Gambar 3.2
Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan
Rf akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub.
Ia = IL (arus beban)
Vf = If.Rf
Vt = Ea + Ia.Ra ; dimana ; Ea = C.n.f
Pin = Vt.Ia + Vf.If
Dimana; Rf = tahanan medan
If = arus medan
Vf = tegangan medan
Vt = tegangan terminal
Ra = tahanan kumparan jangkar
Ia = arus jangkar
– Penguat Sendiri :
1. Motor Seri
Gambar 3.3
Ia = IL = If
Vt = Ea + Ia (Ra + Rf)
Vf = If.Rf
Pin = Vt.Ia
1. Motor shunt
Gambar 3.4
Vt = Vf = If.Rf
Vt = Ea + Ia.Ra
IL = Ia + If
Pin = Vt.IL
– Kompon
1. Kompon panjang
Gambar 3.5
Ia = If1 ; IL = If1 + If2
Vt = If2 .Rf2
Vt = Ea + Ia (Ra + Rf1)
Pin = Vt . IL
1. Kompon pendek
Gambar 3.6
IL = If2 = Ia + If2
Vt = IL.Rf1 + If2.Rf2
Vt = IL.Rf1 + Ea + Ia.Ra
Pin = Vt.IL
Pengaturan Kecepatan
Pengaturan kecepatan memegang peranan penting dalam motor arus searah, karena
motor arus searah memiliki karakteristik kopel-kecepatan yang menguntungkan
dibandingkan dengan motor lainnya. Dasar dari pemikiran tentang pengaturan
kecepatan adalah sebagai berikut :
Ea = C.n.f
Ea = Vt – Ia.Ra
C.n.f = Vt – Ia.Ra ; n=
Dimana : n = putaran (rps)
f = fluks yang timbul
Vt = tegangan terminal
Ia = arus jangkar
Ra = kumparan jangkar
Ea = tegangan balik yang terbangkit di kumparan jangkar
Dari persamaan diatas pengaturan putaran dapat dilakukan dengan mengatur harga-
harga f, Vt, dan Ra.
1. Pengaturan kecepatan dengan mengatur medan shunt (f)
Hal ini dilakukan dengan cara menyisipkan tahanan variabel yang dipasang secara seri
terhadap tahanan medannya dengan rangkaian sebagai berikut :
Gambar 3.7
Pengaturan kecepatan dengan cara ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
– kecepatan terendah didapat dengan membuat tahanan variabel sama dengan
nol. Sedangkan kecepatan tertinggi akan dibatasi oleh perencanaan mesin dimana
gaya sentrifugal maksimum tidak sampai merusak motor.
– Rugi panas yang timbul sangat rendah
– Sederhana dan mudah dalam perangkaiannya
– Pengaturan kecepatan seperti ini hanya bisa dilakukan pada motor DC shunt
dan kompon
Gambar 3.8
Dimana : IM = motor induksi G = generator DC berpenguat bebas
Pengereman
Suatu motor listrik dapat berhenti dengan adanya geseran yang terjadi tetapi ini
memerlukan waktu yang lama. Agar motor dapat berhenti dalam waktu yang relatif
singkat maka dilakukan pengereman. Ada tiga jenis pengereman :
1. Pengereman dinamik
Gambar 3.9
Pada pengereman ini penghentian motor terjadi akibat tegangan terminal Vt dihilangkan
dan diganti oleh tahanan R1. Pada kondisi ini energi putaran diberikan pada tahanan
R1 yang menyebabkan kecepatan menjadi berkurang, demikian juga tegangan Ea pun
akan turun. Sekarang motor berfungsi sebagai generator tanpa penggerak mula. Untuk
menjaga penurunan kopel yang konstan, R1 harus juga diturunkan. Harga R1 dipilih
sedemikian rupa sehingga arus jangkar tidak terlalu besar (umumnya diambil dua kali
harga arus jangkar pada beban penuh). Harga R1 dapat dihitung dari persamaan :
Ea = IL.R1 + Ia.Ra
1. Pengereman regeneratif
Pengereman jenis ini, energi yang tersimpan pada putaran dikembalikan kepada sistem
jala-jala. Cara ini biasa digunakan pada kereta api listrik. Ketika kereta api
kecepatannya menurun, kecepatan motor laju sekali, karena Ea > V t , yang
mengakibatkan daya dikembalikan kepada sistem jala-jala untuk keperluan lain. Pada
saat daya dikembalikan jala-jala, kecepatan menurun dan proses pengereman
berlangsung seperti pada pengereman dinamik.
1. Pengereman mendadak
Gambar 3.10
Adalah pengereman suatu motor dalam waktu yang sangat singkat dan tiba-tiba yaitu
dengan cara membalik polaritas motor. Tahanan R2 disisipkan antara titik x dan y.
Karena tegangan jangkar telah terbalik polaritasnya, sehingga arahnya sama dengan
tegangan terminal, besarnya R2 pun dapat dihitung dari persamaan :
Ea + Vt = Ia (Ra + R2)
Harga R2 dipilih sedemikian rupa sehingga arus jangkar yang mengalir pada saat
pengereman tidak terlampau besar (umumnya dua kali harga arus pada beban penuh).
Selama pengereman berlangsung Ea turun sehingga R2 harus diperkecil untuk menjaga
penurunan kopel yang konstan.
Gambar 3.11
1. Rugi Listrik
Rugi ini biasa disebut rugi tembaga ( I2.R)
1. Rugi Mekanik
Rugi ini terdiri dari rugi geser pada sikat, rugi geser pada sumbu, dan rugi angin.
Secara diagram rugi-rugi dari mesin DC dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
1. Rugi tahanan medan shunt
2. Rugi tahanan medan seri
3. Rugi tahanan sikat
4. Rugi tahanan jangkar
5. Rugi histerisis dan arus pusar
6. Rugi geser bantalan, sikat, dan angin.
Efisiensi yaitu
h=
Referensi :
1. Berahim, Hamzah Ir.; [1991]; “Pengantar Teknik Tenaga Listrik”; Andi Offset;
Yogyakarta.
Gambar 3.2
Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan Rf
akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub.
Ia = IL (arus beban)
Vf = If.Rf
Vt = Ea + Ia.Ra ; dimana ; Ea = C.n.f
Pin = Vt.Ia + Vf.If
Dimana; Rf = tahanan medan
If = arus medan
Vf = tegangan medan
Vt = tegangan terminal
Ra = tahanan kumparan jangkar
Ia = arus jangkar
– Penguat Sendiri :
4. Motor Seri
Gambar 3.3
Ia = IL = If
Vt = Ea + Ia (Ra + Rf)
Vf = If.Rf
Pin = Vt.Ia
5. Motor shunt
Gambar 3.4
Vt = Vf = If.Rf
Vt = Ea + Ia.Ra
IL = Ia + If
Pin = Vt.IL
– Kompon
6. Kompon panjang
Gambar 3.5
Ia = If1 ; IL = If1 + If2
Vt = If2 .Rf2
Vt = Ea + Ia (Ra + Rf1)
Pin = Vt . IL
7. Kompon pendek
Gambar 3.6
IL = If2 = Ia + If2
Vt = IL.Rf1 + If2.Rf2
Vt = IL.Rf1 + Ea + Ia.Ra
Pin = Vt.IL
Pengaturan Kecepatan
Pengaturan kecepatan memegang peranan penting dalam motor arus searah, karena
motor arus searah memiliki karakteristik kopel-kecepatan yang menguntungkan
dibandingkan dengan motor lainnya. Dasar dari pemikiran tentang pengaturan kecepatan
adalah sebagai berikut :
Ea = C.n.f
Ea = Vt – Ia.Ra
C.n.f = Vt – Ia.Ra ; n=
Dimana : n = putaran (rps)
f = fluks yang timbul
Vt = tegangan terminal
Ia = arus jangkar
Ra = kumparan jangkar
Ea = tegangan balik yang terbangkit di kumparan jangkar
Dari persamaan diatas pengaturan putaran dapat dilakukan dengan mengatur harga-harga
f, Vt, dan Ra.
8. Pengaturan kecepatan dengan mengatur medan shunt (f)
Hal ini dilakukan dengan cara menyisipkan tahanan variabel yang dipasang secara seri
terhadap tahanan medannya dengan rangkaian sebagai berikut :
Gambar 3.7
Pengaturan kecepatan dengan cara ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
– kecepatan terendah didapat dengan membuat tahanan variabel sama dengan nol.
Sedangkan kecepatan tertinggi akan dibatasi oleh perencanaan mesin dimana gaya
sentrifugal maksimum tidak sampai merusak motor.
– Rugi panas yang timbul sangat rendah
– Sederhana dan mudah dalam perangkaiannya
– Pengaturan kecepatan seperti ini hanya bisa dilakukan pada motor DC shunt dan
kompon
Gambar 3.8
Dimana : IM = motor induksi G = generator DC berpenguat bebas
Pengereman
Suatu motor listrik dapat berhenti dengan adanya geseran yang terjadi tetapi ini
memerlukan waktu yang lama. Agar motor dapat berhenti dalam waktu yang relatif
singkat maka dilakukan pengereman. Ada tiga jenis pengereman :
Gambar 3.9
Pada pengereman ini penghentian motor terjadi akibat tegangan terminal Vt dihilangkan
dan diganti oleh tahanan R1. Pada kondisi ini energi putaran diberikan pada tahanan
R1 yang menyebabkan kecepatan menjadi berkurang, demikian juga tegangan Ea pun
akan turun. Sekarang motor berfungsi sebagai generator tanpa penggerak mula. Untuk
menjaga penurunan kopel yang konstan, R1 harus juga diturunkan. Harga R1 dipilih
sedemikian rupa sehingga arus jangkar tidak terlalu besar (umumnya diambil dua kali
harga arus jangkar pada beban penuh). Harga R1 dapat dihitung dari persamaan :
Ea = IL.R1 + Ia.Ra
11. Pengereman regeneratif
Pengereman jenis ini, energi yang tersimpan pada putaran dikembalikan kepada sistem
jala-jala. Cara ini biasa digunakan pada kereta api listrik. Ketika kereta api kecepatannya
menurun, kecepatan motor laju sekali, karena Ea > Vt , yang mengakibatkan daya
dikembalikan kepada sistem jala-jala untuk keperluan lain. Pada saat daya dikembalikan
jala-jala, kecepatan menurun dan proses pengereman berlangsung seperti pada
pengereman dinamik.
12. Pengereman mendadak
Gambar 3.10
Adalah pengereman suatu motor dalam waktu yang sangat singkat dan tiba-tiba yaitu
dengan cara membalik polaritas motor. Tahanan R2 disisipkan antara titik x dan y.
Karena tegangan jangkar telah terbalik polaritasnya, sehingga arahnya sama dengan
tegangan terminal, besarnya R2 pun dapat dihitung dari persamaan :
Ea + Vt = Ia (Ra + R2)
Harga R2 dipilih sedemikian rupa sehingga arus jangkar yang mengalir pada saat
pengereman tidak terlampau besar (umumnya dua kali harga arus pada beban penuh).
Selama pengereman berlangsung Ea turun sehingga R2 harus diperkecil untuk menjaga
penurunan kopel yang konstan.
Gambar 3.11
14. Rugi Listrik
Rugi ini biasa disebut rugi tembaga ( I2.R)
15. Rugi Mekanik
Rugi ini terdiri dari rugi geser pada sikat, rugi geser pada sumbu, dan rugi angin.
Secara diagram rugi-rugi dari mesin DC dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
16. Rugi tahanan medan shunt
17. Rugi tahanan medan seri
18. Rugi tahanan sikat
19. Rugi tahanan jangkar
20. Rugi histerisis dan arus pusar
21. Rugi geser bantalan, sikat, dan angin.
Efisiensi yaitu
h=
Referensi :
22. Berahim, Hamzah Ir.; [1991]; “Pengantar Teknik Tenaga Listrik”; Andi Offset;
Yogyakarta.