mendapatkan imunisasi dasar dan beberapa desa non-UCI. Oleh karena itu,
tujuan pemecahan masalah di Puskesmas Jatiyoso adalah meningkatkan cakupan Desa UCI
(Universal Coverage Immunization) di wilayah kerja Puskesmas Jatiyoso.
B. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan penyebab-penyebab belum tercapainya target cakupan imunisasi yang
teridentifikasi pada Tabel 4.3 dapat ditemukan masalah spesifik yang akan diangkat untuk
dibahas operasionalnya sebagai alternatif jalan keluar, tersaji dalam tabel berikut :
Tabel 4.3 Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan Penyebab
Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
1. Pemahaman orangtua - Mengadakan penyuluhan kesehatan
mengenai pentingnya vaksin terkait vaksin pada kegiatan peringatan
masih rendah hari besar di wilayah Puskesmas
Jatiyoso.
- Mengadakan pertemuan dengan
mengundang pemuka agama dan tokoh
masyarakat setempat, perwakilan MUI
Kabupaten Karanganyar, serta
perwakilan puskesmas untuk berdiskusi
mengenai vaksin.

2. Presepsi yang salah di - Mengadakan penyuluhan kesehatan


masyarakat mengenai vaksin terkait vaksin pada kegiatan peringatan
haram hari besar di wilayah Puskesmas
Jatiyoso.
- Mengadakan kunjungan ke tempat
pembuatan vaksin bersama pemuka
agama dan tokoh setempat.
- Promosi terkait berita tentang kehalalan
vaksin di media social
3. Banyak keluarga yang - Melakukan konseling dan edukasi pada
merantau keluarga yang akan merantau mengenai
kesehatan bayi dan balita
- Pemberian buku KIA pada keluarga
yang merantau untuk tetap dibawa ke
tempat prantauan
- Mengingatkan jadwal imunisasi pada
keluarga yang merantau melalui sms
- Melakukan follow up imunisasi pada
keluarga yang merantau
- Membuat sistem input data vaksinasi
bayi dan balita yang dapat diakses oleh
pemberi vaksin dan puskesmas.
4. Kurangnya advokasi pada - Membuat penyuluhan di masayarakat
masyarakat yang menolak dengan konsep acara yang lebih kreatif
vaksin. - Mengadakan acara field trip ke pabrik-
pabrik vaksin
5. Pemahaman orang tau jika - Edukasi pada ibu setelah kegiatan
anak terlambat diberi vaksin pemberian vaksin rutin di Puskesmas
maka tidak perlu diberi vaksin mengenai pemberian imunisasi
selanjutnya
6. Vaksinasi yang hanya dibuka - Jadwal pemberian vaksin dibuat lebih
tiap wage masih kurang sering dan fleksibel
fleksibel
7. Akses transportasi kurang - Mengadakan kegiatan vaksinasi rutin di
desa sehingga dapat dijangkau oleh
masyarakat
8. Sarana promosi kesehatan - Membuat leaflet dan poster kesehatan
(leaflet/pamphlet) tentang mengenai vaksin
informasi vaksin dan imunisasi
kurang
9. Dana program terbatas - Melakukan advokasi kepada pihak
Dinas Kesehatan Kabupaten
Karanganyar
10. Kerjasama lintas sektoral yang - Bekerjasama dengan UPT dinas
masih kurang Pendidikan untuk menjadikan imunisasi
syarat mendaftar sekolah
11. Pemuka agaman yang belum - Mengadakan edukasi dan pendekatan
mengerti akan pentingnya kepada para pemuka agama tersebut
imunisasi dan keyakinan yang mengenai pentingnya vaksin dan bahwa
kelitu akan imunisasi tidak ada fatwa yang menyatakan
bahwa vaksin itu haram.
12. Tingkat pendidikan orang tua - Membuat penyuluhan kepada ibu
kurang mengenai vaksin
-
13. Jumlah tenaga kesehatan masih - Mengusulkan penambahan tenaga
kurang kesehatan
- Memaksimalkan peran tenaga
kesehatan

C. Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik


Alternatif jalan keluar terhadap masalah selanjutnya dinilai dari beberapa sudut
pandang sehingga didapatkan urutan pemilihan intervensi yang terbaik. Pemilihan intervensi
terbaik dari berbagai alternatif jalan keluar atas masalah kasus kurangnya cakupan vaksin di
wilayah kerja Puskesmas Jatiiyoso tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 4.4 Prioritas Alternatif Intervensi


Prioritas
Efektivitas =
Efisiensi
No Cara Pemecahan Masalah MxIxV
(C)
M I V
C
Mengadakan lokakarya mini dengan kader dan bidan
1 daerah mengenai cara pelaporan data cakupan 3 3 3 3 9
imunisasi
Mengadakan pertemuan dengan mengundang
pemuka agama dan tokoh masyarakat setempat,
2 perwakilan MUI Kabupaten Karanganyar, serta 5 4 3 4 15
perwakilan puskesmas untuk berdiskusi mengenai
vaksin.
Mengadakan kunjungan ke tempat pembuatan vaksin
3 5 4 3 5 12
bersama pemuka agama dan tokoh setempat.
Mengadakan penyuluhan kesehatan terkait vaksin
4 pada kegiatan peringatan hari besar di wilayah 3 4 3 3 12
Puskesmas Jatiyoso.
Melakukan konseling dan edukasi pada keluarga
5 yang akan merantau mengenai kesehatan bayi dan 3 4 3 4 9
balita
Pemberian kartu pemantauan imunisasi pada
6 keluarga yang merantau 2 3 3 3 6
Mengingatkan jadwal imunisasi pada keluarga yang
7 2 3 4 2 12
merantau melalui sms
Melakukan follow up imunisasi pada keluarga yang
8 2 3 3 2 9
merantau
Membuat sistem input data vaksinasi bayi dan balita
9 yang dapat diakses oleh pemberi vaksin dan 2 2 2 3 2.67
Puskesmas
Mengadakan pelatihan kepada bidan dan kader
10 2 3 3 4 4.5
mengenai teknik pemberian vaksin.
Membuat SOP vaksinasi dan evaluasi terhadap
11 2 2 3 2 6
pemberian vaksin.
Edukasi pada ibu setelah kegiatan pemberian vaksin
12 rutin di Puskesmas mengenai pemberian imunisasi 2 3 2 3 4
selanjutnya.
Mengadakan kegiatan vaksinasi rutin di desa
13 2 3 3 5 3.6
sehingga dapat dijangkau masyarakat
Menampah kulkas penyimpan vaksin di Puskesmas
14 3 3 2 5 3.6
pembantu
Melakukan advokasi kepada pihak Dinas Kabupaten
15 2 2 3 3 4
Karanganyar
Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan anak
16 3 2 3 4 4.5
dan vaksinasi
Mengadakan cerdas cermat dan untuk meningkatkan
17 3 4 3 4 9
pengetahuan ibu dan masyarakat
Memberikan materi vaksin pada edukasi calon
18 3 3 2 3 6
pengantin
Menambah kader Desa serta
19 2 3 2 5 2.4
Pelatihan kader-kader imunisasi
Menjadikan imunisasi sebagai prasyarat masuk ke
20 3 2 3 3 6
jenjang pendidikan selanjutnya
Melakukan kunjungan antar rumah keluarga yang
21 menolak imunisasi untuk edukasi dengan melibatkan 3 5 4 4 15
sudut pandang kesehatan dan agama

Kriteria efektivitas:
M = Magnitude (besarnya masalah yang dapat diselesaikan)
I = Importancy (pentingnya jalan keluar)
V = Vulnerability (sensivitas jalan keluar)
Kriteria efisiensi:
C = Efficiency – Cost (semakin besar biaya diperlukan semakin tidak efisien)
Berdasarkan penghitungan alternatif intervensi yang terbaik berkaitan dengan cakupan
imunisasi terpilih adalah mengadakan pertemuan dengan mengundang pemuka agama dan
tokoh masyarakat setempat, perwakilan MUI Kabupaten Karanganyar, serta perwakilan
puskesmas untuk berdiskusi mengenai vaksin sebagai alternatif terbaik yang dinilai dari
besarnya masalah yang dapat diselesaikan, pentingnya jalan keluar, sensivitas jalan keluar serta
efisiensi dana yang digunakan.
BAB V
PLAN OF ACTION

Prioritas di UPTD Puskesmas Jatiyoso pada tahun 2018 adalah berkaitan dengan cakupan
imunisasi yang belum mencapai target. Untuk menyelesaikan permasalahan ini maka perlu disusun
Plan of Action (POA) yang komprehensif, efektif dan efisien. Hasil analisa alternatif intervensi
yang telah disajikan pada BAB IV menunjukan bahwa intervensi yang paling sesuai untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan mengadakan pertemuan dengan mengundang pemuka
agama, tokoh masyarakat setempat, perwakilan MUI Kabupaten Karanganyar, perwakilan dari
perusahaan BIOFARMA Bandung serta perwakilan puskesmas untuk berdiskusi mengenai vaksin
dan melakukan kunjungan antar rumah keluarga yang menolak imunisasi untuk edukasi dengan
melibatkan sudut pandang kesehatan dan agama. Untuk menjalankan kegiatan intervensi tersebut,
Dokter Muda FK UNS menyarankan pengembangan program “JASAMU: Jatiyoso Sadar
Imunisasi”. Program JASAMU terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut :

JASAMU
(Jatiyoso Sadar Imunisasi)

A. Sarasehan Kesehatan Kecamatan Jatiyoso


1. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan tokoh masyarakat Kecamatan Jatiyoso mengenai penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi dan pentingnya imunisasi.
b. Meluruskan persepsi tokoh masyarakat Kecamatan Jatiyoso mengenai isu-isu yang
beredar di masyarakat tentang vaksin.
c. Menjalin hubungan kerjasama antara pemuka masyarakat dengan tenaga kesehatan di
Kecamatan Jatiyoso.
d. Meningkatkan cakupan imunisasi bayi dan anak di Kecamatan Jatiyoso.
e. Mencapai target desa UCI (Universal Child Immunization) di Kecamatan Jatiyoso

2. Sasaran Program
a. FORKOMPINCA ( kepala kecamatan, kepala kepolisian sector, dan kepala Koramil)
b. Kepala UPT se-Kecamatan
c. Kepala Sekolah SD Kecamatan Jatiyoso
d. Pemuka agama Kecamatan Jatiyoso
e. Tokoh masyarakat Kecamatan Jatiyoso

3. Waktu
Satu kali pertemuan dengan pertemuan pertama dihadiri oleh semua sasaran.

4. Tempat
Pertemuan pertama dapat dilakukan di Kantor Kecamatan Jatiyoso

5. Sarana dan Prasarana


a. Ruangan dengan kapasitas 100 orang berukuran 8 x 12 m dengan ventilasi
pencahayaan yang cukup
b. Alat tulis menulis (papan tulis, spidol, bolpoin)
c. Laptop dan LCD proyektor
d. Pointer
e. Microphone dan speaker
f. Buku KMS
g. Buku pegangan fasilitator
h. Kartu imunisasi
i. Meja dan kursi

6. Uraian Kegiatan
Aktivitas pada pertemuan pertama meliputi pembukaan oleh Kepala Puskesmas Jatiyoso,
pembacaan Al-Qur’an pihak MUI, pengajian singkat dari MUI, pemaparan materi dari
pihak Puskesmas Jatiyoso, pemaparan materi dari BIOFARMA pemaparan materi dari
MUI, tanya jawab dan diskusi, serta diakhiri dengan pembacaan doa bersama.
a. Pembukaan
Pembukaan diawali dengan sambutan oleh Kepala Puskesmas Jatiyoso sebagai ketua
pelaksana program, sambutan perwakilan MUI serta perwakilan pemuka agama dan
Kepala Desa Kecamatan Jatiyoso.
b. Pembacaan Al-Qur’an
Pembacaan Al-Qur’an oleh MUI Kabupaten Karanganyar.
c. Pengajian
Pengajian dipimpin oleh MUI Kabupaten Karanganyar dengan materi mengenai
kesehatan dipandang dari sudut agama Islam. Pemaparan kandungan ayat-ayat Al-
Qur’an yang terkait dengan masalah kesehatan.
d. Pemaparan materi dari Puskesmas Jatiyoso
Pemaparan materi oleh pemegang program imunisasi Puskesmas Jatiyoso. Materi
mengenai cakupan imunisasi yang rendah, kendala yang ditemui dan kesadaran
masyarakat yang masih rendah mengenai pentingnya imunisasi serta penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi. Selain itu, juga paparan kondisi kesehatan di wilayah
lain yang mengalami wabah penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi
serta akibat yang dapat ditimbulkan dari wabah tersebut.
e. Pemaparan materi dari BIOFARMA
Pemaparan materi oleh BIOFARMA selaku produsen vaksin yang digunakan dalam
imunisasi. BIOFARMA akan menjelaskan mengenai proses produksi dari vaksin
untuk meluruskan berbagai pandangan yang salah dari sasaran. Sehingga sasaran
nantinya dapat menjelaskan ke masyarakat yang lebih luas.
f. Pemaparan materi dari MUI
Pemaparan materi disampaikan oleh perwakilan pihak MUI Kabupaten Karanganyar
mengenai imunisasi dari sudut pandang Islam dan pemaparan hasil itjima’ Komisi
Fatwa Majelis Ulama Indonesia mengenai imunisasi dan vaksin.
g. Tanya jawab dan diskusi
Tanya jawab dan diskusi dipimpin oleh moderator dimana pemuka agama dan Camat
Kecamatan Jatiyoso diharapkan dapat berperan aktif dalam sesi diskusi dan
mengungkapkan pemikiran dan strategi mengenai imunisasi.
h. Penandatanganan Komitmen
Dengan dipimpin oleh Camat Kecamatan Jatiyoso, sasaran diminta untuk
menandatangani surat komitmen. Untuk menunjukan komitmen mereka dalam
membantu mewujudkan UCI (Universal Child Imunization) di Kecamatan Jatiyoso
i. Pembacaan doa bersama
Pembacaan doa bersama dipimpin oleh perwakilan MUI Kabupaten Karanganyar. Doa
bersama dipanjatkan terutama untuk kondisi kesehatan masyarakat Jatiyoso.

B. Sarasehan Kesehatan Tingkat Desa


1. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Kecamatan Jatiyoso mengenai penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi dan pentingnya imunisasi.
b. Meluruskan persepsi masyarakat Kecamatan Jatiyoso mengenai isu-isu yang beredar
di masyarakat tentang imunisasi
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat Kecamatan Jatiyoso akan pentingnya imunisasi
dalam upaya pengendalian penyakit
d. Meningkatkan cakupan imunisasi bayi dan anak di Kecamatan Jatiyoso.
e. Mencapai target desa UCI (Universal Child Immunization) di Kecamatan Jatiyoso

2. Sasaran:
Warga Desa Beruk, Tlobo dan Wonokeling yang mempunyai bayi, balita dan anak belum
di imunisasi

3. Waktu
Satu kali Pertemuan disetiap desa, dua minggu setelah pertemuan pertama diselenggarakan

4. Tempat
Balai Desa Beruk. Tlobo dan Wonokeling

5. Uraian Kegiatan:
a. Pembukaan
Pembukaan diawali dengan sambutan oleh Kepala Puskesmas Jatiyoso sebagai ketua
pelaksana program dan perwakilan Kepala Desa Kecamatan Jatiyoso.
b. Pemaparan materi dari Puskesmas Jatiyoso
Pemaparan materi oleh pemegang program imunisasi Puskesmas Jatiyoso. Materi
mengenai cakupan imunisasi yang rendah, kendala yang ditemui dan kesadaran
masyarakat yang masih rendah mengenai pentingnya imunisasi serta penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi. Selain itu, juga paparan kondisi kesehatan di wilayah
lain yang mengalami wabah penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi
serta akibat yang dapat ditimbulkan dari wabah tersebut.
c. Pemaparan materi dari BIOFARMA
Pemaparan materi oleh BIOFARMA selaku produsen vaksin yang digunakan dalam
imunisasi. BIOFARMA akan menjelaskan mengenai proses produksi dari vaksin
untuk meluruskan berbagai pandangan yang salah dari masyarakat.
d. Kesan dan Pesan Warga yang telah ikut Imunisasi
Penyampaian kesan dan pesan dari warga desa yang anaknya telah diimunisasi. Warga
yang menyampaikan kesan pesan dipilih dari warga yang bisa merepresentasikan
imunisasi dengan baik.
e. Pemaparan Materi dari MUI
Pemaparan materi disampaikan oleh perwakilan pihak MUI Kabupaten Karanganyar
mengenai imunisasi dari sudut pandang Islam dan pemaparan hasil itjima’ Komisi
Fatwa Majelis Ulama Indonesia mengenai imunisasi dan vaksin.
f. Tanya jawab dan diskusi
Tanya jawab dan diskusi dipimpin oleh moderator dimana masyarakat diharapkan
dapat berperan aktif dalam sesi diskusi dan mengungkapkan pemikiran mengenai
imunisasi.
g. Lomba cerdas cermat
Lomba cerdas cermat diikuti oleh tim perwakilan ibu-ibu dari ketiga desa
beranggotakan 5 orang ibu per desa. Moderator memberikan pertanyaan seputar
vaksin, imunisasi dan kesehatan balita serta diselipkan pertanyaan terkait penyuluhan
yang telah diberikan. Pemenang lomba cerdas cermat akan mendapatkan hadiah
menarik dari Puskesmas Jatiyoso yaitu jalan-jalan ke Bandung, dan salah satu acaranya
adalah mengunjungi pabrik vaksin BIOFARMA di Bandung.
h. Pembacaan doa bersama
Pembacaan doa bersama dipimpin oleh perwakilan MUI Kabupaten Karanganyar. Doa
bersama dipanjatkan terutama untuk kondisi kesehatan masyarakat Jatiyoso.
i. Monitoring dan Evaluasi
Dilakukan sebelum dan setelah pemberian materi berupa tanya jawab lisan untuk
mengetahui seberapa berhasil pemaparan materi diterima oleh pemuka agama, tokoh
masyarakat dan masyarakat di Kecamatan Jatiyoso. Di samping itu, dilakukan
pemantauan wilayah setempat yang bekerja sama dengan bidan desa, penyelenggara
program imunisasi, dan bagian administrasi pendataan Puskesmas untuk mengadakan
survei cakupan (memperoleh tingkat cakupan imunisasi termasuk data distribusi umur
saat diimunisasi, penyebab kegagalan imunisasi, tempat memperoleh imunisasi) dan
survei dampak (menilai keberhasilan program imunisasi terhadap penururnan
morbiditas penyakit tertentu), sekaligus memperoleh data stok vaksin, indeks
pemakaian vaksin, dan cakupan per tahun. Dengan demikian diharapkan program yang
diadakan sejalan dengan ketentuan yang ada.

C. Kunjungan Rumah
1. Tujuan
a. Mengetahui akar penyebab masyarakat Kecamatan Jatiyoso yang tidak ingin anaknya
melakukan imunisasi
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Kecamatan Jatiyoso mengenai penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi dan pentingnya imunisasi.
c. Meluruskan persepsi masyarakat Kecamatan Jatiyoso mengenai isu-isu yang beredar
di masyarakat tentang imunisasi
d. Meningkatkan kesadaran masyarakat Kecamatan Jatiyoso akan pentingnya imunisasi
dalam upaya pengendalian penyakit
e. Meningkatkan cakupan imunisasi bayi dan anak di Kecamatan Jatiyoso.
f. Mencapai target desa UCI (Universal Child Immunization) di Kecamatan Jatiyoso
2. Sasaran
Warga Kecamatan Jatiyoso yang tidak memperbolehkan tindakan imunisasi pada anaknya

3. Waktu
Seminggu setelah kegiatan laporan cakupan imunisasi

4. Tempat
Rumah Warga Kecamatan Jatiyoso

5. Uraian Kegiatan
a. Pemetaan warga yang tidak mengijinkan anaknya imunisasi
Puskesmas melakukan pemetaan rumah warga desa yang tidak mengijinkan anaknya
melakukan imunisasi. Pemetaan dapat dilakukan dengan bantuan dari bidan desa dan
kader.
b. Mengatur jadwal kunjungan
Petugas Puskesmas mengatur jadwal kunjungan dengan warga yang akan dikunjungi.
Sehingga ditemukan jadwal kunjungan yang efektif dan efisien.
c. Kunjungan rumah warga
Melakukan kunjungan ke rumah warga yang tidak mengijinkan anaknya diimunisasi.
Tim yang berkunjung ke rumah terdiri dari petugas puskesmas, perwakilan MUI dan
tokoh masyarakat.
d. Mencari Akar Permasalahan
Mewawancarai penyebab warga tidak mengijinkan anaknya melakukan imunisasi.
e. Memberi Penjelasan dan Meluruskan Presepsi
Memberikan penjelasan dan meluruskan presepsi terkait imunisasi dari sudut pandang
medis dan agama.
f. Melakukan Tindakan Imunisasi atau Penandatanganan Surat Pernyataan Penolakan
Imunisasi
Bila tercapai persetujuan, petugas puskesmas langsung melakukan tindakan imunisasi
bila waktu dan situasi sesuai. Bila waktu dan sesuai tidak memungkinkan maka, warga
diminta untuk membawa anaknya ke puskesmas pada waktu yang ditentukan untuk
dilakukan imunisasi. Bila tidak tercapai persetujuan maka dijelaskan kembali
mengenai konsekuensi yang akan dihadapi oleh anak dan keluarga dan keluarga
diminta untuk menandatangani surat pernyataan penolakan imunisasi.
g. Monitoring dan Evaluasi
Melakukan pemantauan kesehatan anak setelah dilakukan imunisasi. Memberikan
nomor handphone yang dapat dihubungi bila anak mengalami gejala efek samping
dari imunisasi. Hal ini bertujuan agar orangtua tenang dan kemungkinan buruk dapat
dicegah dan diatasi.

Anda mungkin juga menyukai