BAB I
TUJUAN
Setelah melakukan pratikum tentang proteksi generator dari arus beban lebih dan
drop tegangan diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menentukan karakteristik pemutusan terhadap arus beban lebihdan drop
tegangan pada generator.
2. Dapat menentukan setting arus, tegangan dan waktu sesuai dengan batasan
yang diperbolehkan.
3. Membandingkan hasil pengukuran dengan perhitungan.
BAB II
Tanggal Praktikum …. - …… - 201..
Tanda Tangan
Tanggal Penyerahan …. - …… - 201..
INSTRUKTUR : INSTRUKTUR 1 INSTRUKTUR 2 Ka. Labor T. Listrik
1
………………………………. ..........................
.
2
………………………………. ..........................
.
Ka.Labor : ………………………………. .....................
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
Kampus Politeknik Negeri Padang Limau Manis, Padang, Sumatera Barat
Laman : http://www.polinpdg.ac.id, E-mail : pnp@polinpdg.ac.id
LANDASAN TEORI
Untuk penyetingan arus beban lebih pada sistem ini dapat diatur dengan
menggunakan rumus sebagaimana berikut :
1. Arus maksimal (Imax) beban :
P=V.I
P = V . I . cosӨ
Atau bisa juga menggunakan rumus berikut :
V=I.R
2. Menentukan Isetting :
Isetting = 110% . I
Vsetting = V – n %...........................................................(2)
Keterangan :
n% = besar tegangan turun (dalam persen)
V = tegangan
B.4 Prinsip Kerja Generator Sinkron
Adapun prinsip kerja dari suatu generator sinkron adalah :
1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber
eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan.
Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka
akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.
2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera
dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.
120. f
n=
p
dimana : n = Kecepatan putar rotor (rpm)
P = Jumlah kutub rotor
f = frekuensi (Hz)
3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor
akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar
yang terletak di stator akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah
besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang
melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung
kumparan tersebut.
Untuk generator sinkron tiga fasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang
ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan
kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada
ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 120 0 satu sama
lain. Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk
menghasilkan energi listrik.
B.5 Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron
Stator merupakan group belitan jangkar yang terbuat dari tembaga. Belitan-
belitan ini diletakkan pada alur-alur (slot), dimana suatu belitan konduktor akan
mengandung tahanan (R) dan induktansi (L), maka belitan stator akan
mengandung tahanan stator (Ra) dan induktansi sendiri (Lf). Akibat adanya
pengaruh reaktansi reaksi jangkar Xa dan reaktansi bocor jangkar X maka
Tanggal Praktikum …. - …… - 201..
Tanda Tangan
Tanggal Penyerahan …. - …… - 201..
INSTRUKTUR : INSTRUKTUR 1 INSTRUKTUR 2 Ka. Labor T. Listrik
1
………………………………. ..........................
.
2
………………………………. ..........................
.
Ka.Labor : ………………………………. .....................
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
Kampus Politeknik Negeri Padang Limau Manis, Padang, Sumatera Barat
Laman : http://www.polinpdg.ac.id, E-mail : pnp@polinpdg.ac.id
rangkaian ekivalen suatu generator sinkron dapat dibuat seperti gambar 2.9
berikut:
Dengan menyatakan reaktansi reaksi jangkar dan reaktansi fluks bocor sebagai
reaktansi sinkron, atau Xs = Xa + X persamaan menjadi :
Vt = Ea - jXsIa - RaIa (Volt)
Dimana :
Vf = Tegangan eksitasi (Volt)
Rf = Tahanan belitan medan (Ohm)
Lf = Induktansi belitan medan (Henry)
Radj = Tahanan variabel (Ohm)
Ea = GGL yang dibangkitkan generator sinkron (Volt)
Vt = Tegangan terminal generator sinkron (Volt)
Xa = Reaktansi armatur (Ohm)
X = Reaktansi bocor (Ohm)
BAB III
5 Multimeter 8 Buah
6 Tachometer 1 Buah
7 Kontaktor 1 Buah
BAB IV
LANGKAH PERCOBAAN
BAB V
GAMBAR RANGKAIAN
RANGKAIAN KONTROL
RANGKAIAN DAYA
BAB VII
ANALISIS
MCB 1 FASA
S0
R K1
BEBAN
S1 S M G
K1
T
MCB 3 FASA
PMT
21
22 OCR
21
UVR
22
A1 A1 A1
UVR K1
A2 A2 A2
R S T
BEBAN
MCB 3 FASA
K1 K1
MOTOR
3
GENERATOR
FASA
F1 F2
RECTIFIER
VARIAC
Jadi prinsip kerja dari rangkaian ini mengamankan beban dari tegangan
keluaran generator agar tidak terjadi kerusakan pada generator, jadi misalkan
tegangan rendah otomatis arus akan over jadi ibaratkan OCR dan UVR ini
bagaikan saling terkait, sesuai dengan teori apabila tegangan rendah otomatis arus
akan tinggi, jadi misalkan over arus pada beban makan OCR dan UVR akan
memutuskan kontak tegangan ke beban, dengan memutuskan koil kontator,
dikarenakan pada aliran arus untuk sampai kekontaktor itu terputus dikarenakan
adanya anak kontak dari OCR dan UVR, jadi kontaktor ini lah yang akan
meyambung dan memtuskan beban yang keluar pada generator.
Beban
no Vex (V) Iex (mA) t (s) Ket
(W)
1 300 5 187,4 13 trip
2 500 6 223 17 trip
Dari data yang telah didapatkan bahwa pada data diatas saya
menggunakan settingan UVR dan OCR yang konstan dan menggunakan
E1 jadi pada dasarnya settingan E1 itu rating yang cukup kecil yaitu
kisaran arus 0,5 A samapai 1,5 A. Jadi ketika saat kita memberikan
tegangan eksitasi (VDC) maka tegangan yang dikeluarkan untuk kebeban
juga besar jadi ketika tegangan besaar maka arus eksitasi yang dihasilkan
genarator akan besar maka terdeteksi oleh anak kontak dari OCR dan
UVR, lalu diputuskanlah tegangan kekoil kontaktor sehingga tegangan ke
beban pun terputus.
BAB VIII
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA