PENDAHULUAN
Telur merupakan salah satu bahan pangan yang mengandung nutrisi dan zat
gizi yang lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin,
sehingga telur dinilai bergizi tinggi karena mengandung asam amino yang
lengkap. Telur juga mudah didapat dan harganya terjangkau, sehingga tidak heran,
telur banyak disukai oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini terbukti menurut
data yang dikutip dari Badan Pusat Statistika (BPS, 2014) bahwa telur ayam
ras/kampung menduduki peringkat ke-tiga dari enam jenis lauk pauk yang paling
kekurangan, salah satunya yaitu mudah rusak dan busuk. Hal ini bisa disebabkan
oleh adanya kerusakan maupun kontaminasi baik secara fisik, kimia maupun
mikrobiologi. Telur memiliki sifat mudah retak bahkan pecah dan kualitasnya
cepat menurun setelah keluar dari induknya. Dalam Enni Usra H., (2007)
diketahui bahwa pada saat telur memasuki hari ke 5 setelah keluar dari induknya,
mikroba yang dapat menyebabkan telur menjadi busuk. Namun, dalam literatur
Salah satu upaya untuk mengatasi penurunan kualitas telur yaitu dengan cara
telur dapat tertutup dan penguapan dari albumen dapat diperlambat. Menurut
Hesti Yohana Ginting, dkk (2013) dalam penelitiannya mengenai kualitas telur
ayam ras yang dilapisi bubur kulit manggis yang disimpan pada suhu 4°C selama
empat minggu didapatkan hasil bahwa kualitas telur ayam ras yang dilapisi bubur
kulit manggis lebih baik dibandingkan dengan telur ayam ras yang tidak dilapisi
bubur kulit manggis. Selain itu, menurut Santi Agustina (2011), menyatakan
bahwa diantara telur yang direndam dalam rebusan daun jambu biji, rebusan kulit
kayu akasia dan air kapur menunjukan hasil paling baik adalah perlakuan dengan
Tanin merupakan suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan yang
termasuk asam amino dan alkaloid. Tanin banyak terkandung dalam tanaman
yang ada di hampir seluruh dunia, dengan kadar yang berbeda-beda. Senyawa
mengandung tanin diantaranya akasia, melinjo, daun jambu biji, daun sirih,
kunyit, manjakani, dan sebagainya. Tanaman lain yang memiliki kandungan tanin
Kalimantan Barat. Gel dan kulit daun lidah buaya diketahui mengandung saponin,
tanin pada gel Aloe vera sebanyak 1.38 mg/g. Dewasa ini, lidah buaya (Aloe vera)
3
telah banyak digunakan sebagai obat tradisional, perawatan, bahan baku produk
Pada prinsipnya, pelapisan telur dengan penyamak nabati yaitu terjadi reaksi
penyamakan pada kulit telur oleh tanin. Protein yang terdapat dalam kulit telur
akan bereaksi dengan senyawa tanin yang terkadung dalam penyamak nabati
tersebut. Kulit telur yang memiliki sifat seperti kolagen kulit hewan sehingga akan
terjadi proses penyamakan kulit berupa endapan berwarna coklat yang dapat
menutup pori – pori kulit telur, sehingga kulit telur menjadi impermeable
terhadap air dan gas, dan penguapan dari dalam telur dapat dicegah sekecil
mungkin.
kualitas telur ayam ras setelah pemberian olesan lidah buaya dan lama
penyimpanan waktu yang berbeda didapatkan hasil bahwa pemberian olesan Aloe
vera pada telur ayam dapat mempertahankan kualitas interior telur selama 6 hari.
Dalam penelitian ini, semua telur diolesi lidah buaya sebanyak tiga kali di hari
pertama.
sebagai penyamak nabati. Hal ini seperti penelitian yang dilakukan oleh Hajrawati
dan M. Aswar (2011) bahwa larutan daun sirih dengan konsentrasi 30% dapat
mempertahankan kualitas telur selama 28 hari, sehingga apabila tanin dalam lidah
masyarakat dan produsen telur untuk menjaga kualitas telur dalam jangka waktu
panjang sehingga dapat mengurangi kerugian dari penggunaan telur yang rusak.
4
Selain itu, lidah buaya juga mudah didapatkan di pasaran atau masyarakat dapat
mengenai “Pengaruh Variasi Jumlah Olesan Lidah Buaya (Aloe vera) dalam
Mempertahankan Kualitas Telur Ayam Ras”. Adapun jumlah olesan lidah buaya
Bagaimana pengaruh berbagai variasi jumlah olesan lidah buaya (Aloe vera)
Ingin mengetahui pengaruh berbagai variasi jumlah olesan lidah buaya (Aloe
c. Ingin mengetahui pengaruh jumlah olesan (1, 2, dan 3 oles) lidah buaya (Aloe
d. Ingin mengetahui pengaruh jumlah olesan (1, 2, dan 3 oles) lidah buaya (Aloe
e. Ingin mengetahui pengaruh jumlah olesan (1, 2, dan 3 oles) lidah buaya (Aloe
f. Ingin mengetahui pengaruh jumlah olesan (1, 2, dan 3 oles) lidah buaya (Aloe
g. Ingin mengetahui jumlah olesan lidah buaya (Aloe vera) yang paling efektif
rancangan Pretest Postest With Control Group yaitu dilakukan pemeriksaan untuk
kulit telur ayam ras dengan gel lidah buaya dan untuk kontrol tanpa pengolesan
gel lidah buaya. Pengujian dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2017.
Kesehatan Bandung mengenai pemanfaatan lidah buaya (Aloe vera) dalam bidang