1. Dimensi Lateralis
Beberapa contoh gerakan Dimensi lateralitas:
Fungsinya :
a. Meningkatkan koordinasi kiri/kanan
b. Memperbaiki pernafasan dan stamina
c. Memperbaiki koordinasi dan kesadaran
tentang ruang dan gerak.
d. Memperbaiki pendengaran dan
penglihatan.
Gambar 1. Gerakan Silang
(Cross Crawl)
Fungsinya :
a. Melepaskan ketegangan mata, tengkuk,
dan bahu pada waktu memusatkan
perhatian dan meningkatkan kedalaman
persepsi
b. Meningkatkan pemusatan, keseimbangan
dan koordinasi.
Gambar 2. 8 Tidur (Lazy 8)
Cara melakukan gerakan :
Menggambar dengan kedua tangan pada saat
yang sama, ke dalam, ke luar, ke atas dan ke
bawah. Coretan ganda dalam bentuk nyata
seperti : lingkaran, segitiga, bintang, hati, dsb.
Lakukan dengan kedua tangan.
Fungsinya :
a. Kesadaran akan kiri dan kanan.
b. Memperbaiki penglihatan perifer
c. Kesadaran akan tubuh, koordinasi, serta
keterampilan khusus tangan dan mata.
d. Memperbaiki kemampuan olahraga dan
keterampilan gerakan.
2. Dimensi Pemfokusan
Beberapa contoh gerakan Dimensi Pemfokusan :
Gerakan Cara melakukan gerakan dan Fungsinya
Fungsinya :
a. Peningkatan fokus dan konsentrasi tanpa
fokus berlebihan
b. Pernafasan lebih lancar dan sikap lebih
santai
c. Peningkatan energi pada tangan dan jari
Gambar 5. Mengaktifkan Tangan
(The Active Arm)
Fungsinya :
a. Sikap tubuh yang lebih tegak dan relaks
b. Lutut tidak kaku lagi
c. Kemampuan berkomunikasi dan memberi
respon meningkat
Fungsinya :
a. Merelakskan daerah pinggang, pinggul dan
sekitarnya.
b. Tubuh atas dan bawah bergerak sebagai
satu kesatuan
Fungsinya :
Gambar 8. Pasang kuda-Kuda a. Keseimbangan dan kestabilan lebih besar
(Grounder) b. Konsentrasi dan perhatian meningkat
c. Sikap lebih mantap dan relaks
3. Dimensi Pemusatan
Fungsinya :
a. Konsentrasi meningkat (mengurangi
kelelahan mental)
b. Melepaskan stres, meningkatkan
konsentrasi dan keterampilan sosial.
Gambar 9. Air (Water) c. Kemampuan bergerak dan
berpartisipasi meningkat.
d. Koordinasi mental dan fisik meningkat
(Mengurangi berbagai kesulitan yang
berhubungan dengan perubahan
neurologis)
Cara melakukan gerakan :
Sakelar otak (jaringan lunak di bawah
tulang selangka di kiri dan kanan tulang
dada), dipijat dengan satu tangan,
sementara tangan yang lain memegang
pusar.
Fungsinya :
a. Keseimbangan tubuh kanan dan kiri
b. Tingkat energi lebih baik
c. Memperbaiki kerjasama kedua mata
(bisa meringankan stres visual, juling
atau pandangan yang terus-menerus)
Gambar 11. Sakelar Otak d. Otot tengkuk dan bahu lebih relaks
(Brain Buttons)
Cara melakukan gerakan :
Letakkan dua jari dibawah bibir dan tangan
yang lain di pusar dengan jari menunjuk
ke ba-wah.Ikutilah dengan mata satu garis
dari lantai ke loteng dan kembali sambil
bernapas dalam-dalam. Napaskan energi ke
atas, ke tengah-tengah badan.
Fungsinya :
a. Kesiagaan mental (Mengurangi
kelelahan mental)
b. Kepala tegak (tidak membungkuk)
c. Pasang kuda-kuda dan koordinasi
Gambar 12. Tombol Bumi seluruh tubuh
(Earth Buttons)
Cara melakukan gerakan :
Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga, di
lekukan tulang bawah tengkorak dan
letakkan tangan satunya di pusar. Kepala
sebaiknya lurus ke depan, sambil nafas
dengan baik selama 1 menit. Kemudian
sentuh belakang kuping yang lain.
Fungsinya :
a. Perasaan enak dan nyaman
b. Mata, telinga dan kepala lebih tegak
lurus pada bahu
c. Mengurangi fokus berlebihan pada
sikap tubuh
Fungsinya :
a. Kemampuan untuk relaks
b. Kemampuan untuk duduk dengan
nyaman
c. Lamanya perhatian meningkat
Fungsinya :
a. Energi dan nafas lebih baik
b. Otot wajah, lidah dan rahang relaks.
c. Fokus perhatian meningkat
d. Keseimbangan lebih baik
Fungsinya :
a. Mengaktifkan bagian depan otak guna
menyeimbangkan stres yang
berhubungan dengan ingatan tertentu,
situasi, orang, tempat dan ketrampilan
b. Menghilangkan refleks
c. Menenangkan pada saat menghadapi
tes di sekolah dan dalam penyesuaian
Gambar 17. Titik Positif sehari-hari.
(Positive Point)
4. Kesiapan Belajar
Beberapa langkah Brain Gym untuk kesiapan belajar adalah sebagai berikut :
1. PENGERTIAN
Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk
menilai gerakan dan untuk gerakan awal suatu program intervensi terapeutik.
Aktivitas ROM diberikan untuk mempertahankan mobilitas persendian dan jaringan
lunak untuk meminimalkan kehilangan kelenturan jaringan dan pembentukan
kontraktur.
3. INDIKASI
a. PROM
- Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila
dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan.
- Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak
aktif pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma,
kelumpuhan atau bed rest total.
b. AROM
- Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
- Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat
menggerakkan persendian sepenuhnya, digunakan AAROM
- AROM dapat digunakan untuk program latihan aerobic
- AROM digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas di atas dan di
bawah daerah yang tidak dapat bergerak.
4. SASARAN
a. PROM
- Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
- Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
- Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
- Membantu kelancaran sirkulasi
- Meningkatkan pergerakan synovial untuk nutrisi tulang rawan serta
difusi persendian
- Menurunkan
b. AROM
- Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran PROM
serupa dengan AROM.
- Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran
gerak dari kontrol gerak volunter.
- Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang
terlibat.
- Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi.
- Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan
persendian.
- Meningkatkan sirkulasi
- Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motoric.
5. KETERBATASAN LATIHAN ROM
a. Passive ROM
- PROM tidak dapat mencegaha trofi otot
- PROM tidak dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan
- PROM tidak dapat membantu sirkulasi
b. Active ROM
- Untuk otot yang sudah kuat tidak akan memelihara atau
meningkatkan kekuatan
- Tidak akan mengembangkan keterampilan atau koordinasi kecuali
dengan menggunakan pola gerakan
6. KONTRAINDIKASI DAN HAL-HAL YANG HARUS DIWASPADAI
PADA LATIHAN ROM
PERSIAPAN PASIEN :
1. Mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi, toleransi aktivitas, kesadaran, dan
kemampuan mengikuti aktivitas
2. Komunikasi terapeutik (kontrak waktu, tempat dan topik)
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan
2. FLEKSI : Gerakkan kepala dengan dagu menempel ke dada (rentang 45°)
3. EKSTENSI : Atur posisi kepala ke posisi tegak (rentang 45°)
4. HIPEREKSTENSI : Tekuk kepala pasien kebelakang sejauh mungkin (rentang
40-45°)
5. FLEKSI LATERAL : Miringkan kepala sejauh mungkin kearah sisi kiri dan
kanan (rentang 40-45°)
6. ROTASI KEPALA : Putar kepala sejauh mungkin dengan gerakan sirkuler
(rentang 180°)
7. Evaluasi dan dokumentasi
PERSIAPAN PASIEN :
1. Mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi, toleransi aktivitas, kesadaran, dan
kemampuan mengikuti aktivitas
2. Komunikasi terapeutik (kontrak waktu, tempat dan topik)
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan
2. FLEKSI BAHU : Naikkan lengan dari samping keatas kepala (rentang 180°)
3. EKSTENSI BAHU : Kembalikan lengan kesamping tubuh (rentang 180°)
4. HIPEREKSTENSI : Rentangkan lengan kebelakang tubuh dengan siku tetap
lurus (rentang 45-60°)
5. ABDUKSI : Rentangkan lengan keposisi samping (rentang 90°)
6. ADDUKSI : Silangkan lengan kesisi/bagian tubuh yang lain (rentang 90°)
7. ROTASI INTERNAL : Putar bahu dengan siku fleksi kearah dalam (rentang 90°)
8. ROTASI EKSTERNAL : Putarbahu dengan siku fleksi kearah luar (rentang 90°)
9. SIRKUMDUKSI : Putar lengan dengan lingkaran penuh (rentang 360°)
10. FLEKSI SIKU : Gerakkan siku kedepan dengan tangan sejajar bahu (rentang
150°)
11. EKSTENSI SIKU : Luruskan siku ke posisi semula (rentang 150°)
12. PRONASI : Putar lengan bawah dengan telapak tangan menghadap ke bawah
(rentang 70-90°)
13. SUPINASI : Putar lengan bawah dengan telapak tangan menghadap ke atas
(rentang 70-90°)
14. FLEKSI : Gerakkan telapak tangan kesisi bagian dalam (rentang 80-90°)
15. EKSTENSI : Gerakkan telapak tangan sehingga sejajar dengan tangan dan
lengan bawah (rentang 80-90°)
16. HIPEREKSTENSI : Bawa permukaan dorsal tangan ke arah belakang sejauh
mungkin (rentang 80-90°)
17. ABDUKSI : Tekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari (rentang 30°)
18. ADDUKSI : Tekuk pergelangan tangan miring kelima jari (rentang 30-50°)
19. Evaluasi dan dokumentasi
PERSIAPAN PASIEN :
1. Mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi, toleransi aktivitas, kesadaran, dan
kemampuan mengikuti aktivitas
2. Komunikasi terapeutik (kontrak waktu, tempat dan topik)
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan
2. FLEKSI EKSTENSI PAHA : Angkat kaki kearah perut, tekuk lutut. Luruskan
keposisi semula (rentang 90°)
3. ROTASI PANGKAL PAHA : Pegaang lutut dengan pergelangan tangan, putar
menjauhi dan mengarah ke sisi perawat (rentang 360°)
4. ABDUKSI DAN ADDUKSI PANGKAL PAHA : Angkat kaki 8 cm, gerakkan
kaki menjauhi dan mendekati badan pasien (rentang 45°)
5. FLEKSI EKSTENSI LUTUT : Tekuk lutut kearah paha, angkat dan luruskan
tungkai kaki. Kembalikan kaki keposisi semula (rentang 90°)
6. FLEKSI EKSTENSI PERGELANGAN KAKI : Tekuk pergelangan kaki kearah
tubuh pasien. Kembalikan keposisi semula dan tekuk menjauhi pasien (rentang
45°)
7. INVERSI DAN EVERSI PERGELANGAN KAKI : Putar kaki mengarah kaki
yang lain, kembalikan ke posisi semula. Putar kaki mengarah keluar (rentang
30°)
8. FLEKSI EKSTENSI JARI-JARI KAKI : Tekuk jari-jari kaki kebawah.
Kemudian luruskan dan dorong kebelakang (rentang 15-30°)
9. ABDUKSI ADDUKSI JARI-JARI KAKI : Rapatkan semua jari-jari kaki
selanjutnya regangkan seluruh jari-jari kaki
10. Evaluasi dan dokumentasi
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
BLADDER RETENTION TRAINING
1. DEFENISI
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi
kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi
optimal neurogenik (potter & perry, 2005). Bladder training merupakan salah
satu terapi yang efektif di antara terapi nonfarmakologi.Terdapat tiga macam
metode bladder training, yaitu
a. Kegel exercises (latihan pengencangan atau penguatan otot-otot dasar
panggul),
b. Delay urination (menunda berkemih), dan
c. Scheduled bathroom trips (jadwal berkemih) suhariyanto (2008).
Latihan kegel (kegel execises) merupakan aktifitas fisik yang tersusun dalam
suatu program yang dilakukan secara berulang-ulang guna meningkatkan
kebugaran tubuh. Latihan kegel dapat meningkatkan mobilitas kandung kemih
dan bermanfaat dalam menurunkan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi
urin. Latihan otot dasar panggul dapat membantu memperkuat otot dasar panggul
untuk memperkuat penutupan uretra dan secara refleks menghambat kontraksi
kandung kemih. (Kane, 1996 dalam Nursalam 2006). Bladder training dapat
dilakukan dengan latihan menahan kencing (menunda untuk berkemih).
Pada pasien yang terpasang kateter, Bladder training dapat dilakukan dengan
mengklem aliran urin ke urin bag (Hariyati, 2000). Bladder training dilakukan
sebelum kateterisasi diberhentikan. Tindakan ini dapat dilakukan dengan
menjepit kateter urin dengan klem kemudian jepitannya dilepas setiap beberapa
jam sekali. Kateter di klem selama 20 menit dan kemudian dilepas. Tindakan
menjepit kateter ini memungkinkan kandung kemih terisi urin dan otot destrusor
berkontraksi sedangkan pelepasan klem memungkinkan kandung kemih untuk
mengosongkan isinya. (Smeltzer, 2001).
2. TUJUAN BLADDER TRAINING
Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan
mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi
pengeluaran air kemih (potter&perry, 2005). Terapi ini bertujuan
memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai teknik distraksi
atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya 6-7
kali per hari atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan dapat
menahan sensasi berkemih.
1. PENGERTIAN
Senam Kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul Puboccoccygeus (PC) atau
Pelvic Floor Muscle yang digunakan untuk terapi pada seseorang yang tidak
mampu mengontrol keluarnya urine.
2. TUJUAN
a. Menguatkan otot-otot yang mengontrol aliran urine (air seni)
b. Mencegah prolaps uteri atau turunnya rahim (pada wanita)
c. Untuk mengatasi urgo incontinence / inkontinensia urgensi (keinginan
berkemih yang sangat kuat sehingga tidak dapat mencapai toilet tepat pada
waktunya)
d. Untuk meningkatkan kemampuan mengontrol dan mengatasi ejakulasi dini
serta ereksi lebih lama pada pria
e. Mengencangkan oto-otot vagina pada wanita
3. PROSEDUR PELAKSANAAN
I. Persiapan Alat :
1. Arloji
2. Matras/Karpet
3. Tape Recorder + lagu (pelengkap)
4. Ruangan yang nyaman, tenang
II. Persiapan Pasien dan lingkungan:
1. Pasien diberi penjelasan dan dianjurkan untuk buang air kecil dulu
2. Pasien dipersiapkan untuk mengikuti senam
3. Pasien dipersilahkan duduk diatas matras/karpet
III. Langkah-langkah Senam Kegel
a. Latihan I
1. Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul.
2. Minta klien berupaya untuk menghentikan aliran urine selama
berkemih dan kemudian memulainya kembali. Apabila klien masih
terpasang kateter, latihan dapat dilakukan dengan memberi klem
pada selang urine bag sehingga urine tertahan pada kandung kemih,
didiamkan beberapa lama, lalu dilepas jika kandung kemih sudah
terasa penuh.
3. Praktekan setiap kali berkemih
b. Latihan II
1. Minta klien mengambil posisi duduk atau berdiri.
2. Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di sekitar anus.
c. Latihan III
1. Minta klien mengencangkan otot di bagian posterior dan kemudian
kontraksikan otot anterior secara perlahan sampai hitungan ke
empat
2. Kemudian minta klien merelaksasikan otot-otot secara keseluruhan.
3. Ulangi latihan 4x/jam saat terbangun dari tidur selama 3 bulan.
1) Pemanasan.
Kendurkan otot-otol perut, bokong dan paha atas se-rilek mungkin.
Untuk memastikan otot-otot tersebut rilek, letakkan kedua tangan di atas
perut. Jika perut tidak ikut bergerak ketika otot-otot dasar panggul (PC)
dikontraksi, berarti gerakan Anda benar.
2) Kontraksi.
Kontraksikan otot-otot PC Anda dengan menarik ke dalam dan keras
sekitar vagina, anus dan saluran kencing (uretra) seperti menahan air
seni. Tujuannya untuk menemukan letak otot PC. Untuk mudahnya
dapat melakukan latihan berikut: Ketika Anda ingin buang air kecil,
tahanlah aliran air seni, lalu lepaskan kembali. Lakukan beberapa kali
sehingga bisa merasakan benar letak otot PC lersebut.
3) Ulangan.
Setelah Anda mampu melakukan, mulailah berlatih sebanyak 10 kali
ulangan. Setiap kali kontraksi, tahan selama tiga hitungan. Kemudian
secara perlahan naikkan hitungan kontraksinya hingga Anda bisa
menahan selama 10-15 hitungan, dengan istirahat selama 10 detik
diantaranya. Jumlah optimum kira-kira 50-100 kali sepanjang hari, pagi,
siang, sore dan malam.
4) Variasi.
Lakukan variasi untuk menghindari kebosanan dengan munggabungkan
latihan otot-otot PC dengan latihan pengencangan otot-otot lain di
sekitarnya, yaitu otot-otot perut, paha atas, dan otot bokong, dalam
posisi berdiri, duduk atau berbaring.
5) Catatan.
Latihan Kegel dengan menahan air seni, disarankan hanya dilakukan
pada saat awal berlatih. Gunanya untuk menemukan letak otot PC.
Setelah itu sebaiknya jangan dilakukan lagi karena akan mengganggu
pola kencing Anda. Sebaiknya berkonsultasi lebih dulu sebelum berlalih
dan lakukan evaluasi dalam jangka waktu tertentu.
Pedoman ini dapat membantu klien untuk mendapatkan pola berkemih rutin
dan mengontrol factor-faktor yang mungkin meningkatkan jumlah episode
inkontinensia.
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
SENAM LANSIA
1. PENGERTIAN
Senam lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik
terhadap tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan
benar. Senam atau latihan fisik sering diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang
meliputi aktifitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu.
Senam merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan
jantung dan pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program retabilitas bagi
mereka yang telah menderita. (Puslitbang Depkes RI, 2003)
2. TUJUAN
a. Untuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan
meningkatkan kesehatan serta kebugaran kesegaran jasmani dan rohani.
b. Tujuan lain adalah:
a) Memperbaiki pasokan oksigen dan proses metabolisme.
b) Membangun kekuatan dan daya tahan.
c) Menurunkan lemak.
d) Meningkatkan kondisi otot dan sendi.
Latihan fisik untuk usia lanjut diarahkan pada beberapa tujuan yaitu:
Oleh karena itu sesuai perubahan – perubahan fisik yang ada lebih diarahkan
pada:
1) Perbaikan kekuatan atot.
2) Perbaikan stamina (aerobic capacity).
3) Perbaikan fleksibilitas.
4) Perbaikan komposisi tubuh yang rasional ditambah dengan mempertahankan
portus yang baik.
3. MANFAAT
a. Sebagai pencegahan. Untuk mencegah timbulnya suatu penyakit.
b. Sebagai pengobatan (kuratif). Penyakit yang dapat disembuhkan dan
dikurangi dengan senam lansia adalah kelemahan/kelainan sirkulasi darah,
DM, kelainan infark jantung, kelainan insufisiensi,koroner, kelainan
pembuluh darah tepi, thromboplebitis dan osteoporosis.
c. Sebagai rehabilisasi.
Dengan senam yang baik akan mempengaruhi hal – hal sebagai berikut:
5. LANGKAH-LANGKAH SENAM
1) Latihan kepala dan leher.
o Lihat keatap kemudian menunduk sampai dagu ke dada.
o Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan lalu sebelah
kiri.
o Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan lalu kesebelah kiri.
2) Latihan bahu dan lengan
o Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga kemudian
turunkan kembali perlahan-lahan
o Tepukan kedua telapak tangan dan renggangkan lengan
kedepan lurus dengan bahu.
o Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan bertepuk
kemudian angkat lengan keatas kepala.
o Satu tangan menyentuh bagian belakang dari leher
kemudian raihlah punggung sejauh mungkin yang dapat
dicapai. Bergantian tangan kanandan kiri.
o Letakan tangan di punggung kemudian coba meraih keatas
sedapatnya.
3) Latihan tangan
o Letakan telapak tangan diatas meja. Lebarkan jari-jarinya dan
tekan ke meja.
o Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi
permukaan telapak tangan untuk menyentuh jari kelingking.
Kemudian tarik kembali.
o Lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiap jari dengan ibu jari
dan kemudian setelah menyentuh tiap jari.
o Kepalkan tangan sekuatnya kemudian renggangkan jari-jari
selurus mungkin.
4) Latihan punggung
o Dengan tangan disamping bengkokan badan kesatu sisi
kemudian kesisi yang lain.
o Letakan tangan dipinggang dan tekan kedua kaki, putar tubuh
dengan melihat bahu kekiri dan kekanan.
o Tepukan kedua tangan dibelakang dan regangkan kedua bahu
ke belakang.
5) Latihan paha
o Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak dan
memegang sandaran kursi atau dengan posisi tiduran.
o Lipat satu lutut sampai pada dada dimana kaki yang lain tetap
lurus, dan tahan beberapa waktu.
o Duduklah dengan kedua kaki lurus kedepan. Tekankan kedua
lutut pada tempat tidur hingga bagian belakang lutut
menyentuh tempat tidur.
o Pertahankan kaki lurus tanpa membengkokan lutut, kemudian
tarik telapak kaki kearah kita dan regangkan kembali.
o Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakan lutut.
o Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki kedalam
sehingga permukaannya saling bertemu kemudian kembali
lagi.
o Berdiri dengan kaki lurus dan berpegangan pada bagian
belakang kursi. Angkat tumit tinggi- tinggi kemudian
putarkan.
6) Latihan pernafasan
o Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu
relaks. Letakkan kedua telapak tangan pada tulang rusuk.
Tarik nafas dalam-dalam maka terasa dada mengambang.
o Sekarang keluarkan nafas perlahan-lahan sedapatnya. Terasa
tangan akan menutup kembali.
7) Latihan muka
o Kerutkan muka sedapatnya kemudian tarik alis keatas
o Tutup mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar
o Kembangkan pipi keluar sebisanya. Kemudian isap kedalam
o Tarik bibir kebelakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan
bersiul.
PERAWATAN GIGI PADA LANSIA
Prosedur :
1. Alat (Baskom, sikat gigi, pasta gigi, dan handuk) diletakkan di atas meja kecil
atau kursi didekat tempat tidur (jika tidak mampu ke kamar mandi)
2. Usahakan duduk dengan posisi yang nyaman. Bila tidak mampu duduk,
usahakan untuk tetap duduk setengah miring dengan cara meninggikan bantal
untuk menopang punggung pasien (jika tidak mampu ke kamar mandi)
3. Handuk direntangkan melebar sehingga menutup dada agar tidak membasahi
pakaian ( sesuai kondisi lansia) dan untuk membersihkan mulut setelah selesai
sikat gigi.
4. Sikat gigi secara perlahan, mulai dari bagian luar lalu kedalam dan
kebelakang gigi. Arah menyikat dari atas kebawah untuk gigi bagian atas, dan
dari bawah keatas untuk gigi bagian bawah agar kotoran/sisa makanan dapat
tersapu
5. Beri air bersih untuk kumur sampai bersih
6. Sisa air kumur dituangkan dan ditampung dalam baskom plastic
7. Bersihkan sekitar mulut dengan handuk hingga bersih dan kering.
Kebersihan mulut dan gigi pada lansia harus tetap dijaga dengan menyikat
gigi dan kumur-kumur secara teratur meskipun sudah ompong. Gosok gigi,
membersihkan dengan serat (flossing), dan irigasi adalah cara pembersihan yang
tepat. Adapaun cara perawatan gigi dan mulut pada lansia dengan beberapa kondisi
adalah sebagai berikut :
1. Kebersihan gigi dan mulut pada lansia yang masih mempunyai gigi
Bagi lansia yang memiliki gigi agak lengkap dapat menyikat giginya sendiri
dua kali sehari pada pagi dan malam sebelum tidur, termask bagian gusi. Bila
ada gigi berlobang dan ada endapan warna kuning sampai coklat sebaiknya
konsul perawatan gigi dengan dokter (Hardiyanto 2005).
2. Bagi yang menggunakan gigi palsu
Bagi lansia yang menggunakan gigi palsu, gigi dibersihkan dengan sikat gigi
perlahan-lahan dibawah air yang mengalir bila perlu dapat gunakan pasta gigi.
Pada waktu tidur gigi palsu dilepas dan direndam dalam air bersih.
(Hardiyanto 2005).
3. Bagi lansia yang tidak mempunyai gigi
Untuk lansia yang tidak mempunyai gigi sama sekali setiap habis makan juga
harus menyikat secara lembut bagian gusi dan lidah menggunakan sikat yang
lembut untuk membersihkan susa makanan yang melekat (Hardiyanto 2005).
Selain menyikat gusi lidah lansia yang tidak memiliki gigi sama sekali setiap
habis makan juga harus berkumur untuk membersihkan sisa makanan.
(Depkes RI, 2001)
Masalah yang sering terjadi akibat dari kurangnya kebersihan gigi dan mulut
(Alimul Hidayat, 2006)
a. Halitosis, bau nafas yang tidak sedap yang dapat disebabkan oleh kuman atau
lainnya
b. Gingivitis, radang pada daerah gusi
c. Karies, radang pada gigi
d. Stomatitis, radang pada daerah mukosa atau rongga mulut
e. Periodontal desease (gusi yang mudah berdarah dan bengkak)
f. Glostitis, radang pada lidah
g. Chilosis, bibir yang pecah
INHALASI SEDERHANA
1. Definisi
Inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara dihirup dalam
bentuk uap kedalam saluran pernafasan yang dilakukan dengan bahan dan
cara yang sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga.
Terapi ini lebih efektif ketimbang obat oral yang akan terlebih daulu
melalui berbagai organ dulu seperti kelambung, ginjal, atau jantung
sebelum sampai kesasarannya.
2. Tujuan terapi inhalasi sederhana
- Melegakan pernapasan untuk yang mengalami sesak
- Membantu melegakan pernapasan karena lender
3. Indikasi
- Pasien sesak dan batuk
- Asma
- Pilek/flu berlendir
- Selaput lender mongering
- Iritasi kerongkongan, radang selaput lender saluran pernapasan
atas.
- Dll.
4. Prosedur
Alat dan Bahan :
- Handuk
- Baskom ukuran sedang
- Obat aroma terapi seperti minyak kayu putih
- Air panas
Cara Kerja :
- Cuci tangan dan persiapkan alat bahan
- Dekatkan dengan pasien
- Campurkan minyak kayu putih dengan air panas 2-3 tetes untuk
250 ml (1 gelas) dalam baskom
- Kondisikan lingkungan pasien nyaman dan tenang
- Tempakan pasien dengan bahan inhalasi sederhana yang telah
dicampurkan tersebut dirungan tertutup (gunakan handuk) agar
tidak tercampur dengan udara luar
- Hirup uap dari campuran tersebut kurang lebih 5-10 menit, atau
sampai pasiennya merasa lega dengan pernafasannya
- Rapikan pasien dan alat
- Terminasi dan tanyakan perasaan pasien.