ANALISA EKONOMI
I-1
wakil dari para pemegang saham. Alasan pemilihan dan penggunaan sistem tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Bentuk organisasi mudah dipahami dan dilaksanakan karena sederhana.
2. Sering digunakan dalam perusahaan yang berproduksi secara massal.
3. Biasanya digunakan oleh organisasi yang cukup besar dengan produksi kontinyu.
4. Terdapat kesatuan dalam pelaksanaan dan perintah, sehingga mempermudah
pemeliharaan disipilin dan tanggung jawab kerja lebih baik.
5. Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan secara cepat karena komunikasi
menjadi lebih mudah.
6. Masing-masing kepala bagian atau kepala manager secara langsung bertanggung
jawab atas suatu aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
7. Pimpinan tertinggi pabtik atau perusahaan dipegang oleh seorang direktur utama
yang bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Anggota dewan komisaris
merupakan wakil-wakil daripada pemegang saham.
Struktur organisasi merupakan tatanan kerangka kerja dalam menjalankan semua
aktifitas perusahaan. Struktur menjadi pedoman bagi pimpinan dalam mengatur posisi
karyawan sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan kecakapannya. Struktur organisasi
perusahaa, menunjukkan bagaimana perusahaan dikelola, yaitu bagaimana pendelegasian
kekuasaan dan tingkat pengawasannya. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar X.
I-2
Gambar X. Struktur Organisasi
I-3
VI.1.3 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
VI.1.3.1 Dewan Komisaris
Wewenang dan tugas Dewan Komisaris sebagai berikut :
a) Memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan perusahaan.
b) Meneliti dan menelaah serta menandatangani Rencana Jangka Panjang Perusahaan
(RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang disusun
Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
c) Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
atas Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP).
d) Mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan, memberikan pendapat dan saran
kepada pemegang saham melalui RUPS mengenai masalah penting bagi
pengelolaan perusahaan.
e) Melaporkan kepada pemegang saham melalui RUPS mengenai gejala menurunnnya
kinerja perusahaan.
f) Meneliti dan menelaah laporan berkala danblaporan tahunan yang disusun dan
dilaporkan Direksi.
g) Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada pemegang saham melalui
RUPS mengenai Laporan Tahunan.
h) Menyusun program kerja tahunan Dewan Komisaris yang dibuat secara terpisah
untuk disajikan pada saat RUPS bersamaan dengan RKAP.
i) Membentuk Komite Audit.
j) Mengusulkan akuntan publik yang akan melakukan audit independen atau tugas
terkait lainnya kepada pemegang saham melalui RUPS.
k) Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya.
l) Melaporkan kepada perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya pada perusahaan tersebut dan perusahaan lain.
m) Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun
buku 2013 kepada pemegang saham melalui RUPS.
n) Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian
nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
anggaran dasar, dan/atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
VI.1.3.2 Direktur Utama
Tugas dan tanggung jawab Direktur Utama adalah:
a) Memberikan arahan dan mengendalikan kebijakan, visi, misi, dan strategi
perusahaan.
b) Memimpin para anggota Direksi dalam melaksanakan keputusan Direksi dan
mengesahkan semua Keputusan Direksi.
c) Mengkoordinasikan pemecahan masalah eksternal perusahaan, kebijakan
perencanaan, pengendalian, pencapaian sasaran jangka panjang, kebijakan audit,
peningkatan kultur, citra dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
I-4
d) Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan pengawasan internal perusahaan.
e) Mewakili Perusahaan di dalam maupun di luar pengadilan berdasarkan persetujuan
anggota Direksi lainnya pada Rapat Direksi.
f) Menunjuk anggota Direksi lain untuk bertindak atas nama Direksi.
g) Menentukan keputusan Direksi, apabila dalam voting pada rapat Direksi terdapat
jumlah suara yang sama banyak antara suara yang setuju dan tidak setuju.
h) Memilah dan memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan segala
sesuatu tentang perusahaan.
i) Memberikan arahan atas pengelolaan Dana Pensiun Perusahaan untuk Program
Manfaat Pasti dan Iuran Pasti.
VI.1.3.3 Direktur Produksi
Tugas dan tanggung jawab Direktur Produksi adalah:
a) Memimpin pengelolaan dan pengendalian kegiatan produksi secara efektif dan
efisien dengan mengacu pada perencanaan dan strategi perusahaan.
b) Memimpin dan mengawasi pelaksanaan kebijakan Keselamatan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan Hidup (K3& LH).
c) Melaksanakan koordinasi dengan perusahaan pemasok CaO dan limbah Vinasse
serta peternakan sapi pemasok kotoran sapi untuk kelancaran operasional pabrik.
d) Memimpin dan mengawasi pengelolaan pabrik dan fasilitas pendukung serta
pemeliharaan rutin dan pemeliharaan tahunan.
VI.1.3.4 Direktur Komersil
Direktur Komersil memiliki tugas dan wewenang di dalam aspek pemasaran dan
administrasi keuangan. Tugas dan tanggung jawab dalam hal pemasaran yaitu:
a) Mengelola dan mengoptimalkan upaya-upaya pemasaran dan penjualan produk-
produk yang dihasilkan perusahaan sesuai dengan perencanaan dan strategi yang
ditetapkan.
b) Mengelola dan mengoptimalkan upaya-upaya pengadaan, distribusi, dan
pergudangan di luar area pabrik.
c) Memimpin dan mengendalikan perdagangan produk-produk di luar yang dihasilkan
perusahaan, baik melalui kegiatan operasional sendiri maupun kerjasama kemitraan
sesuai strategi yang ditetapkan.
d) Mengelola dan mengendalikan pelaksanaan pengadaan dan penyaluran pupuk
bersubsidi untuk sektor pertanian.
Dalam hal administrasi keuangan, tugas dan wewenang Direktur Komersil adalah:
a) Memimpin dan mengendalikan pembuatan kebijakan, pengelolaan dan pelaporan
keuangan mencakup kegiatan fungsi akuntansi, perbendaharaan dan pendanaan
guna peningkatan kinerja Perusahaan.
b) Melaksanakan dan pengendalian seluruh kebijakan keuangan sesuai keputusan
Direksi serta melaksanakan efisiensi dan efektivitas fungsi-fungsi keuangan
perusahaan.
I-5
c) Mengkoordinasikan penyusunan RKAP serta pengendalian akuntansi atas biaya-
biaya, pendapatan, dan keuntungan serta tingkat investasi perusahaan.
d) Mengkonsolidasi, mengendalikan, dan mengawasi penyusunan dan pelaksanaan
arus kas perusahaan berdasarkan RKAP dalam rangka usaha peningkatan efisiensi.
e) Mengarahkan dan membina pengelola keuangan perusahaan meliputi kebijakan
anggaran, perbendaharaan, akuntansi, investasi, dan pendanaan.
f) Memimpin pembinaan karyawan sesuai peraturan yang berlaku.
g) Memimpin dan mengarahkan seluruh aktifitas dengan memperhatikan aspek-aspek
keselamatan dan kesehatan kerja
VI.1.3.5 Direktur Teknik dan Pengembangan
Tugas dan tanggung jawab Direktur Teknik dan Pengembangan adalah:
a) Merancang strategi pengembangan dan investasi berdasarkan prioritas, ketersediaan
sumber daya, teknologi, dan prospek bisnis.
b) Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan investasi pengembangan sesuai
rencana strategis Perusahaan.
c) Memimpin dan mengelola jasa rancang bangun dan perekayasaan serta jasa teknik
lainnya.
d) Mengelola dan mengawasi perencanaan serta pengendalian pengadaan barang dan
jasa
e) Memimpin dan mengarahkan pengelolaan serta pengembangan aplikasi teknologi
informasi yang disesuaikan dengan perkembangan usaha.
f) Memimpin, mengarahkan, dan mengelola aktifitas perencanaan, sistem manajemen
perusahaan, dan manajemen rIsiko.
g) Memimpin dan mengarahkan pengelolaan armada angkutan kapal pupuk urea dan
amoniak milik Perusahaan yang disesuaikan dengan perkembangan usaha dan
bisnis perusahaan.
h) Menetapkan kebijakan pengadaan gas alam dan atau bahan baku lainnya, dan
melakukan usaha pengadaan gas alam langsung dari sumber utama (Pemerintah,
SKK Migas, PT. Putra Primajaya, dan Pabrik Bioetanol Terintegrasi serta
Peternakan Sapi di Lampung) sesuai kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang.
i) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap anak perusahaan Perusahaan.
j) Memimpin pembinaan karyawan sesuai peraturan yang berlaku.
k) Memimpin dan mengarahkan seluruh aktiitas dengan memperhatikan aspek-aspek
keselamatan dan kesehatan kerja
VI.1.3.6 Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
a) Memimpin dan mengarahkan penempatan dan pengembangan sumber daya
manusia.
b) Memimpin dan mengarahkan kegiatan transformasi organisasi perusahaan
c) Mengendalikan sarana dan prasarana pelayanan umum secara efisiensi dan efektif.
I-6
d) Mengelola dan mengendalikan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
e) Mengendalikan kegiatan pengelolaan asset perusahaan.
f) Memimpin dan mengarahkan aktifitas keamanan dan pengamanan lingkungan
perusahaan.
g) Memimpin pembinaan karyawan sesuai peraturan yang berlaku.
h) Memimpin dan mengarahkan seluruh aktivitas dengan memperhatikan aspek-aspek
keselamatan dan kesehatan kerja.
i) Melakukan pembinaan Yayasan Kesejahteraan Karyawan Perusahaan
I-7
Jaminan sosial adalah jaminan yang diterima oleh pihak karyawan jika terjadi
sesuatu yang bukan karena kesalahannya menyebabkan dia tidak dapat melaukan
pekerjaan. Jaminan sosial yang diberikan oleh perusahaan ada karyawan adalah sebagai
berikut:
1. Tunjangan di luar gaji pokok diberikan kepada tenaga kerja tetap berdasarkan
prestasi yang telah dilakukannya dan lama pengabdiannya kepada perusahaan.
Tunjangan lembur yang diberikan kepada tenga kerja yang bekerja di luar jam kerja
yang telah ditetapkan (khusus untuk tenaga kerja shift)
2. Fasilitas yang diberikan erupa seragam kerja untuk karyawan, perklengkapan
keselamatan kerja, kendaraan dinas, tempat tinggal, dan sebagainya.
3. Pengobatan dan perawatan pertama dapat dilakukan di poliklinik perusahaan dan
diberikan secara cuma-cuma kepada karyawan yang membutuhkan.
4. Insentive atau bonus diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan prodkuftivitas
dan merangsang gairah kerja karyawan. Besarnya insentive ini dibagi menurut
golongan dan jabatan. Pemberian insentive untuk golongan pelaksana operasi
diberikan setiap bulan, sedangkan untuk golongan di atasnya diberikan pada akhir
tahun rduksi dengan melihat besarnya keuntungan dan target yang dicapai.
5. Cuti tahunan selama 12 hari kerja dan diatur dengan mengahukan permohonan satu
minggu sebelumnya untuk dipertimbangkan izinnya. Cuti sakit bagi tenaga kerja
yang memerlukan istirathat total berdasarkan surat keterangan dokter. Cuti hamil
selama tiga bulan untuk tenaga kerja wanita. Cuti untuk keperluan dinas atas
perintah atasan berdasarkan kondisi tertentu perusahaan.
I-8
10 Operator 18 18 36
11 Karyawan Keamanan 2 2 4
12 Karyawan Kebersihan 2 2 4
TOTAL 170
Tanggal
No Grup
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. I P P P L M M M L S S
2. II S S L P P P L M M M
3. III M L S S S L P P P L
4. IV L M M M L S S S L P
No Grup Tanggal
I-9
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. I S L P P P L M M M L
2. II L S S S L P P P L M
3. III M M M L S S S L P P
4. IV P P L M M M L S S S
Tanggal
No Grup
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1. I S S S L P P P L M M
2. II M M L S S S L P P P
3. III P L M M M L S S S L
4. IV L P P P L M M M L S
Tabel X. Pembagian Jam Kerja Shift
Keterangan:
P = Pagi (Shift 1) : Jam Kerja (07.00-15.00 WIB).
S = Siang (Shift 2) : Jam Kerja (15.00-23.00 WIB).
M = Malam (Shift 3) : Jam Kerja (23.00-07.00 WIB).
L = Libur (Hari Libur Kerja).
VI.2 Utilitas
Utilitas dan pengolahan limbah merupakan komponen penting yang menentukan
kelancaran proses produksi dalam suatu pabrik. Bab berikut akan menjelaskan tentang
penyediaan utilitas bagi pabrik biomethane dan PCC beserta pengolahan limbahnya.
Unit utilitas merupakan unit penunjang yang bertugas mempersiapkan kebutuhan
operasional pabrik biomethane dan PCC, khususnya yang berkaitan dengan penyediaan
bahan baku dan bahan pembantu. Unit utilitas Perusahaan-IB terdiri dari beberapa bagian
antara lain :
1. Unit pengolahan air (water treatment)
2. Unit penyediaan air bebas mineral (demin plant water)
3. Sistem pendinginan air (cooling water system)
4. Unit penyediaan udara pabrik dan udara Instrumen (plant air and instrument air)
5. Unit penyediaan steam (electric power generation system)
6. Sistem pembangkit listrik (electric power generation system)
Keterkaitan antara unit utilitas dengan pabrik biomethane dan PCC ditampilkan pada
Gambar X
.
VI.2.1 Unit Pengolahan Air
I-10
Air digunakan sebagai air umpan boiler dan air pendingin. Kapasitas unit
pengolahan air dan peralatan-peralatan pendukung lainnya dirancang sesuai dengan
kebutuhan untuk pabrik biomethane dan PCC serta unit utilitas sendiri.
Air terfiltrasi yang dihasilkan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. pH antara 6,5 – 7,5
2. Kekeruhan (turbidity) kurang dari 3 ppm
3. Total kation kurang dari 50 ppm (ekivalen CaCO3)
4. Warna maksimum 20 ppm (sebagai hazen unit)
5. Sisa klorin konsentrasinya harus positif dan kurang dari 0,5 ppm
Unit pengolahan air terdiri dari beberapa sistem yaitu :
1. Penjernihan (Clarification)
2. Penyaringan (Filtration)
3. Pembilasan (Wash water recovery system)
4. Penghilangan lumpur (Sludge treatment)
5. Penghilangan mikroorganisme (Potable water)
VI.2.1.1 Penjernihan
Air sungai dipompakan melalui pipa dengan menggunakan pompa sungai menuju
water treatment plant yang akan diukur oleh flowmeter. Jumlah air yang masuk ke
clarifier. Kedalam air yang memasuki clarifier, diinjeksikan bahan-bahan kimia, yaitu: gas
chlorine (Cl2), alum (Al2SO4.xH2O), separant/coagulant aid, dan caustic (NaOH). Jumlah
dari bahan kimia yang masuk ini dikontrol secara otomatis sebanding dengan jumlah dan
kualitas air yang masuk yang didasari analisa air sungai. Air yang masuk ke clarifier
bersamaan dengan injeksi bahan kimia penunjang akan melalui proses pencampuran cepat
(rapid mixing) didalam inner hood tank clarifier agar terjadi interaksi pengotor koloidal
dengan bahan kimia flocullant untuk membentuk flok-flok kecil. Lalu air akan keluar
menuju outer hood tank clarifier yang berfungsi untuk mengendapkan flokulan-flokulan
yang terbentuk dalam inner hood tank dan akan dilakukan pemisahan antara flokulan-
flokulan ini dengan air dengan cara pengendapan. Air bersih tersebut dipisahkan melalui
overflow sehingga endapan yang terbentuk dapat dipisahkan. Endapan dibuang secara
otomatis melalui bagian bawah tangki penjernih. Pada tangki penjernih juga terdapat alat
pengaduk yang berfungsi agar endapan yang terbentuk tidak terkonsentrasi pada satu
bagian saja tetapi menyebar keseluruh bagian tangki.
I-11
VI.2.1.2 Penyaringan
Air yang telah mengalami proses penjernihan, kekeruhannya menjadi kurang dari 5
ppm. Selama penyaringan berlangsung, kotoran yang masih terbawa air setelah mengalami
proses penjernihan akan terlepas oleh filter dan terkumpul pada permukaan.
Proses penyaringan menggunakan media pasir atau tangki filter berpasir yang
berbentuk silinder horizontal. Tangki ini terdiri dari fine sand (0,6 – 1,8 mm) dan coarse
sand (2,4 – 8,8 mm).
Jika penyaring berpasir ini telah jenuh maka perlu dilakukan regenerasi dengan cara
cuci aliran balik (backwash) dengan aliran yang lebih tinggi dari aliran filtrasi. Hal ini
dilakukan untuk melepaskan kotoran (suspended matters) dari permukaan filter dan
memperluas bidang penyaringan. Setelah dicuci balik dan filter dioperasikan kembali, air
hasil saringan untuk beberapa menit pertama dikirim ke pembuangan dengan tujuan untuk
membersihkan sistem dari benda-benda padat yang masih terbawa kemudian didrain.
Pencucian balik filter secara otomatis terjadi bila berada pada tekanan tinggi atau
waktu operasi telah tercapai. Larutan kaustik diinjeksikan melalui pipa (line header outlet)
dari filter pasir untuk mengatur pH dari produk air filter yang masuk ke tangki
penyimpanan air terfiltrasi.
VI.2.1.3 Pembilasan
Air hasil pencucian balik dari filter ditampung dalam backwash recovery yang
terbagi menjadi dua. Bagian pertama berfungsi untuk memisahkan endapan dari air dan
endapan yang terbentuk akan dialirkan ke kolam lumpur (sludge pond) oleh pompa
backwash water effluent. Aliran air bersih dialirkan ke bagian kedua melalui saluran secara
over flow. Pompa backwash water recovery akan mengirim air ini kembali ke tangki
penjernih.
I-12
Untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme yang ada dalam air terfiltrasi maka
diinjeksikan klorin pada saluran keluaran pompa potable water. Potable water disediakan
untuk membasuh mata dan badan saat keadaan darurat di dalam pabrik dan
perumahan/kantor, air minum di dalam pabrik dan di luar pabrik.
Unit penyediaan air bebas mineral terdiri dari 4 filter karbon, 3 penukar kation, 3
penukar anion, dan 1 penukar anion–kation (mixed bed exchanger). Pada kondisi normal
operasi diperlukan 2 penukar kation, 1 degasser, 2 penukar anion, dan 2 penukar kation-
anion, sedangkan 1 penukar kation, 1 penukar anion dalam keadaan stand by untuk
regenerasi.
Pompa air filter memompakan air filter dari tangki penampungan melalui filter
karbon yang di dalamnya diisi karbon aktif untuk pengikatan zat organik dan penghilangan
bau/ warna. Setelah itu air masuk ke penukar kation yang diisi dengan resin yang dirancang
untuk menghilangkan/mengikat ion-ion logam dari air atau ion-ion positif seperti K +, Ca2+,
Mg2+, Fe2+ dan Al3+. Selanjutnya air mengalir ke penukar anion dimana anion dalam air
bertukar dengan ion OH- dari resin anion. Penukar anion berisi resin yang dirancang untuk
menghilangkan ion asam dari air atau ion-ion negatif seperti karbonat, bikarbonat, sulfat,
sulfit, nitrat, nitrit, silika, dan lain-lain
I-13
VI.2.3 Sistem Pendinginan Air
Sistem air pendingin adalah sistem sirkulasi terbuka. Udara masuk dari sisi bawah
menara berlawanan arah dengan aliran air. Air mengalir kebawah menuju basin dan udara
mengalir ke atas dihisap oleh kipas jenis induce draft pada masing-masing sel. Aliran udara
ke atas mendinginkan air yang turun ke bawah. Pemakaian utama air adalah untuk proses
pendinginan di pabrik biomethane dan PCC, yaitu untuk menyerap panas dari proses
Suplai air dan make-up ke bak air pendingin dipompakan dari tangki air filter oleh
pompa make-up air pendingin. Kebutuhan air make-up sebanding dengan kehilangan air
akibat penguapan (evaporation loss) dan kehilangan air akibat percikan (drift loss) yang
dirancang Sistem injeksi bahan kimia disediakan untuk mengolah air pendingin untuk
mencegah korosi, mencegah terbentuknya kerak (scale) dan pembentukan lumpur di
peralatan operasi. Kerak dan lumpur akan menghambat atau menurunkan kapasitas
perpindahan panas seperti pada penukar panas dan peralatan lainnya. Spesifiaksi dari udara
pendingin dapat dilihat pada Tabel X.
Tabel X. Spesifikasi Air Pendingin
Spesifikasi Kuantitas Satuan
pH pada 25oC 6.8-7
M alkalinitas <200 ppm sebagai CaCO3
Ca hardness <150 ppm sebagai CaCO3
Mg hardness <100 ppm sebagai CaCO3
Silika <200 ppm sebagai SiO2
Turbiditas <10
Klorin dan sulfat <1000 ppm
I-14
campuran, menggerakkan peralatan instrumentasi (pneumatic) seperti control valve,
transmitter, dan lainnya. Udara pabrik dari kompresor masuk ke penerima udara instrumen
(instrument air receiver) untuk dipisahkan kandungan airnya dan sebagai penampung
udara sementara. Udara kemudian masuk ke filter untuk menyaring kotoran-kotoran dan
minyak yang terbawa, kemudian masuk melalui pengering udara. Udara yang telah kering
keluar dari pengering udara kemudian disaring kembali di keluaran filter. Udara instrumen
dikirim ke pemakai melewati instrument air header. Spesifikasi untuk udara instrumen
dapat dilihat pada Tabel X.
Tabel X. Spesifikasi Udara Instrumen
Spesifikasi Kuantitasi Satuan
Tekanan 7 Kg/cmG
o
Temperatur 28 C
o
Dew point -40 C
Kualitas Bebas minyak
I-15
Analisa ekonomi dimaksudkan untuk dapat mengetahui apakah suatu pabrik yang
direncanakan layak didirikan atau tidak. Untuk itu pada pra rencana Pabrik Biomethane
dan PCC dari Vinasse Pabrik Bioethanol ini dilakukan evaluasi atau studi kelayakan dan
penilaian investasi. Faktor-faktor yang perlu ditinjau untuk memutuskan hal ini adalah:
1. Laju pengembalian modal (Internal Rate of Return, IRR)
2. Waktu pengembalian modal minimum (Pay Out Time, POT)
3. Titik Impas (Break Event Point, BEP)
Sebelum dilakukan analisa terhadap ketiga faktor diatas perlu dilakukan peninjauan
terhadap beberapa hal sebagai berikut :
1. Penaksiran Total Investasi Modal (Total Capital Investment, TCI) yang meliputi:
a. Modal Tetap (Fixed Capital Investment, FCI) :
- Biaya Langsung (Direct Cost)
- Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
b. Modal Kerja (Working Capital Investment, WCI)
2. Penentuan Biaya Produksi (Total Production Cost, TPC), yang terdiri:
a. Biaya Pembuatan (Manufacturing Cost) :
- Biaya Produksi Langsung (Direct Production Cost, DPC)
- Biaya Tetap (Fixed Cost, FC)
- Biaya Tambahan Plant (Plant Overhead Cost)
b. Biaya pengeluaran umum (General Expenses)
3. Biaya Total
Perhitungan Biaya Total ini digunakan untuk mengetahui besarnya semua
biayayang dikeluarkan perusahaan. Selain itu juga untuk mengetahui besarnya
nilaititik impas (BEP). Untuk mengetahui besarnya titik impas (BEP) perlu
dilakukan penaksiran terhadap:
a. Biaya Tetap (Fixed Cost, FC)
b. Biaya Semi-variabel (Semi Variable Cost, SVC)
c. Biaya Variabel (Variable Cost, VC)
d. Total Penjualan (Sales, S)
4. Total Pendapatan
Total pendapatan dihitung untuk mengetahui besarnya pendapatan bersih
yang didapatkan untuk pabrik sehingga apabila pabrik ini mendapatkan laba
yangsesuai maka pabrik yang sedang direncanakan ini layak untuk didirikan,
akantetapi apabila pabrik yang direncanakan mengalami kerugian maka pabrik ini
tidak layak untuk didirikan. Analisa ekonomi dalam desain Pabrik Petrokimia
I-16
Gresik ini dihitung dengan menggunakan “Metode Discounted Cash Flow”.
Perhitungan analisa ekonomi secara lengkap dapat dilihat pada Appendiks D.
VI.3.2.1 Investasi
I-17
Investasi total pabrik tergantung pada masa konstruksi. Investasi yang
berasal dari modal sendiri akan habis pada tahun pertama konstruksi. Nilai modal
sendiri dapat terpengaruh oleh inflasi. Untuk modal sendiri dan modal pinjaman
dari bank, total pinjaman pada akhir masa konstruksi dapat dilihat pada
Appendiks D.
I-18
tidak dipengaruhi oleh kapasitas produksi. Dari perhitungan yang dilakukan pada
Appendiks D didapatkan bahwa Titik Impas (BEP) = 36.71%.
Gambar VI.3 Grafik BEP Pabrik Biomethane dan PCC dari Vinasse Pabrik Bioethanol
I-19