Persamaan Trigonometri
Persamaan trigonometri adalah persamaan yang mengandung perbandingan antara
sudut trigonometri dalam bentuk x. Penyelesaian persamaan ini dengan cara mencari
seluruh nilai sudut-sudut x, sehingga persamaan tersebut bernilai benar untuk daerah
asal tertentu.
Penyelesaian persamaan trigonometri dalam bentuk derajat yang berada pada
rentang sampai dengan atau dalam bentuk radian yang berada pada rentang 0
sampai dengan 2π.
1. Sinus
Jika dengan p dan a dalah konstanta, maka
Sebagai contoh:
Maka:
Menentukan himpunan penyelesaian umumnya yaitu:
k=0 = 60 atau =0
k=3 = 360
Sebagai contoh:
=0
Maka:
atau x_2 =0
k=1 atau
k=2 atau
k=3
jadi, himpunan penyelesaian umumnya adalah:
2. Cosinus
Jika dengan p dan α adalah konstanta, maka:
Sebagai contoh:
Maka:
Sehingga:
Diperoleh:
atau
atau
Maka:
Sehingga:
Diperoleh:
atau x_2=
atau
3. Tangen
Jika dengan p dan a adalah konstanta, maka
Sebagai contoh:
Maka:
Sehingga:
Sebagai contoh:
Maka:
Sehingga:
Menentukan himpunan penyelesaian umumnya yaitu:
Misalkan , maka:
Karena , maka
Sehingga,
Contoh Soal Persamaan Trigonometri dan
Pembahasan
Contoh Soal 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan:
Pembahasaan:
Sehingga,
Atau,
Himpunannya,
atau
Contoh Soal 2
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan:
Pembahasan
Dengan
Menjadikan
Sehingga
atau
Himpunannya,
Himpunan penyelesaiannya adalah:
Contoh Soal 3
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan trigonometri:
Pembahasan:
Didapat,
Akar 1:
(bisa)
Akar 2:
(tidak bisa)
Sehingga,
Atau,
Himpunannya,
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Rumus Trigonometri (kelas 11)
Sifat I: .
Sifat II: .
Karena hasil pada cos sudut rangkap (II) merupakan selisih kuadrat, maka bentuk ini
bisa disubtitusi dengan identitas trigonometri:
Subtitusikan pada persamaan rumus sudut rangkap dari cos (II) menjadi:
Sifat III: .
.
Subtitusikan pada persamaan rumus sudut rangkap dari cos (II) menjadi:
Sifat IV: .
Rumus Pertama:
Rumus Kedua:
Kurangkan dengan :
Rumus Ketiga:
Jumlahkan dengan :
Rumus Keempat:
.
Rumus Trigonometri Pada Segitiga
Aturan Sinus
Setiap segitiga, selalu memiliki tiga sudut dan setiap sudut selalu menghadap pada satu
sisi. Dari masing-masing sudut dan sisi yang berhadapan, terdapat perbandingan yang
selalu sebanding, yaitu:
Aturan Sinus ini dapat digunakan dalam perhitungan jika paling sedikit diketahui 2 sisi 1
sudut atau 1 sisi 2 sudut.
Aturan Cosinus
Rumus perbandingan sudut dengan sisi pada segitiga, selain menggunakan Sinu, juga
terdapat rumus Cosinus, yaitu:
Rumus diatas digunakan untuk menentukan panjang sisi jika diketahui 2 sisi dan 1 sudut
yang diapit kedua sisi tersebut.
Sedangkan untuk menentukan besar sudut jika diketahui 3 sisi segitiga, dapat
menggunakan aturan ini juga, dengan mengubah bentuk di atas, misalnya:
Contoh Soal
Jawab:
Penjabaran dari
bentuk adalah
,
dimana sesuai identitas trigonometri, sehingga:
atau .
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Suku Banyak
Suku Banyak
Suku banyak atau polinominal merupakan pernyataan matematika yang melibatkan
penjumlahan perkalian pangkat dalam satu atau lebih variable dengan koefisien. Bisa
dibilang polinominal merupakan bentuk aljabar dengan pangkat peubah bilangan bulat
positif. Suku banyak dalam x berderajat n mempunyai bentuk umum:
Substitusi
Misalkan
nilai untuk
dengan dapat ditentukan dengan mensubstitusi menjadi:
Skema (bagan)
Tanda(“↓”) menunjukan penjumlahan baris 1 dan baris 2 yang menghasilkan baris hasil.
Pembagian dengan
berderajat
berderajat maksimum
Teorema untuk sisa adalah:
(faktor)
(bukan faktor)
(faktor)
2. Persamaan pangkat tiga
Jika dan adalah akar persamaan ,
maka:
3. Persamaan pangkat empat
Contoh Soal Suku Banyak dan Pembahasan
Contoh Soal 1: Teorema Sisa
Suku
banyak dan
dibagi dengan masing-
masing menghasilkan sisa yang sama. Tentukan nilai a.
Pembahasan
Contoh Soal 2: Teorema Faktor
Tentukan nilai a dan b jika habis
dibagi .
Pembahasan:
……………(1)
……………(2)
Pembahasan
Maka:
Kemudian disubstitusi dalam persamaan suku banyak:
Sehingga:
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Persamaan Lingkaran
Persamaan Lingkaran
Persamaan Lingkaran – Pengantar
Lingkaran atau bisa disebut sebagai segi-tak hingga dalam bidang geometri. Dalam
bidang kartesius, lingkaran adalah titik-titik yang berjumlah tak hingga yang memiliki
jarak yang sama dengan pusat lingkaran. Jarak dari setiap titik ke titik pusat biasa
disebut sebagai jari-jari r.
Persamaan Lingkaran
Terdapat beberapa macam persamaan lingkaran, yaitu persamaan yang dibentuk dari
titik pusat dan jari-jari serta suatu persamaan yang bisa dicari titik pusat dan jari-jarinya.
Dari persamaan diatas, dapat ditentukan titik pusat serta jari-jari lingkarannya, yaitu:
Dari persamaan yang diperoleh, kita dapat menentukan apakah suatu titik terletak pada
lingkaran, di dalam lingkaran atau diluar lingkaran. Untuk menentukan letak titik
tersebut, yaitu dengan subtitusi titik pada variabel x dan y kemudian dibandingkan
hasilnya dengan kuadrat dari jari-jari.
Pada lingkaran:
Di dalam lingkaran:
Di luar lingkaran:
Dari persamaan diatas, juga dapat ditentukan letak suatu titik terhadap lingkaran
tersebut.
Suatu titik terletak:
Pada lingkaran:
Di dalam lingkaran:
Diluar lingkaran:
… (persamaan 1)
Bentuk
Bentuk
Bentuk
Contoh Soal:
Jawab:
PGS adalah
Jadi persamaan garis singgungnya adalah
, sehingga diperoleh:
atau
Untuk mecari persamaan garis singgung, digunakan rumus persamaan garis biasa,
yaitu:
Akan tetapi dari rumus diatas, nilai gradien garis belum diketahui. Untuk mencari nilai
gradien garis, subtitusikan persamaan pada persamaan lingkaran. Karena garis
merupakan garis singgung, maka dari persamaan hasil subtitusi nilai D=0, dan akan
diperoleh nilai m.
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Integral Tentu & Penggunaan Integral
Integral Tentu
Catatan: Materi ini merupakan lanjutan dari materi dasar: Pengertian Integral, Integral
Tak Tentu & Integral Trigonometri.
Luas suatu bidang dengan bentuk tertentu (seperti: lingkaran, segitiga, segiempat, dll)
dapat ditentukan dengan rumus-rumus dasar yang sudah diketahui. Namun, untuk
menentukan luas suatu bidang yang tidak beraturan atau tidak tentu akan sulit. Lihatlah
gambar di bawah yang merupakan luasan area dibawah grafik y = f(x) yang dibatasi
oleh x = a, x = b, dan garis x. Luas area tersebut hampir mendekati dengan luas dari
total 11 segi panjang.
Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com
Pengoperasian integral tentu sama dengan intergral tak tentu hanya saja nilai a dan b
disubstitusikan dalam fungsi hasil integral sebagai berikut:
=
Intergral tentu memiliki sejumlah sifat-sifat penting yang dapat digunakan dalam
pengoperasian matematika yaitu:
… dengan k adalah konstanta/
bilangan
… dengan a < b < c
Pengintegralan suatu fungsi tidak selamanya dapat dikerjakan secara langsung dengan
rumus dasar:
Bisa atau tidak ditentukan oleh bentuk fungsi yang diintegralkan. Teknik pengintegralan
terdiri dari dua jenis yaitu teknik substitusi dan teknik parsial.
Penggunaan Integral
Pada penjelasan sebelumnya integral dapat digunakan untuk mencari luas suatu bidang
sebagai fungsi pada interval dan dibatasi sumbu x sebagaimana
proses integral tentu. Lihat tabel berikut:
Atas sumbu x,
Grafik f(x) atau
Luas grafik a≤x≤b Bawah sumbu
Sumbu x x
Luas antara dua Grafik f(x) f(x) > g(x) pada
grafik Grafik g(x) selang a ≤ x ≤ b
a≤x≤b
Determinan (D)
Luas antara dua didapat dari f(x) =
grafik dengan ordo g(x) menjadi ax2 +
maksimal 2 Grafik f(x) bx + c = 0
Grafik g(x)
Pada penggunaan lebih lanjut, integral dapat digunakan untuk mencari volume. Volume
didapat dari suatu bidang yang mengelilingi/berputar pada suatu sumbu. Metode untuk
menghitung volume benda putar adalah metode cakram dan metode kulit.
Metode Cakram
Grafik f(x)
a≤x≤b Sumbu x V=
Sumbu x
Grafik f(y)
Volume Grafik a≤y≤b Sumbu y V=
Sumbu y
V
Volume Antara Dua Grafik f(x)
Grafik Grafik g(x) Sumbu x =
a≤x≤b
Grafik f(y) V
Grafik g(y) Sumbu y =
a≤y≤b
Metode Kulit
Grafik f(x)
Volume Grafik a≤x≤b Sumbu y V=
Sumbu x
Volume
Grafik f(x) V
Antara Dua
Grafik Grafik g(x) Sumbu y =
a≤x≤b
Contoh Soal Integral Tentu, Penggunaan Integral, dan
Pembahasan
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh 2 grafik yaitu
grafik dan
grafik .
Pembahasan:
Kedua grafik dibuat persamaan f(x) – g(x) untuk mendapat titik potong:
=
=
Nilai memiliki tanda (-) mengartikan pada interval 0 ≤ x ≤ 3 kurva g(x) > f(x),
sehingga penulisan integran terbalik. Seharusnya: g(x) – f(x). Luas tidak mungkin (-)
sehingga yang dijumlahkan adalah . Sebagai berikut:
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Transformasi Geometri
Transformasi Geometri
Transformasi geometri merupakan perubahan suatu bidang geometri yang meliputi
posisi, besar dan bentuknya sendiri. Jika hasil transformasi kongruen dengan bangunan
yang ditranformasikan, maka disebut transformasi isometri. Transformasi isometri
sendiri memiliki dua jenisya itu transformasi isometri langsung dan transformasi isometri
berhadapan. Transformasi isometri langsung termasuk translasi dan rotasi, sedangkan
transformasi isometri berhadapan termasuk refleksi.
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Pengertian, Rumus, & Operasi Vektor
Barisan & Deret: Aritmatik & Geometri
Translasi
Translasi merupakan pergeseran atau pemindahan semua titik pada bidang geometri
sejauh dan arah yang sama. Penulisan atau notasi translasi sama dengan notasi vektor.
Jika titik B ditranslasi sampai titik maka dapat dinotasikan:
Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com
Sebagai contoh:
Titik A, B, dan C, masing-masing ditranslasikan ke titik AI, BI, dan CI dengan jarak dan
arah yang sama.
Suatu translasi dapat ditinjau terhadap sumbu x dan sumbu y. Pergeseran sejauh a
sejajar sumbu x (bergeser ke kanan a>0, ke kiri a<0) dan pergeseran sejauh b sejajar
sumbu y (bergeser ke atas b>0, ke bawah b<0) dinyatakan sebagai:
Posisi
Awal Posisi Akhir Pergeseran
Translasi Titik
mx+ny=
c m(x + a) + n(y + b) = c
Dengan m dan n adalah koefisien dan c konstanta
Translasi Kurva
y=
mx2 +
kx + l
Dengan m dan k adalah koefisien dan l konstanta
Translasi Lingkaran
x2 + y 2 =
c
Dengan c adalah konstanta
Refleksi
Refleksi merupakan transformasi geometri berupa pergeseran atau pemindahan semua
titik pada bidang geometri kearah sebuah garis atau cermin dengan jarak sama dengan
dua kali jarak titik kecermin. Ada dua sifat penting dalam refleksi:
Titik Garis/Kurva
Refleksi sumbu y
A(x, y) AI (-x, y) y = f(x) yI = f(-x)
Refleksi sumbu y = h
Refleksi sumbu x = h
Refleksi sumbu y = x
Refleksi sumbu y = -x
A(x, y) AI (-y, -x) y = f(x) x = -f(-y)
Selain refleksi terhadap garis diatas, titik dan kurva juga dapat direfleksikan terhadap
suatu garis y=mx+k. Berikut refleksinya:
Dapat di gambarkan:
Rotasi
Rotasi atau perputaran merupakan transformasi geometri berupa pergeseran atau
pemindahan semua titik pada bidang geometri sepanjang busur lingkaran yang memiliki
titik pusat lingkaran sebagai titik rotasi. Rotasi dinyatakan positif jika arahnya
berlawanan jarum jam, dan bernilai negatif jika searah jarum jam. Sebagai contoh:
Titik A berotasi 90o berlawanan arah jarum jam. Dalam diagram cartesius, bentuk-
bentuk rotasi sebagai berikut:
Dilatasi
Dilatasi merupakan transformasi geometri berupa perkalian yang memperbesar atau
memperkecil suatu bangunan geometri. Dalam konsep dilatasi, ada yang disebut titik
dilatasi dan faktor dilatasi.
Titik dilatasi merupakan titik yang menentukan posisi suatu dilatasi. Titik dilatasi menjadi
titik pertemuan dari semua garis lurus menghubungkan antara titik-titik dalam suatu
bangun ketitik-titik hasil dilatasi.
Konsep dilatasinya:
k>1
0<k<1
k < -1
-1 < k < 0
Dengan ketentuan:
Matriks Transformasi
Secara umum, transformasi geometri dapat dinyatakan dalam bentuk
matriks yang memetakan titik (x,y) ke titik (x’,y’ ) dengan
persamaan:
Atau
Bentuk-bentuk matriks transformasi sebagai berikut:
Luas
Pembahasan 1:
Diketahui matriksnya:
Rotasi =
Transformasi =
Persamaan garis direfleksi kemudian ditransformasi adalah:
Kemudian disubstitusikan:
Hasilnya:
Contoh Soal 2
Pencerminan terhadap sumbu x adalah A, pencerminan terhadap sumbu y adalah B dan
rotasi 180o terhadap puasat O adalah H. Tentukan matriks B(A(HA)). (UMPTN ’90)
Pembahasan 2:
Diketahui:
Contoh Soal 3
Pembahasan 3:
Mencari titik Q:
Sehingga:
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Mean Median Modus
Mean (rataan)
Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean dapat ditentukan
dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data. Mean (rataan) dapat dicari dari
berbagai jenis data tunggal atau data kelompok dengan rumus berikut:
Sumber Data
Mean Rumus Keterangan
rataan sementara di
Atau, terbesar
Jika n ganjil
Jika n genap
Sebagai ilustrasi terdapat data 2, 2, 4, 5, 5, 7, 7, maka median data tersebut terdapat
pada:
Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, median dihitung
dengan rumus berikut:
Dengan:
Modus
Modus merupakan nilai data yang paling sering muncul atau nilai data yang punya
frekuensi terbesar. Sebagai contoh:
DATA MODUS
2, 2, 2, 3, 4, 4, 5, 7 2
3, 4, 5, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 8 5 dan 8
2, 3, 5, 6, 9, 10 Tidak ada
Nilai modus untuk data yang disajikan dalam distribusi frekuensi berkelompok tidak
dapat tepat, tetapi hanya merupakan nilai pendekatan. Rumus untuk mencari modus
dalam distribusi frekuensi berkelompok sebagai berikut:
Dengan :
Interval Nilai fi
40-49 1
50-59 4
60-69 8
70-79 14
80-81 10
90-99 3
JUMLAH 40
Pembahasan
Interval Nilai
Pembahasan
Interval Nilai fi xi
40-49 1 1
50-59 4 5
60-69 8 13
70-79 14 27
80-81 10 37
90-99 3 40
Kelas median di interval nilai 70-79 karena frekuensi kumulatif di interval tersebut
sudah lebih dari frekuensi total.
Tepi bawah,
Panjang kelas,
Banyak data,
Frekuensi kumulatif sebelum kelas median,
Frekuensi kelas median,
Sehingga, nilai median adalah :
Pembahasan
Interval Nilai fi fk
40-49 1 44.5
50-59 4 54.5
60-69 8 64.5
70-79 14 74.5
80-81 10 84.5
90-99 3 94.5
Kelas modus adapada interval 70-79
Tepi bawah,
Panjang kelas,
Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas
sebelumnya,
Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas
sesudahnya,
Sehingga nilai modus adalah:
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Kuartil, Desil, Simpangan Baku, Varian, dsb
Kuartil (Q)
Kuartil adalah nilai yang membagi data menjadi empat bagian yang sama banyak
setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Terdapat tiga kuartil,
yaitu kuartil bawah , kuartil tengah atau median, dan kuartil atas . Kuartil
didapat dengan cara :
Dengan:
tepi bawah kelas kuartil
banyak data
frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
frekuensi kumulatif kelas kuartil
panjang kelas
1,2,3
Desil
Desil adalah nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian yang sama banyak
setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Letak desil bisa
direntukan dengan rumus:
Dengan:
tepi bawah kelas desil
banyak data
frekuensi kumulatif sebelum kelas desil
frekuensi kumulatif kelas desil
panjang kelas
1,2,3,…,9
Hamparan atau jangkauan antar kuartil adalah selisih antara kuartil ketiga dan
pertama
Simpangan Rata-rata
Simpangan rata-rata merupakan jarak rata-rata suatu data terhadap rataannya.
Simpangan rata-rata dapat dicari dengan rumus:
Dengan:
= banyak data
= nilai data ke-i
= nilai rata-rata
(Contoh di Soal 2)
Dengan:
= banyak kelas
= titik tengah kelas ke-i
= nilai rata-rata
=
(Contoh di Soal 3)
Ragam
Ragam atau varian menyatakan rata-rata kaudrat jarak suatu data terhadap
rataannya. Rumus untuk mendapatkan ragam atau varian adalah:
Dengan:
= banyak data
= nilai data ke-i
= nilai rata-rata
Sedangkan untuk Ragam atau varian untuk data berkelompok dapat ditentukan
dengan rumus berikut:
Atau
Dengan:
= banyak kelas
= titik tengah kelas ke-i
= nilai rata-rata
(Contoh di Soal 3)
Simpangan Baku
Simpangan baku atau standar deviasi adalah rata-rata jarak penyimpangan titik-titik
data diukur dari nilai rata-rata data tersebut. Simpangan baku dapat ditentukan dengan
rumus :
Contoh di Soal 2
Sedangkan untuk data berkelompok, Simpangan baku atau standar deviasi dapat
ditentukan dengan rumus:
Contoh di Soal 3
Pembahasan
Panjang kelas:
Banyak data:
Maka letaknya:
Simpangan kuartil :
Pembahasan:
Mean:
Jangkauan:
Jangkauan antar kuartil:
Simpangn
kuartil:
Simpang rata-rata:
+ + +
+ + +
+ +
+ + +
+ + + +
Ragam:
+ +
+
+
+ + + + +
+ + +
Simpangan baku:
Nilai Frekuensi
40-49 1
50-59 4
60-69 8
70-79 14
80-81 10
90-99 3
Jumlah 40
Pembahasan:
Nilai
Simpangan rata-rata:
Ragam:
Simpangan baku:
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Peluang, Permutasi, & Kombinasi
Kaidah pencacahan
Ada tiga metode dalam kaidah pencacahan:
= 4 x 2 = 8 cara
Permutasi
Permutasi adalah susunan berurutan dari semua atau sebagian elemen dari suatu
himpunan. Dalam permutasi perlu dipahami terlebih dahulu terkait faktorial. Hasil kali
bilangan bulat dari 1 sampai n adalah n! (dibaca : n faktorial) atau :
Sebagai ilustrasi: ada 3 bola basket dan 2 bola kasti. Jumlah cara menyusunnya:
.
3. Permutasi siklis
Rumus permutasi siklis biasanya digunakan untuk menghitung banyak cara yang dapat
dibuat dari susunan melingkar. Rumusnya adalah
Sebagai ilustrasi: banyaknya cara 4 orang duduk melingkar dalam 1 meja adalah
4. Permutasi berulang
Permutasi berulang adalah permutasi yang dalam penyusunannya urutan diperhatikan
dan suatu objek dapat dipilih lebih dari sekali (berulang). Banyaknya permutasi ini
adalah
Sedangkan untuk rumus permutasi yang tidak boleh ditulis berulang adalah
Kombinasi
Kombinasi adalah pengelompokan dari semua atau sebagian elemen dari suatu
himpunan tanpa memperhatikan urutan susunan pemilihannya. Banyaknya kombinasi
adalah :
Sebagai ilustrasi : kombinasi 2 elemen dari 3 huruf a,b,c adalah ab, ac, bc . Sedangkan
ba, ca, cb tidak termasuk hitungan karena pada kombinasi ab=ba, ac=ca, bc=cb.
Banyak kombinasi adalah :
Binom Newton
Sehingga:
suku ke –
4 =
.
.
Koefisiennya: 3640
Peluang Suatu Kejadian
Peluang atau probabilitas adalah kemungkinan sebuah kejadian dapat terjadi.
Percobaan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk kemudian memperoleh suatu
hasil pengukuran, perhitungan, ataupun pengamatan. Himpunan dari semua hasil yang
mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel (S). Sehingga kejadian atau
peristiwa merupakan himpunan bagian dari ruang sampel atau bagian dari hasil
percobaan yang diinginkan.
Peluang atau probabilitas suatu kejadian A dapat terjadi dengan k dan mungkin hasil
terjadi m cara sebagai:
Frekuensi harapan suatu kejadian adalah hasil kali banyaknya percobaan dengan
peluang kejadian yang akan terjadi dalam suatu percobaan atau:
Pembahasan 1:
Karena harus terambil sekurang-kurangnya 1 bola putih maka peluang tidak terambilnya
bola putih tidak termasuk itungan sehingga:
Contoh Soal 2
Tentukanlah nilai n yang memenuhi persamaan
Pembahasan 2:
Contoh Soal 3
Berapa banyak urutan yang dapat terjadi jika 5 bendera yang berwarna putih, merah,
hijau, kuning, dan biru dipancang pada tiang-tiang dalam satu baris, dengan bendera
putih selalu berada di salah satu ujung.
Pembahasan 3:
Karena bendera putih dipancang dalam salah satu ujung maka dengan 2 cara, sisa 4
bendera dapat diatur dalam cara, sehingga:
Jumlah
urutan urutan.
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Limit Fungsi
Limit Fungsi
No TEOREMA
1. Metode substitusi
Metode paling mudah dengan menentukan hasil suatu limit fungsi adalah dengan
mensubstitusi langsung nilai kedalam fungsi f(x). Syarat metode ini adalah jika hasil
substitusi tidak membentuk nilai “tak tentu”. Contoh:
2. Metode pemfaktoran
Jika pada metode substitusi menghasilkan suatu nilai bentuk tak tentu seperti:
Dalam pengoprasian limit fungsi aljabar, terkadang nilai x mendekati tak berhingga (∞),
sehingga jika disubstitusikan fungsi menghasilkan nilai tak tentu. Dalam pengoperasian
limitnya, terdapat beberapa hukum atau teorema limit yang perlu diperhatikan.
Jika n adalah bilangan bulat, k konstanta, fungsi f dan fungsi g adalah fungsi-fungsi
memiliki nilai limit yang mendekati bilangan c, maka:
No TEOREMA SYARAT
1 k adalah konstanta
Jika n = genap
3 Jika n = ganjil
4 k adalah konstanta
10
11
Ada dua metode dalam mengerjakan limit fungsi aljabar bentuk tak berhingga:
1. Membagi dengan pangkat tertinggi
Metode ini digunakan pada limit fungsi bentuk . Metode ini dapat
dikerjakan dengan membagi pembilang f(x) dan penyebut g(x) dengan
variabel xn berpangkat tertinggi yang ada dalam fungsi f(x) dan g(x). Setelahnya, baru
dapat disubstitusi dengan . Contoh:
1. Bentuk
Pada bentuk ini, limit dari fungsi trigonometri f(x) merupakan hasil dari substitusi nilai c
ke dalam x dari trigonometri. Contoh :
2
3
2. Bentuk
Pada bentuk ini, limit diperoleh dari perbandingan 2 trigonometri berbeda. Kedua
trigonometri tersebut jika langsung disubstitusi dengan nilai c menghasilkan f(c) = 0 dan
g(c) = 0. Sehingga, nilai limit trigonometri tersebut menjadi bilangan tak tentu .
Penyelesaiannya sama dengan limit fungsi aljabar yaitu pemfaktoran. Contoh bentuk ini
yaitu:
3. Bentuk
Pada bentuk ini, limit diperoleh dari perbandingan antara trigonometri dan fungsi aljabar.
Jika disubstitusikan langsung akan menghaslikan bilangan tak tentu. Pada bentuk ini
dikerjakan dengan konsep turunan. Bentuk rumus dasar limit ini adalah:
Berdasarkan rumus dasar diataas, jika dikembangkan menjadi rumus-rumus berikut:
Contoh Soal Limit Fungsi dan Pembahasan
Contoh Soal Limit 1
Pembahasan 1 :
Contoh Soal Limit 2
Pembahasan 2:
Pembahasan 3 :
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Turunan Fungsi
Turunan Fungsi
Pengertian Turunan
Turunan adalah pengukuran terhadap bagaimana fungsi berubah seiring perubahan
nilai yang dimasukan, atau secara umum turunan menunjukkan bagaimana suatu
besaran berubah akibat perubahan besaran lainnya. Proses dalam menemukan turunan
disebut diferensiasi.
sehingga
Karena , maka:
Atau
Jika dengan turunan pertama sudah dihasilkan bentuk tertentu, maka bentuk tertentu itu
adalah penyelesaiannya. Tetapi jika dengan turunan pertama masih dihasilkan bentuk
tak tentu, maka masing-masing f(x) dan f(x) diturunkan lagi sampai diperoleh hasil
berbentuk tertentu. Cara penyelesaian seperti ini disebut Dalil L’hopital.
Rumus kecepatan
Rumus percepatan
Contoh Soal Turunan Fungsi dan Pembahasan
Contoh Soal 1 – Turunan Fungsi Aljabar
Pembahasan 1:
Soal ini merupakan fungsi yang berbentuk y = yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan rumus . Maka:
Sehingga turunannya:
Contoh Soal 2 – Turunan Fungsi Trigonometri
Tentukan turunan pertama dari
Pembahasan 2:
Pembahasan 3:
jika
dan dan
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Vektor
Vektor
Pengertian Vektor
Vektor merupakan sebuah besaran yang memiliki arah. Vektor digambarkan sebagai
panah dengan yang menunjukan arah vektor dan panjang garisnya disebut besar
vektor. Dalam penulisannya, jika vektor berawal dari titik A dan berakhir di titik B bisa
ditulis dengan sebuah huruf kecil yang diatasnya ada tanda garis/ panah
seperti atau atau juga:
atau
Jenis-jenis Vektor
Ada beberapa jenis vektor khusus yaitu:
Vektor Posisi
Suatu vektor yang posisi titik awalnya di titik 0 (0,0) dan titik ujungnya di A
Vektor Nol
Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikan . Vektor nol tidak memiliki arah
vektor yang jelas.
Vektor satuan
Suatu vektor yang panjangnya satu satuan. Vektor satuan
dari adalah:
Vektor basis
Vektor basis merupakan vektor satuan yang saling tegak lurus. Dalam vektor ruang
dua dimensi memiliki dua vektor basis yaitu dan .
Sedangkan dalam tiga dimensi memiliki tiga vektor basis
yaitu , , dan .
Vektor di R^2
Panjang segmen garis yang menyatakan vektor atau dinotasikan sebagai Panjang
vektor sebagai:
Panjang vektor tersebut dapat dikaitkan dengan sudut yang dibentuk oleh vektor dan
sumbu x. positif.
Perkalian vektor di R^2 dengan skalar
Suatu vektor dapat dikalikan dengan suatu skalar (bilangan real) dan akan
menghasilkan suatu vektor baru. Jika adalah vektor dan k adalah skalar. Maka
perkalian vektor:
Dengan ketentuan:
(dibaca : a dot b)
Perkalaian skalar vektor dan dilakukan dengan mengalikan panjang vektor dan
panjang vektor dengan cosinus . Sudut yang merupakan sudut antara vektor dan
vektor .
Sehingga:
Dimana:
Perhatikan bahwa:
Dan
Diketahui:
Sehingga:
atau
Pembahasan 1:
Jika titik-titik A, B, dan C segaris maka vektor dan vektor bisa searah atau
berlainan arah. Sehingga akan ada bilangan m yang merupakan sebuah kelipatan dan
membentuk persamaan
Jika B berada diantara titik A dan C, diperoleh:
sehingga:
Diperoleh:
disimpulkan:
p+q=10+14=24
Contoh Soal 2
Jika diketahui vektor pada titik A dan titik B dan vektor pada titik C yang berada diantara
garis Ab seperti gambar dibawah. Tentukan persamaan vektor C.
Pembahasan 2:
Contoh Soal 3
Pembahasan 3:
Diketahui:
Maka:
12=8+2y
y=2
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Bunga Tunggal, Bunga Majemuk, Penyusutan, & Anuitas
Bunga
Bunga (suku bunga) atau bank interest adalah pertambahan jumlah modal yang
diberikan oleh bank untuk para nasabahnya dengan dihitung dari presentase modal
uang nasabah dan lamanya menabung. Bunga juga bisa diberikan oleh pemberi
pinjaman kepada pinjaman. Bunga ada dua jenis yaitu bunga tunggal dan bunga
majemuk. Berikut ini perbedaannya :
Bunga Tunggal
Bunga tunggal adalah bunga yang diberikan berdasarkan perhitungan modal awal,
sehingga bunga hanya memiliki satu variasi saja (tetap) dari awal periode sampai akhir
periode. Contohnya saat menabung di bank, kita akan mendapatkan bunga yang tetap
tiap-tiap periode.
Modal adalah jumlah dari yang dibungakan, modal awal merupakan modal yang
dikeluarkan pada awal waktu usaha dan sebelum dibungakan. Modal akhir adalah hasil
dari modal yang dibungakan.Sedangkan suku bunga dinyatakan dalam persentase tiap
satuan waktu.
Jika modal awal sebesar mendapat bunga tunggal sebesar b (dalam persentase)
per bulan, maka setelah n bulan besar modalnya menjadi:
Jika modal awal sebesar , dan diketahui jumlah bunga tunggalnya B, maka besar
persentase bunga tunggalnya b adalah
Contoh lain: Diketahui bunga tunggal sebesar Rp50.000 untuk modal pinjaman
Rp1.000.000, maka presentasenya adalah
Bunga Majemuk
Bunga majemuk adalah bunga yang diberikan berdasarkan modal awal dan akumulasi
bunga pada periode sebelumnya.Bunga majemuk memiliki banyak variasi dan selalu
berubah (tidak tetap) pada tiap-tiap periode. Contohnya saat menjual sebuah
kendaraan, harga kendaraan yang dijualakan berubah setiap periode dan perubahannya
bervariasi.
Sumber: thecalculatorsite.com
Jika modal awal sebesar mendapat bunga majemuk sebesar b (dalam persentase)
perbulan, maka setelah n bulan besar modalnya menjadi:
Jika modal awal sebesar disimpan di bank mendapatkan bunga sebesar b pertahun
dan perhitungan bunga dihitung sebanyak m kali dalam setahun, maka besar modal
pada akhir tahun ke-n adalah :
Contoh, , , ,
dan , maka
Penyusutan
Penyusutan atau depresiasi adalah pengurangan nilai dari harta tetap terhadap nilai
buku atau nilai beli awalnya. Penyusutan dilakukan secara berkala dalam rangka
pembebanan biaya pada pendapatan, baik atas penggunaan harta tersebut maupun
karena sudah tidak memadai lagi.
Ada dua istilah dalam penyusutan yaitu, nilai buku dan nilai beli. Nilai beli merupakan
harga awal ketika melakukan pembelian barang. Sedangkan nilai buku adalah nilai
setelah terjadi penyusutan dimana nilainya tiap periode akan semakin kecil.
Jika harga sebuah barang pada saat dibeli adalah dan mengalami penyusutan tiap
tahunnya sebesar p (dalam persen) dari harga belinya, maka nilai barang pada akhir
tahun ke-n adalah :
Contoh, harga mobil Rp100.000.000 menyusut harganya 10% tiap tahun. Di akhir tahun
ke-5 nilainya
Jika suatu barang mengalami penyusutan tiap tahunnya sebesar p (dalam persen) dari
nilai bukunya sendiri, maka pada akhir tahun ke-n, nilai barangnya adalah :
Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan kenaikan jumlah pada tiap periode waktu berdasarkan suatu
rasio pertumbuhan. Jika jumlah awal adalah dan rasio adalah r per tahun, maka pada
akhir tahun ke-n, jumlah akhirnya menjadi :
Contoh, jumlah penduduk 10.000 jiwa dengan pertumbuhan penduduk 5% per tahun,
maka pada akhir tahun ke-4, jumlahnya
Anuitas
Anuitas adalah rangkaian pembayaran atau penerimaan yang sama jumlahnya dan
harus dibayarkan atau yang harus diterima pada tiap akhir periode atas sebuah
pinjaman atau kredit. Jika suatu pinjaman akan dikembalikan secara anuitas, maka ada
tiga komponen yang menjadi dasar perhitungan yaitu:
Besar pinjaman
Besar bunga
Jangka waktu dan jumlah periode pembayaran
Sumber: moneysense.ca
Anuitas yang diberikan secara tetap pada setiap akhir periode mempunyai dua fungsi
yaitu membayar bunga atas hutang dan mengangsur hutang itu sendiri. Sehingga
konsepnya :
Jika utang sebesar mendapat bunga sebesar b per bulan dan anuitas sebesar A,
maka dapat ditentukan :
(contoh di soal 2)
Besar anuitas untuk membayar hutang sebesar dengan bunga sebesar b perbulan
selama n bulan adalah :
(contoh di soal 3)
Pembahasan
Pembahasan
Angsuran
Bunga
Sisa hutang
Pembahasan