Praktikum kali ini di tujukan uantuk menguji adanya kandungan metabolit
sekunder pada beberapa jenis bahan uji yang akan di praktikan kali ini. Kandungan metabolit seknder yang dibuktikan pada praktikum kali ini adalah alkaliod, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid/triterpenoid.
Untuk membuktikan senyawa golongan alkaloid menggunankan bahan uji
simplisia rimpang kunyit , alkaloid termasuk senyawa yang bersifat basa lemah dapat di ekstraksi menggunakan pelarut semipolar dalam suasana basa atau dengan alkohol dalam suasana asam, namun pada praktikum yang kami lakukan menggunakan pelarut nonpolar yaitu kloroform. Pada percobaan alkaloid ini menggunakan cara 1 dimana serbuk simpisia ditambahkan dengan NH4OH atau lartan amonia untuk mendapatkan alkaloidnya, kemudian ditambahkan dengan pelarut kloroform sehingga di dapat senyawa yang bersifat semi polar seperti alkaloid, lipid, pigmen, dan lain lain. Setelah di saring dan di dapat larutan (fiktrat A) yang masih di duga mengandung alkaloid, sebagian ekstrak kental diekstraksi menggunakan HCL 10% sehingga di dapat larutan asam/garam alkaloid. Larutan A diuji menggnakan pereaksi Dragendirff pada kertas saring sehingga akan tampak semburat wara merah/jingga. Dan untuk larutan B ditambahkan pereaksi Dragendorff dan pada tabung lainya ditambah dengan pereaksi Mayer dan Bouchardat yang akan menghasilkan endapan. Tetapi dari hasil praktikm yang kami lakukan setelah di tambahkan dengan pereaksi tidak menghasilkan endapan yang kemunginan kesalahan itu timbil dari human error, sedangkan untuk larutan A menunjukan hasil yang positif dimana saat ditambahkan dengan pereaksi Dragendorff pada kertas saring muncil warna merah/jingga pada sampel.
Untuk senyawa golongan favonoid dibuktukan pada simplisia rimang
Kunyit. Flavonoid merupakan senyawa yang bersifat asam. Setelah serbuk simplisia di rebus dan menghasilkan filtrat, filtrat ersebut ditambahkan serbuk magnesium dan hcl 1:1 HCL ditambahkan agar kemudian terbentuk aglikon favonoid yaitu pemisahan senyawa falvonoid dari gula yang mengikatnya. Setelah amil alkohol ditambahkan dan dikocok kuat akan terbentuk 2 lapisan, lapisan amil alkohol berada di atas dan pada lapisan amil alkohol menjadi berwarna merah yang menunjukan adanya senyawa flavonoid dan pada praktikum yang kami lakukan menunjkan hasil yang psitif dinamana pada lapisan amil alkohol terbentuk warna seperti pada litelatur. Pada uji saponin yang masih menggunakan bahan beripa simplisia serbuk dari bahan kunyi, bahan dalam tabung reaksi yang telah dilarutkan akan dikocok kuat dan akan menghasilkan busa pada filtrat. Busa ini terjadi karena rantai gula yang terkandung dalam filtra pecah. Untuk membuktikan busa yang terbntuk merupakan hasil dari adanya rantai gula yang pecah maka filtrat akan ditambahkan larutan HCL 2N, jika terbukti mengandun saponin maka busa akan stabil dan jika tidak maka buas akan perlahan mulai menghilang. Dan pada pengukian yang kami lakukan didapat hasil yang positif dimana busa tetap dan tidak menunjukan penurunan.
Pada pengujian kuinon yang menggunakan simplisia yang sama
menunjukan perubahan berupa warna merah pada sampel setelah di tambahkan larutan NaOH 1N, hal ini menujukan adanya kandungan kuinon pada sampel yang kami uji.
Pada pengujian tanin yang dilakukan dengan melarutkan sebuk simplisia
dan dengan penambahan gelatin 1% akan menghasilkan endapan berupa endapan putih hal ini terjadi karena peran gelatin yang mengendapkan garam dalam simplisia, karena jika ikatan tanin dan gelatin semakin kuat maka endapan akan semakin terbentuk. Setelah didapat perubhana berupa endapan putih maka ampel di duga mengandung tanin dan untuk membukikan bahwa sampel uji mengandung tanin maka dilakukan penambah larutan FeCl3 1% penambahan larutan ini dilakuka untuk membedakan tanin terhidrolisis (gallotanin) dan tanin terkondensasi (proantisianin). Pada tanin terhidrolisis larutan akan berubah warna menjadi biru/biru kehitaman, sedangkan pada tanin terkondensasi akan berbah warna menjadi hijau. Dan pada percobaan yang kami lakukan kami mendapatkan hasil yang positif karena sampel terbentuk endapan putih saat penambahan gelatin dan berubah warna menjadi hijau/biru saat penambahan larutan FeCl3.
Pengujian terakhir adalah pengujian Steroid dan Trierpenoid dimana
steroid merpakan senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisisi yang dapat dihasilkan dari senyawa terpena serta steroid merupakan gugus senyawa yang mengandung sebuah struktur dengan empat cincin yang dikenal sebagi ini stroid. Percobaan ini dilakukan dengan cara mencamprkan 20 ml eter dengan sampel dan kemudian di maserasi selama 2 jam yang bertujuan untk menarik sema komponen yang terdapat dalam sampel dan penambahan larutan eter mempercepat proses penarikan semua komponen yang terdapat dalam sempel karena sifat dari eter yang cukup reaktif dan merupakan pelarut yang cocok dalam percobaan ini setelah filtrat di saring kemudian filtrat diuapkan untuk mendapat residu, residu ini kemudian diidentifikasi dengan pereaksi Libermann-Burchard dan menunjukan warna hijau atau merah mennjukan adanya senyawa golongan steroid dan triterpenoid.