Anda di halaman 1dari 34

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

GERAKAN SENAM OTAK (BRAIN GYM)

1. Dimensi Lateralis
Beberapa contoh gerakan Dimensi lateralitas:

Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya

Cara melakukan gerakan :


Menggerakkan tangan kanan bersamaan dengan
kaki kiri dan kaki kiri dengan tangan kanan.
Bergerak ke depan, ke samping, ke belakang,
atau jalan di tempat. Untuk menyeberang garis
tengah sebaiknya tangan menyentuh lutut yang
berlawanan.

Fungsinya :
a. Meningkatkan koordinasi kiri/kanan
b. Memperbaiki pernafasan dan stamina
c. Memperbaiki koordinasi dan kesadaran
tentang ruang dan gerak.
d. Memperbaiki pendengaran dan
penglihatan.
Gambar 1. Gerakan Silang
(Cross Crawl)

Cara melakukan gerakan :


Gerakan dengan membuat angka delapan tidur
di udara, tangan mengepal dan jari jempol ke
atas, dimulai dengan menggerakkan kepalan ke
sebelah kiri atas dan membentuk angka delapan
tidur. Diikuti dengan gerakan mata melihat ke
ujung jari jempol. Buatlah angka 8 tidur 3 kali
setiap tangan dan dilanjutkan 3 kali dengan
kedua tangan.

Fungsinya :
a. Melepaskan ketegangan mata, tengkuk,
dan bahu pada waktu memusatkan
perhatian dan meningkatkan kedalaman
persepsi
b. Meningkatkan pemusatan, keseimbangan
dan koordinasi.
Gambar 2. 8 Tidur (Lazy 8)
Cara melakukan gerakan :
Menggambar dengan kedua tangan pada saat
yang sama, ke dalam, ke luar, ke atas dan ke
bawah. Coretan ganda dalam bentuk nyata
seperti : lingkaran, segitiga, bintang, hati, dsb.
Lakukan dengan kedua tangan.

Fungsinya :
a. Kesadaran akan kiri dan kanan.
b. Memperbaiki penglihatan perifer
c. Kesadaran akan tubuh, koordinasi, serta
keterampilan khusus tangan dan mata.
d. Memperbaiki kemampuan olahraga dan
keterampilan gerakan.

Gambar 3. Coretan Ganda


(Double doodle)

2. Dimensi Pemfokusan
Beberapa contoh gerakan Dimensi Pemfokusan :
Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya

Cara melakukan gerakan :


Urutlah otot bahu kiri dan kanan. Tarik napas
saat kepala berada di posisi tengah, kemudian
embuskan napas ke samping atau ke otot yang
tegang sambil relaks. Ulangi gerakan dengan
tangan kiri.
Fungsinya :
a. Melepaskan ketegangan tengkuk dan bahu
yang timbul karena stress.
b. Menyeimbangkan otot leher dan tengkuk
(Mengurangi sikap tubuh yang terlalu
condong ke depan)
c. Menegakkan kepala (Membantu
mengurangi kebiasaan memiringkan kepala
Gambar 4. Burung Hantu (The Owl) atau bersandar pada siku
Cara melakukan gerakan :
Luruskan satu tangan ke atas, tangan yang lain
ke samping kuping memegang tangan yang ke
atas. Buang napas pelan, sementara otot-otot
diaktifkan dengan mendorong tangan keempat
jurusan (depan, belakang, dalam dan luar),
sementara tangan yang satu menahan dorongan
tsb.

Fungsinya :
a. Peningkatan fokus dan konsentrasi tanpa
fokus berlebihan
b. Pernafasan lebih lancar dan sikap lebih
santai
c. Peningkatan energi pada tangan dan jari
Gambar 5. Mengaktifkan Tangan
(The Active Arm)

Cara melakukan gerakan :


Cengkeram tempat-tempat yang terasa sakit di
pergelangan kaki, betis dan belakang lutut, satu
persatu, sambil pelan-pelan kaki dilambaikan
atau digerakkan ke atas dan ke bawah.

Fungsinya :
a. Sikap tubuh yang lebih tegak dan relaks
b. Lutut tidak kaku lagi
c. Kemampuan berkomunikasi dan memberi
respon meningkat

Gambar 6. Lambaian Kaki


(The Footflex)
Cara melakukan gerakan :
Duduk di kursi dan silangkan kaki. Tundukkan
badan dengan tangan ke depan bawah, buang
nafas waktu turun dan ambil nafas waktu naik.
Ulangi 3 x, kemudian ganti kaki.

Fungsinya :
a. Merelakskan daerah pinggang, pinggul dan
sekitarnya.
b. Tubuh atas dan bawah bergerak sebagai
satu kesatuan

Gambar 7. Luncuran Gravitasi


(The Gravitational glider)
Cara melakukan gerakan :
Mulai dengan kaki terbuka. Arahkan kaki kanan
ke kanan, dan kaki kiri tetap lurus ke depan.
Tekuk lutut kanan sambil buang napas, lalu
ambil napas waktu lutut kanan diluruskan
kembali. Pinggul ditarik ke atas. Gerakan ini
untuk menguatkan otot pinggul (bisa dirasakan
di kaki yang lurus) dan membantu kestabilan
punggung. Ulangi 3x, kemudian ganti dengan
kaki kiri.

Fungsinya :
Gambar 8. Pasang kuda-Kuda a. Keseimbangan dan kestabilan lebih besar
(Grounder) b. Konsentrasi dan perhatian meningkat
c. Sikap lebih mantap dan relaks
3. Dimensi Pemusatan

Beberapa contoh gerakan Dimensi Pemusatan :

Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya

Air merupakan pembawa energi listrik


yang sangat baik. Dua per tiga tubuh
manusia terdiri dari air. Air dapat
mengaktifkan otak untuk hubungan elektro
kimiawi yang efisien antara otak dan
sistem saraf, menyimpan dan menggunakan
kembali informasi secara efisien. Minum
air yang cukup sangat bermanfaat sebelum
menghadapi test atau kegiatan lain yang
menimbulkan stress. Kebutuhan air adalah
kira-kira 2 % dari berat badan per hari.

Fungsinya :
a. Konsentrasi meningkat (mengurangi
kelelahan mental)
b. Melepaskan stres, meningkatkan
konsentrasi dan keterampilan sosial.
Gambar 9. Air (Water) c. Kemampuan bergerak dan
berpartisipasi meningkat.
d. Koordinasi mental dan fisik meningkat
(Mengurangi berbagai kesulitan yang
berhubungan dengan perubahan
neurologis)
Cara melakukan gerakan :
Sakelar otak (jaringan lunak di bawah
tulang selangka di kiri dan kanan tulang
dada), dipijat dengan satu tangan,
sementara tangan yang lain memegang
pusar.

Fungsinya :
a. Keseimbangan tubuh kanan dan kiri
b. Tingkat energi lebih baik
c. Memperbaiki kerjasama kedua mata
(bisa meringankan stres visual, juling
atau pandangan yang terus-menerus)
Gambar 11. Sakelar Otak d. Otot tengkuk dan bahu lebih relaks
(Brain Buttons)
Cara melakukan gerakan :
Letakkan dua jari dibawah bibir dan tangan
yang lain di pusar dengan jari menunjuk
ke ba-wah.Ikutilah dengan mata satu garis
dari lantai ke loteng dan kembali sambil
bernapas dalam-dalam. Napaskan energi ke
atas, ke tengah-tengah badan.

Fungsinya :
a. Kesiagaan mental (Mengurangi
kelelahan mental)
b. Kepala tegak (tidak membungkuk)
c. Pasang kuda-kuda dan koordinasi
Gambar 12. Tombol Bumi seluruh tubuh
(Earth Buttons)
Cara melakukan gerakan :
Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga, di
lekukan tulang bawah tengkorak dan
letakkan tangan satunya di pusar. Kepala
sebaiknya lurus ke depan, sambil nafas
dengan baik selama 1 menit. Kemudian
sentuh belakang kuping yang lain.

Fungsinya :
a. Perasaan enak dan nyaman
b. Mata, telinga dan kepala lebih tegak
lurus pada bahu
c. Mengurangi fokus berlebihan pada
sikap tubuh

Gambar 13. Tombol imbang


(Balance Buttons)
Cara melakukan gerakan :
Letakkan 2 jari di atas bibir dan tangan lain
pada tulang ekor selama 1 menit, nafaskan
energi ke arah atas tulang punggung.

Fungsinya :
a. Kemampuan untuk relaks
b. Kemampuan untuk duduk dengan
nyaman
c. Lamanya perhatian meningkat

Gambar 14. Tombol Angkasa


(Space Buttons)

Cara melakukan gerakan :


Pijit daun telinga pelan-pelan, dari atas
sampai ke bawah 3x sampai dengan 5x.

Fungsinya :
a. Energi dan nafas lebih baik
b. Otot wajah, lidah dan rahang relaks.
c. Fokus perhatian meningkat
d. Keseimbangan lebih baik

Gambar 15. Pasang Telinga


(The Tinking Cap)
Cara melakukan gerakan :
Pertama, letakkan kaki kiri di atas kaki
kanan, dan tangan kiri di atas tangan kanan
dengan posisi jempol ke bawa, jari-jari
kedua tangan saling menggenggam,
kemudian tarik kedua tangan ke arah pusat
dan terus ke depan dada. Tutuplah mata
dan pada saat menarik napas lidah
ditempelkan di langit-langit mulut dan
dilepaskan lagi pada saat menghembuskan
napas. Tahap kedua, buka silangan kaki,
dan ujung-ujung jari kedua tangan saling
bersentuhan secara halus, di dada atau
dipangkuan, sambil bernapas dalam 1
Gambar 16. Kait relaks menit lagi.
(Hook-Ups)
Fungsinya :
a. Keseimbangan dan koordinasi
meningkat
b. Perasaan nyaman terhadap lingkungan
sekitar (Mengurangi kepekaan yang
berlebihan)
c. Pernafasan lebih dalam

Cara melakukan gerakan :


Sentuhlah titik positif dengan kedua ujung
jari tangan selama 30 detik sampai dengan
30 menit.

Fungsinya :
a. Mengaktifkan bagian depan otak guna
menyeimbangkan stres yang
berhubungan dengan ingatan tertentu,
situasi, orang, tempat dan ketrampilan
b. Menghilangkan refleks
c. Menenangkan pada saat menghadapi
tes di sekolah dan dalam penyesuaian
Gambar 17. Titik Positif sehari-hari.
(Positive Point)
4. Kesiapan Belajar

Beberapa langkah Brain Gym untuk kesiapan belajar adalah sebagai berikut :

Gambar 18. PACE (Positive-Aktif-Clear-Energetis)


RANGE OF MOTION (ROM)

1. PENGERTIAN
Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk
menilai gerakan dan untuk gerakan awal suatu program intervensi terapeutik.
Aktivitas ROM diberikan untuk mempertahankan mobilitas persendian dan jaringan
lunak untuk meminimalkan kehilangan kelenturan jaringan dan pembentukan
kontraktur.

2. JENIS-JENIS LATIHAN ROM


a. Passive ROM (PROM)
b. Active ROM (AROM)
c. Active-assitive ROM (A-AROM), adalah jenis AROM yang mana bantuan
diberikan melalui gaya dari luar apakah secara manual atau mekanik, karena
otot penggerak primer memerlukan bantuan untuk menyelesaikan gerakan.

3. INDIKASI
a. PROM
- Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila
dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan.
- Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak
aktif pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma,
kelumpuhan atau bed rest total.
b. AROM
- Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
- Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat
menggerakkan persendian sepenuhnya, digunakan AAROM
- AROM dapat digunakan untuk program latihan aerobic
- AROM digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas di atas dan di
bawah daerah yang tidak dapat bergerak.
4. SASARAN
a. PROM
- Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
- Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
- Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
- Membantu kelancaran sirkulasi
- Meningkatkan pergerakan synovial untuk nutrisi tulang rawan serta
difusi persendian
- Menurunkan
b. AROM
- Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran PROM
serupa dengan AROM.
- Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran
gerak dari kontrol gerak volunter.
- Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang
terlibat.
- Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi.
- Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan
persendian.
- Meningkatkan sirkulasi
- Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motoric.
5. KETERBATASAN LATIHAN ROM
a. Passive ROM
- PROM tidak dapat mencegaha trofi otot
- PROM tidak dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan
- PROM tidak dapat membantu sirkulasi
b. Active ROM
- Untuk otot yang sudah kuat tidak akan memelihara atau
meningkatkan kekuatan
- Tidak akan mengembangkan keterampilan atau koordinasi kecuali
dengan menggunakan pola gerakan
6. KONTRAINDIKASI DAN HAL-HAL YANG HARUS DIWASPADAI
PADA LATIHAN ROM

a. Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu


proses penyembuhan cedera.
- Gerakan yang terkontrol dengan seksama dalam batas-batas gerakan
yang bebas nyeri selama fase awal penyembuhan akan
memperlihatkan manfaat terhadap penyembuhan dan pemulihan.
- Terdapatnya tanda-tanda terlalu banyak atau terdapat gerakan yang
salah, termasuk meningkatnya rasa nyeri dan peradangan.
b. ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya
membahayakan (life threatening).
- PROM dilakukan secara hati-hati pada sendi-sendi besar, sedangkan
AROM pada sendi ankle dan kaki untuk meminimalisasi venous
stasis dan pembentukan trombus.
- Pada keadaan setelah infark miokard, operasi arteri koronaria, dan
lain-lain, AROM pada ekstremitas atas masih dapat diberikan dalam
pengawasan yang ketat.
7. PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN TEKNIK ROM
a. Pemeriksaan, penilaiandan rencana perlakuan
- Pemeriksaan dan penilaian kelemahan pasien, tentukan prognosis,
pencegahan serta rencana intervensi
- Tentukan kemampuan pasien untuk mengikuti program
- Tentukan seberapa banyak gerakan yang dapat diberikan
- Tentukan pola gerak ROM
- Pantau kondisi umum pasien
- Catat serta komunikasikan temuan-temuan serta intervensi
- Lakukan penilaian ulang serta modifikasi intervensi bila diperlukan
b. Penerapan Teknik ROM
- Untuk mengendalikan gerakan genggamlah ekstremitas di sekitar
sendi. Apabila persendian terdapat nyeri, modifikasi pegangan.
- Beri penunjang bagi daerah yang memiliki integritas struktural yang
lemah, misalnya tempat patahan atau segmen yang mengalami
kelumpuhan
- Gerakkan segmen diseluruh ruang gerak yang bebas rasa nyeri
hingga sampai terdapat resistensi/tahanan jaringan
- Lakukan gerakan dengan lembut dan berirama 5 sampai10 repetisi.
c. Penerapan Teknik Pada PROM
- Gaya untuk gerakan adalah berasal dari eksternal (terapist atau
mesin)
- Tidak terdapat resistensi aktif dari penderita
- Gerakan dilangsungkan didalam ROM yang mana terdapat rentang
gerak tanpa adanya nyeri atau gaya yang dipaksakan.

d. Penerapan Teknik Pada AROM


- Peragakan gerakan yang diinginkan kepada penderita dengan
menggunakan PROM, kemudian mintalah kepada penderita untuk
melakukan gerakan tersebut. Beri Bantuan dapat dibutuhkan.
- Bantuan dibutuhkan pada gerakan halus atau terdapat kelemahan.
- Gerakan dilakukan pada ruang gerak sendi yang tesedia.
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
RANGE OF MOTION (ROM)

A. LATIHAN ROM KEPALA DAN LEHER

PERSIAPAN PASIEN :
1. Mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi, toleransi aktivitas, kesadaran, dan
kemampuan mengikuti aktivitas
2. Komunikasi terapeutik (kontrak waktu, tempat dan topik)
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan
2. FLEKSI : Gerakkan kepala dengan dagu menempel ke dada (rentang 45°)
3. EKSTENSI : Atur posisi kepala ke posisi tegak (rentang 45°)
4. HIPEREKSTENSI : Tekuk kepala pasien kebelakang sejauh mungkin (rentang
40-45°)
5. FLEKSI LATERAL : Miringkan kepala sejauh mungkin kearah sisi kiri dan
kanan (rentang 40-45°)
6. ROTASI KEPALA : Putar kepala sejauh mungkin dengan gerakan sirkuler
(rentang 180°)
7. Evaluasi dan dokumentasi

B. LATIHAN ROM EKSTREMITAS ATAS

PERSIAPAN PASIEN :
1. Mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi, toleransi aktivitas, kesadaran, dan
kemampuan mengikuti aktivitas
2. Komunikasi terapeutik (kontrak waktu, tempat dan topik)
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan
2. FLEKSI BAHU : Naikkan lengan dari samping keatas kepala (rentang 180°)
3. EKSTENSI BAHU : Kembalikan lengan kesamping tubuh (rentang 180°)
4. HIPEREKSTENSI : Rentangkan lengan kebelakang tubuh dengan siku tetap
lurus (rentang 45-60°)
5. ABDUKSI : Rentangkan lengan keposisi samping (rentang 90°)
6. ADDUKSI : Silangkan lengan kesisi/bagian tubuh yang lain (rentang 90°)
7. ROTASI INTERNAL : Putar bahu dengan siku fleksi kearah dalam (rentang 90°)
8. ROTASI EKSTERNAL : Putarbahu dengan siku fleksi kearah luar (rentang 90°)
9. SIRKUMDUKSI : Putar lengan dengan lingkaran penuh (rentang 360°)
10. FLEKSI SIKU : Gerakkan siku kedepan dengan tangan sejajar bahu (rentang
150°)
11. EKSTENSI SIKU : Luruskan siku ke posisi semula (rentang 150°)
12. PRONASI : Putar lengan bawah dengan telapak tangan menghadap ke bawah
(rentang 70-90°)
13. SUPINASI : Putar lengan bawah dengan telapak tangan menghadap ke atas
(rentang 70-90°)
14. FLEKSI : Gerakkan telapak tangan kesisi bagian dalam (rentang 80-90°)
15. EKSTENSI : Gerakkan telapak tangan sehingga sejajar dengan tangan dan
lengan bawah (rentang 80-90°)
16. HIPEREKSTENSI : Bawa permukaan dorsal tangan ke arah belakang sejauh
mungkin (rentang 80-90°)
17. ABDUKSI : Tekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari (rentang 30°)
18. ADDUKSI : Tekuk pergelangan tangan miring kelima jari (rentang 30-50°)
19. Evaluasi dan dokumentasi

C. LATIHAN ROM EKSTREMITAS BAWAH

PERSIAPAN PASIEN :
1. Mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi, toleransi aktivitas, kesadaran, dan
kemampuan mengikuti aktivitas
2. Komunikasi terapeutik (kontrak waktu, tempat dan topik)
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan
2. FLEKSI EKSTENSI PAHA : Angkat kaki kearah perut, tekuk lutut. Luruskan
keposisi semula (rentang 90°)
3. ROTASI PANGKAL PAHA : Pegaang lutut dengan pergelangan tangan, putar
menjauhi dan mengarah ke sisi perawat (rentang 360°)
4. ABDUKSI DAN ADDUKSI PANGKAL PAHA : Angkat kaki 8 cm, gerakkan
kaki menjauhi dan mendekati badan pasien (rentang 45°)
5. FLEKSI EKSTENSI LUTUT : Tekuk lutut kearah paha, angkat dan luruskan
tungkai kaki. Kembalikan kaki keposisi semula (rentang 90°)
6. FLEKSI EKSTENSI PERGELANGAN KAKI : Tekuk pergelangan kaki kearah
tubuh pasien. Kembalikan keposisi semula dan tekuk menjauhi pasien (rentang
45°)
7. INVERSI DAN EVERSI PERGELANGAN KAKI : Putar kaki mengarah kaki
yang lain, kembalikan ke posisi semula. Putar kaki mengarah keluar (rentang
30°)
8. FLEKSI EKSTENSI JARI-JARI KAKI : Tekuk jari-jari kaki kebawah.
Kemudian luruskan dan dorong kebelakang (rentang 15-30°)
9. ABDUKSI ADDUKSI JARI-JARI KAKI : Rapatkan semua jari-jari kaki
selanjutnya regangkan seluruh jari-jari kaki
10. Evaluasi dan dokumentasi
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
BLADDER RETENTION TRAINING

1. DEFENISI
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi
kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi
optimal neurogenik (potter & perry, 2005). Bladder training merupakan salah
satu terapi yang efektif di antara terapi nonfarmakologi.Terdapat tiga macam
metode bladder training, yaitu
a. Kegel exercises (latihan pengencangan atau penguatan otot-otot dasar
panggul),
b. Delay urination (menunda berkemih), dan
c. Scheduled bathroom trips (jadwal berkemih) suhariyanto (2008).
Latihan kegel (kegel execises) merupakan aktifitas fisik yang tersusun dalam
suatu program yang dilakukan secara berulang-ulang guna meningkatkan
kebugaran tubuh. Latihan kegel dapat meningkatkan mobilitas kandung kemih
dan bermanfaat dalam menurunkan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi
urin. Latihan otot dasar panggul dapat membantu memperkuat otot dasar panggul
untuk memperkuat penutupan uretra dan secara refleks menghambat kontraksi
kandung kemih. (Kane, 1996 dalam Nursalam 2006). Bladder training dapat
dilakukan dengan latihan menahan kencing (menunda untuk berkemih).
Pada pasien yang terpasang kateter, Bladder training dapat dilakukan dengan
mengklem aliran urin ke urin bag (Hariyati, 2000). Bladder training dilakukan
sebelum kateterisasi diberhentikan. Tindakan ini dapat dilakukan dengan
menjepit kateter urin dengan klem kemudian jepitannya dilepas setiap beberapa
jam sekali. Kateter di klem selama 20 menit dan kemudian dilepas. Tindakan
menjepit kateter ini memungkinkan kandung kemih terisi urin dan otot destrusor
berkontraksi sedangkan pelepasan klem memungkinkan kandung kemih untuk
mengosongkan isinya. (Smeltzer, 2001).
2. TUJUAN BLADDER TRAINING
Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan
mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi
pengeluaran air kemih (potter&perry, 2005). Terapi ini bertujuan
memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai teknik distraksi
atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya 6-7
kali per hari atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan dapat
menahan sensasi berkemih.

3. INDIKASI BLADDER TRAINING


Bladder Training dapat dilakukan pada pasien yang mengalami retensi urin,
pada pasien yang terpasang kateter dalam waktu yang lama sehingga fungsi
spingter kandung kemih terganggu dan pasien anak yang mengalami
inkontinensia urin.

4. PROSEDUR BLADDER TRAINING


I. Persiapan pasien
1. Sampaikan salam (Lihat SOP Komunikasi Terapeutik)
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
II. Persiapan alat:
1. Catatan perawat
2. Klem
3. Handscoon
III. Persiapan Lingkungan
1. Jaga privasi klien dengan menutup pintu
2. Atur pencahayaan, penerangan dan ruangan yang kondusif
IV. Pelaksanaan : Ada 2 tingkat yaitu tingkat masih dalam kateter dan tingkat
bebas catheter.
Tingkat masih dalam kateter:
Prosedur 1 jam:
1. Cuci tangan.
2. Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam07.00 s.d. jam
19.00. Setiap kali habis diberi minum ,catheter di klem.
3. Kemudian setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai jam08.00 s.d.
jam 20.00 dengan cara klem catheter dibuka.
4. Pada malam hari (setelah jam 20.00) catheter dibuka (tidakdiklem) dan
klien boleh minum tanpa ketentuan seperti padasiang hari.
5. Prosedur tersebut diulang untuk hari berikutnya sampaiprogram
tersebut berjalan lancar dan berhasil.
Prosedur 2 jam:
5. Cuci tangan.
6. Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak 200 cc dari jam07.00 s.d. jam
19.00. Setiap kali habis diberi minum, catheter di klem.
7. Kemudian setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai jam09.00 s.d
jam 21.00 dengan cara klem catheter dibuka.
8. Pada malam hari (setelah jam 20.00) catheter dibuka (tidakdiklem) dan
klien boleh minum tanpa ketentuan seperti padasiang hari.
9. Prosedur tersebut diulang untuk hari berikutnya sampaiprogram
tersebut berjalan lancar dan berhasil.
Tingkat bebas catheter prosedur ini dilaksanakan apabila prosedur 1
sudah berjalan lancar:
1. Cuci tangan.
2. Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam07.00 s.d. jam
19.00, lalu kandung kemih dikosongkan.
3. Kemudian catheter dilepas.
4. Atur posisi yang nyaman untuk klien, bantu klien untuk konsentrasi
BAK, kemudian lakukan penekanan pada areakandung kemih dan
lakukan pengosongan kandung kemihsetiap 2 jam dengan menggunakan
urinal.
5. Berikan minum terakhir jam 19.00, selanjutnya klien
tidakboleh diberi minum
sampai jam 07.00 pagi untukmenghindari klien dari basahnya
urine pada malam hari.
6. Beritahu klien bahwa pengosongan kandung kemih selanjutnya
dijadwalkan setiap 2 jam sekali, apabila ada
rangsangan BAK sebelum 2 jam klien diharuskan
menahannya.
7. Buatlah sebuah jadwal bagi pasien untuk mencoba
mengosongkan kandung kemih dengan menggunakan urinal.
8. Alat-alat dibereskan
9. Akhiri interaksi dengan mengucapkan salam
10. Cuci tangan (Lihat SOP Cuci Tangan)
11. Dokumentasikan hasil tindakan
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
SENAM KEGEL PADA LANSIA

1. PENGERTIAN
Senam Kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul Puboccoccygeus (PC) atau
Pelvic Floor Muscle yang digunakan untuk terapi pada seseorang yang tidak
mampu mengontrol keluarnya urine.

2. TUJUAN
a. Menguatkan otot-otot yang mengontrol aliran urine (air seni)
b. Mencegah prolaps uteri atau turunnya rahim (pada wanita)
c. Untuk mengatasi urgo incontinence / inkontinensia urgensi (keinginan
berkemih yang sangat kuat sehingga tidak dapat mencapai toilet tepat pada
waktunya)
d. Untuk meningkatkan kemampuan mengontrol dan mengatasi ejakulasi dini
serta ereksi lebih lama pada pria
e. Mengencangkan oto-otot vagina pada wanita

3. PROSEDUR PELAKSANAAN
I. Persiapan Alat :
1. Arloji
2. Matras/Karpet
3. Tape Recorder + lagu (pelengkap)
4. Ruangan yang nyaman, tenang
II. Persiapan Pasien dan lingkungan:
1. Pasien diberi penjelasan dan dianjurkan untuk buang air kecil dulu
2. Pasien dipersiapkan untuk mengikuti senam
3. Pasien dipersilahkan duduk diatas matras/karpet
III. Langkah-langkah Senam Kegel
a. Latihan I
1. Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul.
2. Minta klien berupaya untuk menghentikan aliran urine selama
berkemih dan kemudian memulainya kembali. Apabila klien masih
terpasang kateter, latihan dapat dilakukan dengan memberi klem
pada selang urine bag sehingga urine tertahan pada kandung kemih,
didiamkan beberapa lama, lalu dilepas jika kandung kemih sudah
terasa penuh.
3. Praktekan setiap kali berkemih

Rasional: membantu klien untuk merasakan otot-otot anterior pada


dasar panggul dan mengajarkan teknik pengontrolan.

b. Latihan II
1. Minta klien mengambil posisi duduk atau berdiri.
2. Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di sekitar anus.

Rasional: membantu klien merasakan otot-otot posterior pada dasar


panggul.

c. Latihan III
1. Minta klien mengencangkan otot di bagian posterior dan kemudian
kontraksikan otot anterior secara perlahan sampai hitungan ke
empat
2. Kemudian minta klien merelaksasikan otot-otot secara keseluruhan.
3. Ulangi latihan 4x/jam saat terbangun dari tidur selama 3 bulan.

Rasional: Meningkatkan pengontrolan otot panggul dan membantu


relaksasi sfingter selama berkemih
d. Latihan IV
Apabila memungkinkan, ajarkan klien melakukan sit-ups yang
dimodifikasi (lutut ditekuk).
Rasional: Menguatkan otot-otot abdomen untuk pengontrolan kandung
kemih.

Langkah tersebut juga dapat dilakukan seperti berikut :

1) Pemanasan.
Kendurkan otot-otol perut, bokong dan paha atas se-rilek mungkin.
Untuk memastikan otot-otot tersebut rilek, letakkan kedua tangan di atas
perut. Jika perut tidak ikut bergerak ketika otot-otot dasar panggul (PC)
dikontraksi, berarti gerakan Anda benar.

2) Kontraksi.
Kontraksikan otot-otot PC Anda dengan menarik ke dalam dan keras
sekitar vagina, anus dan saluran kencing (uretra) seperti menahan air
seni. Tujuannya untuk menemukan letak otot PC. Untuk mudahnya
dapat melakukan latihan berikut: Ketika Anda ingin buang air kecil,
tahanlah aliran air seni, lalu lepaskan kembali. Lakukan beberapa kali
sehingga bisa merasakan benar letak otot PC lersebut.
3) Ulangan.
Setelah Anda mampu melakukan, mulailah berlatih sebanyak 10 kali
ulangan. Setiap kali kontraksi, tahan selama tiga hitungan. Kemudian
secara perlahan naikkan hitungan kontraksinya hingga Anda bisa
menahan selama 10-15 hitungan, dengan istirahat selama 10 detik
diantaranya. Jumlah optimum kira-kira 50-100 kali sepanjang hari, pagi,
siang, sore dan malam.
4) Variasi.
Lakukan variasi untuk menghindari kebosanan dengan munggabungkan
latihan otot-otot PC dengan latihan pengencangan otot-otot lain di
sekitarnya, yaitu otot-otot perut, paha atas, dan otot bokong, dalam
posisi berdiri, duduk atau berbaring.
5) Catatan.
Latihan Kegel dengan menahan air seni, disarankan hanya dilakukan
pada saat awal berlatih. Gunanya untuk menemukan letak otot PC.
Setelah itu sebaiknya jangan dilakukan lagi karena akan mengganggu
pola kencing Anda. Sebaiknya berkonsultasi lebih dulu sebelum berlalih
dan lakukan evaluasi dalam jangka waktu tertentu.

4. Factor pendukung senam kegel


Tindakan berikut dapat membantu klien yang menderita inkontinensia untuk
memperoleh kembali kontrol berkemihnya dan merupakan bagian dari perawatan
rehabilitatif serta restorasi.
a. Mempelajari latihan untuk menguatkan dasar panggul.
b. Memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2 jam sepanjang siang
dan sore hari, sebelum tidur, dan setiap 4 jam pada malam hari.
c. Menggunakan metode untuk mengawali berkemih (misalnya air mengalir
dan menepuk paha bagian dalam)
d. Menggunakan metode untuk relaks guna membantu pengosongan kandung
kemih secara total (misalnya membaca dan menarik nafas dalam).
e. Jangan pernah mengabaikan keinginan untuk berkemih (hanya jika masalah
klien melibatkan pengeluaran urine yang jarang sehingga dapat
mengakibatkan retensi).
f. Mengonsumsi cairan sekitar 30 menit sebelum jadwal waktu berkemih.
g. Hindari teh, kopi, alkohol, dan minuman berkafein lainnya.
h. Minum obat-obatan diuretic yang sudah diprogramkan atau cairan yang
dapat meningkatkan dieresis (seperti teh atau kopi) dini pada pagi hari.
i. Semakin memanjangkan atau memendekkan periode antar berkemih.
j. Menawarkan pakaian dalam pelindung untuk menampung urine dan
mengurangi rasa malu klien (bukan popok).
k. Mengikuti program pengontrolan berat tubuh apabila masalahnya adalah
obesitas.
l. Memberikan umpan balik positif saat tercapai pengontrolan berkemih.

Pedoman ini dapat membantu klien untuk mendapatkan pola berkemih rutin
dan mengontrol factor-faktor yang mungkin meningkatkan jumlah episode
inkontinensia.
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
SENAM LANSIA

1. PENGERTIAN
Senam lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik
terhadap tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan
benar. Senam atau latihan fisik sering diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang
meliputi aktifitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu.
Senam merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan
jantung dan pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program retabilitas bagi
mereka yang telah menderita. (Puslitbang Depkes RI, 2003)

2. TUJUAN
a. Untuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan
meningkatkan kesehatan serta kebugaran kesegaran jasmani dan rohani.
b. Tujuan lain adalah:
a) Memperbaiki pasokan oksigen dan proses metabolisme.
b) Membangun kekuatan dan daya tahan.
c) Menurunkan lemak.
d) Meningkatkan kondisi otot dan sendi.

Latihan fisik untuk usia lanjut diarahkan pada beberapa tujuan yaitu:

a. Membantu tubuh agar tetap dapat bergerak.


b. Secara lambat laun menaikkan kemampuan fisik.
c. Member kontak psikologis lebih luas agar tidak terisolir dari rangsang.
d. Mencegah cedera.

Oleh karena itu sesuai perubahan – perubahan fisik yang ada lebih diarahkan
pada:
1) Perbaikan kekuatan atot.
2) Perbaikan stamina (aerobic capacity).
3) Perbaikan fleksibilitas.
4) Perbaikan komposisi tubuh yang rasional ditambah dengan mempertahankan
portus yang baik.

3. MANFAAT
a. Sebagai pencegahan. Untuk mencegah timbulnya suatu penyakit.
b. Sebagai pengobatan (kuratif). Penyakit yang dapat disembuhkan dan
dikurangi dengan senam lansia adalah kelemahan/kelainan sirkulasi darah,
DM, kelainan infark jantung, kelainan insufisiensi,koroner, kelainan
pembuluh darah tepi, thromboplebitis dan osteoporosis.
c. Sebagai rehabilisasi.

Dengan senam yang baik akan mempengaruhi hal – hal sebagai berikut:

a. Memperkuat degenerasi karena telah mengalami perubahan usia.


b. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan.
c. Fungsi melindungi yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam bertambahnya
tuntutan (sakit).

4. PRINSIP – PRINSIP OLAHRAGA PADA LANSIA :


1) Komponen kesegaran jasmani yang esensial dilatih adalah:
a. Ketahanan kardio – pulmonal.
b. Kelenturan (fleksibilitas)
c. Kekuatan otot
d. Komposisi tubuh (lemak tubuh jangan berlebihan)
2) Selalu mempertahankan keselamatan.
3) Latihan teratur dan tidak terlalu berat.
4) Permainan dalam bentuk ringan sangat diajurkan.
5) Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang.
6) Hindari kompetisi – kompetisi.
7) Perhatikan kontra indikasi latihan:
a. Adanya penyakit infeksi
b. Hypertensi sistolik lebih dari 180 mmHg dan diastolik 120 mmHg.
c. Berpenyakit berat dan dilarang dokter.

5. LANGKAH-LANGKAH SENAM
1) Latihan kepala dan leher.
o Lihat keatap kemudian menunduk sampai dagu ke dada.
o Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan lalu sebelah
kiri.
o Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan lalu kesebelah kiri.
2) Latihan bahu dan lengan
o Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga kemudian
turunkan kembali perlahan-lahan
o Tepukan kedua telapak tangan dan renggangkan lengan
kedepan lurus dengan bahu.
o Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan bertepuk
kemudian angkat lengan keatas kepala.
o Satu tangan menyentuh bagian belakang dari leher
kemudian raihlah punggung sejauh mungkin yang dapat
dicapai. Bergantian tangan kanandan kiri.
o Letakan tangan di punggung kemudian coba meraih keatas
sedapatnya.
3) Latihan tangan
o Letakan telapak tangan diatas meja. Lebarkan jari-jarinya dan
tekan ke meja.
o Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi
permukaan telapak tangan untuk menyentuh jari kelingking.
Kemudian tarik kembali.
o Lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiap jari dengan ibu jari
dan kemudian setelah menyentuh tiap jari.
o Kepalkan tangan sekuatnya kemudian renggangkan jari-jari
selurus mungkin.
4) Latihan punggung
o Dengan tangan disamping bengkokan badan kesatu sisi
kemudian kesisi yang lain.
o Letakan tangan dipinggang dan tekan kedua kaki, putar tubuh
dengan melihat bahu kekiri dan kekanan.
o Tepukan kedua tangan dibelakang dan regangkan kedua bahu
ke belakang.
5) Latihan paha
o Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak dan
memegang sandaran kursi atau dengan posisi tiduran.
o Lipat satu lutut sampai pada dada dimana kaki yang lain tetap
lurus, dan tahan beberapa waktu.
o Duduklah dengan kedua kaki lurus kedepan. Tekankan kedua
lutut pada tempat tidur hingga bagian belakang lutut
menyentuh tempat tidur.
o Pertahankan kaki lurus tanpa membengkokan lutut, kemudian
tarik telapak kaki kearah kita dan regangkan kembali.
o Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakan lutut.
o Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki kedalam
sehingga permukaannya saling bertemu kemudian kembali
lagi.
o Berdiri dengan kaki lurus dan berpegangan pada bagian
belakang kursi. Angkat tumit tinggi- tinggi kemudian
putarkan.
6) Latihan pernafasan
o Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu
relaks. Letakkan kedua telapak tangan pada tulang rusuk.
Tarik nafas dalam-dalam maka terasa dada mengambang.
o Sekarang keluarkan nafas perlahan-lahan sedapatnya. Terasa
tangan akan menutup kembali.
7) Latihan muka
o Kerutkan muka sedapatnya kemudian tarik alis keatas
o Tutup mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar
o Kembangkan pipi keluar sebisanya. Kemudian isap kedalam
o Tarik bibir kebelakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan
bersiul.
PERAWATAN GIGI PADA LANSIA

CARA MENGGOSOK GIGI PADA LANSIA (Nugroho, 2008)


Alat dan Bahan :
1. Sikat gigi (oleskan pasta gigi secukupnya seperti sikat gigi pada umumnya)
2. Air bersih dalam gelas untuk kumur
3. Baskom plastic berukuran sedang untuk membuang kumur jika tidak mandiri
kekamar mandi
4. Handuk untuk alas didada biar tidak membasahi pakaian (sesuai kondisi
lansia) dan untuk membersihkan mulut setelah selesai sikat gigi

Prosedur :
1. Alat (Baskom, sikat gigi, pasta gigi, dan handuk) diletakkan di atas meja kecil
atau kursi didekat tempat tidur (jika tidak mampu ke kamar mandi)
2. Usahakan duduk dengan posisi yang nyaman. Bila tidak mampu duduk,
usahakan untuk tetap duduk setengah miring dengan cara meninggikan bantal
untuk menopang punggung pasien (jika tidak mampu ke kamar mandi)
3. Handuk direntangkan melebar sehingga menutup dada agar tidak membasahi
pakaian ( sesuai kondisi lansia) dan untuk membersihkan mulut setelah selesai
sikat gigi.
4. Sikat gigi secara perlahan, mulai dari bagian luar lalu kedalam dan
kebelakang gigi. Arah menyikat dari atas kebawah untuk gigi bagian atas, dan
dari bawah keatas untuk gigi bagian bawah agar kotoran/sisa makanan dapat
tersapu
5. Beri air bersih untuk kumur sampai bersih
6. Sisa air kumur dituangkan dan ditampung dalam baskom plastic
7. Bersihkan sekitar mulut dengan handuk hingga bersih dan kering.

CARA PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA LANSIA

Kebersihan mulut dan gigi pada lansia harus tetap dijaga dengan menyikat
gigi dan kumur-kumur secara teratur meskipun sudah ompong. Gosok gigi,
membersihkan dengan serat (flossing), dan irigasi adalah cara pembersihan yang
tepat. Adapaun cara perawatan gigi dan mulut pada lansia dengan beberapa kondisi
adalah sebagai berikut :

1. Kebersihan gigi dan mulut pada lansia yang masih mempunyai gigi
Bagi lansia yang memiliki gigi agak lengkap dapat menyikat giginya sendiri
dua kali sehari pada pagi dan malam sebelum tidur, termask bagian gusi. Bila
ada gigi berlobang dan ada endapan warna kuning sampai coklat sebaiknya
konsul perawatan gigi dengan dokter (Hardiyanto 2005).
2. Bagi yang menggunakan gigi palsu
Bagi lansia yang menggunakan gigi palsu, gigi dibersihkan dengan sikat gigi
perlahan-lahan dibawah air yang mengalir bila perlu dapat gunakan pasta gigi.
Pada waktu tidur gigi palsu dilepas dan direndam dalam air bersih.
(Hardiyanto 2005).
3. Bagi lansia yang tidak mempunyai gigi
Untuk lansia yang tidak mempunyai gigi sama sekali setiap habis makan juga
harus menyikat secara lembut bagian gusi dan lidah menggunakan sikat yang
lembut untuk membersihkan susa makanan yang melekat (Hardiyanto 2005).
Selain menyikat gusi lidah lansia yang tidak memiliki gigi sama sekali setiap
habis makan juga harus berkumur untuk membersihkan sisa makanan.
(Depkes RI, 2001)

Untuk mencegah kerusakan gigi, lansia harus merubah kebiasaan makan,


emngurangi asupan karbohidrat, terutama kudapan manis diantara waktu makan.
Makan manis atau mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi. Setelah
makan makanan yang manis lansia harus menggosok gigi untuk mengurangi aksi
plak. Memakan buah yang mengandung asam (apel dan makanan berserat seperti
sayuran segar) juga mengurangi plak. Kualitas keasaman makanan mengeliminasi
bakteri yang membentuk pada gigi. Diet seimbang yang baik meningkatkan integritas
jaringan mulut (Potter, 2006).

Masalah yang sering terjadi akibat dari kurangnya kebersihan gigi dan mulut
(Alimul Hidayat, 2006)
a. Halitosis, bau nafas yang tidak sedap yang dapat disebabkan oleh kuman atau
lainnya
b. Gingivitis, radang pada daerah gusi
c. Karies, radang pada gigi
d. Stomatitis, radang pada daerah mukosa atau rongga mulut
e. Periodontal desease (gusi yang mudah berdarah dan bengkak)
f. Glostitis, radang pada lidah
g. Chilosis, bibir yang pecah
INHALASI SEDERHANA

Inhalasi merupakan bagian dari fisioterapi paru-paru (Chest Physiotherapy)


dengan cara pengobatan memberi obat atau terapy melalui bentu uap secara langsung
pada alat pernapasan menuju paru-paru. Beberapa macam terapi inhalasi sebagai
berikut :
a. Meterd Dose Inhaler (MDI)
b. Dry Powder Inhaler (DPI)
c. Nebulizer
d. Inhalasi sederhana/tradisional

1. Definisi
Inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara dihirup dalam
bentuk uap kedalam saluran pernafasan yang dilakukan dengan bahan dan
cara yang sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga.
Terapi ini lebih efektif ketimbang obat oral yang akan terlebih daulu
melalui berbagai organ dulu seperti kelambung, ginjal, atau jantung
sebelum sampai kesasarannya.
2. Tujuan terapi inhalasi sederhana
- Melegakan pernapasan untuk yang mengalami sesak
- Membantu melegakan pernapasan karena lender
3. Indikasi
- Pasien sesak dan batuk
- Asma
- Pilek/flu berlendir
- Selaput lender mongering
- Iritasi kerongkongan, radang selaput lender saluran pernapasan
atas.
- Dll.
4. Prosedur
Alat dan Bahan :
- Handuk
- Baskom ukuran sedang
- Obat aroma terapi seperti minyak kayu putih
- Air panas
Cara Kerja :
- Cuci tangan dan persiapkan alat bahan
- Dekatkan dengan pasien
- Campurkan minyak kayu putih dengan air panas 2-3 tetes untuk
250 ml (1 gelas) dalam baskom
- Kondisikan lingkungan pasien nyaman dan tenang
- Tempakan pasien dengan bahan inhalasi sederhana yang telah
dicampurkan tersebut dirungan tertutup (gunakan handuk) agar
tidak tercampur dengan udara luar
- Hirup uap dari campuran tersebut kurang lebih 5-10 menit, atau
sampai pasiennya merasa lega dengan pernafasannya
- Rapikan pasien dan alat
- Terminasi dan tanyakan perasaan pasien.

Anda mungkin juga menyukai