A. Pengertian PTK
Pada hakekatnya manusia tidak terlepas dari penelitian. Secara sederhana, aktivitas
sehari-hari seperti transportasi, jual beli, dan transaksi yang kita lihat dan amati merupakan
kegiatan penelitian, yaitu memperhatikan atas apa yang terjadi kemudian
menyimpulkannya.
Meneliti adalah mencari data yang teliti dan akurat. Data yang telah terkumpul
selanjutnya dianalisis kemudian disajikan dan diberikan pembahasan. Setelah hasil
penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan. Apabila hipotesis
penelitian atau asumsi yang diajukan tidak terbukti, maka perlu dicek apakah ada yang
salah dalam tahapan pelaksanaan penelitian, yaitu pembuatan rumusan masalah,
penggunaan teori, instrumen, proses pengumpulan, dan analisis data.
Penelitian dalam ilmu pendidikan diinspirasi oleh Filsuf John Dewey (1910), penelitian
tindakan kelas pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi Amerika bernama Kurt
Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lainnya seperti
Stephen Kemmis, Robbin McTaggart, John Elliot, dan Dave Ebbutt. Sedangkan di
Indonesia penelitian tindakan kelas mulai dikenal pada tahun 1980an.
Dalam standar nasional pendidikan (2005) terdapat empat kompetensi guru, yaitu
kompetensi kepribadian, kompetensi kependidikan, kompetensi professional, dan
kompetensi sosial. Melakukan penelitian merupakan kategori kompetensi professional
yang sangat dianjurkan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan baik proses
maupun output-nya.
Dari segi harfiah penelitian berarti suatu kegiatan melihat, mencermati dan mengamati
suatu obyek dengan menggunakan metodologi tertentu untuk mendapatkan informasi atau
data yang akurat. Tindakan, berarti suatu upaya, perlakuan atau kegiatan yang sengaja
dilakukan untuk memperbaiki sesuatu; dan kelas berarti sekelompok siswa yang terlibat
dalam interaksi belajar mengajar dalam waktu dan area tertentu baik di dalam maupun
diluar ruangan. Secara sederhana PTK adalah penelitian yang dilakukan guru dalam bentuk
tindakan tertentu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di sebuah kelas. Penerapan
tindakan tersebut diharapkan berujung pada perbaikan mutu pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas dalam istilah asingnya dikenal dengan sebutan “ Classroom
Action Research (CAR), yang jika diurai satu per satu adalah :
1. Penelitian, berarti suatu kegiatan melihat, mencermati dan mengamati suatu obyek
dengan menggunakan metodologi tertentu untuk mendapatkan informasi atau data yang
akurat.
2. Tindakan, berarti suatu upaya atau kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tahapan
yang sesuai dengan tujuan.
3. Kelas, berarti sekelompok siswa yang terlibat dalam interaksi belajar mengajar dalam
waktu dan area tertentu baik di dalam maupun diluar kelas.
Beberapa ahli mendefinisikan makna penelitian tindakan kelas yang serupa seperti berikut:
1. John Elliot : Penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi sosial dengan
maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan yang didalam prosesnya telah dilakukan
telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.
2. Kemmis dan McTaggart : Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk refleksi
kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi social untuk
meningkatkan penalaran dan keadilan praktek-praktek tersebut terhadap situasi tempat
dilakukannya praktek tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kata kunci dalam penelitian
tindakan kelas adalah kemauan guru untuk mengintrospeksi, bercermin, merefleksi dan
mengevaluasi dirinya sendiri sehingga kemampuan mengajarnya berkembang menjadi
lebih professional.
B. Kegunaan PTK
Dari penjelasan di atas, tentu telah mengenal bahwa dalam PTK ada 3 (tiga) komponen
yang harus menjadi sasaran utama PTK, yaitu siswa / pembelajaran, guru dan skolah. Tiga
komponen itulah yang akan menerima manfaat dari PTK.
d) Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi
diri, melakukan evaluasi diri dan menganalisis kinerjanya sendiri dalam kelas,
tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan dan tantangan
pembelajaran dan pendidikan masa depan dan mengembangkan alternative
masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang
demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat.
Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanaan penelitian
tindakan kelas itu terkait komponen pembelajaran antara lain:
a) Inovasi pembelajaran.
Dari beberapa penjelasan diatas, maka adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) Secara umum, yaitu :
1. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat
menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain
disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
C. Prinsip PTK
Menurut Hopkins ada enam prinsip dalam penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu:
1. PTK tidak mengganggu kegiatan guru mengajar di kelas. Pekerjaan utama seorang guru
adalah mengajar, sehingga dalam melakukan penelitian tindakan kelas seyogyanya
tidak berpengaruh pada komitmennya sebagai pengajar. Ada tiga kunci utama yang
harus diperhatikan, pertama guru harus menggunakan berbagai pertimbangan serta
tanggung jawab profesionalnya dalam menemukan jalan keluar jika pada awal
penelitian didapatkan hasil yang kurang maksimal. Kedua interaksi siklus yang terjadi
harus mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan. Ketiga, acuan
pelaksanaan tiap siklus harus berdasarkan pada tahap perancangan bukan pada
kejenuhan informasi.
2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari
guru sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran. Dengan kata lain, sejauh
mungkin harus menggunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri
oleh guru sementara ia tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh.
3. Metode yang digunakan harus bersifat andal (reliabel), sehingga guru dapat
mengidentifikasikan serta merumuskan hipotesis dengan penuh keyakinan. Pada
dasarnya, penelitian ini memperbolehkan “kelonggaran-kelonggaran” namun penerapan
asas-asas dasar telaah taat kaidah tetap harus diperhatikan.
4. Peneliti adalah guru dan untuk kepentingan guru yang bersangkutan. Jadi masalah
penelitian diusahakan berupa masalah yang merisaukan dan bertitik tolak dari tanggung
jawab profesionalnya, hal ini bertujuan agar guru tersebut memiliki komitmen terhadap
pengembangan profesinya.
6. Menggunakan wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas. Meskipun kelas
merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan
penelitian sejauh mungkin harus menggunakan wawasan yang lebih luas dari tindakan
perspektif, tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas atau pelajaran tertentu, melainkan
perspektif misi sekolah secara keseluruhan.