Anda di halaman 1dari 85

Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa

Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK


StudioBelajar.com / Matematika / Persamaan Trigonometri

Persamaan Trigonometri
Persamaan trigonometri adalah persamaan yang mengandung perbandingan antara
sudut trigonometri dalam bentuk x. Penyelesaian persamaan ini dengan cara mencari
seluruh nilai sudut-sudut x, sehingga persamaan tersebut bernilai benar untuk daerah
asal tertentu.
Penyelesaian persamaan trigonometri dalam bentuk derajat yang berada pada
rentang sampai dengan atau dalam bentuk radian yang berada pada rentang 0
sampai dengan 2π.

Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com


Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Rumus Mean Median Modus
Rumus Limit Fungsi
Rumus untuk menyelesaikan persamaan trigonometri sebagai berikut:

1. Sinus
Jika dengan p dan a dalah konstanta, maka

 Dalam bentuk derajat:

Sebagai contoh:

Maka:
Menentukan himpunan penyelesaian umumnya yaitu:

k=0 = 60 atau =0

k=1 = 180 atau = 120

k=2 = 300 atau = 240

k=3 = 360

Jadi, himpunan penyelesaian umumnya adalah:

(0, 60, 120, 180, 240, 300, 360)

 Dalam bentuk radian:

Sebagai contoh:

=0

Maka:

Menentukan himpunan penyelesaian umumnya yaitu:

atau x_2 =0

k=1 atau

k=2 atau

k=3
jadi, himpunan penyelesaian umumnya adalah:

2. Cosinus
Jika dengan p dan α adalah konstanta, maka:

 Dalam bentuk derajat:

Sebagai contoh:

Maka:

Sehingga:

Diperoleh:

Menentukan himpunan penyelesaian umumnya yaitu:

atau

atau

Jadi, himpunan penyelesaian umumnya adalah:

 Dalam bentuk radian:


Sebagai contoh:

Maka:

Sehingga:

Diperoleh:

Menentukan himpunan penyelesaian umumnya yaitu:

atau x_2=

atau

jadi, himpunan penyelesaian umumnya adalah:

3. Tangen
Jika⁡ dengan p dan a adalah konstanta, maka

 Dalam bentuk derajat:

Sebagai contoh:
Maka:

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com

Sehingga:

Menentukan himpunan penyelesaian umumnya yaitu:

Jadi, himpunan penyelesaian umumnya adalah:

 Dalam bentuk radian:

Sebagai contoh:

Maka:

Sehingga:
Menentukan himpunan penyelesaian umumnya yaitu:

Jadi, himpunan penyelesaian umumnya adalah:

Penyelesaian Persamaan Trigonometri


Persamaan trigonometri dapat memuat jumlah atau selisih dari sinus atau kosinus.
Untuk penyelesaiaannya dapat diubah menjadi bentuk persamaan yang memuat
perkalian sinus atau kosinus. Begitu juga jika dihadapkan dengan kasus sebaliknya.

Persamaan trigonometri untuk beberapa kasus dapat dirubah menjadi persamaan


kuadrat yang memuat sinus, kosinus, atau tangen. Penyelesaiannya didapat dengan
metode faktorisasi.

Ada persamaan trigonometri dalam bentuk yang


dapat diselesaikan dengan cara berikut:

(kedua ruas dibagi a)

Misalkan , maka:

(kedua ruas dikali )

Karena , maka

Sehingga,
Contoh Soal Persamaan Trigonometri dan
Pembahasan
Contoh Soal 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan:

Pembahasaan:

Sehingga,

(kedua ruas dibagi 5)

Atau,

Himpunannya,

atau

Himpunan penyelesaiannya adalah

Contoh Soal 2
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan:
Pembahasan

Dibuat kedalam bentuk

Dengan

Menjadikan

Sehingga

atau

Himpunannya,
Himpunan penyelesaiannya adalah:

Contoh Soal 3
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan trigonometri:

Pembahasan:

Didapat,

Akar 1:

(bisa)

Akar 2:

(tidak bisa)

Sehingga,

Atau,
Himpunannya,

Himpunan penyelesaiannya adalah:

Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Rumus Trigonometri (kelas 11)

Rumus Trigonometri (kelas 11)


Rumus Trigonometri – Pengantar
Dalam trigonometri, Sinus. Cosinus. Tangent, Cosecan, Secan, dan Cotangent bisa
digunakan bersama-sama baik dengan penjumlahan atau pengurangan maupun
perkalian. Rumus-rumus penjumlahan, pengurangan, atau perkalian dalam trigonometri
dapat diturunkan dari rumus jumlah dua sudut atau selisih dua sudut.
Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Integral Substitusi dan Integral Parsial
Fungsi Kuadrat

Rumus Trigonometri untuk Jumlah Dua Sudut dan


Selisih Sudut
Rumus Trigonometri untuk Sudut Rangkap
Pada rumus sudut rangkap, merupakan modifikasi dari penjumlahan dua sudut
dengan , sehingga rumusnya menjadi sebagi berikut:

Subtitusikan pada persamaan diatas, sehingga menjadi:

Karena , maka didapat:

Sifat I: .

Subtitusikan pada persamaan diatas, sehingga menjadi:

Karena dan , maka


didapat:

Sifat II: .

Karena hasil pada cos sudut rangkap (II) merupakan selisih kuadrat, maka bentuk ini
bisa disubtitusi dengan identitas trigonometri:

Subtitusikan pada persamaan rumus sudut rangkap dari cos (II) menjadi:

Buka kurung pada persamaan menjadi:

Jumlah kan kuadrat dari kedua cos akan didapat:

Sifat III: .
.

Subtitusikan pada persamaan rumus sudut rangkap dari cos (II) menjadi:

Buka kurung pada persamaan menjadi:

Jumlah kan kuadrat dari kedua cos didapat:

Sifat IV: .

Rumus Trigonometri untuk Perkalian Sinus dan


Cosinus
Rumus perkalian dari Sinus dan Cosinus diperoleh dari menjumlahkan dan mengurangi
rumus dari sudut rangkap.

Rumus Pertama:

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com


Jumlahkan dengan :

Dari perhitungan hasil diatas diperoleh:

Rumus Kedua:

Kurangkan dengan :

Dari perhitungan hasil diatas, diperoleh:


.

Rumus Ketiga:

Jumlahkan dengan :

Dari perhitungan hasil diatas diperoleh:

Rumus Keempat:

Kurangkan dengan dengan :

Dari perhitungan hasil diatas diperoleh:

Rumus Trigonometri untuk Penjumlahan dan Pengurangan Sinus dan Cosinus


Rumus trigonometri untuk penjumlahan dan pengurangan merupakan modifikasi dari
bentuk perkalian Sinus dan Cosinus.

Pada modifikasi ini, kita cukup


mensubtitusi menjadi dan menjadi , sehingga diperoleh:

.
Rumus Trigonometri Pada Segitiga
Aturan Sinus
Setiap segitiga, selalu memiliki tiga sudut dan setiap sudut selalu menghadap pada satu
sisi. Dari masing-masing sudut dan sisi yang berhadapan, terdapat perbandingan yang
selalu sebanding, yaitu:

Aturan Sinus ini dapat digunakan dalam perhitungan jika paling sedikit diketahui 2 sisi 1
sudut atau 1 sisi 2 sudut.

Aturan Cosinus
Rumus perbandingan sudut dengan sisi pada segitiga, selain menggunakan Sinu, juga
terdapat rumus Cosinus, yaitu:

Rumus diatas digunakan untuk menentukan panjang sisi jika diketahui 2 sisi dan 1 sudut
yang diapit kedua sisi tersebut.

Sedangkan untuk menentukan besar sudut jika diketahui 3 sisi segitiga, dapat
menggunakan aturan ini juga, dengan mengubah bentuk di atas, misalnya:

Contoh Soal

Sederhanakah bentuk persamaan berikut !

Jawab:

Penjabaran dari
bentuk adalah
,
dimana sesuai identitas trigonometri, sehingga:

Untuk bentuk , dengan menggunakan rumus sudut rangkap, diperoleh


bentuk , , atau . Untuk
penyelesaian persamaan ini, kita gunakan bentuk .
Sehingga persamaan menjadi:

Ketika tanda kurung dihilangkan, menjadi:

Bagi pembilang dan penyebut dengan , dan diperoleh bentuk:

atau .

Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Suku Banyak

Suku Banyak
Suku banyak atau polinominal merupakan pernyataan matematika yang melibatkan
penjumlahan perkalian pangkat dalam satu atau lebih variable dengan koefisien. Bisa
dibilang polinominal merupakan bentuk aljabar dengan pangkat peubah bilangan bulat
positif. Suku banyak dalam x berderajat n mempunyai bentuk umum:

Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com


Dengan:

 dan adalah konstanta real


 koefisien koefisien koefisien dan seterusnya
 disebut suku tetap
 n bilangan cacah yang menyatakan derajat suku banyak
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Bunga Tunggal & Bunga Majemuk
Rumus Turunan Aljabar

Nilai Suku Banyak


Suku banyak dalam x berderajat n dapat ditulis dalam bentuk fungsi sebagai berikut:
Nilai untuk adalah . Nilainya dapat ditentukan dengan dua strategi,
yaitu:

Substitusi
Misalkan
nilai untuk
dengan dapat ditentukan dengan mensubstitusi menjadi:

Skema (bagan)

Misalkan untuk . Yang pertama


dilakukan adalah mengurutkan penulisan kiri ke kanan mulai dari pangkat tertinggi.
Yang ditulis dalam bagan adalah koefisien dari masing-masing derajat suku banyak.

Tanda(“↓”) menunjukan penjumlahan baris 1 dan baris 2 yang menghasilkan baris hasil.

Tanda (“ ”) menunjukan perkalian baris hasil dengan dan menghasilkan


baris 2. Dari cara ini diperoleh .
Jika dan berturut-turut adalah suku banyak berderajat m dan n,
dengan maka operasinya:

1. mempunyai derajat maksimum m


2. mempunyai derajat
Pembagian Suku Banyak
Misalkan dibagi dengan memberikan
hasil bagi dan sisa pembagian S, diperoleh hubungan:

Untuk mendapat hasil bagi dan sisa S digunakan 2 metode yaitu:


Pembagian Bersusun
Pembagian dengan cara bersusun (biasa) sebagai berikut:

Pembagian Sintetik (Horner)


Pembagian dengan cara ini menggunakan bagan seperti berikut:

Berdasarkan kedua penyelesaian tersebut, didapat hasil


pembagian dan sisa
pembagian .

Pembagian dengan

Misalkan , sehingga bentuk menjadi . Jika suku


banyak dibagi dengan memberikan hasil dan sisa S, maka
terdapat hubungan:

Dengan demikian dibagi dengan memberikan hasil bagi dan sisa


S. Koefisien-koefisien dan S ditentukan dengan dua jenis cara pembagian
sebelumnya dengan mengganti .
Pembagian dengan

Pembagian suku banyak oleh pembagi dalam bentuk yang


tidak bisa difaktorkan, dapat dilakukan dengan metode pembagian bersusun.
Sedangkan jika pembagi dapat difaktorkan, penyelesaian dapat dilakukan dengan
metode horner. Bentuk umum pembagian ini:

Misalkan dapat difaktorkan


menjadi dan sehingga , maka:

Langkah-langkah penyelesaiannya adalah:

1. Melakukan pembagian suku banyak oleh dengan hasil dan


sisanya .
2. Kemudian melakukan pembagian oleh dengan hasil dan sisanya .
3. Hasil bagi oleh adalah sedangkan
sisanya . Ingat
jika atau membentuk , perlu untuk
membagi atau dengan a untuk mendapatkan hasil baginya.
Teorema Sisa
Misalkan dibagi dengan hasil bagi dan sisa , maka diperoleh
hubungan:

Jika berderajat n dan pembagi berderajat m, dengan , maka:

 berderajat
 berderajat maksimum
Teorema untuk sisa adalah:

1. Jika berderajat n dibagi dengan maka sisanya .


Sisa adalah nilai suku banyak untuk .
2. Jika berderajat n dibagi dengan maka sisanya .
Sisa adalah nilai untuk .
3. Pembagi berderajat yang dapat difaktorkan maka sisanya
berderajat .
Contoh, polinominal dibagi dengan memiliki sisa (S)
berikut
Teorema Faktor

Misalkan adalah sebuah suku banyak dengan adalah faktornya jika


dan hanya jika . Teorema faktor dapat dibaca sebagai berikut:

 Jika faktor dari , maka .


 Jika , maka merupakan faktor dari .
Contoh, menentukan faktor-faktor dari .
Konstanta memiliki faktor-faktor yang terdiri dari .
Dengan metode bagan di atas atau metode substitusi bisa diketahui nilai
agar .

(faktor)

(bukan faktor)

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com


(faktor)

(faktor)

Sehingga faktor-faktornya adalah , , dan .

Akar-akar Persamaan Suku Banyak


adalah faktor dari jika dan hanya jika k adalah akar dari
persamaan .

Jika dengan p≠0 adalah nilai nol


dari f(x) maka p adalah pembagi .

Jika memiliki akar (pecahan murni) dengan , maka p adalah


pembagi dan q adalah pembagi .

Sifat-sifat akar suku banyak:


1. Persamaan kuadrat
Jika dan adalah akar persamaan , maka



2. Persamaan pangkat tiga
Jika dan adalah akar persamaan ,
maka:




3. Persamaan pangkat empat

Jika dan adalah akar


persamaan , maka:





Contoh Soal Suku Banyak dan Pembahasan
Contoh Soal 1: Teorema Sisa
Suku
banyak dan
dibagi dengan masing-
masing menghasilkan sisa yang sama. Tentukan nilai a.

Pembahasan


Contoh Soal 2: Teorema Faktor
Tentukan nilai a dan b jika habis
dibagi .

Pembahasan:

Disubstitusi kedalam menjadi :

……………(1)

……………(2)

Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:

Contoh Soal 3: Akar-akar Persamaan Suku Banyak

Diberikan persamaan dengan akar-


akarnya dan

. Jika . Carilah nilai p dan akar-akarnya.

Pembahasan

Maka:
Kemudian disubstitusi dalam persamaan suku banyak:

Kemudian persamaan menjadi:

Jika dibagi menjadi:

Sehingga:
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Persamaan Lingkaran

Persamaan Lingkaran
Persamaan Lingkaran – Pengantar
Lingkaran atau bisa disebut sebagai segi-tak hingga dalam bidang geometri. Dalam
bidang kartesius, lingkaran adalah titik-titik yang berjumlah tak hingga yang memiliki
jarak yang sama dengan pusat lingkaran. Jarak dari setiap titik ke titik pusat biasa
disebut sebagai jari-jari r.

Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com


Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Induksi Matematika
Peluang

Persamaan Lingkaran
Terdapat beberapa macam persamaan lingkaran, yaitu persamaan yang dibentuk dari
titik pusat dan jari-jari serta suatu persamaan yang bisa dicari titik pusat dan jari-jarinya.

Persamaan umum lingkaran


Dalam lingkaran, terdapat persamaan umum, yaitu:

adalah bentuk umum persamaannya.

Dari persamaan diatas, dapat ditentukan titik pusat serta jari-jari lingkarannya, yaitu:

Titik pusat lingkaran

Dan untuk jari-jari lingkaran adalah

Persamaan lingkaran dengan pusat P(a,b) dan jari-jari r


Dari suatu lingkaran jika diketahui titik pusat dan jari-jarinya, dapat diperoleh persamaan
lingkarannya, yaitu dengan rumus:
jika diketahui titik pusat dan jari-jari lingkaran dimana (a,b) adalah titik pusat dan r
adalah jari-jari dari lingkaran tersebut.

Dari persamaan yang diperoleh, kita dapat menentukan apakah suatu titik terletak pada
lingkaran, di dalam lingkaran atau diluar lingkaran. Untuk menentukan letak titik
tersebut, yaitu dengan subtitusi titik pada variabel x dan y kemudian dibandingkan
hasilnya dengan kuadrat dari jari-jari.

Suatu titik terletak:

Pada lingkaran:
Di dalam lingkaran:
Di luar lingkaran:

Persamaan lingkaran dengan dengan pusat O(0,0) dan jari-jari r


Persamaan lingkaran jika titik pusat di O(0,0), maka subtitusi pada bagian sebelumnya,
yaitu:

Dari persamaan diatas, juga dapat ditentukan letak suatu titik terhadap lingkaran
tersebut.
Suatu titik terletak:

Pada lingkaran:
Di dalam lingkaran:
Diluar lingkaran:

Perpotongan Garis dan Lingkaran


Suatu lingkaran dengan persamaan lingkaran dapat
ditentukan apakah suatu garis h dengan persamaan tersebut tidak
menyentuh, menyinggung, atau memotong lingkaran dengan menggunakan prinsip
diskriminan.

… (persamaan 1)

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com


… (persamaan 2)

Dengan mensubtitusi persamaan 2 ke persamaan 1, akan diperoleh suatu


bentuk persamaan kuadrat:

Dari persamaan kuadrat diatas, dengan membandingkan nilai diskriminannya, dapat


dilihat apakah garis tidak menyinggung/memotong, menyinggung atau memotong
lingkaran.
Garis h tidak memotong/menyinggung lingkaran, maka

Garis h menyinggung lingkaran, maka

Garis h memotong lingkaran, maka


Persamaan Garis Singgung Lingkaran
Persamaan garis singgung melalui sebuah titik pada lingkaran
Garis singgung pada suatu lingkaran tepat bertemu dengan satu titik yang terletak pada
lingkaran. Dari titik pertemuan dari garis singgung dan lingkaran, dapat ditentukan
persamaan garis dari garis singgung tersebut.

Persamaan garis singgung lingkaran yang melalui titik , dapat ditentukan


berdasarkan rumus persamaan lingkaran yang dijelaskan pada bagian sebelumnya,
yaitu

Bentuk

Persamaan garis singgungnya:

Bentuk

Persamaan garis singgungnya:

Bentuk

Persamaan garis singgungnya:

Contoh Soal:

Persamaan garis singgung yang melalui titik (-1,1) pada


lingkaran adalah …

Jawab:

Dari soal diatas diketahui persamaan lingkaran nya


adalah dengan A = -4, B = 6 dan C = -12
dan .

PGS adalah
Jadi persamaan garis singgungnya adalah

Persamaan garis singgung dengan gradien

Jika suatu garis dengan gradien yang menyinggung sebuah lingkaran ,


maka persamaan garis singgungnya

Jika lingkaran , maka persamaan garis singgungnya:

Jika lingkaran , maka persamaan garis singgungnya


dengan mensubtitusi r dengan

, sehingga diperoleh:

atau

Persamaan garis singgung dengan titik yang berada diluar lingkaran


Dari suatu titik yang berada diluar lingkaran, dapat ditarik dua garis singgung pada
lingkaran tersebut.

Untuk mecari persamaan garis singgung, digunakan rumus persamaan garis biasa,
yaitu:

Akan tetapi dari rumus diatas, nilai gradien garis belum diketahui. Untuk mencari nilai
gradien garis, subtitusikan persamaan pada persamaan lingkaran. Karena garis
merupakan garis singgung, maka dari persamaan hasil subtitusi nilai D=0, dan akan
diperoleh nilai m.
Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Integral Tentu & Penggunaan Integral

Integral Tentu & Penggunaan Integral

Integral Tentu
Catatan: Materi ini merupakan lanjutan dari materi dasar: Pengertian Integral, Integral
Tak Tentu & Integral Trigonometri.
Luas suatu bidang dengan bentuk tertentu (seperti: lingkaran, segitiga, segiempat, dll)
dapat ditentukan dengan rumus-rumus dasar yang sudah diketahui. Namun, untuk
menentukan luas suatu bidang yang tidak beraturan atau tidak tentu akan sulit. Lihatlah
gambar di bawah yang merupakan luasan area dibawah grafik y = f(x) yang dibatasi
oleh x = a, x = b, dan garis x. Luas area tersebut hampir mendekati dengan luas dari
total 11 segi panjang.
Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com

Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:


Grafik Fungsi Trigonometri
Kuartil & Simpangan Baku
Jika jumlah segi panjang diperbanyak 21 buah seperti gambar dibawah, maka jumlah
total luas persegi panjang tersebut semakin mendekati luas area grafik yang ditentukan.
Sehingga untuk mendapatkan luas area tersebut, jumlah persegi panjang dibuat
mendekati tak hingga. Dapat disimpulkan luas dari area sama dengan limit luas total
segi panjang menuju tak hingga.
Konsep ini menjadi dasar untuk mencari luas suatu bidang tak tentu. Luas suatu bidang
di bawah grafik y = f(x) yang dibatasi oleh x = a, x = b dapat dicari dengan
mengintegralkan fungsi tersebut pada selang . Atau dapat ditulis:

Pengoperasian integral tentu sama dengan intergral tak tentu hanya saja nilai a dan b
disubstitusikan dalam fungsi hasil integral sebagai berikut:

Lihat contoh berikut ini sebagai pemahaman:

 =
Intergral tentu memiliki sejumlah sifat-sifat penting yang dapat digunakan dalam
pengoperasian matematika yaitu:


 … dengan k adalah konstanta/
bilangan


 … dengan a < b < c
Pengintegralan suatu fungsi tidak selamanya dapat dikerjakan secara langsung dengan
rumus dasar:
Bisa atau tidak ditentukan oleh bentuk fungsi yang diintegralkan. Teknik pengintegralan
terdiri dari dua jenis yaitu teknik substitusi dan teknik parsial.
Penggunaan Integral
Pada penjelasan sebelumnya integral dapat digunakan untuk mencari luas suatu bidang
sebagai fungsi pada interval dan dibatasi sumbu x sebagaimana
proses integral tentu. Lihat tabel berikut:

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com

Jenis Kegunaan Batasan Luas (A) Keterangan

Luas bidang berada


pada:

 Atas sumbu x,
 Grafik f(x) atau
Luas grafik  a≤x≤b  Bawah sumbu
 Sumbu x x
Luas antara dua  Grafik f(x) f(x) > g(x) pada
grafik  Grafik g(x) selang a ≤ x ≤ b
 a≤x≤b
Determinan (D)
Luas antara dua didapat dari f(x) =
grafik dengan ordo g(x) menjadi ax2 +
maksimal 2  Grafik f(x) bx + c = 0
 Grafik g(x)
Pada penggunaan lebih lanjut, integral dapat digunakan untuk mencari volume. Volume
didapat dari suatu bidang yang mengelilingi/berputar pada suatu sumbu. Metode untuk
menghitung volume benda putar adalah metode cakram dan metode kulit.

Metode Cakram

Jenis Volume Batasan Bidang Sumbu Putar Volume

 Grafik f(x)
 a≤x≤b Sumbu x V=
 Sumbu x
 Grafik f(y)
Volume Grafik  a≤y≤b Sumbu y V=
 Sumbu y
V
Volume Antara Dua  Grafik f(x)
Grafik  Grafik g(x) Sumbu x =
 a≤x≤b
 Grafik f(y) V
 Grafik g(y) Sumbu y =
 a≤y≤b
Metode Kulit

Jenis Volume Batasan Bidang Sumbu Putar Volume

 Grafik f(x)
Volume Grafik  a≤x≤b Sumbu y V=
 Sumbu x
Volume
 Grafik f(x) V
Antara Dua
Grafik  Grafik g(x) Sumbu y =
 a≤x≤b
Contoh Soal Integral Tentu, Penggunaan Integral, dan
Pembahasan
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh 2 grafik yaitu
grafik dan
grafik .

Pembahasan:

Kedua grafik dibuat persamaan f(x) – g(x) untuk mendapat titik potong:

Akar-akarnya merupakan titik potong kedua grafik yaitu x = -2, x = 0, x = 3.

Maka luas grafik tersebut adalah:

Dengan a = -2, b = 3, dan c = 0, maka

=
=

Nilai memiliki tanda (-) mengartikan pada interval 0 ≤ x ≤ 3 kurva g(x) > f(x),
sehingga penulisan integran terbalik. Seharusnya: g(x) – f(x). Luas tidak mungkin (-)
sehingga yang dijumlahkan adalah . Sebagai berikut:

Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Transformasi Geometri

Transformasi Geometri
Transformasi geometri merupakan perubahan suatu bidang geometri yang meliputi
posisi, besar dan bentuknya sendiri. Jika hasil transformasi kongruen dengan bangunan
yang ditranformasikan, maka disebut transformasi isometri. Transformasi isometri
sendiri memiliki dua jenisya itu transformasi isometri langsung dan transformasi isometri
berhadapan. Transformasi isometri langsung termasuk translasi dan rotasi, sedangkan
transformasi isometri berhadapan termasuk refleksi.
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Pengertian, Rumus, & Operasi Vektor
Barisan & Deret: Aritmatik & Geometri

Translasi
Translasi merupakan pergeseran atau pemindahan semua titik pada bidang geometri
sejauh dan arah yang sama. Penulisan atau notasi translasi sama dengan notasi vektor.
Jika titik B ditranslasi sampai titik maka dapat dinotasikan:
Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com

Sebagai contoh:
Titik A, B, dan C, masing-masing ditranslasikan ke titik AI, BI, dan CI dengan jarak dan
arah yang sama.
Suatu translasi dapat ditinjau terhadap sumbu x dan sumbu y. Pergeseran sejauh a
sejajar sumbu x (bergeser ke kanan a>0, ke kiri a<0) dan pergeseran sejauh b sejajar
sumbu y (bergeser ke atas b>0, ke bawah b<0) dinyatakan sebagai:

Dengan a dan b adalah komponen translasi. Bentuk-bentuk translasi sejauh sebagai


berikut:

Posisi
Awal Posisi Akhir Pergeseran

Translasi Titik

A(x, y)  AI (x+a, y+b)


Dengan x dan y adalah koordinat
Translasi Garis

mx+ny=
c  m(x + a) + n(y + b) = c
Dengan m dan n adalah koefisien dan c konstanta
Translasi Kurva
y=
mx2 +
kx + l 
Dengan m dan k adalah koefisien dan l konstanta
Translasi Lingkaran

x2 + y 2 =
c 
Dengan c adalah konstanta
Refleksi
Refleksi merupakan transformasi geometri berupa pergeseran atau pemindahan semua
titik pada bidang geometri kearah sebuah garis atau cermin dengan jarak sama dengan
dua kali jarak titik kecermin. Ada dua sifat penting dalam refleksi:

 Jarak titik kecermin sama dengan jarak bayangan titik ke cermin.


 Geometri yang direfleksikan berhadapan dengan petanya.
Sebagai contoh:

Bentuk refleksi terhadap berbagai garis sebagai berikut:

Titik Garis/Kurva

Awal Bayangan Awal Bayangan Gambar Refleksi

Refleksi sumbu y
A(x, y) AI (-x, y) y = f(x) yI = f(-x)

Refleksi sumbu y = h

A(x, y) AI (x, 2h – y) y = f(x) yI = 2h – f(x)

Refleksi sumbu x = h

A(x, y) AI (2h – x, y) y = f(x) yI = f(2h – x)

Refleksi sumbu y = x

A(x, y) AI (y, x) y = f(x) x = f(y)

Refleksi sumbu y = -x
A(x, y) AI (-y, -x) y = f(x) x = -f(-y)

Refleksi terhadap titik O (0,0)

A(x, y) AI (-x, -y) y = f(x) yI = -f(-x)

Selain refleksi terhadap garis diatas, titik dan kurva juga dapat direfleksikan terhadap
suatu garis y=mx+k. Berikut refleksinya:

Dapat di gambarkan:
Rotasi
Rotasi atau perputaran merupakan transformasi geometri berupa pergeseran atau
pemindahan semua titik pada bidang geometri sepanjang busur lingkaran yang memiliki
titik pusat lingkaran sebagai titik rotasi. Rotasi dinyatakan positif jika arahnya
berlawanan jarum jam, dan bernilai negatif jika searah jarum jam. Sebagai contoh:

Titik A berotasi 90o berlawanan arah jarum jam. Dalam diagram cartesius, bentuk-
bentuk rotasi sebagai berikut:

Dilatasi
Dilatasi merupakan transformasi geometri berupa perkalian yang memperbesar atau
memperkecil suatu bangunan geometri. Dalam konsep dilatasi, ada yang disebut titik
dilatasi dan faktor dilatasi.
Titik dilatasi merupakan titik yang menentukan posisi suatu dilatasi. Titik dilatasi menjadi
titik pertemuan dari semua garis lurus menghubungkan antara titik-titik dalam suatu
bangun ketitik-titik hasil dilatasi.

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com


Faktor dilatasi merupakan faktor perkalian suatu bangun geometri yang didilatasikan.
Faktor ini menunjukan seberapa besar hasil dilatasi terhadap bangun geometrinya dan
dinotasikan dengan k. Nilai k > 1 atau k < -1 menunjukan hasil dilatasi lebih besar dari
geometrinya. Nilai -1 < k < 1 menunjukan hasil dilatasi lebih kecil dari geometrinya.
Tanda positif mengartikan geometri dan hasil dilatasi berdampingan di salah satu sisi
titik dilatasi. Sedangkan tanda negatif mengartikan geometri dan hasil dilatasi saling
terbalik dan berlainan sisi di titik dilatasi.

Dilatasi dapat ditulis:

(D, k) = (Titik dilatasi, faktor dilatasi)

Konsep dilatasinya:

Faktor Dilatasi Bentuk Dilatasi

k>1

0<k<1

k < -1
-1 < k < 0

Dengan ketentuan:

 k adalah titik dilatasi


 A salah satu titik geometri
 AI hasil dilatasi titik A
Dalam diagram cartesius, bentuk-bentuk rotasi sebagai berikut:

Matriks Transformasi
Secara umum, transformasi geometri dapat dinyatakan dalam bentuk
matriks yang memetakan titik (x,y) ke titik (x’,y’ ) dengan
persamaan:

Atau
Bentuk-bentuk matriks transformasi sebagai berikut:

Determinan dan Luas


Hasil transformasi bangun geometri memiliki luas yang berbeda dengan bangun
awalnya. Untuk mendapatkan luas dari sebuah bangun geometri yang telah
ditransformasi dapat dicari dengan determinan matriks transformasi. Yaitu:

Luas

Dengan dan diketahui luas awalnya.

Contoh Soal Transformasi Geometri dan Pembahasan


Contoh Soal 1
Persamaan peta garis 3x – 4y = 12, karena refleksi terhadap garis y – x = 0, dilanjutkan
oleh transformasi yang bersesuaian dengan matriks adalah…
(UAN ’03)

Pembahasan 1:

Diketahui matriksnya:

Rotasi =

Transformasi =
Persamaan garis direfleksi kemudian ditransformasi adalah:

Kemudian disubstitusikan:

Hasilnya:

Contoh Soal 2
Pencerminan terhadap sumbu x adalah A, pencerminan terhadap sumbu y adalah B dan
rotasi 180o terhadap puasat O adalah H. Tentukan matriks B(A(HA)). (UMPTN ’90)
Pembahasan 2:

Diketahui:

 Pencerminan terhadap sumbu


 Pencerminan terhadap sumbu
 Rotasi 180o,
Maka:

Contoh Soal 3

Oleh matriks , titik dan titik Q masing-masing


ditransformasikan ke titik dan . Tentukan koordinat titik Q. (SPMB’04)

Pembahasan 3:

Mencari nilai a dari transformasi P:


Sehingga matriksnya:

Mencari titik Q:

Sehingga:

Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Mean Median Modus

Mean Median Modus


Mean, Median, Modus – Pengantar
Ukuran pemusatan data adalah sembarang ukuran yang menunjukkan pusat segugus
data, yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya.
Salah satu kegunaan dari ukuran pemusatan data adalah untuk membandingkan dua
populasi atau contoh, karena sangat sulit untuk membandingkan masing-masing
anggota dari masing-masing anggota populasi atau masing-masing anggota data
contoh.

Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com


Nilai statistik ukuran pemusatan ini dibuat sedemikian sehingga cukup mewakili seluruh
nilai pada data yang bersangkutan. Nilai statistik yang dapat menggambarkan keadaan
suatu data antara lain mean (rataan hitung), modus, dan median. Data-data biasa dibagi
menjadi 2 jenis yaitu data tunggal dan data berkelompok.
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Limit Fungsi Aljabar & Trigonometri
Teorema Sisa & Teorema Faktor

Mean (rataan)
Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean dapat ditentukan
dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data. Mean (rataan) dapat dicari dari
berbagai jenis data tunggal atau data kelompok dengan rumus berikut:

Sumber Data
Mean Rumus Keterangan

Atau, nilai data


Mean Data
Tunggal
banyak data

titik tengah kelas interval


Atau,
Mean Tabel frekuensi dari
Distribusi
Frekuensi
banyak kelas interval

mean tiap kumpulan


data

banyak tiap kumpulan


Mean Gabungan
data

rataan sementara di
Atau, terbesar

simpangan tiap nilai


Mean Sementara
terhadap

Median (Nilai Tengah)


Median adalah suatu nilai yang membagi data menjadi dua bagian yang sama
banyaknya setelah data tersebut diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar.
Misalkan terdapat data dengan . Median
dapat diketahui yaitu:

Jika n ganjil

Jika n genap
Sebagai ilustrasi terdapat data 2, 2, 4, 5, 5, 7, 7, maka median data tersebut terdapat
pada:

Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, median dihitung
dengan rumus berikut:

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com

Dengan:

= tepi bawah kelas median


= banyak data
= frekuensi kumulatif sebelum kelas median
= frekuensi kelas median
= panjang kelas

Kelas median merupakan interval/kelas dengan frekuensi kumulatif mencapai atau


lebih dari jumlah total.

Modus
Modus merupakan nilai data yang paling sering muncul atau nilai data yang punya
frekuensi terbesar. Sebagai contoh:

DATA MODUS

2, 2, 2, 3, 4, 4, 5, 7 2

3, 4, 5, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 8 5 dan 8

2, 3, 5, 6, 9, 10 Tidak ada

Nilai modus untuk data yang disajikan dalam distribusi frekuensi berkelompok tidak
dapat tepat, tetapi hanya merupakan nilai pendekatan. Rumus untuk mencari modus
dalam distribusi frekuensi berkelompok sebagai berikut:

Dengan :

= tepi bawah kelas medus


= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
= panjang kelas
Contoh Soal Mean, Median, & Modus & Pembahasan
1. Contoh Soal Mean
Diperoleh nilai ujian siswa dalam satu kelas sebagai berikut :

Interval Nilai fi

40-49 1

50-59 4

60-69 8

70-79 14

80-81 10

90-99 3

JUMLAH 40

Tentukan mean dari data tersebut berdasarkan rumus:

a. mean tabel distribusi frekuensi


b. mean sementara (simpangan)

Pembahasan

Interval Nilai

40-49 1 44.5 44.5 -30 -30

50-59 4 54.5 218 -20 -80

60-69 8 64.5 516 -10 -80

70-79 14 74.5 1043 0 0

80-81 10 84.5 845 10 100

90-99 3 94.5 283.5 20 60

Jumlah 40 2950 -30

1. mean tabel distribusi frekuensi

1. mean sementara (simpangan)


2. Contoh Soal Median
Tentukan median dari data pada tabel soal 1.

Pembahasan

Berdasarkan tabel soal 1, diperoleh :

Interval Nilai fi xi

40-49 1 1

50-59 4 5

60-69 8 13

70-79 14 27

80-81 10 37

90-99 3 40

 Kelas median di interval nilai 70-79 karena frekuensi kumulatif di interval tersebut
sudah lebih dari frekuensi total.
 Tepi bawah,
 Panjang kelas,
 Banyak data,
 Frekuensi kumulatif sebelum kelas median,
 Frekuensi kelas median,
Sehingga, nilai median adalah :

3. Contoh Soal Modus


Tentukan modus berdasarkan tabel soal 1

Pembahasan

Interval Nilai fi fk

40-49 1 44.5

50-59 4 54.5

60-69 8 64.5

70-79 14 74.5

80-81 10 84.5

90-99 3 94.5
 Kelas modus adapada interval 70-79
 Tepi bawah,
 Panjang kelas,
 Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas
sebelumnya,
 Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas
sesudahnya,
Sehingga nilai modus adalah:

Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Kuartil, Desil, Simpangan Baku, Varian, dsb

Kuartil, Desil, Simpangan Baku, Varian, dsb

Kuartil (Q)
Kuartil adalah nilai yang membagi data menjadi empat bagian yang sama banyak
setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Terdapat tiga kuartil,
yaitu kuartil bawah , kuartil tengah atau median, dan kuartil atas . Kuartil
didapat dengan cara :

1. Mengurutkan data dari nilai terkecil hingga terbesar


2. Menentukan median atau
3. Menentukan (median data kurang dari ) dan (median data lebih
dari )
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Persamaan Trigonometri
Mean Median Modus
Contoh, data yang diurutkan:

Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com





Untuk data berkelompok, kuartil dihitung dengan rumus:

Dengan:
tepi bawah kelas kuartil
banyak data
frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
frekuensi kumulatif kelas kuartil
panjang kelas
1,2,3

(Contoh ada di soal 1 di bawah)

Desil
Desil adalah nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian yang sama banyak
setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Letak desil bisa
direntukan dengan rumus:

terletak pada nilai ke –

Contoh, data yang diurutkan:

 ada di nilai ke- , sehingga

 ada di nilai ke- , sehingga

Untuk data berkelompok, desil didapat dengan rumus berikut :

Dengan:
tepi bawah kelas desil
banyak data
frekuensi kumulatif sebelum kelas desil
frekuensi kumulatif kelas desil
panjang kelas
1,2,3,…,9

(Contoh ada di soal 1)

Jangkauan (Rentang), Hamparan, dan Simpangan


Kuartil
Jangkauan data adalah selisih antara data terbesar dan data terkecil.

Hamparan atau jangkauan antar kuartil adalah selisih antara kuartil ketiga dan
pertama

Simpangan kuartil adalah setengah kali panjang hamparan

(Contoh di Soal 1 dan Soal 2)

Simpangan Rata-rata
Simpangan rata-rata merupakan jarak rata-rata suatu data terhadap rataannya.
Simpangan rata-rata dapat dicari dengan rumus:

Dengan:
= banyak data
= nilai data ke-i
= nilai rata-rata

(Contoh di Soal 2)

Sedangkan untuk data berkelompok, rumus simpangan rata-rata adalah :

Dengan:

= banyak kelas
= titik tengah kelas ke-i
= nilai rata-rata
=

(Contoh di Soal 3)

Ragam

Ragam atau varian menyatakan rata-rata kaudrat jarak suatu data terhadap
rataannya. Rumus untuk mendapatkan ragam atau varian adalah:

Dengan:

= banyak data
= nilai data ke-i
= nilai rata-rata

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com


(Contoh di Soal 2)

Sedangkan untuk Ragam atau varian untuk data berkelompok dapat ditentukan
dengan rumus berikut:

Atau

Dengan:
= banyak kelas
= titik tengah kelas ke-i
= nilai rata-rata

(Contoh di Soal 3)

Rumus diatas dapat diubah dengan menggunakan simpangan rataan menjadi

Simpangan Baku
Simpangan baku atau standar deviasi adalah rata-rata jarak penyimpangan titik-titik
data diukur dari nilai rata-rata data tersebut. Simpangan baku dapat ditentukan dengan
rumus :
Contoh di Soal 2

Sedangkan untuk data berkelompok, Simpangan baku atau standar deviasi dapat
ditentukan dengan rumus:

Contoh di Soal 3

Contoh Soal Kuartil, Simpangan Kuartil, Simpangan


Baku, dsb & Pembahasan
Contoh Soal Kuartil, Simpangan Kuartil, dsb.
Tentukan nilai kuartil bawah, kuartilatas, desil ke-6, jangkauan antar kuartil, dan
simpangan kuartil dari data berikut:

Pembahasan

 Panjang kelas:
 Banyak data:
Maka letaknya:

 Kelas ada pada ke yaitu di kelas 60 – 69


 Kelas yaitu di kelas 80 – 89
 Kelas ada pada x yaitu di kelas 70 – 79
Sehingga:
Jangkauan antar kuartil (H):

Simpangan kuartil :

Contoh Soal Simpangan Baku, Ragam, dsb.


Diketahui data 3, 4, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 9. Tentukan nilai dari jangkauan, jangkauan antar
kuartil, simpangan kuartil, simpangan rata-rata, ragam, dan simpangan baku data
tersebut.

Pembahasan:

Dengan , , dan , maka

 Mean:
 Jangkauan:
 Jangkauan antar kuartil:
 Simpangn
kuartil:

 Simpang rata-rata:

+ + +
+ + +
+ +

+ + +
+ + + +

 Ragam:
+ +
+
+

+ + + + +
+ + +

9.6721 + 4.4521 + 4.4521 + 1.2321 + 1.2321 + 0.7921 + 3.5721


+ 8.3521 + 8.3521

 Simpangan baku:

Contoh Soal Jangkauan, Simpangan Rata-rata, dsb.


Tentukan jangkauan, hamparan, simpangan kuartil, simpangan rata-rata, ragam, dan
simpangan baku pada data berikut:

Nilai Frekuensi

40-49 1

50-59 4

60-69 8

70-79 14

80-81 10

90-99 3

Jumlah 40

Pembahasan:

Nilai

40-49 1 44.5 43.5 29.25 29.25 855.56

50-59 4 54.5 214 19.25 77 370.56

60-69 8 64.5 508 9.25 74 85.56

70-79 14 74.5 1029 0.75 10.5 0.56

80-81 10 84.5 835 10.75 107.5 115.56


90-99 3 94.5 280.5 20.75 62.25 430.56

JUMLAH 40 2910 360.5

Mean tabel distribusi frekuensi:

Simpangan rata-rata:

Ragam:

Simpangan baku:

Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Peluang, Permutasi, & Kombinasi

Peluang, Permutasi, & Kombinasi

Kaidah pencacahan
Ada tiga metode dalam kaidah pencacahan:

Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia


Untuk memahami metode ini, kita dapat menjabarkannya menggunakan pasangan
terurut. Jika suatu kejadian pertama dapat terjadi dalam cara yang berbeda, kejadian
kedua dapat terjadi dalam cara yang berbeda, dan seterusnya maka kejadian-kejadian
itu secara berurutan dapat terjadi:

Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com


… cara yang berbeda
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Trigonometri
SPLDV & SPLTV
Sebagai ilustrasi: misalkan seorang pekerja memiliki 4 buah kemeja dan 2 buah dasi
yang masing-masing mempunyai warna yang berbeda. Berapa pasangan warna kemeja
dan dasi yang dapat dibuat? Jika himpunan kemeja adalah k = ( )=4
buah dan himpunan dasi adalah d = ( ) = 2 buah. Sehingga dapat ditentukan
bahwa:

= 4 x 2 = 8 cara

Permutasi
Permutasi adalah susunan berurutan dari semua atau sebagian elemen dari suatu
himpunan. Dalam permutasi perlu dipahami terlebih dahulu terkait faktorial. Hasil kali
bilangan bulat dari 1 sampai n adalah n! (dibaca : n faktorial) atau :

Contoh, . Untuk menyelesaikan


soal permutasi terdapat 4 metode yaitu:

1. Permutasi dari elemen yang berbeda


Permutasi elemen dari elemen yang ada (setiap elemen berbeda) adalah
susunan elemen itu dalam suatu urutan yang diperhatikan. Jika , ( )
permutasinya: .

Sehingga jika , permutasinya: .

Sebagai ilustrasi: menyususn 3 elemen dari 3 huruf : a,b,c adalah


a,b,c a,c,b b,c,a b,a,c c,a,b c,b,a dengan . Sedangkan menyusun
2 elemen dari 3 huruf adalah dengan . .

2. Permutasi dengan Beberapa elemen yang sama


Setiap unsur yang digunakan tidak boleh lebih dari satu kali. Banyak permutasi elemen
n yang memuat elemen , dengan
adalah:

Sebagai ilustrasi: ada 3 bola basket dan 2 bola kasti. Jumlah cara menyusunnya:

.
3. Permutasi siklis
Rumus permutasi siklis biasanya digunakan untuk menghitung banyak cara yang dapat
dibuat dari susunan melingkar. Rumusnya adalah

Sebagai ilustrasi: banyaknya cara 4 orang duduk melingkar dalam 1 meja adalah

4. Permutasi berulang
Permutasi berulang adalah permutasi yang dalam penyusunannya urutan diperhatikan
dan suatu objek dapat dipilih lebih dari sekali (berulang). Banyaknya permutasi ini
adalah

Sedangkan untuk rumus permutasi yang tidak boleh ditulis berulang adalah

Kombinasi
Kombinasi adalah pengelompokan dari semua atau sebagian elemen dari suatu
himpunan tanpa memperhatikan urutan susunan pemilihannya. Banyaknya kombinasi
adalah :

Sebagai ilustrasi : kombinasi 2 elemen dari 3 huruf a,b,c adalah ab, ac, bc . Sedangkan
ba, ca, cb tidak termasuk hitungan karena pada kombinasi ab=ba, ac=ca, bc=cb.
Banyak kombinasi adalah :

Binom Newton

Binom Newton berhubungan dengan bentuk . Dimana suku ke-r dari


bentuk tersebut adalah :
Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com
Suku ke – r =

Sebagai ilustrasi: koefisien dari adalah:


Agar x berpangkat 27 dibuat:

Sehingga:

 suku ke –
4 =

.
 .
 Koefisiennya: 3640
Peluang Suatu Kejadian
Peluang atau probabilitas adalah kemungkinan sebuah kejadian dapat terjadi.
Percobaan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk kemudian memperoleh suatu
hasil pengukuran, perhitungan, ataupun pengamatan. Himpunan dari semua hasil yang
mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel (S). Sehingga kejadian atau
peristiwa merupakan himpunan bagian dari ruang sampel atau bagian dari hasil
percobaan yang diinginkan.

Nilai probalitas antara 0 – 1. Kejadian yang mempunyai nilai probabilitas 0 adalah


kejadian yang mustahil terjadi atau tidak mungkin terjadi. Sedangkan kejadian yang
mempunyai nilai probalilitas 1 adalah kejadian yang pasti terjadi atau kejadian yang
sudah terjadi.

Peluang atau probabilitas suatu kejadian A dapat terjadi dengan k dan mungkin hasil
terjadi m cara sebagai:

Frekuensi harapan suatu kejadian adalah hasil kali banyaknya percobaan dengan
peluang kejadian yang akan terjadi dalam suatu percobaan atau:

Peluang Kejadian Majemuk


Peluang Gabungan Dua Kejadian
Dua buah kejadian A dan B dikatakan gabungan dua kejadian jika kejadian A dan B
kejadian dapat terjadi bersamaan sehingga dan menghasilkan
rumus:
Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Saling Lepas
Dua buah kejadian A dan B dikatakan gabungan dua kejadian saling lepas jika kejadian
A dan B tidak mungkin terjadi bersamaan. Sehingga dan menghasilkan
rumus:

Peluang Komplemen suatu Kejadian


Kejadian merupakan komplemen/ kebalikan A sehingga A danA’ merupakan kejadian
saling lepas, maka . Sehingga menghasilkan rumus:
Peluang Kejadian Bersyarat
Dua kejadian disebut kejadian bersyarat jika munculnya kejadian pertama A
mempengaruhi peluang munculnya kejadian kedua B. Maka peluang terjadinya kejadian
B yang dipengaruhi oleh kejadian A ditulis dengan . Bila adalah
peluang terjadinya A dan B , maka

Contoh Soal Peluang dan Pembahasan


Contoh Soal 1
Dalam sebuah kotak berisi 7 bola merah dan 5 bola putih. Dari kota itu diambil 3 bola
sekaligus. Peluang terambil sekurang-kurangnya 1 bola putih adalah

Pembahasan 1:

Karena harus terambil sekurang-kurangnya 1 bola putih maka peluang tidak terambilnya
bola putih tidak termasuk itungan sehingga:

Contoh Soal 2
Tentukanlah nilai n yang memenuhi persamaan

Pembahasan 2:
Contoh Soal 3
Berapa banyak urutan yang dapat terjadi jika 5 bendera yang berwarna putih, merah,
hijau, kuning, dan biru dipancang pada tiang-tiang dalam satu baris, dengan bendera
putih selalu berada di salah satu ujung.

Pembahasan 3:

Karena bendera putih dipancang dalam salah satu ujung maka dengan 2 cara, sisa 4
bendera dapat diatur dalam cara, sehingga:

Jumlah
urutan urutan.

Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Limit Fungsi

Limit Fungsi

Pengertian Limit Fungsi


Limit merupakan sebuah konsep matematika dimana sesuatu dikatakan “hampir” atau
“mendekati” nilai suatu bilangan tertentu. Limit dapat berupa sebuah fungsi yang
kodomainnya “hampir” atau “mendekati” nilai suatu bilangan asli tertentu.
Ilustrasi limit. Sumber gambar: betterexplained.com

Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com


Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Suku Banyak
Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk

Limit Fungsi Aljabar


Dalam pengoperasian limit fungsi aljabar, terdapat beberapa hukum atau teorema limit
yang perlu diperhatikan. Jika k konstanta, fungsi f dan fungsi g adalah fungsi-fungsi
memiliki nilai limit yang mendekati bilangan c, maka:

No TEOREMA

Ada tiga metode dalam mengerjakan limit fungsi aljabar, yaitu:

1. Metode substitusi
Metode paling mudah dengan menentukan hasil suatu limit fungsi adalah dengan
mensubstitusi langsung nilai kedalam fungsi f(x). Syarat metode ini adalah jika hasil
substitusi tidak membentuk nilai “tak tentu”. Contoh:

2. Metode pemfaktoran
Jika pada metode substitusi menghasilkan suatu nilai bentuk tak tentu seperti:

∞, , , 0 x∞, ∞ – ∞, 00, ∞0, atau ∞∞


maka fungsi tersebut harus difaktorkan terlebih dahulu sehingga bentuknya tidak
menjadi bentuk tak tentu, baru kemudian bisa disubstitusikan . Contoh:
3. Metode perkalian dengan akar sekawan
Metode ini digunakan jika pada metode substitusi langsung menghasilkan nilai limit yang
irasional. Fungsi dikalikan dengan akar sekawannya agar bentuk limit tersebut tidak
irasional, sehingga bisa dilakukan kembali substitusi langsung nilai . Contoh:

Dalam pengoprasian limit fungsi aljabar, terkadang nilai x mendekati tak berhingga (∞),
sehingga jika disubstitusikan fungsi menghasilkan nilai tak tentu. Dalam pengoperasian
limitnya, terdapat beberapa hukum atau teorema limit yang perlu diperhatikan.
Jika n adalah bilangan bulat, k konstanta, fungsi f dan fungsi g adalah fungsi-fungsi
memiliki nilai limit yang mendekati bilangan c, maka:

No TEOREMA SYARAT

1 k adalah konstanta

Jika n = genap

3 Jika n = ganjil

4 k adalah konstanta

10

11

Ada dua metode dalam mengerjakan limit fungsi aljabar bentuk tak berhingga:
1. Membagi dengan pangkat tertinggi
Metode ini digunakan pada limit fungsi bentuk . Metode ini dapat
dikerjakan dengan membagi pembilang f(x) dan penyebut g(x) dengan
variabel xn berpangkat tertinggi yang ada dalam fungsi f(x) dan g(x). Setelahnya, baru
dapat disubstitusi dengan . Contoh:

2. Mengalikan bentuk sekawan


Metode ini digunakan pada limit fungsi bentuk . Metode ini dapat
diselesaikan dengan perkalian bentuk sekawan:

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com


kemudian dilanjutkan pembagian dengan metode pertama yaitu membagi dengan
pangkat tertinggi. Contoh:

Kemudian pembilang dan penyebut dibagi x pangkat tertinggi yaitu x1:

Limit Fungsi Trigonometri


Limit juga dapat digunakan pada fungsi trigonometri. Penyelesaiannya sama dengan
fungsi limit aljabar. Namun, agar mengerti penjalasan selanjutnya harus mengerti
terlebih dahulu konsep dari trigonometri. Penyelesaian dalam limit fungsi ini dalam
trigonometri bisa dilakukan dengan melakukan perubahan-perubahan bentuk sinus,
cosinus, dan tangen.
Ada tiga bentuk umum dalam limit fungsi trigonometri, yaitu bentuk :

1. Bentuk
Pada bentuk ini, limit dari fungsi trigonometri f(x) merupakan hasil dari substitusi nilai c
ke dalam x dari trigonometri. Contoh :

No. CONTOH NILAI LIMIT

2
3

Jika c = 0, maka rumus limit-limit trigonometrinya adalah sebagai berikut :




2. Bentuk
Pada bentuk ini, limit diperoleh dari perbandingan 2 trigonometri berbeda. Kedua
trigonometri tersebut jika langsung disubstitusi dengan nilai c menghasilkan f(c) = 0 dan
g(c) = 0. Sehingga, nilai limit trigonometri tersebut menjadi bilangan tak tentu .
Penyelesaiannya sama dengan limit fungsi aljabar yaitu pemfaktoran. Contoh bentuk ini
yaitu:

3. Bentuk
Pada bentuk ini, limit diperoleh dari perbandingan antara trigonometri dan fungsi aljabar.
Jika disubstitusikan langsung akan menghaslikan bilangan tak tentu. Pada bentuk ini
dikerjakan dengan konsep turunan. Bentuk rumus dasar limit ini adalah:




Berdasarkan rumus dasar diataas, jika dikembangkan menjadi rumus-rumus berikut:









Contoh Soal Limit Fungsi dan Pembahasan
Contoh Soal Limit 1

Tentukanlah nilai dari (UAN 2002)

Pembahasan 1 :
Contoh Soal Limit 2

Tentukanlah nilai dari (UN 2009)

Pembahasan 2:

Contoh Soal Limit 3

Tentukanlah nilai dari (SPMB 2002)

Pembahasan 3 :

Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Turunan Fungsi

Turunan Fungsi

Pengertian Turunan
Turunan adalah pengukuran terhadap bagaimana fungsi berubah seiring perubahan
nilai yang dimasukan, atau secara umum turunan menunjukkan bagaimana suatu
besaran berubah akibat perubahan besaran lainnya. Proses dalam menemukan turunan
disebut diferensiasi.

Pada fungsi y = f(x), turunan dari variabel y terhadap variabel x dinotasikan


dengan atau atau y’ dan didefinisikan sebagai:

Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com


Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Integral Substitusi & Parsial
Persamaan Garis Lurus

Rumus-rumus Turunan Fungsi Aljabar


Dengan definisi turunan akan dicari rumus-rumus turunan fungsi aljabar yang terdiri dari
fungsi pangkat , hasil kali fungsi f(x) = u(x) . v(x), hasil pembagian
fungsi , dan pangkat dari fungsi .

1. Rumus turunan fungsi pangkat


Fungsi berbentuk pangkat turunannya dapat menggunakan
rumus sebagai:

Jadi rumus turunan fungsi pangkat adalah:

2. Rumus turunan hasil kali fungsi


Fungsi f(x) yang terbentuk dari perkalian fungsi u(x) dan v(x), turunannya didapat
dengan:
Jadi rumus turunan fungsinya adalah:

3. Rumus turunan fungsi pembagian

sehingga

Jadi rumus turunan fungsinya adalah

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com


4. Rumus turunan pangkat dari fungsi

Ingat jika , maka:

Karena , maka:
Atau

Jadi rumus turunan fungsinya adalah:

Rumus-rumus Turunan Trigonometri


Dengan menggunakan definisi turunan, dapat diperoleh rumus-rumus
turunan trigonometri berikut: (dengan u dan v masing-masing fungsi dari x)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Aplikasi Turunan
1. Menentukan gradien garis singgung suatu kurva
Gradien garis singgung (m) pada suatu kurva y = f(x) dirumuskan sebagai:

Persamaan garis singgung pada suatu kurva y = f(x) di titik


singgung dirumuskan sebagai:

2. Menentukan interval fungsi naik dan fungsi turun

 Syarat interval fungsi naik


 Syarat interval fungsi turun
3. Menentukan nilai stasioner suatu fungsi dan jenisnya
Jika fungsi y = f(x) kontinu dan diferensiabel di x = a dan f'(x) = 0, maka fungsi memiliki
nilai statisioner di x = a. Jenis nilai stasioner dari fungsi y = f(x) dapat berupa nilai balik
minimum, nilai balik maksimum, atau nilai belok. Jenis nilai stasioner ini bisa ditentukan
dengan menggunakan turunan kedua dari fungsi tersebut.
 Nilai maksimum dan
Jika dan , maka adalah nilai balik maksimum dari
fungsi y = f(x) dan titik adalah titik balik maksimum dari kurva y = f(x).

 Nilai minimum dan


Jika dan , maka adalah nilai balik minimum dari
fungsi dan titik adalah titik balik minimum dari kurva y = f(x).

 Nilai belok dan


Jika dan , maka adalah nilai belok dari fungsi y = f(x)
dan titik adalah titik belok dari kurva y = f(x).

4. Menyelesaikan soal limit berbentuk tak tentu atau

Jika merupakan limit berbentuk tak tentu atau , maka


penyelesaiannya dapat menggunakan turunan, yaitu f(x) dan g(x) masing-masing
diturunkan.

Jika dengan turunan pertama sudah dihasilkan bentuk tertentu, maka bentuk tertentu itu
adalah penyelesaiannya. Tetapi jika dengan turunan pertama masih dihasilkan bentuk
tak tentu, maka masing-masing f(x) dan f(x) diturunkan lagi sampai diperoleh hasil
berbentuk tertentu. Cara penyelesaian seperti ini disebut Dalil L’hopital.

5. Menentukan rumus kecepatan dan percepatan


Jika rumus atau persamaan posisi gerak suatu benda sebagai fungsi waktu diketahui
yaitu s = f(t), maka rumus kecepatan dan kecepatannya dapat ditentukan yaitu:

 Rumus kecepatan
 Rumus percepatan
Contoh Soal Turunan Fungsi dan Pembahasan
Contoh Soal 1 – Turunan Fungsi Aljabar

Turunan pertama dari adalah

Pembahasan 1:

Soal ini merupakan fungsi yang berbentuk y = yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan rumus . Maka:

Sehingga turunannya:
Contoh Soal 2 – Turunan Fungsi Trigonometri
Tentukan turunan pertama dari

Pembahasan 2:

Untuk menyelesaikan soal ini menggunakan rumus campuran


yaitu dan juga .
Sehingga:

Contoh Soal 3 – Aplikasi Turunan

Tentukan nilai maksimum dari pada interval -1 ≤ x ≤


3.

Pembahasan 3:

Ingat syarat nilai fungsi f(x) maksimum adalah dan maka:

 jika
dan dan

Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Vektor

Vektor

Pengertian Vektor
Vektor merupakan sebuah besaran yang memiliki arah. Vektor digambarkan sebagai
panah dengan yang menunjukan arah vektor dan panjang garisnya disebut besar
vektor. Dalam penulisannya, jika vektor berawal dari titik A dan berakhir di titik B bisa
ditulis dengan sebuah huruf kecil yang diatasnya ada tanda garis/ panah
seperti atau atau juga:

Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com


Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Pengertian dan Determinan Matriks
Transformasi Geometri – Translasi, Rotasi, Dilatasi

Misalkan vektor merupakan vektor yang berawal dari titik menuju


titik dapat digambarkan koordinat cartesius dibawah. Panjang garis sejajar
sumbu x adalah dan panjang garis sejajar sumbu y
adalah merupakan komponen-komponen vektor .
Komponen vektor dapat ditulis untuk menyatakan vektor secara aljabar yaitu:

atau

Jenis-jenis Vektor
Ada beberapa jenis vektor khusus yaitu:

 Vektor Posisi
Suatu vektor yang posisi titik awalnya di titik 0 (0,0) dan titik ujungnya di A
 Vektor Nol
Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikan . Vektor nol tidak memiliki arah
vektor yang jelas.
 Vektor satuan
Suatu vektor yang panjangnya satu satuan. Vektor satuan

dari adalah:
 Vektor basis
Vektor basis merupakan vektor satuan yang saling tegak lurus. Dalam vektor ruang
dua dimensi memiliki dua vektor basis yaitu dan .
Sedangkan dalam tiga dimensi memiliki tiga vektor basis
yaitu , , dan .
Vektor di R^2
Panjang segmen garis yang menyatakan vektor atau dinotasikan sebagai Panjang
vektor sebagai:
Panjang vektor tersebut dapat dikaitkan dengan sudut yang dibentuk oleh vektor dan
sumbu x. positif.

Vektor dapat disajikan sebagai kombinasi linier dari vektor


basis dan berikut:

Operasi Vektor di R^2


Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^2
Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasilnya disebut resultan. Penjumlahan
vektor secara aljabar dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan komponen yang

seletak. Jika dan maka:


Penjumlahan secara grafis dapat dilihat pada gambar dibawah:

Dalam pengurangan vektor, berlaku sama dengan penjumlahan yaitu:

Sifat-sifat dalam penjumlahan vektor sebagai berikut:



Perkalian vektor di R^2 dengan skalar
Suatu vektor dapat dikalikan dengan suatu skalar (bilangan real) dan akan
menghasilkan suatu vektor baru. Jika adalah vektor dan k adalah skalar. Maka
perkalian vektor:

Dengan ketentuan:

 Jika k > 0, maka vektor searah dengan vektor


 Jika k < 0, maka vektor berlawanan arah dengan vektor
 Jika k = 0, maka vektor adalah vektor identitas
Secara grafis perkalian ini dapat merubah panjang vektor dan dapat dilihat pada tabel
dibawah:
Secara aljabar perkalian vektor dengan skalar k dapat dirumuskan:

Perkalian Skalar Dua Vektor di R^2


Perkalian skalar dua vektor disebut juga sebagai hasil kali titik dua vektor dan ditulis
sebagai:

(dibaca : a dot b)

Perkalaian skalar vektor dan dilakukan dengan mengalikan panjang vektor dan
panjang vektor dengan cosinus . Sudut yang merupakan sudut antara vektor dan
vektor .

Sehingga:

Dimana:

Perhatikan bahwa:

 Hasil kali titik dua vektor menghasilkan suatu skalar




Vektor di R^3
Vektor yang berada pada ruang tiga dimensi (x, y, z).jarak antara dua titik vektor
dalam dapat diketahui dengan pengembangan rumus phytagoras. Jika
titik dan titik maka jarak AB adalah:

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com

Atau jika , maka


Vektor dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu dalam

kolom atau dalam


baris . Vektor juga dapat disajikan
sebagai kombinasi linier dari vektor basis dan dan berikut:

Operasi Vektor di R^3


Operasi vektor di secara umum, memiliki konsep yang sama dengan operasi vektor
di dalam penjumlahan, pengurangan, maupun perkalian.

Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^3


Penjumlahan dan pengurangan vektor di sama dengan vektor di yaitu:

Dan

Perkalian vektor di R^3 dengan skalar


Jika adalah vektor dan k adalah skalar. Maka perkalian vektor:
Hasil kali skalar dua vektor
Selain rumus di , ada rumus lain dalam hasil kali skalar dua vektor.
Jika dan maka
adalah:

Proyeksi Orthogonal vektor


Jika vektor diproyeksikan ke vektor dan diberi nama seperti gambar dibawah:

Diketahui:

Sehingga:

atau

Untuk mendapat vektornya:

Contoh Soal Vektor dan Pembahasan


Contoh Soal 1
Diketahui titik A(2,4,6), titik B(6,6,2), dan titik C(p,q,-6). Jika titik A, B, dan C segaris
maka tentukan nilai p+q.

Pembahasan 1:

Jika titik-titik A, B, dan C segaris maka vektor dan vektor bisa searah atau
berlainan arah. Sehingga akan ada bilangan m yang merupakan sebuah kelipatan dan
membentuk persamaan


Jika B berada diantara titik A dan C, diperoleh:

sehingga:

Maka kelipatan m dalam persamaan:

Diperoleh:

disimpulkan:

p+q=10+14=24

Contoh Soal 2
Jika diketahui vektor pada titik A dan titik B dan vektor pada titik C yang berada diantara
garis Ab seperti gambar dibawah. Tentukan persamaan vektor C.

Pembahasan 2:

Dari gambar dapat diketahui bahwa:


 sehingga

Sehingga:

Contoh Soal 3

Misalkan vektor dan vektor . Jika panjang


proyeksi vektor a ̅ pada adalah 4. Maka tentukan nilai y.

Pembahasan 3:

Diketahui:



Maka:

12=8+2y

y=2

Navigation HOME FORUM MATERI BELAJAR– Matematika– Fisika– Kimia– Ekonomi– Bahasa
Indonesia– BAHASA INGGRIS– Wawasan TENTANG KONTAK
StudioBelajar.com / Matematika / Bunga Tunggal, Bunga Majemuk, Penyusutan, & Anuitas

Bunga Tunggal, Bunga Majemuk, Penyusutan, & Anuitas


Perhitungan untuk bunga, penyusutan, pertumbuhan, dan peluruhan mengunakan
konsep baris dan deret pada aritmatika dan geometri. Sehingga sebelum mempelajari
ini, terlebih dahulu mempelajari konsep barisan dan deret.
Baris aritmatika merupakan baris yang nilai setiap sukunya didapatkan dari suku
sebelumnya melalui penjumlahan atau pengurangan dengan suatu bilangan b.
Sedangkan, deret aritmatika merupakan penjumlahan suku-suku dari suatu barisan
aritmatika.
Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com
Baris geometri merupakan baris yang nilai setiap sukunya didapatkan dari suku
sebelumnya melalui perkalian dengan suatu bilangan r. Sedangkan, deret geometri
adalah penjumlahan suku-suku dari suatu barisan geometri.

Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:


Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers
Turunan Fungsi Trigonometri

Bunga
Bunga (suku bunga) atau bank interest adalah pertambahan jumlah modal yang
diberikan oleh bank untuk para nasabahnya dengan dihitung dari presentase modal
uang nasabah dan lamanya menabung. Bunga juga bisa diberikan oleh pemberi
pinjaman kepada pinjaman. Bunga ada dua jenis yaitu bunga tunggal dan bunga
majemuk. Berikut ini perbedaannya :

Bunga Tunggal
Bunga tunggal adalah bunga yang diberikan berdasarkan perhitungan modal awal,
sehingga bunga hanya memiliki satu variasi saja (tetap) dari awal periode sampai akhir
periode. Contohnya saat menabung di bank, kita akan mendapatkan bunga yang tetap
tiap-tiap periode.
Modal adalah jumlah dari yang dibungakan, modal awal merupakan modal yang
dikeluarkan pada awal waktu usaha dan sebelum dibungakan. Modal akhir adalah hasil
dari modal yang dibungakan.Sedangkan suku bunga dinyatakan dalam persentase tiap
satuan waktu.

Jika modal awal sebesar mendapat bunga tunggal sebesar b (dalam persentase)
per bulan, maka setelah n bulan besar modalnya menjadi:

Contoh soal bunga tunggal:


Diketahui modal pinjaman Rp1.000.000 dengan bunga sebesar per bulan, maka
setelah 5 bulan modalnya adalah ….

Jika modal awal sebesar , dan diketahui jumlah bunga tunggalnya B, maka besar
persentase bunga tunggalnya b adalah

Contoh lain: Diketahui bunga tunggal sebesar Rp50.000 untuk modal pinjaman
Rp1.000.000, maka presentasenya adalah
Bunga Majemuk
Bunga majemuk adalah bunga yang diberikan berdasarkan modal awal dan akumulasi
bunga pada periode sebelumnya.Bunga majemuk memiliki banyak variasi dan selalu
berubah (tidak tetap) pada tiap-tiap periode. Contohnya saat menjual sebuah
kendaraan, harga kendaraan yang dijualakan berubah setiap periode dan perubahannya
bervariasi.

Sumber: thecalculatorsite.com

Jika modal awal sebesar mendapat bunga majemuk sebesar b (dalam persentase)
perbulan, maka setelah n bulan besar modalnya menjadi:

Contoh, diketahui modal pinjaman Rp1.000.000 dengan bunga majemuk


sebesar per bulan, maka setelah 5 bulan modalnya adalah

Jika modal awal sebesar disimpan di bank mendapatkan bunga sebesar b pertahun
dan perhitungan bunga dihitung sebanyak m kali dalam setahun, maka besar modal
pada akhir tahun ke-n adalah :

Contoh, , , ,
dan , maka

Penyusutan
Penyusutan atau depresiasi adalah pengurangan nilai dari harta tetap terhadap nilai
buku atau nilai beli awalnya. Penyusutan dilakukan secara berkala dalam rangka
pembebanan biaya pada pendapatan, baik atas penggunaan harta tersebut maupun
karena sudah tidak memadai lagi.
Ada dua istilah dalam penyusutan yaitu, nilai buku dan nilai beli. Nilai beli merupakan
harga awal ketika melakukan pembelian barang. Sedangkan nilai buku adalah nilai
setelah terjadi penyusutan dimana nilainya tiap periode akan semakin kecil.

Jika harga sebuah barang pada saat dibeli adalah dan mengalami penyusutan tiap
tahunnya sebesar p (dalam persen) dari harga belinya, maka nilai barang pada akhir
tahun ke-n adalah :

Contoh, harga mobil Rp100.000.000 menyusut harganya 10% tiap tahun. Di akhir tahun
ke-5 nilainya

Besar nilai (harga) penyusutan tiap tahun adalah :

Jika suatu barang mengalami penyusutan tiap tahunnya sebesar p (dalam persen) dari
nilai bukunya sendiri, maka pada akhir tahun ke-n, nilai barangnya adalah :

Besar nilai (harga) penyusutan pada tahun ke-n adalah

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com


Contoh, harga mobil Rp100.000.000 menyusut nilai bukunya 10% tiap tahun. Di akhir
tahun ke-5 nilainya

Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan kenaikan jumlah pada tiap periode waktu berdasarkan suatu
rasio pertumbuhan. Jika jumlah awal adalah dan rasio adalah r per tahun, maka pada
akhir tahun ke-n, jumlah akhirnya menjadi :

Contoh, jumlah penduduk 10.000 jiwa dengan pertumbuhan penduduk 5% per tahun,
maka pada akhir tahun ke-4, jumlahnya
Anuitas
Anuitas adalah rangkaian pembayaran atau penerimaan yang sama jumlahnya dan
harus dibayarkan atau yang harus diterima pada tiap akhir periode atas sebuah
pinjaman atau kredit. Jika suatu pinjaman akan dikembalikan secara anuitas, maka ada
tiga komponen yang menjadi dasar perhitungan yaitu:
 Besar pinjaman
 Besar bunga
 Jangka waktu dan jumlah periode pembayaran

Sumber: moneysense.ca

Anuitas yang diberikan secara tetap pada setiap akhir periode mempunyai dua fungsi
yaitu membayar bunga atas hutang dan mengangsur hutang itu sendiri. Sehingga
konsepnya :

Jika utang sebesar mendapat bunga sebesar b per bulan dan anuitas sebesar A,
maka dapat ditentukan :

 Besar bunga pada akhir periode ke-n

 Besar angsuran pada akhir periode ke-n

 Sisa hutang pada akhir periode ke-n

(contoh di soal 2)

Besar anuitas untuk membayar hutang sebesar dengan bunga sebesar b perbulan
selama n bulan adalah :
(contoh di soal 3)

Contoh Soal Bunga Tunggal/Majemuk/Anuitas dan


Pembahasan
1. Contoh Soal Bunga Majemuk
Modal sebesar Rp10.000.000,00 dipinjamkan dengan bunga majemuk 2% per tahun.
Pada permulaan tahun ketiga, modal itu menjadi?

Pembahasan

(n = 2, karena awal tahun ke-3 sama dengan


akhir tahun ke-2)

2. Contoh Soal Anuitas


Sebuah pinjaman sebesar Rp20.000.000,00 akan dilunasi secara anuitas tahunan
sebesar Rp4.000.000,00. Jika suku bunga 5% per tahun, besar angsuran, bunga, dan
sisa hutang tahun ketiga adalah?

Pembahasan

 Angsuran

 Bunga
 Sisa hutang

3. Contoh Soal Anuitas


Sebuah pinjaman sebesar Rp850.000.000,00 yang harus dilunasi dengan 6 anuitas jika
dasar bunga 4% per bulan dan pembayaran pertama dilakukan setelah sebulan. Sisa
hutang pada akhir bulan kelima adalah?

Pembahasan

Sisa hutang pada akhir periode ke-5 adalah

Anda mungkin juga menyukai