Sistem saraf simpatis merupakan salah satu bagian sistem saraf otonom
yang juga bagian daripada sistem saraf perifer. Saraf simpatis berasal dari
berlanjut ke segmen kedua atau ketiga ruang tulang lumbalis. Fungsi sistem
keadaan krisis yang mungkin membutuhkan aktifitas fisik yang tiba-tiba dan
ketakutan, peningkatan sekresi renin di ginjal, dan pelepasan glukosa dari hati
Serabut saraf simpatis bermula dari medulla spinalis yang keluar bersama
dengan nervus spinalis diantara segmen medulla T-1 dan L-2 dan berjalan mula-
mula ke “rantai simpatis” untuk selanjutnya ke jaringan dan organ target. Sistem
saraf otonom berbeda dengan sistem saraf simpatis, dimana setiap perjalanan
sistem saraf otonom terdiri atas dua neuron, yaitu neuron preganglion dan
melewati ramus putih ke salah satu ganglia dari rantai simpatis. Selanjutnya
serabut tersebut dapat mengalami salah satu dari ketiga hal berikut:
simpatis dan bersinaps di salah satu ganglia lain dalam rantai tersebut atau
3. Serabut itu dapat berjalan melalui rantai ke berbagai arah dan selanjutnya
melalui salah satu saraf simpatis memisahkan diri keluar dari rantai, untuk
ganglia perifer simpatis yang meliputi ganglia kolateral dan medula adrenal.
Satu serabut preganglion dapat bersinapsis dengan dua lusin atau lebih
tergantung fusi yang terjadi pada ganglion yang berdekatan.2 Serabut saraf
simpatis pada segmen T-1 umumnya naik melewati “rantai simpatis” untuk
berakhir di daerah kepala; T-2 ke daerah leher; dari T-3, T-4 T-5 dan T-6 ke
daerah thoraks; T-7 sampai T-11 ke daeragh abdomen; dan L-1 dan L-2 ke
berjalan ke target organ (gambar 2.1 kanan). Semua serabut simpatis ini
merupakan serabut tipe C yaitu serabut yang sangat kecil yang bersamaan
hanya saraf spinalis T1-L2 yang memiliki ramus putih, setiap nervus spinalis
kolateral keluar dari saraf splanknik yang berjalan di dinding dorsal kavitas
yaitu ganglia kolateral kiri dan kanan, keduanya biasanya berfusi bersama
halus dan dua pertiga proksimal usus besar; sedangkan ganglion mesenterik
inferior menginervasi porsio terminal usus besar, ginjal dan kandung kemih
80% neurotransmitter epinefrin (E) yang dibentuk dari norepinefrin (NE) dan
(2) efeknya berakhir lebih lama dibandingkan yang dihasilkan oleh innervasi
simpatis langsung, karena hormon tetap lanjut berdifusi keluar aliran darah
untuk periode yang lebih lama dan eliminasi neurotransmitter yang lebih lama
pula.
akhirnya akan menghasilkan NE, atau E pada medula adrenal. Terminal serabut
Varikosa yang menyerupai untaian mutiara ini juga merupakan tempat NE yang
NE dan atau E yang dilepaskan oleh neuron simpatis akan ditangkap oleh
reseptor adrenergik yang akan menyebkan efek tertentu pada sel target. NE
kembali oleh varikosa dan selanjutnya dapat digunakan kembali (70%) atau
celah sinaps ke darah juga akan menyebabkan deaktivasi NE pada celah sinaps.
detik, lebih lama daripada efek Ach yang hanya mencapai 20 milidetik.
Terdapat dua kelas reseptor simpatis yang umum yaitu reseptor alfa dan
dengan reseptor beta karena reseptor β2 lebih responsif terhadap E, oleh karena
tubuh.
Reseptor alfa dan beta adalah reseptor dengan protein G dimana efek
produksi jenis second messengers yang dihasilkan. Stimulasi reseptor alfa (α)
mengaktivasi enzim didalam membran sel. Terdapat dua tipe reseptor alfa yaitu
alfa -1(α1) dan alfa-2 (α2). Fungsi reseptor α1 (tipe reseptor alfa yang paling
yang menyebabkan efek eksitatori pada sel target. Sedangkan stimulasi reseptor
parasimpatis.
Reseptor beta (β) berlokasi di membran sel pada banyak organ, dimana reseptor
ini umumnya terdiri dari β1, dan β2. Reseptor β1 lebih dominan di jantung
relaksasi otot polos sepanjang jalur pernafasan. Tipe reseptor beta yang ketiga
kelenjar keringat kulit dan pembuluh darah otot skeletal dan otak. Aktivasi
pembuluh darah. Hal ini penting karena saat stimulasi simpatis terjadi, akan
termoregulasi, dan pada saat itu juga dibutuhkan sediaan energi yang banyak
untuk otak dan otot sehingga saat stimulasi simpatis menurunkan aliran darah
otak dan otot skeletal menyebabkan darah tersebut dialihkan ke kedua organ ini.
peningkatan aliran darah yang melalui daerah tersebut. Sinaps tersebut terdapat
pada neuron yang menginervasi otot polos dinding pembuluh darah pada
Terdapat dua jenis neuron (sel saraf) yang terlibat dalam menyalurkan
sinyal (impuls) dari sistem saraf simpatis, yaitu sel saraf post-ganglionic dan
sel saraf pre-ganglionic. Sistem kerjanya adalah neuron (sel saraf) pre-