Anda di halaman 1dari 6

SPO PROSEDUR PENGUJIAN BETA Halaman...dari...

LACTAM Nomor...........
Seksi Bagian Tanggal berlaku........
Tanggal Kaji
ulang......
1. Tujuan
Mengetahui sebaran cemaran produksi B-Lactam

2. Penetapan lokasi
2.1 Pertimbangan dalam menetapkan lokasi pemantauan ambien meliputi: arah
angin, tata guna lahan, tingi cerobong, luas sebaran bahan pencemaran.
2.2 Titik lokasi pemantauan pada: titik nilai ekstrim, pada kawasan pemukiman,
kawasan kehidupan makhluk hidup lainnya atau pada tempat-tempat spesifik
seperti rumah sakit, purbakala benda. Penetapan titik pemantauan dengan nilai
ekstrim dapat dilakukan melalui pendekatan dengan model dispersi atau
pengamatan lapangan.
2.3 Pada arah angin dominan: titik pemantauan kualitas ambien minimum 2 titik
dengan mengutamakan pada daerah pemukiman atau tempat-tempat sensitif.
Sedangkan pada arah angin lainnya minimum 1 titik dengan kriteria penetapan
lokasi seperti pada arah angin dominan (Penetapan jarak titik pengambilan
sampel dari industri akan ditetapkan oleh Pemerintah, sedangkan
pemantauannya menjadi tanggung jawab industri). Data arah angin dapat
merupakan data sekunder dari stasion meteorologis terdekat atau data
pengukuran langsung di lapangan yang dapat digolongkan dalam satuan
sepanjang waktu untuk satu arah tertentu atau arah angin pada tiap periode
tertentu (harian, bulanan, tahunan).
3. Pengujian sampel
3.1 Bioassay
3.2 Uji konfirmasi (HPLC)
SPO PROSEDUR PENGUJIAN BETA Halaman...dari...
LACTAM PADA EMISI CEROBONG Nomor...........
INDUSTRI Tanggal berlaku........
Seksi Bagian Tanggal Kaji
ulang......
1. Tujuan
Mengetahui sebaran cemaran produksi B-Lactam pada emisi cerobong industri

2. Sarana pendukung
2.1 Tangga besi dan selubung pengaman berupa plat besi.
2.2 Lantai kerja dengan ketentuan :
2.2.1 Dapat menahan beban minimal 500 kg
2.2.2 Mempunyai keleluasaan kerja bagi minimal tiga orang
2.2.3 Mempunyai lebar terhadap lubang pengambilan sampel sebesar 1,2 meter
dengan lantai melingkari cerobong mempunyai pagar pengaman minimal
setinggi satu meter.
2.2.4 Dilengkapi dengan katrol pengangkat alat pengambilan sampel
2.2.5 Stop kontak yang sesuai dengan peralatan yang digunakan
2.2.6 Sumber aliran listrik dekat dengan lubang pengambilan sampel
2.3 Perlengkapan keamanan bagi pengambil sampel
3. Penentuan Lokasi Pengambilan
Sampel Pengambilan sampel dilakukan pada bagian cerobong yang berukuran 8 kali
diameter bawah atau 2 kali diameter atas dan bebas dari gangguan aliran seperti
bengkokan, ekspansi atau penyusutan aliran di dalam cerobong. Untuk cerobong
dengan diameter dalam cerobong atas (d) lebih kecil daripada diameter dalam
cerobong bawah (D), diameter ekuivalen (De) harus ditentukan dulu dengan
perhitungan sebagai berikut: De = (2.d.D) / (d + D)
Untuk cerobong berpenampang empat persegi panjang diameter ekuivalen (De) dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut: De = (2.L.W) / (L + W) Keterangan: L =
panjang cerobong dan W = lebar cerobong.
Penentuan Titik Lintas Titik lintas (traverse point) adalah jumlah minimum titik
pengambilan sampel representatif melalui penampang lintang cerobong. Penentuannya
dilakukan pada saat sampel partikel emisi gas buang sumber tidak bergerak diambil.
Titik tersebut ditentukan berdasarkan bentuk penampang cerobong, yaitu:
3.1 Penampang cerobong berbentuk lingkaran Apabila diameter cerobongnya telah
diketahui, jumlah pembagian jari-jari dan titik lintasnya ditentukan berdasarkan
tabel
3.2 Sementara itu, jarak titik lintas terhadap pusat cerobong ditentukan dengan
perkalian konstanta jari-jari cerobong sebagaimana diilustrasikan dalam gambar .
3.3 Penampang cerobong berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar Untuk cerobong

berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar penentuan titik lintas pengukuran

berdasarkan tabel 2. dan gambar 13. mengilustrasikan titik-titik lintas pengukuran

untuk cerobong ini.


4. Metode Penelitian
4.1 Metode Pengambilan Sampel :
4.1.1 Bersihkan kapas usap dengan merendam dalam methanol/pelarut sesuai

validasi metode selama 5 menit, sonifikasi dan peras.

4.1.2 Pada saat pengambilan sampel, basahkan kapas usap dalam metanol/pelarut

sesuai validasi, peras kelebihan pelarut dengan menekan di bibir bagian

wadah.

4.1.3 Sampel di ambil di area kritis sesuai protokol :


 Letakkan bingkai SS 5 x 5 cm di area yang akan di usap

 Usap luas area yang ditentukan sesuai arah berikut

 Masukkan kembali kapas usap ke dalam tabung bersih, tuutp.

 Sampel di uji dengan metode analisis yang telah divalidasi. ( Bambang

Priyambodo)

4.2 Metode Pengujian Sampel:


4.2.1 Uji Bioasay Uji tapis untuk mendeteksi residu beta laktam dalam sampel

dilakukan dengan menggunakan metode bioassay. Uji ini untuk mendeteksi

adanya residu antibiotika dengan cepat, mudah digunakan, dan relatif tidak

mahal. Secara umum, tahapan pengujiannya terdiri dari persiapan,

pengujian, dan pembacaan hasil.

Persiapan meliputi : persiapan media agar, kultur media, larutan dapar, dan

larutan baku.

4.2.2 Uji Konfirmasi (HPLC)

Merupakan uji konfirmasi untuk mendeteksi residu beta laktam dalam sampel

dilakukan dengan menggunakan HPLC. Metode ini didasarkan pada reservedphase

chromatography dan multisignal UV-visiblediode-aray detection (UVDAD). Spektrum

UV berperan sebagai alat identifikasi tambahan (Husgen dan Schuster 2001).

Anda mungkin juga menyukai